Korea Selatan

Dewasa ini, tidak ada orang yang tidak tahu tentang Korea Selatan. Berkat populernya hallyu wave yang menjangkiti seluruh dunia, kini kebudayaan negeri gingseng ini menjadi lebih dikenal masyarakat dunia.

Berkat hal ini pun Korea Selatan mendapatkan banyak sekali keuntungan dari masyarakat di berbagai dunia yang mengkonsumsi produk buatan Korea Selatan hingga mengunjungi negara ini. Karena itulah pemerintah sangat mendukung penyebaran budaya Korea Selatan ke seluruh penjuru dunia agar dapat menarik banyak turis untuk datang ke Korea Selatan secara langsung.

Tim kitacerdas telah merangkum beberapa kebudayaan Korea Selatan lain yang membuatnya banyak digemari masyarakat dunia. Mari kita simak selengkapnya.

List Budaya

1. Hallyu Wave (K-pop dan K-Drama)

Dari tahun 1990 hingga pertengahan 2000an, acara sinetron Korea Selatan atau biasa disebut dengan K-Drama dan musik popnya mendapat popularitas di kalangan negara-negara Asia Timur seperti China dan Jepang.

Di tahun 1997, saat K-Drama berjudul What Is Love tayang di salah satu stasiun TV nasional China, ia meraih peringkat ke-2 sebagai acara TV yang paling banyak ditonton. Lantas lahirlah istilah “Hallyu Wave” yang berarti Gelombang Korea. Istilah ini mengacu kepada “demam kebudayaan Korea” yang dialami oleh masyarakat internasional.

Hallyu wave baru dirasakan di negeri sakura Jepang di tahun 2003, pada saat K-Drama berjudul Winter Sonata tayang di Jepang. Drama ini mendulang sukses besar di Jepang dan tidak itu saja, berkat drama ini, tempat syuting drama ini yaitu Pulau Nami, menjadi banyak dikunjungi turis Jepang.

Barulah di pertengahan tahun 2000 hingga 2010, persebaran hallyu wave didominasi oleh kelompok band K-Pop. Berikut merupakan cuplikan bagaimana demam K-Pop mampu memengaruhi masyarakat dunia:

Di periode ini, hallyu wave mampu tersebar hingga ke luar Asia, termasuk Amerika Latin hingga Timur Tengah.

Gelombang Korea yang telah membangun pondasi solid melalui budaya pop seperti acara TV dan musiknya dapat membuktikan pengaruhnya di seluruh dunia. Berkatnya, masyarakat dari seluruh dunia jadi ikut tertarik untuk mempelajari lebih dalam kebudayaan Korea Selatan lainnya.

2. Makanan Khas Korea Selatan

makanan Korea Selatan
Restoran khas Korea Selatan kini semakin marak di negara-negara besar berkat pengaruh korean wave

K-Drama dan K-Pop tidak hanya mampu menarik perhatian penggemar melalui karyanya. Tak jarang segala hal yang dilakukan ataupun dikonsumsi oleh idol tersebut ikut ditiru oleh para penggemarnya di berbagai belahan dunia.

Kecenderungan untuk meniru inilah yang membuat beberapa kebudayaan Korea Selatan lainnya, contohnya makanan khas Korea, ikut kecipratan popularitas di kalangan masyarakat internasional.

Sebut saja Kimchi, Tteokbokki, Bulgogi hingga Patbingsu. Makanan khas Korea Selatan yang sering ditunjukan pada acara TV Korea ini kini juga mulai populer di banyak negara di dunia.

Di Indonesia sendiri kini sudah banyak sekali ditemukan restoran khas Korea Selatan yang tidak hanya menjual makanan-makanan tersebut tapi juga makanan khas Korea lainnya.

Kimchi adalah salah satu makanan yang paling populer. Ia merupakan sejenis makanan fermentasi yang terbuat dari sawi putih yang diberi bumbu pedas dan disimpan pada sebuah guci yang dipendam di dalam tanah selama beberapa waktu.

Jika orang Indonesia selalu membutuhkan sambal untuk menemani di setiap makanan, maka orang Korea selalu menyajikan Kimchi sebagai makanan pendamping yang wajib ada.

3. Hanbok: Pakaian Tradisional Korea

pakaian tradisisonal Korea Selatan
Hanbok dulunya merupakan pakaian yang hanya digunakan oleh kalangan atas saja

Hanbok, atau biasa dikenal dengan sebutan Chosŏn-ot di Korea Utara, merupakan pakaian tradisional masyarakat Korea yang dipakai di acara formal dan semi-formal, seperti festival atau upacara.

Karakteristik pakaian ini adalah bagian atas dipakai dengan cara dililit dan memiliki rok panjang sebagai bawahannya yang biasanya memiliki warna mencolok. Hanbok bisa dibagi menjadi beberapa kategori, yaitu pakaian khusus kerajaan, seragam resmi, seragam birokrat, dan seragam sipil.

Meskipun istilah “Hanbok” secara harfiah berarti “pakaian orang Korea”, di masa modern ini sebutan tersebut merujuk kepada pakaian yang dipakai oleh kalangan atas di zaman dinasti Joseon.

Pada saat itu, pakaian penguasa Korea dan aristokrat dipengaruhi oleh gaya masyarakat lokal dan asing, sehingga menghasilkan peleburan gaya. Sedangkan masyarakat kalangan bawah hanya menggunakan pakaian yang bergaya masyarakat lokal, berbeda dengan model pakaian kelas atas.

Di tahun 1996, Kementerian Kebudayaan, Olahraga dan Turisme Korea Selatan menciptakan “Hari hanbok” untuk mengajak lebih banyak masyarakat Korea Selatan untuk memakai hanbok. Pemerintah Korea Selatan bahkan sampai mensponsori perancang busana lokal agar memodifikasi pakaian hanbok agar bisa mengikuti zaman.

Kini di Korea Selatan sendiri, hanbok telah menjadi pakaian yang trendy di kalangan selebriti dan penggemar mode. Ia sering digunakan dalam banyak video musik band-band terkenal seperti Blackpink.

Di Seoul, jika turis yang mengunjungi 5 Grand Palaces menggunakan busana hanbok, maka mereka akan dibebaskan dari biaya masuk.

4. Gyeongbokgung Palace: Tempat Bersejarah Yang Menjadi Destinasi Favorit Turis

Gyeongbokgung Palace

Gyeongbokgung, atau biasa dikenal sebagai Gyeongbokgung Palace atau Gyeongbok Palace (Istana Gyeongbokgung), merupakan istana kerajaan utama pemerintah yang berkuasa di zaman dinasti Joseon.

Ia dibangun pada tahun 1395 dan terletak di sebelah utara kota Seoul. Ia merupakan bagian dari 5 Istana Besar dan merupakan istana yang paling luas. Dulunya, ia merupakan rumah bagi para raja, keluarganya, beserta jajaran pemerintahannya.

Istana Gyeongbokgung terus menjadi istana utama pemerintahan dinasti Joseon hingga tempat ini hancur karena terbakar akibat Perang Imjin (1592–1598) dan ditinggalkan selama 2 abad. Dan baru di abad ke-19 semua istana direstorasi saat kepemimpinan Raja Gojong. Sekitar 500 bangunan direstorasi di lokasi seluas 40 hektar itu.

Pada awal abad ke-20, banyak dari bagian istana yang hancur akibat masa penjajahan Jepang. Sejak saat itu, area istana ini direstorasi kembali sesuai dengan tampilan aslinya.

Saat ini, istana Gyeongbokgung dikatakan sebagai istana paling mewah dan indah dari keseluruhan 5 istana besar di Korea Selatan. Di area istana juga terdapat Museum Nasional Istana dan National Folk Museum.

Di sebuah survei yang dilakukan terhadap 2000 pengunjung asing, terungkap bahwa upacara pergantian penjaga yang dilakukan setiap jam di depan gerbang istana Gyeongbokgung merupakan aktivitas favorit ke-3 yang dilakukan saat mengunjungi Seoul. Setiap tahunnya, jumlah pengunjung asing yang datang ke istana ini pun kian meningkat.

5. Musik Trot

Trot merupakan sebuah genre musik yang populer di Korea Selatan. Ia dikenal dengan penggunaan ritme dan vokal repetitifnya. Banyak yang mengatakan bahwa musik trot layaknya dangdutnya orang Korea.

Ia berasal dari zaman penjajahan Jepang di Korea pada awal abad ke-20. Genre ini dipengaruhi oleh banyak genre lainnya yang berasal dari Korea sendiri, Amerika Selatan, dan juga musik Eropa.

Ia telah ada selama 100 tahun dan gaya penyanyiannya yang unik terus mengalami perkembangan. Setelah pembebasan semenanjung Korea dan berakhirnya perang Korea (1950-1953), penyanyi trot legendaris seperti Lee Mi-Ja, Choi Sook-ja, Bae Ho, Nam Jin, Na Hun-a, Joo Hyun-mi membantu genre ini menjadi populer.

Namun semenjak kepopuleran K-Pop dari tahun 1990an, musik trot mulai kehilangan popularitasnya, khususnya di kalangan generasi muda. Namun setelah beberapa penyanyi K-Pop seperti Super Junior-T, Daesung dan Lizzy kembali mempopulerkannya melalui gaya mereka sendiri, genre ini kembali menjadi lebih dikenal.

Berikut merupakan salah satu penampilan penyanyi Korea Selatan saat membawakan lagu beraliran Trot:

Apakah informasi di atas memberikan pengetahuan yang berguna untuk kamu? Tinggalkan pertanyaan dan pesanmu di kolom komentar, serta jangan lupa untuk membagikan tulisan ini kepada teman-temanmu, ya!

Leave a Reply

Your email address will not be published.