Perubahan iklim dan isu tentang lingkungan kini semakin sering diangkat dan digaungkan. Bumi dikatakan sedang mengalami perubahan iklim dan diprediksi oleh banyak pihak tidak akan sanggup menjadi rumah bagi makhluk hidup lagi beberapa puluh tahun yang akan datang.
Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan perubahan iklim itu?
Suhu rata-rata bumi adalah sekitar 15°C dan berdasarkan hasil penelitian bumi telah mengalami perubahan suhu menjadi lebih tinggi dan rendah. Perubahan iklim ini memang mungkin terjadi secara alamiah namun, para ilmuwan mengatakan beberapa tahun belakangan ini perubahan suhu telah terjadi secara signifikan dibandingkan dengan periode-periode sebelumnya yang disebabkan oleh aktivitas manusia.
Perubahan iklim adalah proses terjadinya perubahan suhu di bumi menjadi lebih panas atau lebih dingin, yang diakibatkan oleh pemanasan global. Pemanasan global itu sendiri terjadi akibat efek rumah kaca yang diakibatkan oleh gas-gas yang berada di bumi.
Bumi telah mengalami perubahan iklim secara alami sebelumnya, tepatnya pada saat zaman es dan periode interglasial.yang terjadi pada jutaan tahun lalu dan berlangsung selama 100.000 tahun.
Pada kala itu, perubahan iklim yang terjadi dipicu oleh meningkatnya cahaya matahari yang masuk ke permukaan bumi dan juga diperparah oleh karbon dioksida yang dihasilkan oleh laut pada saat gletser meleleh.
Faktor Penyebab Terjadinya Perubahan Iklim
1. Efek Rumah Kaca
Dalam kehidupan sehari-hari, kamu pasti sering mendengar istilah efek rumah kaca atau yang dalam bahasa inggris disebut dengan greenhouse effect.
Apa yang dimaksud dengan efek rumah kaca itu? Apakah ini efek yang ditimbulkan dari rumah yang terbuat dari kaca?
Efek rumah kaca adalah proses terjadinya peningkatan suhu permukaan bumi yang sebenarnya merupakan fenomena alamiah yang memang biasa terjadi. Saat energi panas matahari mencapai atmosfer bumi, beberapa dari energi panas tersebut dipantulkan kembali ke luar angkasa dan sebagian lain diserap oleh apa yang disebut dengan gas rumah kaca (greenhouse gasses).
Istilah efek rumah kaca sendiri merupakan perumpamaan karena udara yang berada di dalam rumah kaca akan terus terperangkap di dalamnya mengingat kaca merupakan benda padat yang tidak memiliki celah. Seperti efek rumah kaca yang menangkap panas matahari dan menahannya di atmosfer bumi.
Berikut merupakan daftar gas rumah kaca yang dapat memicu bumi mengalami perubahan iklim:
A. Uap Air (H₂O)
Gas penyumbang efek rumah kaca yang paling banyak ini berperan sebagai “feedback” atau umpan balik terhadap iklim. Uap air meningkat saat atmosfer bumi semakin menghangat, dan begitu juga awan & presipitasi, yang membuat uap air menjadi feedback yang paling penting terhadap terjadinya efek rumah kaca.
B. Gas Karbon Dioksida (CO2)
Gas ini juga berkontribusi besar pada pemanasan global, merupakan gas yang paling banyak dihasilkan oleh manusia melalui hasil pernapasan dan juga hasil dari pembakaran bahan bakar fosil.
Gas karbon dioksida dihasilkan dari berbagai macam aktivitas manusia, mulai dari bernapas, penggunaan kendaraan berbahan bakar fosil, sisa-sisa pembuatan barang industri, hingga hasil proses tambang apapun yang terus terjadi.
Manusia telah meningkatkan konsentrasi karbon dioksida di atmosfer sebesar lebih dari sepertiga semenjak revolusi industri dimulai. Aktivitas manusia yang meninggalkan carbon footprint inilah yang mendorong terjadinya perubahan iklim.
C. Gas Metana
Sebuah gas hydrocarbon yang dihasilkan dari kejadian alamiah dan juga aktivitas manusia, seperti dekomposisi limbah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA), pertanian, dan penanaman padi.
Gas metana merupakan gas yang lebih berdampak terhadap efek rumah kaca jika dibandingkan dengan karbon dioksida, namun juga gas yang paling sedikit berada di atmosfer.
D. Nitrus oksida (Dinitrogen Oksida)
Nitrus oksida (N2O), atau yang secara umum dikenal dengan nama gas tertawa ini, merupakan sebuah gas yang dihasilkan dari aktivitas pertanian, khususnya penggunaan penyubur organik dan pembakaran biomassa.
Selain penggunaannya dalam roket dan untuk meningkatkan performa mesin dalam pertandingan balap, gas tertawa juga digunakan untuk keperluan medis. Gas ini telah digunakan oleh dokter gigi dan pada saat operasi sebagai analgesik dan anestesi sejak tahun 1844.
Namun, gas ini ternyata memiliki dampak yang buruk bagi lingkungan jika lepas ke atmosfer. Gas ini dapat menahan panas untuk keluar dan kekuatannya melebihi karbon dioksida.
E. CFC
Gas yang dikenal dengan nama ilmiah Chlorofluorocarbon ini merupakan bahan sintetis yang digunakan pada banyak proses industri. Namun, sekarang penggunaannya untuk bahan produksi serta pelepasannya ke atmosfer telah diregulasi oleh pemerintah internasional karena dampaknya yang dapat merusak lapisan ozon.
Gas ini biasanya terdapat pada mesin pendingin seperti AC, Kulkas, Freezer. Ia juga terdapat pada hairspray, semprotan pembasmi serangga, dan pengharum ruangan.
2. Kerusakan Lapisan Ozon
Tahukah kamu bahwa lapisan ozon yang berfungsi melindungi bumi dari radiasi sinar matahari dapat menipis, rusak dan bahkan berlubang?
Menipisnya lapisan ozon terjadi saat gas chlorofluorocarbons (CFC) dan gas halon yang biasa ditemukan pada botol semprot aerosol dilepaskan ke atmosfer.
Ozon berada pada bagian atas lapisan stratosfer dan menyerap radiasi sinar ultraviolet (UV) yang berbahaya bagi makhluk hidup. Gas seperti CFC dan halon akan menyebabkan reaksi kimia yang dapat menghancurkan molekul ozon dan mengurangi kemampuannya dalam menyerap sinar UV. Saat dilepaskan ke udara, gas-gas tersebut bahkan dapat menetap di lapisan atmosfer hingga puluhan tahun.
Lalu bagaimana bisa rusaknya lapisan ozon mempengaruhi perubahan iklim?
Sejak tahun 1960-an, fluktuasi suhu udara semakin sering terjadi. Suhu udara menjadi semakin hangat di lapisan atmosfer rendah dan semakin dingin pada lapisan atmosfer tinggi. Dinamika perubahan temperatur ini menimbulkan kondisi yang dapat membuat ozon menjadi berkurang.
Saat lapisan ozon rusak, lapisan stratosfer di belahan bumi selatan menjadi lebih dingin. Hal ini menyebabkan angin yang berada di dekat kutub menjadi lebih cepat bergerak. Kemudian menimbulkan sirkulasi tropis dan hujan pada wilayah di garis lintang yang lebih rendah.
3. Pemanasan Global
Beberapa orang mungkin menyamakan fenomena perubahan iklim dengan pemanasan global. Meskipun berkaitan erat, mereka sebenarnya memiliki beberapa perbedaan.
Pemanasan global berarti suhu di permukaan bumi semakin naik, sedangkan perubahan iklim berarti terjadi pemanasan suhu dan juga efek lain dari pemanasan yang terjadi seperti melelehnya glasier, badai hujan yang semakin parah atau tanah longsor yang semakin sering terjadi. Jadi dapat dikatakan bahwa pemanasan global merupakan salah satu penyebab dari terjadinya perubahan iklim.
Agar kamu lebih mengerti dan memahami mengenai proses terjadinya pemanasan global, penjelasan melalui media visual mungkin akan memberikan gambaran lebih mudah.
4. Meningkatnya Emisi Gas Buang
Sudah menjadi rahasia umum bahwa perubahan iklim yang secara signifikan terjadi beberapa dekade ini merupakan akibat dari aktivitas manusia. Aktivitas manusia dapat menghasilkan gas efek rumah kaca yang dapat membuat permukaan atmosfer menjadi lebih panas dan kemudian memicu terjadinya perubahan iklim.
Beberapa aktivitas manusia yang dapat menghasilkan emisi gas buang diantaranya adalah:
A. Pembakaran batu bara
Pembakaran batu bara yang ditujukan sebagai bahan bakar kereta api, mesin industri dan berbagai macam mesin lainnya ini dapat menghasilkan karbon dioksida dan nitrus oksida, yang seperti kita ketahui merupakan salah satu gas rumah kaca yang berbahaya bagi lingkungan.
B. Penebangan hutan (Deforestasi)
Pohon bertugas membantu menstabilkan perubahan iklim dengan menyerap gas karbon dioksida. Saat pohon ditebang, ia akan kehilangan kemampuan menyerap karbon tersebut dan malah akan melepaskan karbon yang telah ia serap. Selain itu, jika jumlah pohon berkurang, jumlah karbon dioksida akan meningkat secara tidak terkendali.
C. Peternakan
Tahukah kamu bahwa kotoran hewan ternak, khususnya sapi, domba, atau kambing memproduksi emisi gas buang berbahaya dalam jumlah yang besar?
Food and Agriculture Organization (FAO) mengatakan bahwa 44% dari keseluruhan emisi yang dihasilkan oleh hewan ternak berbentuk gas metana (CH4), dan sisanya merupakan gabungan antara zat nitrus oksida (29%) dan karbon dioksida (27%).
D. Penggunaan pupuk urea
Pupuk urea merupakan pupuk penyubur tanaman yang mengandung nitrogen dengan kadar yang tinggi. Pupuk urea sendiri merupakan pupuk buatan (sintetis) yang digunakan karena dapat meningkatkan kadar kesuburan tanah dengan lebih cepat jika dibandingkan dengan pupuk organik, seperti pupuk kompos.
Lalu kenapa penggunaannya menjadi bermasalah?
Penggunaan pupuk urea banyak yang diberikan secara berlebihan kepada tanaman, bahkan melebihi kapasitas tanaman untuk menyerap pupuk tersebut. Sehingga saat proses pengairan, pupuk urea dan kandungannya terbuang ke saluran air atau menguap ke atmosfer dalam bentuk gas nitrus oksida.
Nitrus oksida merupakan gas berbahaya yang 265 kali lebih efektif dalam menahan panas di atmosfer jika dibandingkan dengan karbon dioksida.
Kandungan nitrogen dengan kadar tinggi di dalam pupuk urea juga berpotensi menghilangkan beberapa spesies tanaman, mengurangi nutrisi tanah, membunuh ikan dan organisme laut serta mengkontaminasi air tanah.
Dampak Perubahan Iklim Pada Kehidupan
Dampak dari perubahan iklim secara ekstrem yang terjadi pada bumi dapat mengancam keberlangsungan makhluk hidup, mulai dari organisme tumbuhan, hewan, hingga manusia.
Beberapa dampak mengerikan yang ditimbulkan di antaranya adalah:
1. Mencairnya Es Di Antartika
Antartika menjadi dua kali lebih hangat dibandingkan dengan tempat lain di bumi. Ketika es di sana meleleh dan mengalir ke laut, terjadi peningkatan permukaan air laut dan diprediksikan akan naik hingga 4 kaki pada tahun 2100.
Jika air laut naik, maka ekosistem makhluk hidup di sekitar pantai dan dataran rendah menjadi terancam. Yang paling terancam akan dampak ini adalah daerah kepulauan seperti Indonesia karena dikelilingi oleh laut.
2. Laut menjadi lebih hangat dan berasam
Laut menyerap sebanyak sepertiga dari emisi bahan bakar fosil dan kini laut menjadi 30% lebih asam (acidic) dibandingkan dengan saat pre-industrial. Peningkatan asam ini mengancam kehidupan bawah laut, khususnya makhluk laut bercangkang seperti tiram, koral dan kerang.
Dampaknya juga akan mengancam makhluk hidup lain seperti ikan, burung dan mamalia yang sumber makanannya bergantung pada makhluk bercangkang.
Temperatur laut yang meningkat juga mengubah spesies bawah laut dan berkontribusi terhadap fenomena coral bleaching yang dapat membunuh ekosistem terumbu karang— tempat hidup lebih dari 25% makhluk laut.
3. Ancaman kepunahan makhluk hidup
Perubahan iklim juga memaksa hewan liar untuk cepat beradaptasi dengan perubahan habitat. Banyak spesies yang mencari daerah yang lebih tinggi dan dingin, hingga merubah perilaku musiman dan mengubah pola migrasi alami.
4. Perubahan cuaca menjadi ekstrem
Perubahan ini berdampak pada gangguan pada ekosistem dan karenanya, banyak spesies yang kini menghadapi ancaman kepunahan karena perubahan iklim. Sebuah studi pada 2015 menunjukkan bahwa mamalia, ikan, burung, reptil, dan spesies vertebrata lain menghilang 114 kali lebih cepat dari yang seharusnya. Fenomena ini lantas dikaitkan dengan perubahan iklim, polusi, dan deforestasi—ancaman yang tentu saling terhubung.
Perubahan iklim yang terjadi dikatakan semakin memperparah frekuensi, intensitas dan dampak dari siklus cuaca. Misalnya seperti naiknya air laut yang semakin tinggi yang secara langsung akan berdampak pada badai laut.
Selain itu, intensitas musim kemarau di beberapa wilayah di dunia juga semakin meningkat hingga muncul apa yang dinamakan dengan heatwave yang dapat memakan korban jiwa. Dan saat musim hujan, intensitas curah hujan yang tinggi dapat menimbulkan banjir dan tanah longsor yang juga dapat menimbulkan korban jiwa dan kerusakan yang lebih besar.
5. Udara menjadi lebih kotor
Polusi udara dan perubahan iklim sangat berkaitan satu sama lain, di mana salah satu memperparah yang lainnya. Saat temperatur bumi naik, tidak hanya udara yang akan menjadi semakin kotor karena munculnya smog dan jelaga, namun juga polutan alergenik lain seperti jamur yang bertebaran karena kondisi lembab dan juga serbuk sari.
6. Meningkatkan resiko munculnya penyakit
Menurut WHO, perubahan iklim diprediksi akan menjadi penyebab sekitar 250.000 kematian setiap tahunnya, antara tahun 2030 dan 2050. Semakin naiknya temperatur secara global, terjadi peningkatan penyakit yang disebabkan oleh heat stress, heatstroke, penyakit jantung, dan ginjal.
Polusi udara yang semakin parah juga meningkatkan resiko penyakit pernapasan. Fenomena yang diakibatkan oleh cuaca ekstrem seperti badai dan banjir juga dapat mengancam keselamatan. Air yang terkontaminasi dan kerusakan akibat badai juga dapat memaksa terjadinya migrasi besar-besaran.
Selain itu, wilayah yang lembab dan lebih hangat juga dapat menjadi sarang bagi penyakit yang ditimbulkan oleh serangga, seperti demam berdarah, lyme dan infeksi virus west nile.
Usaha Mencegah Perubahan Iklim
1. Penggunaan bahan bakar alternatif
Seperti diketahui, emisi bahan bakar fosil merupakan penyebab utama terjadinya perubahan iklim. Selain membahayakan lingkungan, persediaan bahan bakar fosil yang dapat digunakan juga kini terbatas jumlahnya di luar sana. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, penggunaan energi alternatif dan terbarukan (renewable energy) kini sering digaungkan, baik oleh aktivis lingkungan maupun pemerintah.
Dengan menggantikan penggunaan bahan bakar fosil dengan energi lain yang lebih ramah lingkungan, kamu telah berkontribusi memperlambat atau bahkan mencegah terjadinya dampak perubahan iklim yang lebih parah.
Beberapa contoh dari energi alternatif terbarukan yang dapat kamu gunakan adalah:
- Pembangkit listrik tenaga gelombang laut (Tidal energy)
- Pembangkit listrik tenaga biomassa (Biomass energy)
- Pembangkit listrik tenaga angin (Wind energy)
- Pembangkit listrik tenaga panas bumi (Geothermal energy)
- Pembangkit listrik tenaga biodiesel (Biofuels)
- Pembangkit listrik tenaga mikrohidro (Hydroelectric energy)
- Pembangkit listrik tenaga nuklir (Nuclear power)
- Pembangkit listrik tenaga surya (Solar power)
2. Penggunaan transportasi umum
Lebih dari jutaan orang di dunia bepergian setiap harinya. Mulai dari sekolah, bekerja atau sekadar rekreasi. Dan pada faktanya, mayoritas dari orang-orang yang bepergian tersebut pergi dengan menggunakan kendaraan pribadi yang menggunakan bahan bakar fosil. Bayangkan berapa banyak emisi gas rumah kaca yang dihasilkan setiap harinya.
Untuk itu, terdapat banyak alternatif lain yang dapat kamu lakukan jika ingin bepergian seperti menggunakan transportasi umum atau menggunakan kendaraan bertenaga alternatif (listrik dan surya).
3. Regulasi pemerintah
Selain kesadaran individu, peran pemerintah sebagai pihak yang memiliki otoritas dalam mengatur kehidupan masyarakat juga dibutuhkan dalam menjaga bumi dari perubahan iklim.
Beberapa poin di dalam Sustainable Development Goal’s yang dibuat oleh Persatuan Bangsa-Bangsa sudah memuat hal-hal yang berkaitan dengan menjaga kelestarian bumi dari perubahan iklim, misalnya:
- Poin ke-7 mengenai energi yang terjangkau & bersih (Affordable and clean energy)
- Poin ke-11 mengenai kota yang berkelanjutan (Sustainable cities and communities)
- Poin ke-12 konsumsi dan produksi yang bertanggungjawab (Responsible consumption and production)
- Poin ke-13 aksi perubahan iklim (Climate action)
- Poin ke-14 kehidupan bawah air (Life below water)
- Poin ke-15 kehidupan di darat (Life on land)
Dan banyak lagi perjanjian-perjanjian internasional lainnya yang memusatkan kepedulian kepada lingkungan, seperti Paris Agreement, Protocol Kyoto, Montreal Protocol, dan sebagainya.
4. Efisiendalam menggunakan energi
Menjadi lebih hemat dalam menggunakan energi dapat membantu mencegah munculnya polusi. Hal ini dapat menyebabkan pembangkit listrik mengeluarkan lebih sedikit energi dan hal ini akan berdampak pada berkurangnya produksi gas rumah kaca.
Untuk itu, kamu harus lebih bijak dalam menggunakan barang-barang yang membutuhkan energi. Pastikan kamu mematikan lampu saat meninggalkan ruangan, matikan peralatan elektronik yang tidak digunakan dan mengganti lampu rumah dengan lampu yang lebih hemat energi.
Perubahan iklim membawa dampak yang tidak hanya berbahaya bagi manusia, namun bagi makhluk hidup di bumi lainnya. Mari mulai sekarang kita lebih peduli pada lingkungan dan menjadi lebih aktif berkontribusi dalam perbaikan lingkungan.
Apakah sobat kitacerdas sekarang telah paham mengenai penyebab dan dampak yang dapat ditimbulkan dari perubahan iklim? Tinggalkan pesan dan pertanyaanmu di kolom komentar, serta jangan lupa untuk membagikan tulisan ini ke teman-temanmu,ya.