Teknologi pertanian telah membawa perubahan yang cukup maju dalam meningkatkan kualitas panen pertanian, seperti penemuan herbisida, insektisida, akarisida, bakterisida, rodentisida, moluskisida dan fungisida. Di dalam dunia pertanian diperlukan pestisida untuk mengendalikan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), baik pestisida kimia maupun organik.
Cendawan atau fungi dalam dunia pertanian adalah sesuatu yang merugikan, merusak kualitas panen dan juga menurunkan hasil panen. Di sini, kita akan membahas secara lebih spesifik tentang apa itu fungisida dan manfaatnya.
Fungisida adalah zat kimia yang digunakan untuk mengendalikan cendawan (fungi). Zat kimia ini termasuk dalam pestisida yang secara spesifik membunuh, menghambat atau mencegah jamur atau cendawan patogen penyebab penyakit tanaman.
Fungisida di dalam dunia pertanian digunakan untuk mengendalikan cendawan yang terdapat pada benih, bibit, batang, akar, daun, bunga, dan buah. Pengaplikasiannya pun bisa dilakukan dengan penyemprotan langsung ke tanaman, injeksi batang, pengecoran pada akar, perendam benih, dan pengasapan atau penyemprotan gas (fumigan).
Terdapat berbagai macam klasifikasi fungisida, yaitu:
Klasifikasi Fungisida Berdasarkan Cara Kerja
Pada umumnya, fungisida dapat dibagi berdasarkan cara kerjanya di dalam tubuh tanaman sasaran yang diaplikasikan, sebagai berikut:
Fungisida Sistemik
Fungisida sistemik adalah jenis fungisida yang apabila disemprotkan ke tanaman akan diserap dan didistribusikan ke seluruh bagian tanaman melalui jaringan tanaman. Fungisida sistemik diabsorbsi oleh organ-organ tanaman dan ditranslokasikan ke bagian tanaman lainnya melalui pembuluh angkut maupun melalui jalur simplas (melalui dalam sel).
Pada umumnya fungisida sistemik ditranslokasikan ke bagian atas (akropetal), yakni dari organ akar ke daun. Beberapa fungisida sistemik juga dapat bergerak ke bawah, yakni dari daun ke akar (basipetal).
Fungisida Non Sistemik
Fungisida non sistemik tidak dapat diserap dan ditranslokasikan di dalam jaringan tanaman. Jenis fungisida ini hanya membentuk lapisan penghalang di permukaan tanaman (pada umumnya daun) tempat di mana ia disemprotkan.
Fungisida ini hanya berfungsi mencegah infeksi cendawan dengan cara menghambat perkecambahan spora atau miselium jamur yang menempel di permukaan tanaman. Hal inilah yang membuat fungisida kontak hanya berfungsi sebagai protektan dan efektif jika hanya digunakan sebelum tanaman terinfeksi oleh penyakit.
Oleh karena ini, fungisida non sistemik harus sering diaplikasikan agar tanaman terus terlindungi dari infeksi baru.
Fungisida Sistemik Lokal
Terdapat jenis lain dari fungisida sistemik, yaitu fungisida sistemik lokal. Fungisida sistemik lokal dapat diabsorbsi oleh jaringan tanaman, tetapi tidak disebarkan ke bagian tanaman lainnya. Bahan aktif hanya akan terserap ke sel-sel jaringan yang tidak terlalu dalam dan tidak sampai masuk hingga pembuluh angkut.
Fungisida Kontak
Fungisida kontak adalah fungisida yang hanya bekerja pada bagian yang terkena semprotan saja atau hanya pada bagian yang terkontak langsung dengan larutannya. Fungisida jenis ini tidak dapat menembus jaringan tanaman dan tidak dapat didistribusikan di dalam jaringan tanaman.
Fungisida Translaminar
Fungisida translaminar adalah jenis fungisida yang dapat menembus jaringan tanaman namun tidak dapat didistribusikan di dalam jaringan tanaman. Fungisida translaminar mengalir dari bagian yang disemprot (daun dan bagian atas tanaman) ke bagian yang tidak disemprot (ke bawah).
Fungisida Kontak dan Sistemik
Fungisida jenis ini memiliki kinerja ganda, yaitu bekerja secara kontak sekaligus bekerja secara sistemik.
Klasifikasi Fungisida Berdasarkan Mekanisme Kerja
Sesuai mekanisme kerjanya, fungisida dibagi menjadi dua kelompok:
Multisite Inhibitor
Multisite inhibitor adalah fungisida yang bekerja menghambat beberapa proses metabolisme cendawan. Dengan sifatnya ini, membuat cendawan menjadi lemah dan tumbuhan memiliki ketahanan terhadapnya. Fungisida yang bersifat multisite inhibitor (merusak di banyak proses metabolisme) ini umumnya berspektrum luas.
Contoh bahan aktif yang terdapat di dalam fungisida ini seperti: maneb, mankozeb, zineb, probineb, ziram, thiram.
Monosite Inhibitor
Monosite inhibitor dikenal sebagai site specific, yang berarti fungisida bekerja dengan menghambat salah satu proses metabolisme cendawan. Salah satu proses metabolisme yang dihambat seperti hanya menghambat sintesis protein atau hanya menghambat respirasi.
Sebagai contoh bahan aktif di dalamnya adalah:
Klasifikasi Fungisida Berdasarkan Bahan
Berdasarkan bahan yang digunakan, fungisida digolongkan menjadi dua golongan, yaitu fungisida sintetis/kimia dan fungisida alami/organik.
Fungisida Kimia/Sintetis
Fungisida yang dibuat dari bahan sintetis atau kimia disebut dengan fungisida sintetis. Meskipun dapat diproduksi massal dengan kelebihan yang beragam, namun fungisida ini memiliki efek negatif bagi lingkungan, manusia, dan hewan. Efek negatif dapat bersifat jangka pendek maupun jangka panjang jika digunakan dalam waktu yang lama.
Lalu bagaimana fungisida memengaruhi kehidupan hewan? Berikut video yang bisa kamu simak:
Fungisida Alami/Organik/Nabati
Tumbuhan dan organisme lain telah berevolusi dan mengembangkan pertahanan dalam melawan fungi parasit. Fungisida alami atau organik terbuat dari bahan-bahan banyak tersedia di alam. Fungisida ini relatif lebih aman digunakan karena tidak mengandung bahan kimia berbahaya.
Beberapa senyawa alami atau organik yang dapat digunakan sebagai fungisida antara lain:
- Minyak rosemary
- Minyak cengkeh
- Minyak pohon teh (Tea tree oil)
- Minyak oregano
- Minyak jojoba
- Dan lainnya
Jika sobat kitacerdas ingin membuat fungisida secara organik dengan mudah dan murah, bisa simak video tutorial berikut:
Klasifikasi Fungisida Berdasarkan Bentuk
Berdasarkan bentuknya fungisida dibedakan menjadi empat golongan:
Fungisida Berbentuk Tepung
Berikut video ulasan tentang produk fungisida berbentuk tepung:
Fungisida Berbentuk Cair
Ulasan mengenai salah satu produk fungisida cair merek Score 250 EC bisa kamu simak di sini:
Fungisida Berbentuk Gas
Fungisida Berbentuk Butiran
Klasifikasi Fungisida Berdasarkan Sifat
Berdasarkan sifatnya, fungisida dibedakan menjadi dua kelompok yaitu:
Fungisida Selektif
Adalah fungisida yang bersifat selektif, yaitu fungisida yang hanya dapat membunuh jenis cendawan tertentu namun tidak mengganggu cendawan jenis lainnya.
Fungisida ini bersifat toksik pada jamur targetnya. Biasanya yang termasuk dalam golongan ini adalah anti jamur dengan bahan aktif sulfur, quinon, tembaga, dan heterosilik.
Sebagai contoh bagaimana fungisida selektif digunakan, kamu bisa lihat video berikut:
Fungisida Non Selektif
Merupakan fungisida yang bersifat tidak selektif yang dapat membunuh semua jenis cendawan, baik cendawan yang merugikan maupun cendawan yang menguntungkan. Fungisida non selektif cenderung memiliki target organisme luas karena tidak hanya beracun pada spesies fungi tertentu.
Kelompok ini biasanya terdiri dari fungisida dengan bahan aktif hidrokarbon aromatik, organofosfat, hingga oxathilin.
Klasifikasi Fungisida Berdasarkan Fungsinya
Terdapat tiga golongan fungisida jika dilihat dari fungsinya:
Fungisida Fungisidal
Adalah fungisida yang dapat membunuh cendawan dan menghambat pertumbuhan cendawan.
Fungisida Fungistatik
Adalah fungisida yang hanya dapat menghambat pertumbuhan cendawan.
Fungisida Genestatik
Adalah fungisida yang dapat mencegah terjadinya sporulasi.
Kesimpulan
Berbagai fungisida hadir di pasaran untuk membantu mengatasi beragam masalah cendawan atau jamur pada tanaman. Fungisida nantinya akan disesuaikan sesuai kebutuhan dan jenis tanaman.
Kebanyakan fungisida berbagai merek di pasaran berbahan dasar sulfur dalam konsentrasi yang rendah antara 0.08 sampai 0.5% (jika dalam bentuk cair) hingga 90% (dalam wujud bubuk). Residu fungisida telah ditemukan di makanan manusia, kebanyakan dari aktivitas pasca panen untuk memperpanjang usia simpan hasil pertanian.
Fungisida seperti vinclozolin diketahui sangat berbahaya dan saat ini telah dilarang penggunaannya. Sejumlah fungisida pun telah diatur penggunaannya karena mempertimbangkan efek kesehatan.
Bagaimana sobat kitacerdas apakah sudah memahami beragam jenis fungisida serta fungsi-fungsinya? Perlu diingat meski sangat ampuh mengatasi masalah jamur pada tanaman, namun tetap memiliki efek jangka panjang karena menggunakan zat-zat kimia yang perlu dipertimbangkan.
Oleh karena itu, sobat kitacerdas harus mampu menggunakan fungisida dengan bijak, ya. Jika ada pertanyaan seputar fungisida, kamu bisa tulis di kolom komentar dan jangan lupa bagikan ke teman-temanmu, ya.