Tumbuhan yang termasuk ke dalam kategori terancam (endangered), berarti memiliki jumlah spesies yang tinggal sedikit sekali sehingga terancam punah (extinct).
The International Union for the Conservation of Nature (IUCN) merupakan otoritas global yang berperan memberikan status terhadap flora dan fauna guna menentukan perlu atau tidaknya suatu spesies mendapat perlindungan. Lembaga ini memiliki apa yang disebut dengan “Red List” yang merupakan daftar ribuan spesies yang kini terancam kepunahan. Setiap empat tahun, IUCN akan melakukan evaluasi terhadap populasi suatu spesies dan menentukan apakah mereka terancam punah atau tidak.
Sebelum mencapai tahap terancam punah (endangered), IUCN juga menetapkan kategori lain, yaitu:
Status | Penjelasan |
Extinct (EX) | Spesies tidak pernah terlihat lagi |
Extinct in the wild (EW) | Diketahui hanya terdapat spesies yang hidup di penangkaran/selain di alam liar |
Critically endangered (CE) | Beresiko tinggi punah di alam liar |
Endangered (EN) | Terancam punah di alam liar |
Vulnerable (VU) | Beresiko terancam punah di alam liar |
Near threatened (NT) | Akan terancam punah dalam waktu dekat |
Least concern (LC) | Spesies yang tidak memenuhi kategori terancam punah (berdasarkan persebaran dan banyaknya taksonomi) |
Data deficient (DD) | Kurangnya data untuk membuat penilaian |
Not evaluated (NE) | Belum dilakukan evaluasi |
Tumbuhan Yang Dilindungi
Berikut ini merupakan daftar beberapa jenis tanaman yang masuk ke dalam salah satu kategori tanaman terancam punah.
1. Bunga Bangkai (Amorphophallus)
Bunga bangkai atau yang dikenal dengan istilah Titan Arum, zaminkand, atau corpse flower dalam bahasa Inggris ini merupakan salah satu bunga terbesar dan terunik di dunia. Ia mendapatkan sebutan bunga bangkai karena saat bunga ini mekar, ia akan mengeluarkan bau menyengat yang menyerupai bangkai. Bau yang menyengat ini ditujukan untuk menarik serangga pemangsa bangkai seperti lalat, kumbang, dan serangga karnivora lainnya.
Mengapa bunga bangkai memerlukan serangga-serangga tersebut? Bukan untuk dimangsa, namun serangga tersebut berperan sebagai pollinator yang dapat membantu proses penyerbukan bunga bangkai.
Bunga bangkai merupakan tumbuhan endemik Indonesia yang hanya dapat ditemukan di hutan daerah Sumatera. Ia sering di salah artikan sebagai bunga Rafflesia Arnoldi, padahal nyatanya mereka adalah tumbuhan dari jenis berbeda.
Bunga bangkai termasuk suku talas-talasan (Araceae) sehingga memiliki umbi, sedangkan Rafflesia merupakan tumbuhan parasit dengan pohon inang Tetrastigma.
Keberadaannya yang memang langka ini kini menempatkannya dalam kategori “vulnerable” dalam daftar merah yang dibuat oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN). Kategori tersebut diperkirakan akan berubah menjadi “endangered” atau terancam punah jika deforestasi di hutan-hutan Indonesia masih berlanjut.
2. Rafflesia (Padma)
Pada tahun 1818, Sir Thomas Stamford Raffles, seorang utusan pemerintah Inggris yang kala itu merupakan gubernur Sumatera, bersama dengan rekannya Dr. Joseph Arnold menemukan bunga merah besar yang mengeluarkan bau busuk menyengat yang kini dikenal sebagai bunga Rafflesia Arnoldi.
Bunga ini sering disalah artikan dengan bunga bangkai (Amorphophallus) yang juga dapat mengeluarkan bau busuk.
Bunga terbesar di dunia yang juga kerap disebut sebagai corpse lily ini sebenarnya merupakan parasit yang sepenuhnya bergantung pada inangnya untuk mendapatkan makanan. Hal ini dikarenakan ia tidak memiliki daun sehingga ia tidak bisa memproduksi makanannya sendiri. Ia hanya memiliki akar semu yang berfungsi menyerap nutrisi dari inangnya.
Karena membutuhkan kondisi yang sempurna dan kompleks untuk tumbuh, hal inilah yang menjadikan bunga raflesia mekar spesial jika dilihat. Inilah mengapa banyak turis dan wisatawan datang ke hutan dan kawasan cagar alam untuk melihatnya. Namun, kini keberadaan bunga rafflesia semakin sulit ditemukan seiring dengan tingginya angka deforestasi di Bengkulu. Ia juga dikabarkan akan terancam punah akibat habitat dan inang tempat tumbuhnya makin sulit didapat.
Dikutip dari mongabay.co.id, bunga ini terakhir diberitakan mekar sempurna pada tanggal 4 Mei 2012 silam di kawasan Cagar Alam Taba Penanjung, Kabupaten Bengkulu Tengah.
3. Kantong Semar (Nepenthes)
Kantong semar atau yang disebut dengan pitcher plant dalam bahasa inggris ini merupakan jenis tumbuhan karnivora yang memiliki bentuk tubuh seperti kantong, berwarna terang dan dapat mengeluarkan aroma yang dapat menarik perhatian serangga.
Terdapat lebih dari 100 spesies kantong semar yang tersebar di berbagai wilayah seperti Australia, Madagaskar, Papua nugini, Asia Tenggara dan Sri Lanka. Seperti tanaman karnivora lainnya, ia tumbuh di wilayah dengan tanah yang memiliki sedikit kandungan nitrogen.
Dari 5 spesies kantong semar yang ditemukan di Indonesia, salah satunya yaitu spesies Nepenthes bicalcarata masuk dalam kategori rawan (vulnerable) dan sisanya ada di kategori least concern (LC). Dan dari keseluruhan 104 spesies kantong semar yang ada dalam daftar merah IUCN, 63 di antaranya masuk dalam kategori rawan (vulnerable) atau terancam punah (endangered), dan 9 di antaranya merupakan spesies hampir punah (critically endangered).
Beberapa faktor penyebab semakin langkanya tumbuhan ini adalah over-collection dan perdagangan hortikultura besar-besaran di samping maraknya deforestasi, kebakaran hutan, dan perubahan iklim.
4. Bunga Edelweiss
Bunga edelweiss memiliki dua jenis yang umum dikenal, yaitu yang ditemukan di pegunungan Alpen (Leontopodium alpinum) dan yang ditemukan di Indonesia (Anaphalis javanica, Anaphalis viscida dan Anaphalis longifolia) yang sering disebut dengan edelweiss jawa.
Keberadaan kedua jenis edelweiss ini kini semakin terancam. Edelweiss jawa sering diburu oleh para pendaki gunung dan turis yang mengunjungi daerah pegunungan Indonesia. Bunga ini biasa tumbuh di lereng pegunungan dengan ketinggian 2000 meter dan sangat penting bagi ekosistem pegunungan, untuk itu bunga ini kini dilindungi oleh otoritas setempat.
Sedangkan menurut seorang ahli dari WWF-Austria, keberadaan edelweiss Eropa juga kini semakin terancam punah karena efek pemanasan global yang mengubah habitat alami bunga ini menjadi lebih hangat. Pohon dan tumbuhan lain yang mampu untuk pindah ke tempat yang lebih tinggi agar tetap berada di suhu dingin, namun tumbuhan yang berada di daerah pegunungan Alpen tidak mampu lagi untuk melakukannya karena sudah hampir mencapai ketinggian maksimal.
5. Pohon Cendana (Santalum)
Pohon cendana atau yang biasa dikenal sebagai Sandalwood dalam bahasa inggris ini merupakan spesies hutan dengan tekstur kering yang biasa ditemukan di China, India, Indonesia, Australia, dan Filipina. Pohon tropis ini dapat tumbuh hingga 20 meter dan memiliki warna batang kayu yang beragam, mulai dari merah, cokelat, hingga abu-abu.
Karena memiliki karakteristik batang pohon yang kuat dan tahan lama, ia sering dimanfaatkan untuk menjadi kayu, baik untuk furnitur maupun pahatan. Akar pohon ini juga mengandung sandal oil yang sering digunakan untuk bahan pembuatan parfum, dupa, kosmetik, dan obat.
Di India, terjadi penebangan tak terkendali yang berdampak pada penurunan populasi pohon cendana selama beberapa tahun terakhir. Karenanya, India telah melarang praktik ekspor kayu cendana dan menerapkan upaya konservasi pohon ini. Dalam daftar merah IUCN sendiri pohon ini telah masuk dalam kategori vulnerable sehingga pendayagunaannya perlu diawasi pemerintah setempat.
6. Pohon Ulin (Eusideroxylon zwageri)
Pohon ulin, atau yang dalam bahasa inggris dikenal sebagai Ironwood ini merupakan salah satu jenis pohon yang kayunya banyak digunakan untuk keperluan konstruksi dan material perabotan. Pohonnya termasuk ke dalam jenis pohon berukuran besar yang tingginya bisa mencapai 50 meter dengan diameter batangnya mencapai 120 cm.
Sifat kayunya yang dapat bertahan lama membuat orang banyak memanfaatkannya. Di daerah Kalimantan misalnya, warga lokal banyak menggunakan kayu ulin sebagai bahan pembuatan rumah panggung.
Dulu pohon ini merupakan salah satu jenis pohon yang dilindungi oleh pemerintah. Hal ini karena pohon ulin memiliki waktu pertumbuhan yang lambat sehingga jika ditebang secara berlebihan, keberlangsungan spesiesnya akan terancam. Ia juga merupakan rumah sekaligus sumber makanan bagi orang utan. Selain itu, pohon ulin juga berfungsi untuk menjaga kadar air di dalam tanah sehingga bisa mencegah terjadinya longsor.
Namun, tahun ini status konservasi pohon ulin dikeluarkan dari daftar tumbuhan yang dilindungi lagi oleh pemerintah. Keputusan ini pun mendapat banyak kecaman masyarakat yang khawatir bahwa akan terjadi overexploitation yang akan membawa pohon ini kepada kepunahan.
7. Anggrek Tebu (Grammatophyllum speciosum)
Anggrek tebu, atau yang dalam bahasa inggris disebut dengan tiger orchid atau giant orchid ini merupakan jenis anggrek terbesar dibandingkan anggrek lainnya. Pada habitat alaminya, anggrek tebu merupakan tumbuhan epifit yang dapat tumbuh di permukaan tumbuhan lain.
Ketika berumur dewasa, anggrek tebu dapat mencapai berat lebih dari 1 ton dan mempunyai panjang malai hingga 3 meter dengan diameter malai sekitar 1,5-2 cm. Itulah sebabnya tanaman ini layak menyandang predikat sebagai anggrek raksasa.
Bunga anggrek tebu tahan lama dan tidak mudah layu. Meskipun telah dipotong dari batangnya, bunga raksasa yang super besar dan berat ini mampu bertahan hingga 2 bulan.
Persebaran dan konservasi tanaman anggrek tebu tersebar secara alami mulai dari Myanmar, Thailand, Laos, Vietnam, Malaysia, Indonesia, hingga New Guinea. Di Indonesia sendiri anggrek tebu tersebar mulai dari pulau Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, Maluku, hingga Papua.
Karena keunikannya ini, ia sering dicari untuk dikoleksi secara pribadi. Oleh karenanya, pemerintah memasukan tanaman ini ke dalam daftar tumbuhan yang dilindungi.
8. Pohon Damar (Agathis dammara)
Pohon damar, atau yang dalam bahasa Inggris disebut dengan Amboyna pine ini termasuk dalam famili Araucariaceae. Habitat asli pohon damar tersebar di berbagai wilayah, mulai dari Papua Nugini, Indonesia, Filipina dan Malaya.
Ia tumbuh di dataran rendah hingga ketinggian 1.200 dpl dan memiliki batang lurus dengan diameter 1,5 meter, sedangkan tingginya bisa tumbuh hingga 65 meter. Oleh karena itu, pohon damar sering kali dijadikan tanaman penghijauan di kota-kota besar seperti Jakarta dan Bogor. Pohon ini juga punya karakter mudah ditanam. Karena termasuk pohon besar, maka sering kali dimanfaatkan untuk penghijauan, mencegah kerusakan tanah, dan sebagai penyerap air.
Kayu pohon damar biasa digunakan sebagai salah satu bahan untuk menghasilkan pulp atau bubur kertas dengan kualitas baik. Selain untuk industri kertas, kayu damar juga sering kali dimanfaatkan untuk membuat konstruksi rumah.
Karena banyak dimanfaatkan untuk keperluan manusia, ia semakin terancam kepunahan karena jumlahnya kini yang kian sedikit. IUCN pun menetapkan pohon damar dalam kategori vulnerable (IUCN 2014) karena overexploitation yang ironisnya legal dan berizin.
Faktor Penyebab Kelangkaan Spesies Tanaman
Lebih dari 99% spesies yang pernah hidup di bumi telah punah. Terdapat total 5 kepunahan yang tercatat pernah terjadi berdasarkan penelitian fosil. Kepunahan tersebut disebabkan oleh kejadian geologi dan iklim yang tidak dapat dihindari. Ilmuwan percaya bahwa sekarang ini bumi sedang mengalami kepunahan massal ke-6, yang dilatarbelakangi oleh ulah manusia.
Beberapa ilmuwan mengatakan bahwa kepunahan ke-6 ini telah dimulai sejak awal kemunculan manusia purba pada periode pleistocene. Dikatakan bahwa mereka bertanggung jawab karena telah memburu secara berlebihan mamalia besar seperti mamot. Dari sana, aktivitas manusia semakin mempengaruhi kehidupan spesies lain. Diprediksikan bahwa dalam 100 tahun, kita akan kehilangan setengah dari seluruh spesies yang sekarang masih ada.
Tim kitacerdas telah merangkum beberapa kegiatan manusia yang menjadi faktor penyebab kepunahan spesies tanaman yang dapat kamu simak di bawah ini:
1. Kerusakan Habitat
Faktor ini merupakan penyebab utama dan yang paling memengaruhi hilangnya beberapa spesies tanaman secara signifikan. Deforestasi, penebangan liar, dan kebakaran hutan yang semakin sering terjadi telah menghilangkan ekosistem, habitat, dan bahkan spesies organisme itu sendiri.
Diprediksikan bahwa hutan hujan yang ada sekarang ini akan hilang dalam 100 tahun jika kita tidak menghentikan deforestasi dan kebakaran hutan sesegera mungkin. Tercatat ada 13 hektar hutan telah dikonversi atau dihancurkan. Bayangkan berapa banyak organisme flora dan fauna yang ikut musnah di dalamnya.
Manusia banyak melakukan deforestasi dengan sengaja untuk tujuan komersial, seperti membuka lahan perkebunan sawit, peternakan, perumahan, hingga jalan tol. Akibatnya, habitat bagi banyak spesies tanaman tersebut hilang.
2. Overexploitation Oleh Manusia
Beberapa kelompok tanaman langka seperti anggrek dan tanaman karnivora masih banyak diminati oleh kolektor tanaman langka. Mengoleksi tanaman yang masuk ke dalam kategori terancam punah merupakan perbuatan ilegal yang dapat membuat pelakunya terkena sanksi hukum. Hal ini karena beberapa dari tanaman tersebut memiliki siklus pertumbuhan yang lambat sehingga akan sulit untuk tumbuh kembali. Dampaknya, jumlah populasi tanaman tersebut akan menurun secara drastis.
Penggunaan kayu dari pohon yang masuk kategori terancam punah untuk pembuatan furnitur juga semakin memengaruhi kelangkaan spesies pohon tersebut.
Salah satu upaya yang dapat kita lakukan adalah menjalani gaya hidup “sustainable” atau berkelanjutan. Belilah produk-produk yang “ethically sourced”. Dengan begitu kita dapat membantu mengurangi permintaan terhadap produk-produk yang membutuhkan bahan baku langka.
3. Polusi
Saat manusia memproduksi zat berbahaya yang dapat mengkontaminasi udara, air dan tanah, ia akan mengganggu metabolisme organisme hidup sehingga mereka tidak mampu untuk beradaptasi dan bertahan hidup.
Polusi air dan tanah seperti merkuri, kadmium, dan pestisida dapat berakibat pada musnahnya jenis tanaman tertentu. Hujan asam akibat polusi udara yang terjadi juga dapat menghancurkan hutan. Tumpahan minyak di laut dapat membunuh hewan dan tumbuhan. Polusi merupakan masalah utama yang mengancam keragaman hayati.
4. Ancaman Spesies Non-native
Manusia seringkali memindahkan spesies suatu organisme dari habitatnya ke tempat lain yang merupakan habitat bagi spesies lain. Memperkenalkan spesies yang bukan native atau berasal dari ekosistem tersebut akan mengganggu keseimbangan antar spesies di suatu ekosistem.
Akan muncul ancaman pemangsa baru yang nantinya akan berkompetisi dengan pemangsa alami di ekosistem tersebut. Hal ini akan berakibat semakin berkurangnya sumber makanan atau ia malah akan memangsa spesies alami di ekosistem tersebut yang akan berakibat pada terganggunya rantai makanan.
Semakin jauh manusia berusaha untuk mengakses tempat-tempat terpencil, semakin kita membiarkan spesies lain melakukan hal yang sama karena jalan yang kita bangun tadinya merupakan hutan, ekosistem bagi makhluk hidup lain.
Kegiatan manusia lainnya seperti bepergian dari suatu pulau ke pulau lain dan mengambil spesies asli di ekosistem pulau tersebut juga membahayakan kelangsungan hidup tanaman. Contohnya saat rumput non-native berkontribusi pada berkurangnya hampir setengah dari daftar tumbuhan yang kini terancam punah. Faktor ini merupakan faktor utama berkurangnya 18% spesies yang kini terancam punah di Amerika Serikat.
Rumput secara langsung berkompetisi dengan tumbuhan asli lainnya untuk mendapatkan air, nutrisi dan cahaya. Rumput-rumput seperti cheatgrass, knapweeds, dan yellow star thistle seringkali menjadi kompetitor bagi tanaman asli di bagian barat Amerika. Sedangkan honeysuckle dan privet menjadi kompetitor di bagian timur.
5. Perubahan Iklim
Pemanasan global merupakan salah satu faktor lainnya yang meningkatkan ancaman terhadap keberlangsungan hidup tanaman. Fenomena ini merupakan peningkatan terhadap temperatur atmosfer dan laut yang lantas menciptakan efek rumah kaca.
Kenaikan suhu bahkan hanya 1 derajat pun dapat berdampak pada kehidupan tumbuhan dan makhluk hidup. Dikabarkan juga bahwa di 25 tempat yang kaya akan keanekaragaman hayati seperti Carribean Basin dan daerah Cape Floristic di Afrika Selatan mengalami kenaikan jumlah karbon dioksida. Hal ini dapat berakibat pada musnahnya 56.000 spesies tumbuhan dan 3.700 hewan di area tersebut.
Semua faktor di atas bersinergi satu sama lain dalam menyebabkan kenaikan jumlah musnahnya populasi tumbuhan. Seluruh pihak harusnya menganggap serius dan menangani isu ini. Karena kepunahan terhadap makhluk hidup lain dapat mengganggu proses ekologi seperti pollination dan persebaran biji serta hancurnya rantai makanan yang juga dapat mengakibatkan kepunahan bagi spesies lainnya.
Apakah artikel di atas memberikan pengetahuan yang berguna bagimu? Tinggalkan pertanyaan dan pesanmu di kolom komentar, serta jangan lupa untuk membagikan tulisan ini ke teman-temanmu, ya!