Daging bersih merupakan solusi dari ancaman kelangkaan daging ternak di masa yang akan datang. Dengan menggunakan metode ilmiah, ilmuwan membuat daging tiruan atau daging laboratorium yang aman untuk dikonsumsi oleh manusia.
Daging bersih atau yang juga dikenal dengan sebutan daging laboratorium, daging budidaya, atau daging in-vitro, adalah sebutan bagi jenis daging tiruan yang dibuat melalui kultur sel dari bagian hewan sungguhan.
Meskipun merupakan daging tiruan, daging ini berasal dari bahan-bahan yang aman dan sudah dimodifikasi oleh para ilmuwan agar dapat dikonsumsi oleh manusia. Sebagai catatan, daging bersih berbeda dengan daging vegetarian (vegan meat), karena daging bersih masih menggunakan bagian tubuh hewan asli dalam pembuatannya.
Terdapat berbagai macam daging yang bisa dibuat oleh cara ini, misalnya seperti daging ikan, daging sapi, daging ayam, daging bebek, dan daging babi. Daging yang dibuat merupakan hasil biopsi dari jaringan yang diambil dari hewan aslinya.
Proses ini dikabarkan telah muncul dari tahun 1971, saat seorang ilmuwan berusaha membuat sel otot buatan yang didapat dari pembuluh darah babi guinea (tikus Belanda).
Lalu pada tahun 1990-an, NASA berusaha membuat makanan untuk para astronot yang dapat bertahan lama saat di luar angkasa namun tetap menyehatkan. Dan pada 2002 mereka memulai riset untuk memproduksi daging ikan yang didapat dari proses in-vitro otot ikan mas.
Pada tahun 2004, pemerintah Belanda memulai riset tentang daging budidaya (cultured meat).
Dan terus dilanjutkan oleh Mark Post hingga pada tahun 2013, Post dan rekannya menciptakan daging burger laboratorium pertama di dunia. Daging ini didapatkan dari proses in-vitro yang bahannya merupakan stem cell yang diambil dari otot pundak seekor sapi.
Perkembangan dan pembaharuan terus dilakukan oleh para ilmuwan hingga pada tahun 2016, perusahaan Memphis Meat memperkenalkan daging bakso laboratorium yang dijual seharga Rp. 2 Milyar per 450 gram. Setahun setelahnya, perusahaan yang sama lalu mengeluarkan inovasi nugget ayam dan duck à l’orange laboratorium.
Harga tersebut kini sudah diturunkan hingga mencapai sekitar Rp. 800 juta. Wah, fantastis juga ya harganya? Karena alasan inilah perusahaan tersebut hanya mendistribusikan produk mereka secara terbatas kepada restoran-restoran elit.
Bagi kamu yang ingin merasakan bagaimana rasanya daging bersih ini, perusahaan tersebut telah menerima dana dari investor seperti Cargill dan Bill Gates yang diharapkan dapat mengurangi biaya manufaktur sehingga harga daging dapat lebih terjangkau.
Kenapa Disebut Daging Bersih?
Daging bersih merupakan istilah yang lebih sering digunakan dalam penyebutan daging buatan laboratorium. Hal ini dikarenakan istilah-istilah lainnya, seperti “daging laboratorium”, “daging tiruan”, atau “daging buatan” dinilai kurang menarik untuk publik dan investor.
Istilah daging bersih juga dipilih karena daging jenis ini dinilai memiliki kebersihan sanitasi yang terjaga serta lebih ramah lingkungan. Beberapa pihak juga ada yang menggunakan istilah daging budidaya (cultured meat).
The Good Food Institute melakukan riset kepada publik mengenai istilah penyebutan daging bersih ini. Hasilnya, penggunaan kata “safe” dan “clean” membuat publik lebih tertarik untuk mencoba produk daging tersebut dibandingkan dengan penggunaan kata “cultured”, “meat 2.0”, “lab-grown meat”.
Bagaimana Mereka Membuatnya?
Meskipun setiap perusahaan & laboratorium memiliki tekniknya sendiri dalam memproduksi daging bersih, namun pada dasarnya prosesnya sama.
Pertama, ilmuwan akan mengambil stem cell (sel punca) dari salah satu bagian tubuh hewan melalui biopsi, kemudian baru dilakukan proses in-vitro. Sel yang digunakan adalah sel punca embrionik (embryonic stem cells) atau bisa juga menggunakan jaringan otot.
Setelah melakukan isolasi pada sel tersebut, ilmuwan lalu akan meletakannya pada sebuah media kultur, yaitu bioreaktor. Media tersebut akan memberikan nutrisi yang sangat dibutuhkan oleh sel untuk dapat berkembang.
Biasanya, ilmuwan akan menggunakan Fetal Bovine Serum (FBS) dalam proses kultur sel. FBS didapatkan dari janin sapi yang induknya dipotong. Namun, kini banyak perusahaan biomedik yang telah mengembangkan media tumbuh sintetis yang berasal dari tanaman untuk menghindari isu etikal.
Setelah itu, ilmuwan harus memberikan stimulus mekanik untuk memicu protein jaringan sintetis menjadi unit kontraktil dengan meletakan sel tersebut pada hidrogel berbahan dasar kolagen.
Untuk produk daging cincang seperti hamburger, jaringan otot yang sudah dewasa dipanen dan disatukan menjadi produk final. Namun untuk produk daging berstruktur, seperti steak atau dada ayam, ilmuwan menghadapi permasalahan yang lebih rumit. Ia bahkan harus mengadopsi teknik di bidang medis untuk menumbuhkan jaringan dan organ baru.
Apa Perbedaan Daging Bersih Dengan Daging Biasa?
Kamu pasti penasaran tentang bagaimana daging yang dibuat di laboratorium dapat dikonsumsi, dan apakah benar rasanya dapat 100% meniru rasa daging konvensional.
Agar daging bersih dapat diterima oleh masyarakat luas, bukan hanya nilai aktivisme mengenai pelestarian lingkungan dan hak hewan yang harus digaungkan. Daging bersih juga harus dapat memenuhi ekspektasi dan permintaan masyarakat yang menginginkan daging alternatif ini menjadi semirip mungkin dengan daging aslinya. Hal ini bukan merupakan perkara mudah bagi para ilmuwan makanan.
Pada tahun 2013 saat daging bersih dibuat dalam bentuk burger untuk pertama kalinya, tekstur dari daging tersebut dikatakan merupakan kebalikan dari daging konvensional. Tekstur daging yang harusnya lembut dan juicy, malah terasa seperti kue yang padat.
Namun seiring dengan perkembangannya, beberapa perusahaan teknologi mampu menciptakan daging bersih yang rasa dan teksturnya mendekati daging sungguhan. Paul Shapiro, dalam bukunya yang berjudul “Clean Meat: How Growing Meat Without Animals Will Revolutionize Dinner and the World”, berkesempatan untuk merasakan langsung daging foie gras buatan lab. Ia mengatakan bahwa daging tersebut kaya akan rasa, gurih dan juga seperti harapannya.
Apa Saja Kelebihan “Daging Bersih”?
1. Lebih Aman
Daging bersih dikatakan lebih aman untuk dikonsumsi daripada daging konvensional. Hal ini karena resiko kontaminasi mikroba lebih kecil karena lingkungan laboratorium yang secara ketat sangat dijaga kesterilannya. Daging laboratorium juga memiliki sedikit resiko untuk terekspos pada bakteri dan jamur.
Selain itu, karena proses produksinya yang dikontrol secara ketat oleh para ilmuwan, daging bersih dikatakan memiliki sedikit lemak jenuh berbahaya namun kaya akan asam lemak.
2. Bebas Animal Cruelty
Dari keseluruhan 70 juta hewan di dunia yang diternakan per tahunnya, sekitar 50 juta di antaranya diternakan oleh industri. Dikatakan bahwa banyak dari hewan yang diternakan oleh industri, diperlakukan dengan buruk seperti dipaksa makan agar memiliki lebih banyak lemak dan daging. Atau dipotong dengan cara-cara yang tidak etikal.
Dengan beralih ke daging bersih, diharapkan praktik-praktik penyiksaan terhadap hewan ternak dapat berkurang atau bahkan dihentikan selamanya.
3. Lebih Sustainable
Peralihan konsumsi ke daging bersih dikatakan dapat berpengaruh pada kesejahteraan manusia dalam jangka panjang karena daging bersih dinilai lebih ramah lingkungan. Di Indonesia sendiri, konsumsi daging pada masyarakat Indonesia pada tahun 2017 tercatat baru mencapai rata-rata 1,8 kg untuk daging sapi, 7 kg daging ayam, 2,3 kg daging babi, dan 0,4 kg daging kambing.
Angka tersebut masih jauh dibandingkan Amerika Serikat yang masyarakatnya mengkonsumsi sekitar 26 milyar pound daging per tahun. Bayangkan berapa banyak konsumsi daging jika dihitung secara global.
Karenanya, dibutuhkan sistem industrialisasi peternakan yang masif. Permasalahannya adalah, industri peternakan dapat membahayakan bagi bumi. Secara global, hewan ternak menyumbang sebesar 15% emisi gas rumah kaca.
Pada tahun 2050, diprediksikan oleh Food and Agriculture Organization bahwa konsumsi daging di seluruh dunia akan mengalami peningkatan hingga 73%. Peningkatan ini terjadi akibat populasi bumi yang semakin bertambah dan diiringi dengan peningkatan konsumsi daging di negara-negara berkembang.
Sektor peternakan sudah menempati sebanyak 70% dari lahan pertanian. Dengan munculnya ancaman hilangnya lahan di masa depan, daging tradisional tidak akan mampu memenuhi tingginya permintaan publik akan daging. Dampaknya, daging akan menjadi barang langka atau bahkan produk mewah.
Untuk itu, daging bersih menjadi solusi untuk menggantikan sumber protein yang bersumber dari tanaman maupun hewan.
4. Lebih Ramah Lingkungan
FAO mengatakan bahwa hewan ternak memproduksi sekitar 15% dari total keseluruhan emisi gas rumah kaca yang mencemari bumi. Sapi dapat memproduksi gas metana, yang mana merupakan gas berbahaya yang dapat menahan panas di bumi.
Sedangkan daging bersih memproduksi 96% lebih sedikit emisi gas rumah kaca. Hal ini sangat membantu dalam dalam upaya menghindari perubahan iklim.
Selain ancaman memperparah perubahan iklim, industri peternakan juga memiliki resiko lain terhadap lingkungan. Peternakan membutuhkan lahan pastura untuk memberi makan hewan. Hal ini berdampak pada tingginya angka deforestasi hutan yang diubah menjadi lahan peternakan. Dampak lainnya adalah hilangnya biodiversity karena kehilangan habitat.
Apa Saja Kekurangan “Daging Bersih”?
1. Munculnya Resiko Ancaman Baru
Meski menghilangkan resiko yang ditimbulkan dari memproduksi daging konvensional, menciptakan sel otot di dalam vat akan menimbulkan resiko baru.
Karena tergolong inovasi yang masih baru dan belum banyak dikembangkan, jaminan mengenai keamanan dan resiko daging bersih masih belum 100% dipastikan. Untuk itu, diperlukan studi menyeluruh yang dilakukan oleh pihak independen.
Beberapa perusahaan pengembang daging bersih bahkan berargumen bahwa daging laboratorium harus diasumsikan aman sampai terbukti sebaliknya.
2. Ancaman Kontaminasi Patogen
Para ilmuwan yang paham mengenai sel kultur tahu bahwa bahkan di lingkungan yang paling steril pun, kontaminasi silang masih dapat terjadi. Ilmuwan masih belum menemukan cara untuk mengontrol dan benar-benar mencegah hal itu terjadi.
Tantangan Dalam Mempromosikan Konsumsi Daging Bersih Secara Luas
Manusia telah mengkonsumsi daging hewan dari zaman dahulu kala, dan daging yang bersumber dari hewan juga telah berada dalam tradisi banyak kebudayaan di dunia. Untuk itu, akan menjadi pekerjaan yang tidak mudah untuk membuat masyarakat luas berhenti mengkonsumsi daging hewan.
Makanan vegetarian seperti burger dan bakso juga telah diperkenalkan di banyak tempat makan di dunia, namun sejauh ini mereka masih belum berhasil untuk meniru rasa dan tekstur dari daging asli.
Selain itu, regulasi yang telah didesain untuk melindungi industri peternakan dapat menghambat pertumbuhan dan inovasi agrikultur semacam daging bersih ini.
Meskipun memiliki banyak hambatan, daging bersih masih menjadi salah satu solusi terbaik dalam mengatasi ancaman kelangkaan daging di masa yang akan datang.
Tantangan lainnya dalam produksi daging bersih secara massal adalah harga molekul yang digunakan dalam proses kultur sangatlah mahal. Seperti dijelaskan sebelumnya, daging bersih pernah menyentuh harga Rp. 2 Miliar untuk beberapa gram. Meskipun harganya sudah turun jauh, daging bersih masihlah merupakan barang “mewah”.
Jika menginginkan masyarakat untuk dapat beralih mengkonsumsi daging bersih, yang harus dipastikan adalah produk ini dapat dijangkau oleh semua kalangan.
Apakah sekarang kamu paham mengenai apa itu daging bersih dan kelebihannya?
Tuliskan pesan dan pendapatmu di kolom komentar, serta jangan lupa untuk membagikan tulisan ini ke teman-temanmu, ya!