gunung berapi

Mengenal Gunung Berapi dan Jenis-Jenis Letusannya

Gunung berapi di Indonesia masuk terbanyak di dunia. Hal ini terjadi karena Indonesia dilalui oleh jalur gunung api dunia yang disebut Ring of Fire. Namun apa yang dimaksud dengan gunung berapi itu sendiri?

Gunung berapi berbeda dengan Gunung Merapi. Gunung berapi adalah sebuah jenis gunung yang dapat mengeluarkan lava, debu vulkanik, dan gas dari ruang magma di dalamnya. Sedangkan Gunung Merapi adalah nama dari sebuah gunung berapi.

Di atas bumi, gunung berapi seringkali ditemukan di tempat di mana lempeng tektonik saling bertabrakan atau berkumpul, namun mereka lebih banyak ditemukan di bawah air. Gunung berapi juga dapat terbentuk di tempat yang terjadi peregangan dan penipisan kerak bumi, seperti yang terjadi pada the East African Rift dan the Wells Gray-Clearwater volcanic and Rio Grande Rift.

Saat gunung berapi meletus, erupsi (ledakan) yang dihasilkan dapat memengaruhi temperatur di atmosfer karena debu dan tetesan asam sulfat yang dikeluarkannya dapat menghalangi cahaya matahari untuk masuk, sehingga suhu di troposfer bumi menjadi dingin. Sejarah pun mencatat bahwa setiap terjadi erupsi besar oleh gunung berapi, setelahnya akan terjadi apa yang dinamakan dengan volcanic winter, yang dapat menyebabkan paceklik di sekitarnya.

Lalu ada apa saja jenis gunung berapi yang ada? Berikut pemaparan masing-masing jenis gunung berapi berdasarkan kategorinya.

Gunung Berapi Berdasarkan Keaktifannya

Gunung berapi dapat dibedakan berdasarkan tingkat keaktifannya. Dalam hal ini berarti ada gunung berapi yang sering meletus, sudah jarang meletus dan sudah tidak dapat meletus. Berikut penjelasan selengkapnya.

1. Gunung Berapi Aktif

Gunung berapi memiliki “umur” keaktifan yang dapat bertahan selama beberapa bulan hingga bahkan jutaan tahun. Inilah mengapa sulit untuk mendefinisikan gunung berapi aktif. Contohnya, banyak dari gunung berapi yang ribuan tahun lalu sering kali meletus namun kini ia tidak lagi menunjukan tanda-tanda erupsi. 

The Smithsonian Global Volcanism Program dan begitu juga kebanyakan dari peneliti, mendefinisikan gunung berapi aktif sebagai gunung yang telah bererupsi dalam 10.000 tahun terakhir (Zaman Holosen). Dari definisi tersebut, hingga tahun 2020 program ini mencatat masih ada 1.420 gunung berapi yang aktif.

Namun, umur gunung berapi juga dapat berbeda berdasarkan lokasinya. Misalnya di China dan Mediterania, gunung berapi dapat aktif selama 3.000 tahun, namun di Amerika dan Kanada, ia hanya dapat aktif selama 300 tahun.

2. Gunung Berapi Tidur (Dormant)

Sangat sulit untuk membedakan gunung berapi yang sudah tidak aktif dan gunung berapi tidur. Gunung berapi yang tidur layaknya gunung berapi yang mati suri. Ia tidak meletus selama ribuan tahun, namun sewaktu-waktu dapat meletus kembali.

Banyak yang berasumsi bahwa jika sebuah gunung berapi tidak pernah meletus selama bertahun-tahun maka ia sudah tidak aktif. Namun ada gunung berapi yang “tidur” selama periode waktu yang sangat lama. Misalnya gunung berapi Yellowstone. Dikatakan bahwa ia tertidur karena setiap kali meletus, ia membutuhkan waktu 700.000 tahun untuk dapat kembali meletus. Begitupun dengan gunung di Danau Toba yang butuh 380.000 tahun untuk dapat meletus kembali.

3. Gunung Berapi Mati (Extinct)

Gunung berapi yang telah mati atau tidak aktif merupakan gunung berapi yang sudah dipastikan tidak dapat meletus kembali dikarenakan ia tidak lagi memiliki pasokan magma. Misalnya gunung Hohentwiel di Jerman, Gunung Shiprock di New Mexico, Gunung Zuidwal di Belanda dan masih banyak lagi.

Tipe Erupsi Gunung Berapi

Gaya dan bentuk erupsi yang dikeluarkan oleh gunung berapi dapat berbeda-beda. Hal ini ditentukan oleh komposisi lava yang dikeluarkannya. Berikut merupakan jenis-jenis gunung berapi berdasarkan erupsinya.

1. Erupsi Eksplosif

Erupsi eksplosif terjadi karena adanya tekanan gas magmatis yang sangat besar dari perut bumi. Hal ini mengakibatkan ledakan yang sangat besar saat terjadi letusan. Erupsi Eksplosif dapat mengakibatkan munculnya kawah yang sangat besar dan akhirnya mengalir dan sebagian terlempar ke daerah sekitar gunung. Jenis material yang dilontarkan gunung saat letusan ini adalah berupa material panas berbentuk padat maupun cair. Salah satu contoh yang pernah terjadi di Indonesia adalah letusan Gunung yang membentuk Danau Batur di Bali.

2. Erupsi Elusif

Pada erupsi elusif, tekanan gas magmatis pada perut bumi tidaklah begitu besar sehingga terjadi ledakan nya kecil atau bahkan tidak terjadi ledakan sama sekali. Namun meskipun begitu letusan tipe ini juga sama berbahayanya dengan Erupsi Eksplosif karena masih mengandung banyak sekali material cair panas yang meluber dan tumpah di sekitar gunung. Contoh gunung dengan tipe letusan seperti ini adalah Gunung Mauna Loa di Hawaii.

Letusan Gunung Berapi Berdasarkan Tingkat Kekentalan Magma

1. Letusan Tipe Hawaii

Letusan tipe Hawaii adalah letusan dengan lava yang keluar berbentuk cair dan akhirnya tumpah ke sekitar gunung. Hal ini terjadi karena sifat benda cair yang gampang sekali mengalir dari tempat tinggi ke rendah. Contoh gunung dengan letusan tipe Hawaii adalah Gunung Mauna Loa, Mauna Kea dan Kilauea di Hawaii.

2. Letusan Tipe Stromboli

Gunung dengan letusan tipe Stromboli meletus dengan interval waktu tertentu. Misal setiap seperempat jam sekali atau sejam sekali. Letusan akan terjadi secara berkala hingga akhirnya kandungan material yang berupa abu vulkanik dan lava habis dikeluarkan. Contoh gunung dengan tipe ini adalah Gunung Stromboli di Kepulauan Lipari dan Gunung Raung di Pulau Jawa.

3. Letusan Tipe Vulkano

Letusan gunung berapi dengan tipe Vulkano akan mengeluarkan banyak sekali material berupa abu, batu dan juga lava cair yang akhirnya mengalir atau terlempar akibat ledakan. Tapi kekuatan erupsi gunung tipe ini juga bergantung pada kedalaman dapur magma dan seberapa banyak kandungan material yang akan dikeluarkan. Gunung dengan tipe ledakan seperti ini adalah Gunung Vesuvius dan Etna di Italia serta Gunung Semeru di Jawa Timur.

4. Letusan Tipe Merapi

Tipe letusan Merapi adalah gunung berapi yang saat meletus mengeluarkan banyak sekali lava kental dari dalam perut bumi. Lava yang kental ini cepat mengering hingga akhirnya akan menyumbat lubang gunung. Karena sumbatan inilah maka material yang belum keluar dari gunung akan mencoba menekan keluar hingga akhirnya terjadi ledakan disertai lemparan material panas dari gunung yang banyak. Selain itu tipe ini juga menghasilkan awan panas yang turun gunung atau dalam bahasa setempat disebut wedhus gembel. Contoh gunung dengan tipe ledakan ini adalah Gunung Merapi di Yogyakarta.

5. Letusan Perret atau Plinian

Letusan tipe ini sangat berbahaya karena kekuatan lembaran material hingga setinggi 80 km di udara. Dan akan langsung menghancurkan puncak gunung dalam sekejap. Contoh gunung dengan tipe letusan ini adalah Gunung St. Helens.

6. Letusan Tipe Pelee

Gunung dengan tipe letusan pelee ini terjadi karena ada sumbatan seperti jarum pada puncak gunung sehingga mengakibatkan tekanan besar dari dalam. Setelah tak kuat menahan tekanan maka gunung akan meletus dengan kekuatan yang besar.

7. Letusan Tipe Saint Vincent

Letusan gunung tipe ini akan menyebabkan danau kawah tumpah bersama lava sehingga daerah di sekitar gunung akan diterjang lahar panas yang sangat berbahaya. Gunung dengan letusan tipe ini adalah Gunung Saint Vincent.

Apakah informasi di atas memberikan pengetahuan yang berguna untuk kamu? Tinggalkan pertanyaan dan pesanmu di kolom komentar, serta jangan lupa untuk membagikan tulisan ini kepada teman-temanmu, ya!

barang tambang

7 Jenis Barang Tambang Yang Wajib Kamu Ketahui

Kegiatan pertambangan diartikan sebagai aktivitas pengekstraksian mineral berharga atau material geologi lainnya dari bumi. Bisa dari dalam lapisan tertentu di dalam bumi atau dasar laut.

Terdapat 4 metode utama yang digunakan dalam pertambangan, yaitu:

  1. Underground Mining

Underground mining atau penggalian bawah tanah merupakan metode penggalian yang relatif mahal dan sering digunakan untuk mendapatkan material yang terletak di dalam perut bumi. Penggali tambang biasanya akan membuat sebuah terowongan bawah tanah untuk memudahkan pengiriman barang tambang dari dalam bumi ke permukaan untuk nantinya diolah.

Terdapat beberapa tipe underground mining yang dikategorikan berdasarkan teknik ekstraksi, proses pengambilan barang tambang dan alat yang digunakan. Seperti misalnya drift mining, slope mining dan masih banyak lagi tipe lainnya.

  1. Surface Mining

Surface mining, atau pertambangan yang dilakukan di permukaan tanah, melibatkan pembuangan tumbuhan, tanah dan bedrock agar dapat memperoleh akses terhadap barang tambang. Metode ini biasa dilakukan untuk mendapatkan material yang relatif kurang berharga.

Metode pertambangan ini juga memiliki jenisnya sendiri. Dan yang paling banyak digunakan yaitu:

  • Open-pit mining: penggalian batuan untuk membuat lubang terbuka yang digunakan untuk mengekstrak material tambang. Metode ini dapat meminimalisir resiko terjadinya kolaps serta lebih memungkinkan penggunaan peralatan berukuran besar.
  • Strip mining: tipe ini digunakan saat akan mengekstrak material yang dangkal dan berlapis.
  1. Placer Mining

Placer mining digunakan untuk menggali bahan tambang berharga dari sedimentasi yang terdapat di aliran sungai, pasir atau area sedimen lainnya. Dalam pengoperasiannya, sedimen lantas akan dicuci dan dibilas untuk mendapatkan material yang diinginkan.

Praktik ini banyak dilakukan guna mendapatkan emas, platina, timah atau material berharga lain. Sekitar 50% dari titanium yang ada di dunia didapatkan melalui pertambangan dengan metode placer mining.

  1. In-situ Mining

In-situ mining atau biasa juga disebut dengan solution mining, merupakan satu-satunya metode yang tidak melibatkan pembersihan bijih dari dalam atau permukaan bumi. Metode ini menggunakan bahan kimia yang dimasukan ke dalam bumi yang lantas akan meluruhkan bijih dari material yang ada di dalamnya. Teknik ini biasa digunakan untuk mendapatkan uranium. Teknik ini juga merupakan teknik yang paling sedikit menghasilkan limbah batuan.

Material geologi yang didapatkan dari kegiatan tersebut lantas disebut dengan barang tambang. Barang tambang memiliki nilai ekonomis yang besar karena ia merupakan bahan baku dari banyak produk yang kita gunakan sehari-hari.

Menurut Undang-Undang No. 11 Tahun 1967 tentang ketentuan pokok pertambangan, barang tambang dibagi dalam 3 golongan berdasarkan manfaat dan kegunaannya, yaitu:

  • Golongan A

Barang ini termasuk dalam barang tambang strategis dan berperan penting bagi perekonomian negara. Contohnya, batu bara, minyak bumi, gas alam, nikel, tembaga, dan timah.

  • Golongan B

Golongan yang satu ini disebut sebagai barang tambang vital dan penting bagi kehidupan banyak orang. Contohnya, emas, belerang, perak, tembaga, platina, dan lain-lain.

  • Golongan C

Tambang yang dikelola oleh masyarakat dan digunakan untuk keperluan industri. Contohnya, fosfat, kaolin, gipsum, batu gamping, marmer, gips, dan lain-lain.

Berbagai Macam Barang tambang

Minyak Bumi (Petroleum)

tambang minyak bumi
Titik pertambangan minyak bumi yang terletak di lepas pantai

Minyak bumi merupakan salah satu jenis pertambangan yang banyak dilakukan di berbagai dunia karena kegunaannya yang krusial bagi kehidupan manusia. Ia berasal dari fosil berbagai material organik purbakala yang berubah bentuk menjadi minyak dikarenakan proses geokimia.

Minyak bumi menjadi sangat penting karena kegunaannya untuk bahan bakar kendaraan, keperluan rumah tangga, pembangkit listrik, bahan baku industri, dan lain-lain. Karena perannya yang cukup vital maka perubahan harga minyak bumi sangat berdampak pada kestabilan ekonomi suatu negara.

Di Indonesia sendiri, minyak bumi ditambang di banyak daerah. Di pulau Sumatera, pertambangan minyak bumi dapat ditemukan di daerah Aceh, Riau, dan Muara Enim. Di pulau Jawa, pertambangan minyak bumi dilakukan di Wonokromo (Surabaya), Cepu (Cilacap), dan Majalengka (Jatibarang). Di Kalimantan, terdapat pertambangan minyak bumi di Tarakan, Amuntai dan sungai Mahakam. Selain dilakukan di daratan, kegiatan pertambangan Minyak Bumi juga biasa dilakukan di area lepas pantai.

Para geologis dan geofisikawan menggunakan survey seismik untuk mencari struktur geologi yang dirasa terdapat cadangan minyak bumi. Metode klasik yang biasa digunakan adalah dengan meledakan bawah tanah di dekat titik tersebut lalu mengobservasi respon seismik yang akan memberi tahu apakah terdapat minyak atau tidak.

Batu Bara

tambang batu bara
Batu bara yang baru saja diekstrak dari dalam bumi

Batu bara terbentuk dari sisa-sisa tumbuhan zaman purba yang akhirnya terkubur dan mengendap di dalam lapisan tanah hingga jutaan tahun lamanya, yang kemudian mendapat tekanan dan suhu yang terus meningkat.

Batu bara memiliki beberapa kategori berdasarkan unsur karbon yang dikandung di dalamnya, yaitu Antrasit (kadar karbon 86-98%), Bituminus (kadar karbon 68-86%), Sub-bituminus (sedikit kandungan karbon dan banyak kandungan air), Lignit (kadar karbon 35-75%, memiliki warna coklat dan dikenal lunak dan ringan), Gambut (berpori-pori dengan kadar air hingga 75%). Semakin tinggi tingkat karbon maka akan semakin hitam warna batu.

Sejak tahun 1880an, manusia telah memanfaatkan batu bara sebagai sumber energi, terutama untuk memproduksi energi listrik dan panas. Untuk kebutuhan industri, batu bara juga sering digunakan dalam membantu proses pemurnian logam. Industri besi juga menggunakan batu bara sebagai bahan bakar yang digunakan untuk mengekstrak besi dari bijih besi. Ia juga digunakan dalam produksi semen.

Hingga saat ini, batu bara masih menjadi bahan utama yang dipakai untuk menghasilkan listrik di seluruh dunia. Oleh karena itu, batu baru merupakan penghasil nomor satu karbondioksida.

Selain itu proses pengambilan atau penambangan batu bara dari perut bumi memerlukan energi yang besar dan juga menghasilkan berbagai produk sampingan. Aktivitas ini sangat erat kaitannya dengan dampak negatif terhadap lingkungan, kesehatan, dan perubahan iklim.

Timah

tambang timah
Pertambangan yang dilakukan di daerah hutan berdampak terhadap lingkungan di sekitarnya

Kegiatan menambang timah telah dilakukan sejak zaman perunggu, karena perunggu itu sendiri merupakan campuran antara tembaga dan timah. Timah jika sudah diolah dapat digunakan sebagai kaleng makanan, pelapis besi agar tidak berkarat dan dalam bentuk lembaran, timah digunakan sebagai pembungkus permen, cokelat hingga rokok. Timah juga merupakan salah satu bahan terpenting yang digunakan untuk memproduksi alat-alat elektronik seperti smartphone, komputer, TV, dan alat elektronik lainnya.

Timah merupakan jenis tambang yang terbilang langka ditemukan jika dibandingkan dengan jenis tambang lain seperti besi. Penggalian yang lebih dalam ke perut bumi pun banyak dilakukan untuk mencari bahan tambang ini. Dan semakin dalam lubang yang diciptakan, maka akan semakin berbahaya juga bagi makhluk hidup. Di tahun 2011, tercatat setidaknya satu pekerja tambang timah tewas di Indonesia.

Pada  2012, Bloomberg Businessweek juga mengangkat cerita pertambangan timah di pulau Bangka yang semakin membahayakan dan destruktif terhadap lingkungan sekitar. Sebanyak satu per tiga dari timah yang dihasilkan di seluruh dunia didapat dari pulau Bangka dan Belitung.

Pengerukan bijih timah di lepas pantai pulau juga telah menghasilkan sedimen yang telah mengubur terumbu karang yang merupakan rumah bagi makhluk laut sehingga merugikan industri perikanan lokal. Hal ini dilakukan secara ilegal meskipun sudah ada larangan untuk melakukan kegiatan pertambangan di area perairan yang terletak 4 mil dari garis pantai.

Bijih Besi

tambang bijih besi
Proses pengangkutan bijih besi yang baru saja diekstrak

Bijih besi merupakan campuran antara bebatuan dan mineral yang nantinya akan menjadi besi yang dapat diolah menjadi berbagai benda. Saat masih dalam bentuk bijih besi, ia kaya akan besi oksida (iron oxide) dan memiliki berbagai macam warna, mulai dari abu gelap, kuning terang atau ungu kelam.

Bijih yang mengandung hematit atau magnetit yang tinggi dikenal dengan sebutan bijih alami atau direct shipping ore.

Bijih besi sendiri merupakan bahan mentah yang digunakan untuk membuat besi kasar (pig iron), yang merupakan bahan baku utama pembuatan baja. Pada tahun 2011, Financial Times mengatakan bahwa bijih besi merupakan bahan tambang yang paling penting bagi ekonomi global dibandingkan komoditas lainnya (kecuali minyak bumi).

Metode pertambangan bijih besi bervariasi tergantung dari tipe bijih yang ditambang. Secara umum, terdapat 4 tipe bijih besi berdasarkan mineralogi dan geologi nya, yaitu magnetit, titano magnetit, hematit masif, dan pisolitik deposit batu besi.

Emas

tambang emas
Emas dapat diubah menjadi berbagai bentuk mulai dari perhiasan hingga menjadi emas batangan

Emas adalah salah satu logam yang tergolong logam mulia karena sifatnya yang tahan korosi (berkarat) dan oksidasi. Emas juga merupakan logam berharga karena memiliki nilai komoditas dan nilai dagang yang relatif tinggi. Dalam sejarah peradaban manusia, emas digunakan sebagai salah satu mata uang atau alat tukar. Oleh karena itu, emas merupakan salah satu jenis bahan tambang utama di dunia.

Mayoritas dari emas yang ada memang diproduksi oleh korporasi besar, namun juga terdapat jutaan orang yang bekerja secara independen untuk perusahaan kecil, dan dalam beberapa kasus juga secara ilegal. Para pekerja tambang independen merupakan mereka yang menggunakan metode-metode rudimental dalam pengekstraksian emas.

Kegiatan pertambangan emas ini seringkali memiliki resiko bagi pekerjanya, yaitu ancaman keracunan dari kimia yang digunakan dalam proses pertambangan serta ancaman tertimbun reruntuhan pertambangan yang kolaps yang dapat mengancam hidup mereka.

Bukan hanya terhadap pekerjanya, kegiatan pertambangan emas juga mengancam lingkungan di sekitarnya. Contohnya kegiatan pertambangan yang dilakukan di hutan tropis semakin menyebabkan deforestasi yang dapat mengancam keanekaragaman hayati. Di daerah aliran sungai, sisa residu merkuri yang digunakan juga mengancam makhluk hidup di daerah aliran sungai.

Tembaga

tambang tembaga
Tembaga dapat diubah menjadi berbagai benda lainnya yang berguna bagi kehidupan manusia

Tembaga adalah salah satu jenis logam dengan simbol unsur kimia Cu (Cuprum). Ia banyak dipakai sebagai konduktor tenaga listrik dan panas, bahan bangunan, dan juga sebagai komponen dari beberapa jenis logam campuran, misalnya untuk logam paduan perhiasan berbahan perak sterling, untuk pembuatan koin, dan sebagainya.

Tembaga adalah salah satu dari sedikit jenis logam yang secara alami dapat langsung dimanfaatkan dari alam tanpa harus dilakukan proses pemurnian. Karena itu, tembaga telah digunakan oleh manusia sejak awal-awal mulai berkembangnya peradaban manusia.

Ketika mengalami proses oksidasi dan menjadi berkarat, permukaan tembaga akan berubah warna menjadi hijau. Hal ini dapat dengan mudah kita perhatikan pada bangunan-bangunan tua khas bangsa barat yang beratapkan tembaga, begitu juga dengan patung-patung tua berbahan tembaga (contoh: Patung Liberty yang berada di Amerika Serikat).

Untuk mengkonversi bijih tembaga menjadi tembaga, serangkaian proses fisika dan elektrokimia perlu dilakukan. Metode yang dilakukan bervariasi di berbagai negara, tergantung dari sumber bijih tembaga, regulasi lingkungan lokal dan faktor lainnya.

Nikel

tambang nikel
Salah satu pemanfaatan bahan nikel yang diubah menjadi kunci pintu

Nikel adalah logam yang dalam penggunaannya banyak dicampur dengan bahan lain sebagai bahan baku untuk membuat benda. Saat dicampur dengan besi, ia akan menjadi tahan karat dan menjadi baja. Sedangkan saat dicampur dengan tembaga, ia akan menjadi kuningan dan perunggu. Selain itu, nikel juga digunakan sebagai bahan untuk membuat uang logam. Daerah penghasil nikel terbesar di Indonesia terdapat di Soroako, Sulawesi Selatan dan Pomala, Sulawesi Tenggara.

Mayoritas dari persediaan nikel di dunia berada dalam bentuk nikel laterit. Terdapat dua metode hidrometalurgi yang dapat digunakan untuk mengekstrak nikel dan kobalt dari nikel laterit, yaitu sulphuric acid leaching dan reduction roast-ammonia leaching.

Apakah informasi di atas memberikan wawasan baru? Tinggalkan pertanyaan dan pesanmu di kolom komentar, dan jangan lupa untuk membagikan artikel ini kepada teman-temanmu ya!

hewan amfibi

Semua Yang Harus Kamu Ketahui Tentang Hewan Amfibi

Apa yang muncul di pikiranmu saat mendengar kata “amfibi”? Apakah kamu langsung memikirkan spesies hewan tertentu?

Kata amfibi atau yang dalam bahasa Inggris disebut dengan amphibian, berasal dari bahasa Yunani yang merupakan gabungan dari kata “amphi” yang berarti dual, dan “bio” yang berarti kehidupan. Untuk itu, kata amfibi merujuk kepada istilah yang diberikan kepada makhluk hidup yang dapat tinggal di dua lingkungan yang berbeda, air dan darat.

Namun tahukah kamu bahwa ternyata tidak semua amfibi memiliki gaya hidup ini?

Pada kenyataannya, beberapa hewan amfibi ada yang lebih banyak menghabiskan waktu di air atau bahkan 100% akuatik karena tidak melalui proses metamorfosis menjadi hewan dewasa, contohnya adalah axolotls.

Jika mereka dapat hidup di air dan darat, lalu bagaimana caranya mereka bernapas?

Beberapa hewan amfibi ada yang bernapas melalui kulitnya dan beberapa ada yang bernapas dengan paru-paru. Kulit mereka harus tetap basah dan terjaga kelembapannya agar kulitnya dapat menyerap oksigen. Untuk itulah mereka mengeluarkan mukus pada permukaan kulitnya agar tetap lembap. Karena jika kulit mereka kering, mereka tidak akan bisa bernapas dan kemudian mati. Sedangkan kecebong dan beberapa amfibi akuatik memiliki insang layaknya ikan yang mereka gunakan untuk bernapas.

Hewan amfibi memiliki dua jenis kelenjar, yaitu kelenjar mukosa dan kelenjar racun. Kelenjar mukosa berisikan cairan protein yang berfungsi membuat kulit hewan tersebut tetap lembap. Sedangkan kelenjar racun, berfungsi sebagai wadah racun yang digunakan sebagai pertahanan diri.

Seperti halnya reptil, hewan amfibi merupakan hewan berdarah dingin. Karena karakteristik kulitnya, mereka rentan terhadap perubahan cuaca. Jika berada di cuaca yang terlalu panas, sel di tubuh mereka akan rusak. Sedangkan jika berada di cuaca yang terlalu berangin, kulit mereka akan kering lalu mengalami dehidrasi. Karena itulah amfibi merupakan hewan pertama yang terancam mati bila terdapat kerusakan lingkungan. Ini juga alasan mengapa beberapa spesies katak kini telah punah.

Hewan amfibi tidak suka cuaca ekstrem. Pada saat musim dingin terjadi di daerah non-tropis, kebanyakan dari hewan amfibi akan berhibernasi di balik lumpur yang terletak di dasar perairan atau menggali tanah untuk berhibernasi. Beberapa hewan amfibi ada juga yang bersembunyi di antara bebatuan pada musim dingin.

Pada saat-saat tersebut, mereka akan memperlambat metabolisme mereka dan detak jantung mereka juga akan melambat. Mereka bertahan hidup dari persediaan lemak hasil sisa makanan yang telah sebelumnya mereka makan. Bahkan ada beberapa spesies kodok yang dapat bertahan di cuaca beku sekalipun dengan menjaga kadar glukosa di dalam darah mereka agar tetap tinggi. Hal tersebut berfungsi sebagai antifreeze alami.

Beberapa dari bagian tubuh mereka, seperti saluran urinnya, dapat benar-benar membeku. Namun, darah dan organ vital mereka tidak. Jantung mereka dapat berhenti berdetak dan mereka dapat berhenti bernapas, namun saat mereka mencair, organ tersebut akan kembali berfungsi dan mereka akan tetap hidup.

Hewan amfibi memiliki external nares yang terletak di langit-langit mulut mereka yang berguna sebagai indera penciuman. Bagian tubuh ini juga dapat berfungsi untuk membantu bernapas.

Beberapa spesies amfibi, seperti salamander, dapat mengeluarkan feromon yang berfungsi sebagai panggilan saat musim kawin.

Banyak dari hewan amfibi memiliki gigi. Namun, jangan bayangkan kalau gigi mereka sama seperti gigi yang kita punya. Mereka hanya memiliki gigi yang disebut dengan Vomerine yang terletak pada rahang atas mereka. Gigi ini berfungsi untuk menahan mangsa yang mereka tangkap agar tidak dapat lepas dan juga untuk mengoyaknya. Saat makan, hewan amfibi menelan mangsanya secara utuh, inilah kenapa mereka tidak memiliki gigi untuk mengunyah.

Beberapa hewan amfibi juga ternyata beracun, lho! Namun biasanya hanya hewan-hewan dengan warna kulit cerah yang memiliki racun. Hal ini merupakan alat pertahanan diri untuk memperingatkan predator bahwa mereka beracun.

Pengelompokan Hewan Amfibi

Menurut phylogenesis tradisional, hewan amfibi terbagi ke dalam 3 sub-kelas, yaitu:

1. Labyrinthodontia

Hewan-hewan di kelas labyrinthodontia merupakan hewan amfibi yang telah punah sejak 350 hingga 190 juta tahun lalu pada era Paleozoic dan Mesozoic. Fitur unik mereka terletak pada enamel giginya yang memiliki pola seperti labirin.

2. Lepospondyli

Hewan di kelas ini merupakan kelompok kecil dari beragam spesies yang hidup 340 hingga 270 juta tahun lalu pada era Carboniferous hingga awal periode Permian.

3. Lissamphibia

Semua spesies amfibi yang kini masih hidup termasuk ke dalam sub-kelas ini. Karakteristik hewan lissamphibia terletak pada struktur giginya, kulit, dan tempat menyimpan cadangan lemaknya. Secara umum, sub-kelas ini juga memiliki ordo berbeda, yaitu:

Anura (Salientia)

Ordo Anura adalah sekelompok hewan yang saat masih berbentuk larva memiliki ekor dan saat sudah dewasa ekornya perlahan hilang. Terdapat lebih dari 3.400 spesies hewan yang tergolong ke dalam ordo Anura.

Hewan yang masuk kategori ini adalah jenis katak dan kodok. Katak memiliki kulit yang selalu lembap dan saat kecil hidup di air namun saat dewasa bisa hidup di air dan di daratan. Kodok yang mirip dengan katak juga termasuk ke dalam kelompok Anura meski memiliki golongan sendiri dalam sistematika penamaan ilmiahnya.

Apoda

Salah satu jenis hewan Apoda adalah Cecilia, hewan amfibi yang tidak memiliki ekor maupun kaki. Bentuknya mirip dengan cacing, belut, dan ular. Tekstur kulit pada cecilia sangat lembut dan berwarna gelap, namun beberapa jenis dari cecilia ditemukan dengan warna kulit sangat cerah seperti merah dan kuning.

Pada kulit cecilia terdapat sisik-sisik kecil seperti ular yang menutupi tubuhnya yang beruas-ruas. Kulit dari hewan ini dapat menghasilkan racun yang dapat membantunya dalam bertahan hidup dari pemangsanya.

Cecilia memiliki pembuahan internal, berbeda dengan jenis katak yang pembuahannya berada di luar tubuh. Cecilia jantan memiliki organ mirip penis yang disebut Phallodeum. Organ ini akan masuk ke tubuh betina melalui kloaka hingga 3 jam lamanya. Hewan ini banyak sekali ditemukan pada area lembap seperti parit atau pinggir sungai.

Hewan ini termasuk ke dalam ordo Gymnophiona dan tersebar di Asia Tenggara, Amerika Tengah dan Selatan, dan Afrika. Mereka adalah hewan fossorial yang memiliki tentacle sensor yang berfungsi sebagai indera karena ia memiliki kemampuan penglihatan yang lemah.

Caudata

Hewan amfibi jenis ini adalah salamander. Hewan salamander berbentuk menyerupai kadal yang biasanya hidup di darat. Tapi salamander dapat hidup dan bernapas di dalam air. Tubuh salamander memanjang dengan ekor yang cukup panjang tapi kaki yang pendek.

Hewan ini memiliki 550 jenis dan tersebar di seluruh dunia, namun sayang di Indonesia tidak memiliki hewan salamander ini. Hanya jenis katak dan cecilia yang ada. Meskipun jenis ini amfibi namun, beberapa jenis dari salamander ada yang sejak kecil hingga dewasa dominan hidup di air, bahkan tidak pernah ke darat sama sekali. Salamander memiliki keunikan dalam hal regenerasi. Bagian tubuh yang putus pada salamander bisa perlahan-lahan tumbuh lagi menjadi organ yang baru, kemampuan sama seperti yang dimiliki oleh kadal dan cicak.

Metamorfosis Pada Hewan Amfibi

hewan amfibi
Hewan amfibi mengalami apa yang dinamakan dengan proses metamorfosis dalam perkembangannya

Hal menarik lainnya yang dapat diperhatikan dari hewan amfibi adalah siklus perkembangannya mulai dari telur-larva-hewan dewasa.

Larva merupakan tahap di mana hewan amfibi sepenuhnya hidup di air. Mereka bergerak dengan cara berenang. Larva katak dan kodok disebut dengan kecebong. Pada saat kecebong mencapai ukuran tertentu, bagian tubuh dan paru-paru akan mulai tumbuh dan ekor perlahan mulai menghilang. Setelah itu mereka akan mulai melompat atau merangkak keluar dari air pada saat dewasa untuk menghabiskan hidup mereka di darat. Proses inilah yang dinamakan dengan metamorfosis.

Metamorfosis merupakan proses biologis di mana hewan amfibi secara fisik berkembang setelah menetas dari telur. Namun proses ini tidak terjadi pada reptil. Perubahan yang terjadi meliputi struktur pada tubuh hewan melalui pertumbuhan sel dan diferensiasi. Proses metamorfosis biasanya akan diikuti dengan perubahan sumber nutrisi atau perilaku. Sangat sedikit vertebrata yang mengalami proses metamorfosis, namun semua hewan amfibi mengalaminya hingga taraf tertentu.

Pada hewan amfibi, metamorfosis diatur oleh jumlah thyroxine di dalam darah yang dapat membantu menstimulasi terjadinya metamorfosis, dan prolactin yang dapat mencegah efeknya.

Tidak semua hewan melalui tahapan metamorfosis yang sama. Beberapa ada yang mengalami proses metamorfosis sempurna, dan sisanya mengalami proses metamorfosis tidak sempurna.

Metamorfosis sempurna merujuk pada proses perubahan yang terjadi selama hidup hewan tersebut di mana perubahan fisik terjadi secara drastis. Sebagai contohnya katak dan kodok yang melalui fase berupa telur, kecebong, dan katak dewasa yang berbeda antara satu dan lainnya.

Sementara itu, metamorfosis tidak sempurna mengacu kepada perkembangan pada suatu hewan di mana perubahan fisik tidak banyak terjadi. Contohnya adalah pada beberapa serangga seperti nyamuk dan belalang. Tidak banyak perbedaan ditemukan antara bentuk nimfa belalang dan belalang dewasa. Pun demikian dengan kecoa, yang tidak banyak berubah bentuk antara saat masih berupa nimfa dengan kecoa setelah dewasa.

Apa sekarang kamu jadi lebih paham mengenai kehidupan hewan amfibi? Tinggalkan pesan dan pertanyaanmu di kolom komentar serta jangan lupa untuk membagikan tulisan ini ke teman-temanmu, ya!

hewan listrik

Kumpulan Hewan yang Mampu Menghasilkan Listrik

Tahukah kamu banyak hewan di luar sana yang mampu menghasilkan listrik dari dalam tubuhnya? Kebanyakan hewan tersebut memanfaatkan hal itu sebagai mekanisme pertahanan diri dari serangan predator, alat pendeteksi atau alat melumpuhkan mangsa. Lalu apa saja hewan-hewan tersebut dan bagaimana bisa mereka menghasilkan listrik? Simak penjelasan selengkapnya di bawah ini.

Hewan-Hewan yang Dapat Menghasilkan Listrik

1. Belut listrik

belut lsitrik
Meskipun disebut belut listrik, sebenarnya hewan ini bukanlah termasuk belut

Belut listrik, atau Sidat listrik, biasa ditemukan di Sungai Amazon dan Sungai Orinoko dan daerah-daerah sekitar aliran sungai Amerika Selatan. Belut listrik mampu menghasilkan aliran listrik yang cukup kuat hingga membuat mangsanya, biasanya ikan lain, tersengat.

Di dalam tubuh belut listrik, terdapat organ yang memiliki 6000 sel elektrolisis yang dapat menyimpan tenaga listrik layaknya baterai. Saat mereka merasa terancam atau memangsa ikan, sel-sel tersebut akan mengeluarkan listrik secara bersamaan.

Seekor belut listrik dewasa mampu melepaskan kejutan listrik hingga bertegangan 660 volt. Kelebihan dari Sidat Listrik dapat menghasilkan kejutan tanpa lelah selama satu jam dan kemampuannya untuk mengontrol intensitas guncangan atau tegangan listrik mereka.

Kematian manusia yang diakibatkan oleh sengatan belut listrik jarang sekali terjadi. Namun, sengatan tersebut dapat menyebabkan gagal jantung dan kesulitan bernapas yang kemudian dapat beresiko tenggelam. Kejutan seekor belut listrik yang 660 volt itu diyakini sanggup membuat seekor kuda mengalami gagal nafas dan gagal jantung, apalagi manusia.

2. Echidna

echidna
Hewan ini masih berkerabat dengan platypus

Echidna, atau juga biasa disebut babi duri, merupakan hewan yang hanya dapat ditemukan di Australia dan Papua. Echidna dikenal karena keunikannya sebagai salah satu dari sedikit binatang mamalia yang bereproduksi dengan cara bertelur. Namun tidak banyak orang awam yang tau kalau mereka juga memiliki kemampuan mendeteksi medan listrik.

Dengan menggunakan elektroseptor yang terletak di moncongnya, ia mampu mendeteksi medan listrik yang dihasilkan oleh mangsanya (serangga dan cacing), mereka dapat dengan mudah menemukan mangsa di dalam air atau di dalam tanah, sekalipun dalam gelap gulita.

3. Ikan Hidung Gajah

ikan hidung gajah
Ikan hidung gajah hanya ditemukan di Afrika bagian barat dan tengah

Hidung dari ikan ini sebenarnya adalah perpanjangan dari dagu yang memanjang terlihat seolah-olah seperti belalai gajah. Ikan ini dapat hidup di lingkungan air yang gelap dan sangat pekat kandungan tanahnya. Karena kondisi lingkungan hidupnya tersebut, ikan hidung gajah memiliki indra penglihatan yang lemah, akan tetapi ia dapat dengan mudah mencari makan dan bernavigasi dengan kemampuan listriknya.

Kemampuan listrik ikan hidung gajah sangatlah unik dan luar biasa, selain menghasilkan listrik, mereka juga dapat menangkap dan mendeteksi kembali medan listrik yang mereka hasilkan, kombinasi ini menghasilkan kemampuan semacam radar. Secara ilmiah “hidung gajah” yang dimiliki ikan ini disebut Schnauzer Organ. Organ ini sangatlah sensitif.

Dengan bantuan organ tersebut, ikan hidung gajah dapat membedakan antara mangsa hidup atau mati yang bahkan terpendam 2 centimeter di dalam tanah. Mereka juga dapat menggunakan organ Schnauzer Organ ini untuk menentukan jarak dan membedakan berbagai jenis materi, bentuk serta ukuran objek-objek yang ada sekitar mereka.

4. Ikan Pari Elektrik (Stingray)

ikan pari elektrik
Selain sebagai bentuk mekanisme pertahanan, ikan pari elektrik menggunakan listrik untuk melumpuhkan mangsanya

Semua jenis ikan pari memiliki kemampuan untuk mendeteksi medan listrik. Namun ikan pari elektrik tidak hanya dapat mendeteksi medan listrik, melainkan juga dapat menghasilkan listrik melalui sebuah organ berbentuk seperti ginjal yang ada pada ikan pari elektrik.

Mereka menghasilkan listrik utamanya sebagai bentuk perlindungan diri. Jika ada predator yang coba-coba mendekat, di saat itulah ikan pari elektrik akan mengejutkan listriknya. Mereka dapat mengontrol kekuatan kejutan listriknya, mulai dari kejutan kecil hingga kejutan yang cukup besar yang dapat menyebabkan manusia pingsan.

Walaupun jarang, para peneliti sempat menyaksikan bahwa mereka juga menggunakan kemampuan kejutan listrik ini untuk melumpuhkan mangsa, mencari pasangan, hingga berkomunikasi dengan sesama ikan pari listrik.

5. Stargazer

Hewan laut yang tidak banyak diketahui ini memiliki otot mata yang dimodifikasi agar dapat mengalirkan listrik. Aliran tersebut lantas dapat membuat mangsanya terkejut dan tidak dapat bergerak. Selain itu, hal ini juga dijadikan sebagai mekanisme pertahanan.

6. Lebah

Warna dan wangi bunga yang memikat bukan satu-satunya hal yang membuat lebah senang hinggap di bunga. Bunga mampu mengalami perubahan aliran elektrik setelah ada makhluk lain yang menghinggapinya. Jadi dengan mendeteksi medan elektrik tersebut, lebah dapat menentukan apakah sebuah bunga layak dihinggapi atau tidak.

7. Oriental Hornet

Hal ini mungkin akan terdengar aneh, namun oriental hornet mendapatkan kekuatan elektriknya dari matahari. Serangga ini memiliki jaringan kuning khusus yang mampu menyerap cahaya matahari. Ia juga memiliki jaringan cokelat yang dapat membuat tenaga listrik. Serangga ini menggunakan aliran elektrik tersebut sebagai sumber kekuatan.

8. Laba-laba

Laba-laba melapisi jaringnya dengan semacam lem yang mampu menarik partikel yang memiliki medan magnet seperti serangga lain. Daya tarik ini begitu kuat hingga jaring tersebut mampu bergerak maju mengikuti mangsa. Selain itu, jaring tersebut juga mampu menarik polutan, loh. Jadi secara tidak langsung laba-laba dapat membantumu membersihkan ruangan dari debu yang ada.

9. Hiu

Tahukah kamu bahwa hiu memiliki reseptor di moncongnya yang disebut dengan ampullae of Lorenzini? Lalu apa gunanya? Reseptor ini mampu mendeteksi medan elektrik yang dikeluarkan oleh tubuh mangsanya sehingga hiu dapat dengan cepat mendeteksi mereka. Hal ini sangat berguna saat berada di kedalaman laut. Karena mangsa biasanya berada jauh atau dapat berkamuflase dengan lingkungannya.

10. Lumba-lumba Guiana

Lumba-lumba Guiana mungkin terlihat seperti lumba-lumba lainnya yang ramah, lucu dan menggemaskan. Namun jika kamu teliti lebih jauh, kamu akan dapat melihat sisi lain dari lumba-lumba ini.

Hewan ini memiliki semacam kumis di moncongnya yang ternyata mampu mendeteksi medan magnet yang dikeluarkan oleh mangsanya. Seperti halnya hiu, reseptor pada hewan ini memiliki semacam gel yang dapat membuatnya mendeteksi keberadaan mangsa. 

Setiap ujung kumis tersebut dikelilingi oleh pembuluh darah yang terhubung ke saraf trigeminal.

Apakah informasi di atas memberikan pengetahuan yang berguna untuk kamu? Tinggalkan pertanyaan dan pesanmu di kolom komentar, serta jangan lupa untuk membagikan tulisan ini kepada teman-temanmu, ya!

awan

Jenis-Jenis Awan Yang Perlu Kita Ketahui

Pernahkah kamu berpikir awan terbuat dari apa? Apa yang membuatnya bisa terlihat lembut seperti kapas namun mampu menciptakan hujan? Awan merupakan akumulasi dari butiran-butiran air, kristal es, atau uap air, yang merupakan hasil evaporasi dari permukaan bumi. Butiran-butiran tersebut lalu tertahan di atmosfer bumi sehingga menggumpal dan menjadikannya awan.

Uap air berubah menjadi awan pada saat ia menjadi dingin dan terkondensasi di udara. Agar dapat terkondensasi, uap air harus menempel kepada suatu benda padat seperti debu, serbuk sari, butiran air, atau kristal es. Uap air yang terkondensasi di permukaan bumi disebut dengan embun.

Simak video penjelasan proses pembentukan awan yang lebih rinci:

Tapi tahukah kamu awan juga dapat terbentuk di permukaan tanah? Awan ini kita kenal dengan sebutan kabut. Cara terbentuknya sama dengan awan, hanya saja kabut terbentuk jika materi pembentuknya berada dekat dengan permukaan tanah dan temperatur di sekitarnya berada kurang dari 2.5 °C. Inilah mengapa ia hanya terlihat pada saat musim hujan atau di daerah dengan suhu rendah.

Lalu, bagaimana caranya awan yang berada di langit menciptakan hujan?

Simak proses bagaimana awan bisa menghasilkan hujan di video singkat ini:

Bentuk awan bervariasi jika dilihat dari bentuk dan ukurannya. Namun walau begitu, proses pembentukannya tetaplah sama. Jenis-jenis awan yang berbeda ini diklasifikasikan berdasarkan bentuk dan letak ketinggiannya. Namun beberapa juga ada yang dikelompokan berdasarkan karakteristik unik mereka, seperti awan yang terbentuk di pegunungan (awan Lenticular) atau yang terbentuk di bawah awan yang sudah ada (awan Mammatus).

Namun, kali ini tim kitacerdas akan membahas lebih dalam mengenai klasifikasi awan yang dikelompokan berdasarkan letak ketinggiannya, yaitu:

Awan rendah (0-2 km dari permukaan tanah)

1. Stratokumulus

awan stratocumulus
Orang-orang biasanya berpikir pasti akan turun hujan jika awan ini muncul. Namun pada kenyataannya awan ini bukanlah awan yang muncul sebelum hujan

Awan ini terletak sangat rendah sehingga dari tanah kita dapat melihatnya dengan jelas. Awan stratokumulus dapat menghasilkan hujan namun biasanya tidak lebat. Awan ini berbentuk bulat dengan gumpalan yang nampak berkumpul atau memisah secara teratur di langit dengan warna keabu-abuan.

Awan stratocumulus terlihat seperti selimut putih tebal yang memiliki sedikit kemiripan dengan awan kumulus, hanya saja jauh lebih besar. Awan jenis ini berwarna terang hingga abu-abu gelap tergantung dari ketebalannya.

2. Stratus

awan stratus
Awan ini terdiri dari lapisan awan-awan tipis yang menyelimuti langit

Awan stratus berbentuk lapisan tipis melebar pada langit dengan warna putih menuju keabu-abuan. Awan ini merupakan awan yang paling banyak ditemui di seluruh dunia, khususnya di daerah pesisir dan pegunungan.

Ia juga merupakan tanda kestabilan tekanan udara pada atmosfer. Bentuk awan stratus sangat teratur di langit meski kadang ditemui bentuk yang pecah tak beraturan. Kadang awan stratus menjadi tebal dan menutup cahaya matahari dan bulan.

Ia dapat juga dikatakan sebagai kabut karena letaknya yang dekat dengan permukaan tanah. Kamu dapat dengan mudah mengenali jenis awan ini dari lapisan awan yang memanjang secara horizontal dan berbentuk seperti kabut.

Ia dapat memproduksi hujan atau salju ringan jika temperatur di bawahnya dingin. Awan ini dapat berubah menjadi awan nimbostratus jika mendapatkan kelembapan yang cukup di permukaannya.

3. Nimbostratus

awan nimbostratus
Tekstur awan nimbostratus yang tebal kerap menutup cahaya matahari dan dipercaya sebagai pertanda akan turun hujan

Nimbostratus berasal dari kata Latin “nimbus” yang berarti hujan, dan “stratus” yang berarti tersebar. Awan nimbostratus berbentuk tebal dan cenderung tidak teratur dengan warna putih keabu-abuan. Awan ini kerap sekali menghasilkan salju maupun hujan. Untuk daerah tropis awan ini menghasilkan hujan yang cukup tinggi, sedangkan di daerah subtropis hingga dingin mampu menghasilkan salju.

Awan ini dapat terbentuk dari awan jenis lain seperti contohnya awan altostratus yang sedang naik atau awan kumulonimbus yang sedang menyebar.

Awan Sedang (2-6 km dari permukaan tanah)

1. Altokumulus

awan altocumulus
Jika kamu melihat awan altokumulus di pagi hari, maka besar kemungkinan akan ada badai di sore harinya

Awan altokumulus berbentuk bulatan kecil-kecil seperti kapas yang menyebar luas di langit. Satu antara yang lain seperti terikat. Awan altokumulus memiliki warna putih hingga abu-abu. Persebaran awan ini sangat teratur di langit dan dapat menyelimuti sebagian besar permukaan langit. Munculnya awan altokumulus terkadang menandakan akan terjadinya hujan deras disertai petir (badai).

Awan ini terbentuk di ketinggian rendah sehingga tercipta dari butiran air. Namun pada saat naik ke udara, kristal es juga ikut membentuk awan ini. Awan altrokumulus biasanya muncul di antara awan cirrus dan awan stratus. Saat awan ini muncul bersamaan dengan awan jenis lain, biasanya akan diikuti oleh badai.

2. Altostratus

awan altostratus
Awan ini dapat berubah menjadi awan nimbostratus pada saat mencapai kelembapan yang tinggi hingga dapat menciptakan hujan deras

Awan altostratus banyak sekali mengandung butiran air. Oleh karena itu awan ini dapat menghasilkan hujan ringan dan virga (hujan yang tidak sampai ke tanah). Secara fisik, awan ini berbentuk lembaran-lembaran tipis dan membentuk jalur-jalur berwarna keabu-abuan. Inilah mengapa ia kerap juga disebut dengan “boring cloud”.

Awan ini menutup sebagian besar permukaan langit, meski beberapa bagian masih dapat ditembus oleh cahaya matahari. Terbentuknya awan ini biasanya saat senja dan malam hari lalu akan perlahan hilang jika siang datang dengan matahari yang terik. Awan altostratus dapat membentang bermil-mil jauhnya dan biasa dikaitkan dengan munculnya hujan ringan atau salju.

Awan tinggi (6-12 km dari permukaan tanah)

1. Cirrus

awan cirrus
Kemunculan awan ini merupakan pertanda bagi cuaca baik dan hari yang cerah

Awan ini memiliki struktur yang sangat halus seperti serat dan berbentuk seperti bulu burung. Selain itu awan cirrus juga sering berbentuk seperti pita yang melengkung di langit seakan-akan bertemu pada beberapa titik di ufuk. Awan cirrus sering mengandung kristal es sehingga awan ini sangat jarang sekali menghasilkan hujan.

Awan ini kerap menghalau cahaya matahari atau bulan sehingga menimbulkan fenomena alam halo. Fenomena ini terjadi akibat kristal es dalam awan cirrus yang membiaskan sinar matahari sehingga membentuk lingkaran cincin yang mengelilingi matahari.

Awan ini dapat dengan mudah dibedakan dari awan lainnya karena memiliki warna kuning terang atau merah sebelum matahari terbit dan setelah matahari terbenam.

2. Cirrostratus

awan cirrostratus
Awan cirrostratus dapat berubah menjadi awan altostratus pada saat terbentuk di ketinggian rendah

Awan cirrostratus memiliki warna agak kelabu dan bertekstur sangat halus saat berada di atmosfer. Bentuknya kadang menyerupai anyaman tidak teratur. Awan ini memiliki serabut-serabut tipis dan dapat menutup sebagian isi langit. Awan cirrostratus mengandung kristal es yang banyak karena letaknya yang sangat tinggi di atmosfer. Pada keadaan tertentu, awan cirrostratus akan menebal dan membuat fenomena halo (lingkaran pada matahari atau bulan).

Awan ini bersifat translusen sehingga memudahkan cahaya matahari atau bulan untuk tembus. Ia memiliki warna yang beragam, mulai dari abu-abu cerah hingga putih, tergantung kepada ketebalannya. Awan cirrostratus yang berwarna putih berarti ia menyimpan banyak cairan, pertanda kemunculan warm front system.

Awan ini hampir selalu bergerak ke arah barat. Kemunculan awan ini dikaitkan dengan akan turunnya hujan di hari berikutnya.

3. Cirrokumulus

awan cirrocumulus
Awan ini memiliki garis panjang berstruktur yang berbentuk seperti gerombolan ikan mackerel

Jenis awan cirrocumulus memiliki bentuk putus-putus teratur seperti gerombolan domba atau sisik ikan yang sangat tipis di langit. Karena letaknya yang sangat tinggi, awan ini menyimpan banyak sekali kristal es dan tetesan air yang sangat dingin. Karena susunan yang teratur ini para pelaut menyebut awan ini sebagai “gerombolan ikan mackerel di langit”.

Ia tidak pernah memproduksi hujan meskipun dapat menjadi pertanda cuaca dingin, dan juga tidak pernah berinteraksi dengan awan lain guna membentuk jenis awan yang lebih besar.

Awan vertikal (450 m –  km dari permukaan tanah)

1. Kumulus

awan cumulus
Awan ini merupakan pertanda bahwa cuaca pada hari tersebut akan normal

Awan ini berbentuk memanjang ke atas dan tebal. Nama awan ini berasal dari kata latin “cumulo” yang berarti tumpukan. Awan kumulus terjadi karena tekanan udara di atmosfer sedang labil. Jika keadaan ini terus berlanjut, maka awan ini bisa tumbuh dan berubah menjadi awan cumulonimbus. Kandungan awan kumulus adalah butiran air serta es yang sangat dingin.

Pada bagian yang terkena cahaya matahari akan terlihat kilauan berwarna putih. Jenis awan ini merupakan awan yang paling sering dilihat dan dapat memproduksi hujan ringan. Ia dapat ditemukan di berbagai dunia bahkan di daerah kutub.

2. Kumulonimbus

awan cumulonimbus
Ia merupakan satu-satunya jenis awan yang masuk ke dalam dua kategori sekaligus

Awan ini adalah perkembangan dari awan kumulus dengan bentuk yang lebih besar serta menjulang ke atas seperti kubah dan berwarna abu-abu hingga gelap. Awan ini erat hubungannya dengan hujan deras yang disertai angin dan petir. Awan kumulonimbus kerap disebut awan yang berbahaya karena di dalamnya terdapat banyak sekali muatan-muatan listrik.

Ia berbentuk vertikal dan memanjang dari 1 hingga 8 km, inilah mengapa ia juga kadang disebut sebagai “tower cloud”. Karena itulah juga masuk ke dalam dua kategori, yaitu awan rendah dan awan tinggi. Pada ketinggian rendah, awan ini terbentuk dari butiran air, sementara pada ketinggian di atas 6 km ia terbentuk dari kristal es.

Ia biasa terlihat pada saat sore hari di musim panas dan semi, pada saat permukaan bumi melepaskan energi panas. Kemunculan awan ini dikaitkan dengan munculnya badai di suatu tempat.

Apa sekarang kamu menjadi lebih paham mengenai pengklasifikasian awan berdasarkan ketinggiannya? Tinggalkan pertanyaan dan pendapatmu di kolom komentar, serta jangan lupa untuk membagikan tulisan ini kepada teman-temanmu, ya!

kupu-kupu

Kumpulan Fakta Unik dan Mengagumkan Kupu-Kupu

Kupu-kupu merupakan serangga yang berasal dari ordo Lepidoptera. Serangga lain yang termasuk ke dalam ordo ini adalah Ngengat. Kupu-kupu dewasa memiliki sayap yang lebar dan sering kali berwarna cerah. Menurut fosil yang ditemukan oleh ilmuwan, keberadaannya telah ada sejak zaman Paleosen, sekitar 56 juta tahun yang lalu.

Terdapat lebih dari 180.000 jenis kupu-kupu yang dapat ditemui di berbagai benua di dunia, kecuali di Antartika. Secara umum, ia memiliki 4 tingkat siklus kehidupan. Seperti kita ketahui, kupu-kupu berasal dari ulat. Saat masih menjadi ulat ia akan berkembang dan kemudian menjadi kepompong. Saat metamorfosisnya telah komplit, kepompong akan pecah dan keluarlah kupu-kupu.

Kupu-kupu merupakan hewan polimorfik, dan banyak dari spesiesnya yang menggunakan mekanisme kamuflase, mimikri dan aposematisme untuk melindungi diri dari predator. Beberapa spesies, seperti monarch dan the painted lady, bermigrasi dengan menempuh perjalanan jauh.

Kupu-kupu rawan diserang parasit atau parasitoid, seperti tawon, protozoa, lalat dan makhluk invertebrata lainnya. Beberapa dari spesies kupu-kupu merupakan hama karena pada saat di tahap larva, mereka dapat menghancurkan pohon dan perkebunan. Beberapa spesies lain juga dikenal sebagai agen polinator untuk tumbuhan. Larva dari beberapa spesies kupu-kupu, seperti contohnya harvester, memakan serangga berbahaya dan beberapa bahkan menjadi predator bagi semut. Sementara spesies lainnya dapat hidup berasaskan simbiosis mutualisme dengan semut.

Klasifikasi

kupu-kupu
Terdapat banyak spesies kupu-kupu yang tersebar di berbagai benua di dunia

Fosil Lepidoptera tertua yang pernah ditemukan adalah Archaeolepis mane, jenis ngengat kecil dari zaman Jurassic yang ada sekitar 190 juta tahun lalu. Kupu-kupu sendiri merupakan hasil evolusi dari ngengat. Kupu-kupu berevolusi menjadi monofiletik, sementara ngengat tidak. Kupu-kupu tertua yang pernah ada berasal dari Fur Formation of Denmark dan diperkirakan berumur 55 juta tahun.

Secara tradisional, kupu-kupu diklasifikasikan ke dalam superfamili Papilionoidea tanpa memasukan kelompok-kelompok kecil Hesperiidae (skippers) dan jenis yang lebih menyerupai ngengat, seperti Hedylidae of America.

Beberapa Fakta Unik Kupu-Kupu

1. Berbeda Dengan Ngengat

kupu-kupu dan ngengat
Kupu-kupu dan ngengat berasal dari satu kelompok serangga yang sama yaitu Lepidoptera

Jika dilihat secara sekilas, mungkin beberapa orang akan sulit membedakan antara kupu-kupu dan ngengat. Hal ini tidak mengagetkan, karena seperti telah dijelaskan sebelumnya, kupu-kupu merupakan hasil evolusi dari ngengat. Jadi tentu saja mereka masih memiliki keterkaitan dan rupa yang hampir mirip.

Perbedaan mendasar antara kupu-kupu dan ngengat bisa kamu lihat dari sayapnya. Kupu-kupu memiliki sayap yang lebih cerah dan transparan, sedangkan ngengat lebih gelap. Abdomen atau perut kupu-kupu lebih ramping dan panjang dari ngengat yang lebih besar dan pendek.

Hal lain yang memudahkan kamu untuk membedakan ngengat dan kupu-kupu adalah waktu kemunculannya. Kupu-kupu suka sinar matahari sedangkan ngengat lebih suka keluar saat malam hari. Terakhir, saat fase ulat, rambut dari ulat kupu-kupu lebih kasar bahkan menyerupai jarum kecil. Sedangkan ulat ngengat memiliki rambut yang lebih halus, namun jika mengenai tangan akan terasa lebih gatal.

2. Merasakan Dengan Kaki

Kaki pada kupu-kupu digunakan untuk merasakan. Kupu-kupu menggunakannya untuk menemukan tempat mencari makan dan pohon inang untuk meletakkan telurnya kelak. Kaki pada kupu-kupu akan menggesek-gesek daun atau batang tanaman agar sarinya keluar. Setelah itu organ chemoreceptor yang ada pada kaki belakang akan mendeteksi apakah pohon ini cocok untuk ditempati telur atau tidak. Hal inilah yang membuat kita sering melihat ulat yang sama pada pohon tertentu.

Tidak seperti hewan kebanyakan, reseptor perasa pada kupu-kupu terletak pada kakinya dan hal ini berguna untuk membantu mereka menemukan tumbuhan untuk bersarang dan meletakan makanan. Kupu-kupu betina akan hinggap di banyak tumbuhan lalu menginjak-injak tumbuhan tersebut dengan kakinya hingga tumbuhan tersebut mengeluarkan nektar.

Bukan hanya itu saja, tulang di belakang pada kakinya juga memiliki kemoreseptor yang dapat mendeteksi kandungan pada tumbuhan. Saat ia menemukan tumbuhan yang tepat, ia akan menetaskan telurnya di tumbuhan tersebut.

Lalu bagaimana caranya mereka makan? Kupu-kupu ternyata tidak mampu menggigit atau mengunyah, loh! Jadi saat mereka makan, mereka menggunakan apa yang disebut dengan proboscis, sebuah organ yang menyerupai selang panjang untuk menghisap nektar yang berbentuk cair.

3. Memiliki Waktu Hidup yang Singkat

Kupu-kupu merupakan salah satu hewan yang memiliki waktu hidup yang sangat singkat. Segera setelah ia keluar dari kepompong, ia lantas hanya memiliki waktu 2 hingga 4 minggu untuk hidup. Dan selama waktu hidupnya tersebut ia hanya akan makan dan bereproduksi. Setelah itu, kupu-kupu akan mati dengan sendirinya.

Beberapa jenis kupu-kupu kecil seperti the blues bahkan hanya mampu hidup selama beberapa hari. Namun, beberapa jenis lainnya seperti monarchs dan mourning cloaks mampu hidup hingga 9 bulan lamanya.

4. Membutuhkan Suhu Tertentu Untuk Terbang

Kupu-kupu membutuhkan temperatur tubuh yang ideal untuk dapat terbang, yaitu sekitar 85° F. Karena mereka merupakan hewan berdarah dingin, kupu-kupu tidak dapat mengatur suhu tubuh mereka sendiri dan bergantung kepada suhu di sekitarnya.

Jika suhu di sekitar mereka turun hingga mencapai 55° F/12° C, mereka tidak akan mampu terbang. Ia membutuhkan suhu antara 82 – 100° F untuk dapat terbang. Saat udara sangat dingin maka tubuh kupu-kupu akan terpengaruh sehingga hilanglah kemampuan terbang untuk mencari makan atau menghindar dari predatornya.

Kupu-kupu Ternyata Rabun Dekat

Tahukah kamu bahwa kupu-kupu ternyata rabun dekat? Mereka hanya mampu melihat objek berjarak 10 hingga 12 kaki. Selebihnya, penglihatan mereka akan menjadi buram.

Meskipun begitu, mereka memiliki kelebihan lain pada penglihatannya, yaitu mampu melihat warna lain yang tidak dapat dilihat oleh manusia. Mereka juga mampu melihat warna ultraviolet, loh! Sinar ultraviolet ternyata dapat meninggalkan tanda pada sayap kupu-kupu. Hal ini akan membantu kupu-kupu mengidentifikasi kupu-kupu lain dan mencari pasangan. Tanda ultraviolet juga terdapat pada bunga yang berperan sebagai sinyal lalu lintas kupu-kupu yang akan menjadi pollinator.

Memiliki Mekanisme Pertahanan Yang Unik

Kupu-kupu diposisikan berada di bawah rantai makanan, sehingga banyak predator di luar sana yang dapat kapan saja memangsa mereka. Untuk itu mereka membutuhkan semacam mekanisme pertahanan. Beberapa jenis kupu-kupu mampu berkamuflase dengan melipat sayap mereka untuk dapat berbaur dengan benda di sekitarnya.

Jenis lainnya ada yang melakukan hal sebaliknya, yaitu dengan menonjolkan corak warna tubuh mereka yang mencolok. Warna mencolok pada hewan diidentikan dengan hewan beracun. Dengan menonjolkan warna tersebut, kupu-kupu memberikan sinyal kepada predator bahwa ia hewan beracun dan predator pun menjadi enggan untuk memangsanya.

Dinamai Butterfly Karena Kotorannya

Pernahkah kamu berpikir kenapa kupu-kupu disebut sebagai butterfly dalam bahasa Inggris? Ternyata, nama butterfly terinspirasi saat para ilmuwan Belanda yang meneliti kupu-kupu pada dahulu kala menyebut kotoran kupu-kupu mirip dengan butter. Dan kemudian mereka menyarankan agar kupu-kupu disebut dengan butterfly yang merupakan gabungan kata butter dan fly yang berarti terbang.

Apakah informasi di atas memberikan pengetahuan baru bagi kamu? Tinggalkan pertanyaan dan pesanmu pada kolom komentar, serta jangan lupa untuk membagikan tulisan ini ke teman-temanmu, ya!

meteor

Kapan Kamu Dapat Melihat Hujan Meteor Dalam Setahun?

Kamu pasti pernah menyaksikan hujan meteor di dalam sebuah film, gambar atau video rekaman orang lain. Tapi apa kamu pernah menyaksikannya secara langsung? Bagaimana dan kapan kita dapat menyaksikan hujan meteor?

Meteor sendiri adalah partikel yang sangat kecil, bahkan seringkali hanya sebesar biji kacang. Yang membuatnya bercahaya adalah karena partikel ini jatuh dengan kecepatan tinggi, sekitar 35-70 km per detik. Gesekan dengan atmosfer juga membuat suhu partikel meningkat dan akhirnya terlihat seperti bercahaya.

Meteor terjadi setiap saat di langit, entah sendiri atau sporadik bersama-sama membentuk sebuah hujan meteor. Biasanya puncak dari hujan meteor terjadi mulai dari dini hari hingga menjelang pagi sebelum matahari terbit.

Jika ingin menyaksikan secara langsung, maka carilah tempat yang minim cahaya, misalnya tanah lapang atau pegunungan yang jauh dari pemukiman.

Kapan Waktu yang Tepat Untuk Melihat Hujan Meteor?

meteor
Sepanjang tahun terjadi beberapa kali hujan meteor di langit

Meskipun terjadi sepanjang tahun, hujan meteor tidak terjadi setiap saat. Lalu kapan waktu yang tepat untuk melihat hujan meteor? Berikut merupakan klasifikasi jenis hujan meteor berdasarkan waktu terjadinya.

Hujan Meteor Quadrantids (Minggu ke-1 di Bulan Januari)

Hujan meteor ini terjadi dari debu-debu komet yang sudah musnah dengan nama 2003 EH1 yang pertama kali ditemukan tahun 2003. Pada puncaknya, dalam satu jam akan terdapat sekitar 40 meteor dan akan terlihat jelas saat lewat tengah malam. Tahun 2015 diprediksi puncak dari hujan meteor quadrantids jatuh pada tanggal 4 Januari. Hujan meteor dapat terlihat di seluruh penjuru langit.

Hujan Meteor Lyrids (Minggu ke-3-4 di Bulan April)

Hujan meteor ini terjadi dari debu-debu sisa dari komet C/1861 G1 Thatcher yang pertama kali ditemukan pada tahun 1861. Puncak hujan meteor lyrids tahun ini diprediksi akan datang pada tanggal 22 April 2015 dengan 20 meteor per jam pada saat jam-jam terbaiknya. Meteor ini terkadang menghasilkan bekas goresan cahaya di langit dalam beberapa detik. Waktu terbaik melihatnya adalah setelah tengah malam dan terletak di dekat rasi bintang Lyra.

Hujan Meteor Eta Aquarids (Minggu ke-4 April hingga Minggu ke-1 Mei)

Hujan meteor ini diproduksi dari debu-debu sisa komet Halley. Pada puncaknya, dalam satu jam akan terdapat sekitar 60 hujan meteor. Hujan meteor Eta Aquarids akan lebih banyak terjadi dan terlihat pada belahan bumi bagian selatan  daripada belahan bumi bagian utara. Tahun 2015, puncak dari hujan meteor ini berlangsung pada tanggal 5-6 Mei. Meteor-meteor ini terletak di sekitar rasi bintang Aquarius.

Hujan Meteor Delta Aquarids (Minggu ke-3 Juli hingga Minggu Ke-3 Agustus)

Terbentuk dari sisa komet Marsden dan Kracht dengan 20 meteor per jam saat puncaknya yang tahun ini datang pada tanggal 28-29 Juli 2015. Cahaya terang akan sedikit membuat hujan meteor tak tampak, tapi jika kita sedikit sabar kita akan dapat melihat beberapa jatuhan meteor yang bagus. Hujan meteor ini paling baik dilihat dari belahan bumi selatan dengan posisi berdekatan rasi bintang Aquarius.

Hujan Meteor Perseids (Minggu ke-3 Juli hingga Minggu Ke-3 di Bulan Agustus)

Hujan meteor perseids adalah salah satu hujan meteor yang paling bagus untuk diamati. Menghasilkan sampai 60 meteor per jam saat puncaknya. Hujan meteor ini terjadi dari debu sisa komet Swift-Tuttle yang pertama kali ditemukan tahun 1862. Puncak hujan meteor perseids tahun ini jatuh pada tanggal 12-13 Agustus 2015. Karena hanya akan terjadi bulan sabit, maka kita bersiap untuk melihat pertunjukan menakjubkan dari hujan meteor yang terletak di sekitar rasi bintang Perseus. Seluruh belahan bumi akan dapat menyaksikan hujan meteor Perseids dengan baik.

Hujan Meteor Draconids (Minggu ke-2 di Bulan Oktober)

Hujan meteor ini hanya memproduksi sekitar 10 meteor dalam sejam dan berasal dari debu komet 21P Giacobini-Zinner yang pertama kali ditemukan pada tahun 1900. Hujan komet ini biasanya terlihat dengan baik saat menjelang malam menjelang pagi. Tahun ini puncaknya terjadi pada malam tanggal 8 Oktober dan terletak di sekitar rasi bintang Draco.

Hujan Meteor Orionids (BulanOktober-November)

Hujan meteor Orionids memproduksi 20 meteor saat puncaknya yang tahun ini jatuh pada tanggal 21-22 Oktober 2015. Komet ini juga berasal dari gugusan debu sisa komet Halley yang sudah diamati sejak zaman kuno. Baik dilihat setelah tengah malam di dekat rasi bintang Orion walaupun dapat terlihat hampir di seluruh permukaan langit.

Hujan Meteor Taurids (Bulan September-Desember)

Sama seperti Hujan meteor Draconids, hujan meteor Taurid juga hujan meteor kecil dengan hanya menghasilkan 5-10 meteor per jam saat puncaknya yang tahun ini jatuh pada tanggal 5-6 November 2015. Komet ini berasal dari sisa debu komet Asteroid 2004 TG10 dan 2P Encke. Lokasi dari hujan meteor ini terletak di sekitar rasi bintang Taurus.

Hujan Meteor Leonids (November)

Berbeda dengan hujan meteor yang lain, hujan meteor Leonid memiliki siklus 33 tahunan dengan puncaknya dapat menghasilkan hingga ratusan meteor per jam. Setiap tahun biasanya hujan meteor leonids hanya menghasilkan 15 meteor per jam. Meteor-meteor ini dihasilkan dari sisa butiran debu komet Tempel-Tuttle yang ditemukan pada tahun 1865. Tahun ini puncak dari hujan meteor ini datang pada tanggal 17-18 November 2015. Dan saat terbaik melihatnya adalah saat lewat tengah malam di sekitar rasi bintang Leo.

Hujan Meteor Geminids (Minggu ke-2-3 Desember)

Hujan meteor geminids adalah yang terbaik dari semua hujan meteor yang terjadi sepanjang tahun. Dalam sejam dapat menghasilkan 120 meteor dengan beragam warna saat puncaknya. Hujan meteor ini terjadi dari sisa komet 3200 Phaethon Yang ditemukan tahun 1982. Tahun ini puncak dari hujan meteor Geminids terjadi pada tanggal 13-14 Desember 2015 dengan waktu terbaik melihatnya setelah lepas tengah malam di setiap rasi bintang Gemini.

Rasi Bintang Ursids (Minggu ke-3-4 Desember)

Hujan meteor kecil dengan hanya menghasilkan sekitar 10 meteor per jam saat puncaknya yang tahun ini terjadi pada tanggal 22 Desember 2015 tengah malam. Hujan meteor ini terjadi dari sisa debu komet Tuttle yang ditemukan tahun 1790. Letak dari hujan meteor ini terjadi di sekitar rasi bintang Ursa Minor.

Apakah informasi di atas memberikan pengetahuan yang berguna untuk kamu? Tinggalkan pertanyaan dan pesanmu di kolom komentar, serta jangan lupa untuk membagikan tulisan ini kepada teman-temanmu, ya!