spesies dilindungi

Tumbuhan Langka Dilindungi yang Kita Perlu Tahu

Tumbuhan yang termasuk ke dalam kategori terancam (endangered), berarti memiliki jumlah spesies yang tinggal sedikit sekali sehingga terancam punah (extinct).

The International Union for the Conservation of Nature (IUCN) merupakan otoritas global yang berperan memberikan status terhadap flora dan fauna guna menentukan perlu atau tidaknya suatu spesies mendapat perlindungan. Lembaga ini memiliki apa yang disebut dengan “Red List” yang merupakan daftar ribuan spesies yang kini terancam kepunahan. Setiap empat tahun, IUCN akan melakukan evaluasi terhadap populasi suatu spesies dan menentukan apakah mereka terancam punah atau tidak.

Sebelum mencapai tahap terancam punah (endangered), IUCN juga menetapkan kategori lain, yaitu:

StatusPenjelasan
Extinct (EX) Spesies tidak pernah terlihat lagi
Extinct in the wild (EW)Diketahui hanya terdapat spesies yang hidup di penangkaran/selain di alam liar
Critically endangered (CE)Beresiko tinggi punah di alam liar
Endangered (EN)Terancam punah di alam liar
Vulnerable (VU)Beresiko terancam punah di alam liar
Near threatened (NT)Akan terancam punah dalam waktu dekat
Least concern (LC)Spesies yang tidak memenuhi kategori terancam punah (berdasarkan persebaran dan banyaknya taksonomi)
Data deficient (DD)Kurangnya data untuk membuat penilaian 
Not evaluated (NE)Belum dilakukan evaluasi

Tumbuhan Yang Dilindungi

Berikut ini merupakan daftar beberapa jenis tanaman yang masuk ke dalam salah satu kategori tanaman terancam punah.

1. Bunga Bangkai (Amorphophallus)

bunga bangkai
Bunga bangkai merupakan salah satu bunga terbesar yang ada di dunia (Sumber: kew.org)

Bunga bangkai atau yang dikenal dengan istilah Titan Arum, zaminkand, atau corpse flower dalam bahasa Inggris ini merupakan salah satu bunga terbesar dan terunik di dunia. Ia mendapatkan sebutan bunga bangkai karena saat bunga ini mekar, ia akan mengeluarkan bau menyengat yang menyerupai bangkai. Bau yang menyengat ini ditujukan untuk menarik serangga pemangsa bangkai seperti lalat, kumbang, dan serangga karnivora lainnya.

Mengapa bunga bangkai memerlukan serangga-serangga tersebut? Bukan untuk dimangsa, namun serangga tersebut berperan sebagai pollinator yang dapat membantu proses penyerbukan bunga bangkai.

Bunga bangkai merupakan tumbuhan endemik Indonesia yang hanya dapat ditemukan di hutan daerah Sumatera. Ia sering di salah artikan sebagai bunga Rafflesia Arnoldi, padahal nyatanya mereka adalah tumbuhan dari jenis berbeda.

Bunga bangkai termasuk suku talas-talasan (Araceae) sehingga memiliki umbi, sedangkan Rafflesia merupakan tumbuhan parasit dengan pohon inang Tetrastigma.

Keberadaannya yang memang langka ini kini menempatkannya dalam kategori “vulnerable” dalam daftar merah yang dibuat oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN). Kategori tersebut diperkirakan akan berubah menjadi “endangered” atau terancam punah jika deforestasi di hutan-hutan Indonesia masih berlanjut.

2. Rafflesia (Padma)

bunga Rafflesia
Bunga Rafflesia Arnoldi merupakan tumbuhan parasit yang menyerap makanan dari tumbuhan lain

Pada tahun 1818, Sir Thomas Stamford Raffles, seorang utusan pemerintah Inggris yang kala itu merupakan gubernur Sumatera, bersama dengan rekannya Dr. Joseph Arnold menemukan bunga merah besar yang mengeluarkan bau busuk menyengat yang kini dikenal sebagai bunga Rafflesia Arnoldi.

Bunga ini sering disalah artikan dengan bunga bangkai (Amorphophallus) yang juga dapat mengeluarkan bau busuk.

Bunga terbesar di dunia yang juga kerap disebut sebagai corpse lily ini sebenarnya merupakan parasit yang sepenuhnya bergantung pada inangnya untuk mendapatkan makanan. Hal ini dikarenakan ia tidak memiliki daun sehingga ia tidak bisa memproduksi makanannya sendiri. Ia hanya memiliki akar semu yang berfungsi menyerap nutrisi dari inangnya.

Karena membutuhkan kondisi yang sempurna dan kompleks untuk tumbuh, hal inilah yang menjadikan bunga raflesia mekar spesial jika dilihat. Inilah mengapa banyak turis dan wisatawan datang ke hutan dan kawasan cagar alam untuk melihatnya. Namun, kini keberadaan bunga rafflesia semakin sulit ditemukan seiring dengan tingginya angka deforestasi di Bengkulu. Ia juga dikabarkan akan terancam punah akibat habitat dan inang tempat tumbuhnya makin sulit didapat.

Dikutip dari mongabay.co.id, bunga ini terakhir diberitakan mekar sempurna pada tanggal 4 Mei 2012 silam di kawasan Cagar Alam Taba Penanjung, Kabupaten Bengkulu Tengah.

3. Kantong Semar (Nepenthes)

kantong semar
Kantung semar mendapatkan makanannya dengan cara mengeluarkan bau yang menarik perhatian serangga

Kantong semar atau yang disebut dengan pitcher plant dalam bahasa inggris ini merupakan jenis tumbuhan karnivora yang memiliki bentuk tubuh seperti kantong, berwarna terang dan dapat mengeluarkan aroma yang dapat menarik perhatian serangga.

Terdapat lebih dari 100 spesies kantong semar yang tersebar di berbagai wilayah seperti Australia, Madagaskar, Papua nugini, Asia Tenggara dan Sri Lanka. Seperti tanaman karnivora lainnya, ia tumbuh di wilayah dengan tanah yang memiliki sedikit kandungan nitrogen.

Dari 5 spesies kantong semar yang ditemukan di Indonesia, salah satunya yaitu spesies Nepenthes bicalcarata masuk dalam kategori rawan (vulnerable) dan sisanya ada di kategori least concern (LC). Dan dari keseluruhan 104 spesies kantong semar yang ada dalam daftar merah IUCN, 63 di antaranya masuk dalam kategori rawan (vulnerable) atau terancam punah (endangered), dan 9 di antaranya merupakan spesies hampir punah (critically endangered).

Beberapa faktor penyebab semakin langkanya tumbuhan ini adalah over-collection dan perdagangan hortikultura besar-besaran di samping maraknya deforestasi, kebakaran hutan, dan perubahan iklim.

4. Bunga Edelweiss

bunga Edelweiss
Penampakan dari Edelweiss Eropa atau Leontopodium alpinum yang berbeda secara fisik dengan Edelweiss Jawa

Bunga edelweiss memiliki dua jenis yang umum dikenal, yaitu yang ditemukan di pegunungan Alpen (Leontopodium alpinum) dan yang ditemukan di Indonesia (Anaphalis javanica, Anaphalis viscida dan Anaphalis longifolia) yang sering disebut dengan edelweiss jawa.

Keberadaan kedua jenis edelweiss ini kini semakin terancam. Edelweiss jawa sering diburu oleh para pendaki gunung dan turis yang mengunjungi daerah pegunungan Indonesia. Bunga ini biasa tumbuh di lereng pegunungan dengan ketinggian 2000 meter dan sangat penting bagi ekosistem pegunungan, untuk itu bunga ini kini dilindungi oleh otoritas setempat.

Sedangkan menurut seorang ahli dari WWF-Austria, keberadaan edelweiss Eropa juga kini semakin terancam punah karena efek pemanasan global yang mengubah habitat alami bunga ini menjadi lebih hangat. Pohon dan tumbuhan lain yang mampu untuk pindah ke tempat yang lebih tinggi agar tetap berada di suhu dingin, namun tumbuhan yang berada di daerah pegunungan Alpen tidak mampu lagi untuk melakukannya karena sudah hampir mencapai ketinggian maksimal.

5. Pohon Cendana (Santalum)

pohon Cendana
Keberadaan kayu cendana kini terancam karena penebangan liar dan deforestasi yang semakin marak terjadi

Pohon cendana atau yang biasa dikenal sebagai Sandalwood dalam bahasa inggris ini merupakan spesies hutan dengan tekstur kering yang biasa ditemukan di China, India, Indonesia, Australia, dan Filipina. Pohon tropis ini dapat tumbuh hingga 20 meter dan memiliki warna batang kayu yang beragam, mulai dari merah, cokelat, hingga abu-abu.

Karena memiliki karakteristik batang pohon yang kuat dan tahan lama, ia sering dimanfaatkan untuk menjadi kayu, baik untuk furnitur maupun pahatan. Akar pohon ini juga mengandung sandal oil yang sering digunakan untuk bahan pembuatan parfum, dupa, kosmetik, dan obat.

Di India, terjadi penebangan tak terkendali yang berdampak pada penurunan populasi pohon cendana selama beberapa tahun terakhir. Karenanya, India telah melarang praktik ekspor kayu cendana dan menerapkan upaya konservasi pohon ini. Dalam daftar merah IUCN sendiri pohon ini telah masuk dalam kategori vulnerable sehingga pendayagunaannya perlu diawasi pemerintah setempat.

6. Pohon Ulin (Eusideroxylon zwageri)

pohon Ulin
Praktik penebangan pohon ulin secara berlebihan mengancam keberadaan pohon ini di masa yang akan datang (Sumber Teras.id)

Pohon ulin, atau yang dalam bahasa inggris dikenal sebagai Ironwood ini merupakan salah satu jenis pohon yang kayunya banyak digunakan untuk keperluan konstruksi dan material perabotan. Pohonnya termasuk ke dalam jenis pohon berukuran besar yang tingginya bisa mencapai 50 meter dengan diameter batangnya mencapai 120 cm.

Sifat kayunya yang dapat bertahan lama membuat orang banyak memanfaatkannya. Di daerah Kalimantan misalnya, warga lokal banyak menggunakan kayu ulin sebagai bahan pembuatan rumah panggung.

Dulu pohon ini merupakan salah satu jenis pohon yang dilindungi oleh pemerintah. Hal ini karena pohon ulin memiliki waktu pertumbuhan yang lambat sehingga jika ditebang secara berlebihan, keberlangsungan spesiesnya akan terancam. Ia juga merupakan rumah sekaligus sumber makanan bagi orang utan. Selain itu, pohon ulin juga berfungsi untuk menjaga kadar air di dalam tanah sehingga bisa mencegah terjadinya longsor.

Namun, tahun ini status konservasi pohon ulin dikeluarkan dari daftar tumbuhan yang dilindungi lagi oleh pemerintah. Keputusan ini pun mendapat banyak kecaman masyarakat yang khawatir bahwa akan terjadi overexploitation yang akan membawa pohon ini kepada kepunahan.

7. Anggrek Tebu (Grammatophyllum speciosum)

bunga Anggrek Tebu
Bunga anggrek tebu berwarna kuning dengan bintik-bintik berwarna coklat, merah atau merah kehitam-hitaman (Sumber: Gardensbythebay.sg)

Anggrek tebu, atau yang dalam bahasa inggris disebut dengan tiger orchid atau giant orchid ini merupakan jenis anggrek terbesar dibandingkan anggrek lainnya. Pada habitat alaminya, anggrek tebu merupakan tumbuhan epifit yang dapat tumbuh di permukaan tumbuhan lain.

Ketika berumur dewasa, anggrek tebu dapat mencapai berat lebih dari 1 ton dan mempunyai panjang malai hingga 3 meter dengan diameter malai sekitar 1,5-2 cm. Itulah sebabnya tanaman ini layak menyandang predikat sebagai anggrek raksasa.

Bunga anggrek tebu tahan lama dan tidak mudah layu. Meskipun telah dipotong dari batangnya, bunga raksasa yang super besar dan berat ini mampu bertahan hingga 2 bulan.

Persebaran dan konservasi tanaman anggrek tebu tersebar secara alami mulai dari Myanmar, Thailand, Laos, Vietnam, Malaysia, Indonesia, hingga New Guinea. Di Indonesia sendiri anggrek tebu tersebar mulai dari pulau Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, Maluku, hingga Papua.

Karena keunikannya ini, ia sering dicari untuk dikoleksi secara pribadi. Oleh karenanya, pemerintah memasukan tanaman ini ke dalam daftar tumbuhan yang dilindungi.

8. Pohon Damar (Agathis dammara)

pohon Damar
Jenis pulp yang dihasilkan dari kayu damar memiliki tingkat ketahanan dan kualitas yang tinggi

Pohon damar, atau yang dalam bahasa Inggris disebut dengan Amboyna pine ini termasuk dalam famili Araucariaceae. Habitat asli pohon damar tersebar di berbagai wilayah, mulai dari Papua Nugini, Indonesia, Filipina dan Malaya.

Ia tumbuh di dataran rendah hingga ketinggian 1.200 dpl dan memiliki batang lurus dengan diameter 1,5 meter, sedangkan tingginya bisa tumbuh hingga 65 meter. Oleh karena itu, pohon damar sering kali dijadikan tanaman penghijauan di kota-kota besar seperti Jakarta dan Bogor. Pohon ini juga punya karakter mudah ditanam. Karena termasuk pohon besar, maka sering kali dimanfaatkan untuk penghijauan, mencegah kerusakan tanah, dan sebagai penyerap air.

Kayu pohon damar biasa digunakan sebagai salah satu bahan untuk menghasilkan pulp atau bubur kertas dengan kualitas baik. Selain untuk industri kertas, kayu damar juga sering kali dimanfaatkan untuk membuat konstruksi rumah.

Karena banyak dimanfaatkan untuk keperluan manusia, ia semakin terancam kepunahan karena jumlahnya kini yang kian sedikit. IUCN pun menetapkan pohon damar dalam kategori vulnerable (IUCN 2014) karena overexploitation yang ironisnya legal dan berizin.

Faktor Penyebab Kelangkaan Spesies Tanaman

deforestasi
Spesies tanaman kini semakin terancam keberadaannya karena ulah manusia yang semakin tidak terkendali

Lebih dari 99% spesies yang pernah hidup di bumi telah punah. Terdapat total 5 kepunahan yang tercatat pernah terjadi berdasarkan penelitian fosil. Kepunahan tersebut disebabkan oleh kejadian geologi dan iklim yang tidak dapat dihindari. Ilmuwan percaya bahwa sekarang ini bumi sedang mengalami kepunahan massal ke-6, yang dilatarbelakangi oleh ulah manusia.

Beberapa ilmuwan mengatakan bahwa kepunahan ke-6 ini telah dimulai sejak awal kemunculan manusia purba pada periode pleistocene. Dikatakan bahwa mereka bertanggung jawab karena telah memburu secara berlebihan mamalia besar seperti mamot. Dari sana, aktivitas manusia semakin mempengaruhi kehidupan spesies lain. Diprediksikan bahwa dalam 100 tahun, kita akan kehilangan setengah dari seluruh spesies yang sekarang masih ada.

Tim kitacerdas telah merangkum beberapa kegiatan manusia yang menjadi faktor penyebab kepunahan spesies tanaman yang dapat kamu simak di bawah ini:

1. Kerusakan Habitat

Faktor ini merupakan penyebab utama dan yang paling memengaruhi hilangnya beberapa spesies tanaman secara signifikan. Deforestasi, penebangan liar, dan kebakaran hutan yang semakin sering terjadi telah menghilangkan ekosistem, habitat, dan bahkan spesies organisme itu sendiri.

Diprediksikan bahwa hutan hujan yang ada sekarang ini akan hilang dalam 100 tahun jika kita tidak menghentikan deforestasi dan kebakaran hutan sesegera mungkin. Tercatat ada 13 hektar hutan telah dikonversi atau dihancurkan. Bayangkan berapa banyak organisme flora dan fauna yang ikut musnah di dalamnya.

Manusia banyak melakukan deforestasi dengan sengaja untuk tujuan komersial, seperti membuka lahan perkebunan sawit, peternakan, perumahan, hingga jalan tol. Akibatnya, habitat bagi banyak spesies tanaman tersebut hilang.

2. Overexploitation Oleh Manusia

Beberapa kelompok tanaman langka seperti anggrek dan tanaman karnivora masih banyak diminati oleh kolektor tanaman langka. Mengoleksi tanaman yang masuk ke dalam kategori terancam punah merupakan perbuatan ilegal yang dapat membuat pelakunya terkena sanksi hukum. Hal ini karena beberapa dari tanaman tersebut memiliki siklus pertumbuhan yang lambat sehingga akan sulit untuk tumbuh kembali. Dampaknya, jumlah populasi tanaman tersebut akan menurun secara drastis.

Penggunaan kayu dari pohon yang masuk kategori terancam punah untuk pembuatan furnitur juga semakin memengaruhi kelangkaan spesies pohon tersebut.

Salah satu upaya yang dapat kita lakukan adalah menjalani gaya hidup “sustainable” atau berkelanjutan. Belilah produk-produk yang “ethically sourced”. Dengan begitu kita dapat membantu mengurangi permintaan terhadap produk-produk yang membutuhkan bahan baku langka.

3. Polusi

Saat manusia memproduksi zat berbahaya yang dapat mengkontaminasi udara, air dan tanah, ia akan mengganggu metabolisme organisme hidup sehingga mereka tidak mampu untuk beradaptasi dan bertahan hidup.

Polusi air dan tanah seperti merkuri, kadmium, dan pestisida dapat berakibat pada musnahnya jenis tanaman tertentu. Hujan asam akibat polusi udara yang terjadi juga dapat menghancurkan hutan. Tumpahan minyak di laut dapat membunuh hewan dan tumbuhan. Polusi merupakan masalah utama yang mengancam keragaman hayati.

4. Ancaman Spesies Non-native

Manusia seringkali memindahkan spesies suatu organisme dari habitatnya ke tempat lain yang merupakan habitat bagi spesies lain. Memperkenalkan spesies yang bukan native atau berasal dari ekosistem tersebut akan mengganggu keseimbangan antar spesies di suatu ekosistem.

Akan muncul ancaman pemangsa baru yang nantinya akan berkompetisi dengan pemangsa alami di ekosistem tersebut. Hal ini akan berakibat semakin berkurangnya sumber makanan atau ia malah akan memangsa spesies alami di ekosistem tersebut yang akan berakibat pada terganggunya rantai makanan.

Semakin jauh manusia berusaha untuk mengakses tempat-tempat terpencil, semakin kita membiarkan spesies lain melakukan hal yang sama karena jalan yang kita bangun tadinya merupakan hutan, ekosistem bagi makhluk hidup lain.

Kegiatan manusia lainnya seperti bepergian dari suatu pulau ke pulau lain dan mengambil spesies asli di ekosistem pulau tersebut juga membahayakan kelangsungan hidup tanaman. Contohnya saat rumput non-native berkontribusi pada berkurangnya hampir setengah dari daftar tumbuhan yang kini terancam punah. Faktor ini merupakan faktor utama berkurangnya 18% spesies yang kini terancam punah di Amerika Serikat.

Rumput secara langsung berkompetisi dengan tumbuhan asli lainnya untuk mendapatkan air, nutrisi dan cahaya. Rumput-rumput seperti cheatgrass, knapweeds, dan yellow star thistle seringkali menjadi kompetitor bagi tanaman asli di bagian barat Amerika. Sedangkan honeysuckle dan privet menjadi kompetitor di bagian timur.

5. Perubahan Iklim

Pemanasan global merupakan salah satu faktor lainnya yang meningkatkan ancaman terhadap keberlangsungan hidup tanaman. Fenomena ini merupakan peningkatan terhadap temperatur atmosfer dan laut yang lantas menciptakan efek rumah kaca.

Kenaikan suhu bahkan hanya 1 derajat pun dapat berdampak pada kehidupan tumbuhan dan makhluk hidup. Dikabarkan juga bahwa di 25 tempat yang kaya akan keanekaragaman hayati seperti Carribean Basin dan daerah Cape Floristic di Afrika Selatan mengalami kenaikan jumlah karbon dioksida. Hal ini dapat berakibat pada musnahnya 56.000 spesies tumbuhan dan 3.700 hewan di area tersebut.

Semua faktor di atas bersinergi satu sama lain dalam menyebabkan kenaikan jumlah musnahnya populasi tumbuhan. Seluruh pihak harusnya menganggap serius dan menangani isu ini. Karena kepunahan terhadap makhluk hidup lain dapat mengganggu proses ekologi seperti pollination dan persebaran biji serta hancurnya rantai makanan yang juga dapat mengakibatkan kepunahan bagi spesies lainnya.

Apakah artikel di atas memberikan pengetahuan yang berguna bagimu? Tinggalkan pertanyaan dan pesanmu di kolom komentar, serta jangan lupa untuk membagikan tulisan ini ke teman-temanmu, ya!

gunung berapi

Mengenal Gunung Berapi dan Jenis-Jenis Letusannya

Gunung berapi di Indonesia masuk terbanyak di dunia. Hal ini terjadi karena Indonesia dilalui oleh jalur gunung api dunia yang disebut Ring of Fire. Namun apa yang dimaksud dengan gunung berapi itu sendiri?

Gunung berapi berbeda dengan Gunung Merapi. Gunung berapi adalah sebuah jenis gunung yang dapat mengeluarkan lava, debu vulkanik, dan gas dari ruang magma di dalamnya. Sedangkan Gunung Merapi adalah nama dari sebuah gunung berapi.

Di atas bumi, gunung berapi seringkali ditemukan di tempat di mana lempeng tektonik saling bertabrakan atau berkumpul, namun mereka lebih banyak ditemukan di bawah air. Gunung berapi juga dapat terbentuk di tempat yang terjadi peregangan dan penipisan kerak bumi, seperti yang terjadi pada the East African Rift dan the Wells Gray-Clearwater volcanic and Rio Grande Rift.

Saat gunung berapi meletus, erupsi (ledakan) yang dihasilkan dapat memengaruhi temperatur di atmosfer karena debu dan tetesan asam sulfat yang dikeluarkannya dapat menghalangi cahaya matahari untuk masuk, sehingga suhu di troposfer bumi menjadi dingin. Sejarah pun mencatat bahwa setiap terjadi erupsi besar oleh gunung berapi, setelahnya akan terjadi apa yang dinamakan dengan volcanic winter, yang dapat menyebabkan paceklik di sekitarnya.

Lalu ada apa saja jenis gunung berapi yang ada? Berikut pemaparan masing-masing jenis gunung berapi berdasarkan kategorinya.

Gunung Berapi Berdasarkan Keaktifannya

Gunung berapi dapat dibedakan berdasarkan tingkat keaktifannya. Dalam hal ini berarti ada gunung berapi yang sering meletus, sudah jarang meletus dan sudah tidak dapat meletus. Berikut penjelasan selengkapnya.

1. Gunung Berapi Aktif

Gunung berapi memiliki “umur” keaktifan yang dapat bertahan selama beberapa bulan hingga bahkan jutaan tahun. Inilah mengapa sulit untuk mendefinisikan gunung berapi aktif. Contohnya, banyak dari gunung berapi yang ribuan tahun lalu sering kali meletus namun kini ia tidak lagi menunjukan tanda-tanda erupsi. 

The Smithsonian Global Volcanism Program dan begitu juga kebanyakan dari peneliti, mendefinisikan gunung berapi aktif sebagai gunung yang telah bererupsi dalam 10.000 tahun terakhir (Zaman Holosen). Dari definisi tersebut, hingga tahun 2020 program ini mencatat masih ada 1.420 gunung berapi yang aktif.

Namun, umur gunung berapi juga dapat berbeda berdasarkan lokasinya. Misalnya di China dan Mediterania, gunung berapi dapat aktif selama 3.000 tahun, namun di Amerika dan Kanada, ia hanya dapat aktif selama 300 tahun.

2. Gunung Berapi Tidur (Dormant)

Sangat sulit untuk membedakan gunung berapi yang sudah tidak aktif dan gunung berapi tidur. Gunung berapi yang tidur layaknya gunung berapi yang mati suri. Ia tidak meletus selama ribuan tahun, namun sewaktu-waktu dapat meletus kembali.

Banyak yang berasumsi bahwa jika sebuah gunung berapi tidak pernah meletus selama bertahun-tahun maka ia sudah tidak aktif. Namun ada gunung berapi yang “tidur” selama periode waktu yang sangat lama. Misalnya gunung berapi Yellowstone. Dikatakan bahwa ia tertidur karena setiap kali meletus, ia membutuhkan waktu 700.000 tahun untuk dapat kembali meletus. Begitupun dengan gunung di Danau Toba yang butuh 380.000 tahun untuk dapat meletus kembali.

3. Gunung Berapi Mati (Extinct)

Gunung berapi yang telah mati atau tidak aktif merupakan gunung berapi yang sudah dipastikan tidak dapat meletus kembali dikarenakan ia tidak lagi memiliki pasokan magma. Misalnya gunung Hohentwiel di Jerman, Gunung Shiprock di New Mexico, Gunung Zuidwal di Belanda dan masih banyak lagi.

Tipe Erupsi Gunung Berapi

Gaya dan bentuk erupsi yang dikeluarkan oleh gunung berapi dapat berbeda-beda. Hal ini ditentukan oleh komposisi lava yang dikeluarkannya. Berikut merupakan jenis-jenis gunung berapi berdasarkan erupsinya.

1. Erupsi Eksplosif

Erupsi eksplosif terjadi karena adanya tekanan gas magmatis yang sangat besar dari perut bumi. Hal ini mengakibatkan ledakan yang sangat besar saat terjadi letusan. Erupsi Eksplosif dapat mengakibatkan munculnya kawah yang sangat besar dan akhirnya mengalir dan sebagian terlempar ke daerah sekitar gunung. Jenis material yang dilontarkan gunung saat letusan ini adalah berupa material panas berbentuk padat maupun cair. Salah satu contoh yang pernah terjadi di Indonesia adalah letusan Gunung yang membentuk Danau Batur di Bali.

2. Erupsi Elusif

Pada erupsi elusif, tekanan gas magmatis pada perut bumi tidaklah begitu besar sehingga terjadi ledakan nya kecil atau bahkan tidak terjadi ledakan sama sekali. Namun meskipun begitu letusan tipe ini juga sama berbahayanya dengan Erupsi Eksplosif karena masih mengandung banyak sekali material cair panas yang meluber dan tumpah di sekitar gunung. Contoh gunung dengan tipe letusan seperti ini adalah Gunung Mauna Loa di Hawaii.

Letusan Gunung Berapi Berdasarkan Tingkat Kekentalan Magma

1. Letusan Tipe Hawaii

Letusan tipe Hawaii adalah letusan dengan lava yang keluar berbentuk cair dan akhirnya tumpah ke sekitar gunung. Hal ini terjadi karena sifat benda cair yang gampang sekali mengalir dari tempat tinggi ke rendah. Contoh gunung dengan letusan tipe Hawaii adalah Gunung Mauna Loa, Mauna Kea dan Kilauea di Hawaii.

2. Letusan Tipe Stromboli

Gunung dengan letusan tipe Stromboli meletus dengan interval waktu tertentu. Misal setiap seperempat jam sekali atau sejam sekali. Letusan akan terjadi secara berkala hingga akhirnya kandungan material yang berupa abu vulkanik dan lava habis dikeluarkan. Contoh gunung dengan tipe ini adalah Gunung Stromboli di Kepulauan Lipari dan Gunung Raung di Pulau Jawa.

3. Letusan Tipe Vulkano

Letusan gunung berapi dengan tipe Vulkano akan mengeluarkan banyak sekali material berupa abu, batu dan juga lava cair yang akhirnya mengalir atau terlempar akibat ledakan. Tapi kekuatan erupsi gunung tipe ini juga bergantung pada kedalaman dapur magma dan seberapa banyak kandungan material yang akan dikeluarkan. Gunung dengan tipe ledakan seperti ini adalah Gunung Vesuvius dan Etna di Italia serta Gunung Semeru di Jawa Timur.

4. Letusan Tipe Merapi

Tipe letusan Merapi adalah gunung berapi yang saat meletus mengeluarkan banyak sekali lava kental dari dalam perut bumi. Lava yang kental ini cepat mengering hingga akhirnya akan menyumbat lubang gunung. Karena sumbatan inilah maka material yang belum keluar dari gunung akan mencoba menekan keluar hingga akhirnya terjadi ledakan disertai lemparan material panas dari gunung yang banyak. Selain itu tipe ini juga menghasilkan awan panas yang turun gunung atau dalam bahasa setempat disebut wedhus gembel. Contoh gunung dengan tipe ledakan ini adalah Gunung Merapi di Yogyakarta.

5. Letusan Perret atau Plinian

Letusan tipe ini sangat berbahaya karena kekuatan lembaran material hingga setinggi 80 km di udara. Dan akan langsung menghancurkan puncak gunung dalam sekejap. Contoh gunung dengan tipe letusan ini adalah Gunung St. Helens.

6. Letusan Tipe Pelee

Gunung dengan tipe letusan pelee ini terjadi karena ada sumbatan seperti jarum pada puncak gunung sehingga mengakibatkan tekanan besar dari dalam. Setelah tak kuat menahan tekanan maka gunung akan meletus dengan kekuatan yang besar.

7. Letusan Tipe Saint Vincent

Letusan gunung tipe ini akan menyebabkan danau kawah tumpah bersama lava sehingga daerah di sekitar gunung akan diterjang lahar panas yang sangat berbahaya. Gunung dengan letusan tipe ini adalah Gunung Saint Vincent.

Apakah informasi di atas memberikan pengetahuan yang berguna untuk kamu? Tinggalkan pertanyaan dan pesanmu di kolom komentar, serta jangan lupa untuk membagikan tulisan ini kepada teman-temanmu, ya!

barang tambang

7 Jenis Barang Tambang Yang Wajib Kamu Ketahui

Kegiatan pertambangan diartikan sebagai aktivitas pengekstraksian mineral berharga atau material geologi lainnya dari bumi. Bisa dari dalam lapisan tertentu di dalam bumi atau dasar laut.

Terdapat 4 metode utama yang digunakan dalam pertambangan, yaitu:

  1. Underground Mining

Underground mining atau penggalian bawah tanah merupakan metode penggalian yang relatif mahal dan sering digunakan untuk mendapatkan material yang terletak di dalam perut bumi. Penggali tambang biasanya akan membuat sebuah terowongan bawah tanah untuk memudahkan pengiriman barang tambang dari dalam bumi ke permukaan untuk nantinya diolah.

Terdapat beberapa tipe underground mining yang dikategorikan berdasarkan teknik ekstraksi, proses pengambilan barang tambang dan alat yang digunakan. Seperti misalnya drift mining, slope mining dan masih banyak lagi tipe lainnya.

  1. Surface Mining

Surface mining, atau pertambangan yang dilakukan di permukaan tanah, melibatkan pembuangan tumbuhan, tanah dan bedrock agar dapat memperoleh akses terhadap barang tambang. Metode ini biasa dilakukan untuk mendapatkan material yang relatif kurang berharga.

Metode pertambangan ini juga memiliki jenisnya sendiri. Dan yang paling banyak digunakan yaitu:

  • Open-pit mining: penggalian batuan untuk membuat lubang terbuka yang digunakan untuk mengekstrak material tambang. Metode ini dapat meminimalisir resiko terjadinya kolaps serta lebih memungkinkan penggunaan peralatan berukuran besar.
  • Strip mining: tipe ini digunakan saat akan mengekstrak material yang dangkal dan berlapis.
  1. Placer Mining

Placer mining digunakan untuk menggali bahan tambang berharga dari sedimentasi yang terdapat di aliran sungai, pasir atau area sedimen lainnya. Dalam pengoperasiannya, sedimen lantas akan dicuci dan dibilas untuk mendapatkan material yang diinginkan.

Praktik ini banyak dilakukan guna mendapatkan emas, platina, timah atau material berharga lain. Sekitar 50% dari titanium yang ada di dunia didapatkan melalui pertambangan dengan metode placer mining.

  1. In-situ Mining

In-situ mining atau biasa juga disebut dengan solution mining, merupakan satu-satunya metode yang tidak melibatkan pembersihan bijih dari dalam atau permukaan bumi. Metode ini menggunakan bahan kimia yang dimasukan ke dalam bumi yang lantas akan meluruhkan bijih dari material yang ada di dalamnya. Teknik ini biasa digunakan untuk mendapatkan uranium. Teknik ini juga merupakan teknik yang paling sedikit menghasilkan limbah batuan.

Material geologi yang didapatkan dari kegiatan tersebut lantas disebut dengan barang tambang. Barang tambang memiliki nilai ekonomis yang besar karena ia merupakan bahan baku dari banyak produk yang kita gunakan sehari-hari.

Menurut Undang-Undang No. 11 Tahun 1967 tentang ketentuan pokok pertambangan, barang tambang dibagi dalam 3 golongan berdasarkan manfaat dan kegunaannya, yaitu:

  • Golongan A

Barang ini termasuk dalam barang tambang strategis dan berperan penting bagi perekonomian negara. Contohnya, batu bara, minyak bumi, gas alam, nikel, tembaga, dan timah.

  • Golongan B

Golongan yang satu ini disebut sebagai barang tambang vital dan penting bagi kehidupan banyak orang. Contohnya, emas, belerang, perak, tembaga, platina, dan lain-lain.

  • Golongan C

Tambang yang dikelola oleh masyarakat dan digunakan untuk keperluan industri. Contohnya, fosfat, kaolin, gipsum, batu gamping, marmer, gips, dan lain-lain.

Berbagai Macam Barang tambang

Minyak Bumi (Petroleum)

tambang minyak bumi
Titik pertambangan minyak bumi yang terletak di lepas pantai

Minyak bumi merupakan salah satu jenis pertambangan yang banyak dilakukan di berbagai dunia karena kegunaannya yang krusial bagi kehidupan manusia. Ia berasal dari fosil berbagai material organik purbakala yang berubah bentuk menjadi minyak dikarenakan proses geokimia.

Minyak bumi menjadi sangat penting karena kegunaannya untuk bahan bakar kendaraan, keperluan rumah tangga, pembangkit listrik, bahan baku industri, dan lain-lain. Karena perannya yang cukup vital maka perubahan harga minyak bumi sangat berdampak pada kestabilan ekonomi suatu negara.

Di Indonesia sendiri, minyak bumi ditambang di banyak daerah. Di pulau Sumatera, pertambangan minyak bumi dapat ditemukan di daerah Aceh, Riau, dan Muara Enim. Di pulau Jawa, pertambangan minyak bumi dilakukan di Wonokromo (Surabaya), Cepu (Cilacap), dan Majalengka (Jatibarang). Di Kalimantan, terdapat pertambangan minyak bumi di Tarakan, Amuntai dan sungai Mahakam. Selain dilakukan di daratan, kegiatan pertambangan Minyak Bumi juga biasa dilakukan di area lepas pantai.

Para geologis dan geofisikawan menggunakan survey seismik untuk mencari struktur geologi yang dirasa terdapat cadangan minyak bumi. Metode klasik yang biasa digunakan adalah dengan meledakan bawah tanah di dekat titik tersebut lalu mengobservasi respon seismik yang akan memberi tahu apakah terdapat minyak atau tidak.

Batu Bara

tambang batu bara
Batu bara yang baru saja diekstrak dari dalam bumi

Batu bara terbentuk dari sisa-sisa tumbuhan zaman purba yang akhirnya terkubur dan mengendap di dalam lapisan tanah hingga jutaan tahun lamanya, yang kemudian mendapat tekanan dan suhu yang terus meningkat.

Batu bara memiliki beberapa kategori berdasarkan unsur karbon yang dikandung di dalamnya, yaitu Antrasit (kadar karbon 86-98%), Bituminus (kadar karbon 68-86%), Sub-bituminus (sedikit kandungan karbon dan banyak kandungan air), Lignit (kadar karbon 35-75%, memiliki warna coklat dan dikenal lunak dan ringan), Gambut (berpori-pori dengan kadar air hingga 75%). Semakin tinggi tingkat karbon maka akan semakin hitam warna batu.

Sejak tahun 1880an, manusia telah memanfaatkan batu bara sebagai sumber energi, terutama untuk memproduksi energi listrik dan panas. Untuk kebutuhan industri, batu bara juga sering digunakan dalam membantu proses pemurnian logam. Industri besi juga menggunakan batu bara sebagai bahan bakar yang digunakan untuk mengekstrak besi dari bijih besi. Ia juga digunakan dalam produksi semen.

Hingga saat ini, batu bara masih menjadi bahan utama yang dipakai untuk menghasilkan listrik di seluruh dunia. Oleh karena itu, batu baru merupakan penghasil nomor satu karbondioksida.

Selain itu proses pengambilan atau penambangan batu bara dari perut bumi memerlukan energi yang besar dan juga menghasilkan berbagai produk sampingan. Aktivitas ini sangat erat kaitannya dengan dampak negatif terhadap lingkungan, kesehatan, dan perubahan iklim.

Timah

tambang timah
Pertambangan yang dilakukan di daerah hutan berdampak terhadap lingkungan di sekitarnya

Kegiatan menambang timah telah dilakukan sejak zaman perunggu, karena perunggu itu sendiri merupakan campuran antara tembaga dan timah. Timah jika sudah diolah dapat digunakan sebagai kaleng makanan, pelapis besi agar tidak berkarat dan dalam bentuk lembaran, timah digunakan sebagai pembungkus permen, cokelat hingga rokok. Timah juga merupakan salah satu bahan terpenting yang digunakan untuk memproduksi alat-alat elektronik seperti smartphone, komputer, TV, dan alat elektronik lainnya.

Timah merupakan jenis tambang yang terbilang langka ditemukan jika dibandingkan dengan jenis tambang lain seperti besi. Penggalian yang lebih dalam ke perut bumi pun banyak dilakukan untuk mencari bahan tambang ini. Dan semakin dalam lubang yang diciptakan, maka akan semakin berbahaya juga bagi makhluk hidup. Di tahun 2011, tercatat setidaknya satu pekerja tambang timah tewas di Indonesia.

Pada  2012, Bloomberg Businessweek juga mengangkat cerita pertambangan timah di pulau Bangka yang semakin membahayakan dan destruktif terhadap lingkungan sekitar. Sebanyak satu per tiga dari timah yang dihasilkan di seluruh dunia didapat dari pulau Bangka dan Belitung.

Pengerukan bijih timah di lepas pantai pulau juga telah menghasilkan sedimen yang telah mengubur terumbu karang yang merupakan rumah bagi makhluk laut sehingga merugikan industri perikanan lokal. Hal ini dilakukan secara ilegal meskipun sudah ada larangan untuk melakukan kegiatan pertambangan di area perairan yang terletak 4 mil dari garis pantai.

Bijih Besi

tambang bijih besi
Proses pengangkutan bijih besi yang baru saja diekstrak

Bijih besi merupakan campuran antara bebatuan dan mineral yang nantinya akan menjadi besi yang dapat diolah menjadi berbagai benda. Saat masih dalam bentuk bijih besi, ia kaya akan besi oksida (iron oxide) dan memiliki berbagai macam warna, mulai dari abu gelap, kuning terang atau ungu kelam.

Bijih yang mengandung hematit atau magnetit yang tinggi dikenal dengan sebutan bijih alami atau direct shipping ore.

Bijih besi sendiri merupakan bahan mentah yang digunakan untuk membuat besi kasar (pig iron), yang merupakan bahan baku utama pembuatan baja. Pada tahun 2011, Financial Times mengatakan bahwa bijih besi merupakan bahan tambang yang paling penting bagi ekonomi global dibandingkan komoditas lainnya (kecuali minyak bumi).

Metode pertambangan bijih besi bervariasi tergantung dari tipe bijih yang ditambang. Secara umum, terdapat 4 tipe bijih besi berdasarkan mineralogi dan geologi nya, yaitu magnetit, titano magnetit, hematit masif, dan pisolitik deposit batu besi.

Emas

tambang emas
Emas dapat diubah menjadi berbagai bentuk mulai dari perhiasan hingga menjadi emas batangan

Emas adalah salah satu logam yang tergolong logam mulia karena sifatnya yang tahan korosi (berkarat) dan oksidasi. Emas juga merupakan logam berharga karena memiliki nilai komoditas dan nilai dagang yang relatif tinggi. Dalam sejarah peradaban manusia, emas digunakan sebagai salah satu mata uang atau alat tukar. Oleh karena itu, emas merupakan salah satu jenis bahan tambang utama di dunia.

Mayoritas dari emas yang ada memang diproduksi oleh korporasi besar, namun juga terdapat jutaan orang yang bekerja secara independen untuk perusahaan kecil, dan dalam beberapa kasus juga secara ilegal. Para pekerja tambang independen merupakan mereka yang menggunakan metode-metode rudimental dalam pengekstraksian emas.

Kegiatan pertambangan emas ini seringkali memiliki resiko bagi pekerjanya, yaitu ancaman keracunan dari kimia yang digunakan dalam proses pertambangan serta ancaman tertimbun reruntuhan pertambangan yang kolaps yang dapat mengancam hidup mereka.

Bukan hanya terhadap pekerjanya, kegiatan pertambangan emas juga mengancam lingkungan di sekitarnya. Contohnya kegiatan pertambangan yang dilakukan di hutan tropis semakin menyebabkan deforestasi yang dapat mengancam keanekaragaman hayati. Di daerah aliran sungai, sisa residu merkuri yang digunakan juga mengancam makhluk hidup di daerah aliran sungai.

Tembaga

tambang tembaga
Tembaga dapat diubah menjadi berbagai benda lainnya yang berguna bagi kehidupan manusia

Tembaga adalah salah satu jenis logam dengan simbol unsur kimia Cu (Cuprum). Ia banyak dipakai sebagai konduktor tenaga listrik dan panas, bahan bangunan, dan juga sebagai komponen dari beberapa jenis logam campuran, misalnya untuk logam paduan perhiasan berbahan perak sterling, untuk pembuatan koin, dan sebagainya.

Tembaga adalah salah satu dari sedikit jenis logam yang secara alami dapat langsung dimanfaatkan dari alam tanpa harus dilakukan proses pemurnian. Karena itu, tembaga telah digunakan oleh manusia sejak awal-awal mulai berkembangnya peradaban manusia.

Ketika mengalami proses oksidasi dan menjadi berkarat, permukaan tembaga akan berubah warna menjadi hijau. Hal ini dapat dengan mudah kita perhatikan pada bangunan-bangunan tua khas bangsa barat yang beratapkan tembaga, begitu juga dengan patung-patung tua berbahan tembaga (contoh: Patung Liberty yang berada di Amerika Serikat).

Untuk mengkonversi bijih tembaga menjadi tembaga, serangkaian proses fisika dan elektrokimia perlu dilakukan. Metode yang dilakukan bervariasi di berbagai negara, tergantung dari sumber bijih tembaga, regulasi lingkungan lokal dan faktor lainnya.

Nikel

tambang nikel
Salah satu pemanfaatan bahan nikel yang diubah menjadi kunci pintu

Nikel adalah logam yang dalam penggunaannya banyak dicampur dengan bahan lain sebagai bahan baku untuk membuat benda. Saat dicampur dengan besi, ia akan menjadi tahan karat dan menjadi baja. Sedangkan saat dicampur dengan tembaga, ia akan menjadi kuningan dan perunggu. Selain itu, nikel juga digunakan sebagai bahan untuk membuat uang logam. Daerah penghasil nikel terbesar di Indonesia terdapat di Soroako, Sulawesi Selatan dan Pomala, Sulawesi Tenggara.

Mayoritas dari persediaan nikel di dunia berada dalam bentuk nikel laterit. Terdapat dua metode hidrometalurgi yang dapat digunakan untuk mengekstrak nikel dan kobalt dari nikel laterit, yaitu sulphuric acid leaching dan reduction roast-ammonia leaching.

Apakah informasi di atas memberikan wawasan baru? Tinggalkan pertanyaan dan pesanmu di kolom komentar, dan jangan lupa untuk membagikan artikel ini kepada teman-temanmu ya!

awan

Jenis-Jenis Awan Yang Perlu Kita Ketahui

Pernahkah kamu berpikir awan terbuat dari apa? Apa yang membuatnya bisa terlihat lembut seperti kapas namun mampu menciptakan hujan? Awan merupakan akumulasi dari butiran-butiran air, kristal es, atau uap air, yang merupakan hasil evaporasi dari permukaan bumi. Butiran-butiran tersebut lalu tertahan di atmosfer bumi sehingga menggumpal dan menjadikannya awan.

Uap air berubah menjadi awan pada saat ia menjadi dingin dan terkondensasi di udara. Agar dapat terkondensasi, uap air harus menempel kepada suatu benda padat seperti debu, serbuk sari, butiran air, atau kristal es. Uap air yang terkondensasi di permukaan bumi disebut dengan embun.

Simak video penjelasan proses pembentukan awan yang lebih rinci:

Tapi tahukah kamu awan juga dapat terbentuk di permukaan tanah? Awan ini kita kenal dengan sebutan kabut. Cara terbentuknya sama dengan awan, hanya saja kabut terbentuk jika materi pembentuknya berada dekat dengan permukaan tanah dan temperatur di sekitarnya berada kurang dari 2.5 °C. Inilah mengapa ia hanya terlihat pada saat musim hujan atau di daerah dengan suhu rendah.

Lalu, bagaimana caranya awan yang berada di langit menciptakan hujan?

Simak proses bagaimana awan bisa menghasilkan hujan di video singkat ini:

Bentuk awan bervariasi jika dilihat dari bentuk dan ukurannya. Namun walau begitu, proses pembentukannya tetaplah sama. Jenis-jenis awan yang berbeda ini diklasifikasikan berdasarkan bentuk dan letak ketinggiannya. Namun beberapa juga ada yang dikelompokan berdasarkan karakteristik unik mereka, seperti awan yang terbentuk di pegunungan (awan Lenticular) atau yang terbentuk di bawah awan yang sudah ada (awan Mammatus).

Namun, kali ini tim kitacerdas akan membahas lebih dalam mengenai klasifikasi awan yang dikelompokan berdasarkan letak ketinggiannya, yaitu:

Awan rendah (0-2 km dari permukaan tanah)

1. Stratokumulus

awan stratocumulus
Orang-orang biasanya berpikir pasti akan turun hujan jika awan ini muncul. Namun pada kenyataannya awan ini bukanlah awan yang muncul sebelum hujan

Awan ini terletak sangat rendah sehingga dari tanah kita dapat melihatnya dengan jelas. Awan stratokumulus dapat menghasilkan hujan namun biasanya tidak lebat. Awan ini berbentuk bulat dengan gumpalan yang nampak berkumpul atau memisah secara teratur di langit dengan warna keabu-abuan.

Awan stratocumulus terlihat seperti selimut putih tebal yang memiliki sedikit kemiripan dengan awan kumulus, hanya saja jauh lebih besar. Awan jenis ini berwarna terang hingga abu-abu gelap tergantung dari ketebalannya.

2. Stratus

awan stratus
Awan ini terdiri dari lapisan awan-awan tipis yang menyelimuti langit

Awan stratus berbentuk lapisan tipis melebar pada langit dengan warna putih menuju keabu-abuan. Awan ini merupakan awan yang paling banyak ditemui di seluruh dunia, khususnya di daerah pesisir dan pegunungan.

Ia juga merupakan tanda kestabilan tekanan udara pada atmosfer. Bentuk awan stratus sangat teratur di langit meski kadang ditemui bentuk yang pecah tak beraturan. Kadang awan stratus menjadi tebal dan menutup cahaya matahari dan bulan.

Ia dapat juga dikatakan sebagai kabut karena letaknya yang dekat dengan permukaan tanah. Kamu dapat dengan mudah mengenali jenis awan ini dari lapisan awan yang memanjang secara horizontal dan berbentuk seperti kabut.

Ia dapat memproduksi hujan atau salju ringan jika temperatur di bawahnya dingin. Awan ini dapat berubah menjadi awan nimbostratus jika mendapatkan kelembapan yang cukup di permukaannya.

3. Nimbostratus

awan nimbostratus
Tekstur awan nimbostratus yang tebal kerap menutup cahaya matahari dan dipercaya sebagai pertanda akan turun hujan

Nimbostratus berasal dari kata Latin “nimbus” yang berarti hujan, dan “stratus” yang berarti tersebar. Awan nimbostratus berbentuk tebal dan cenderung tidak teratur dengan warna putih keabu-abuan. Awan ini kerap sekali menghasilkan salju maupun hujan. Untuk daerah tropis awan ini menghasilkan hujan yang cukup tinggi, sedangkan di daerah subtropis hingga dingin mampu menghasilkan salju.

Awan ini dapat terbentuk dari awan jenis lain seperti contohnya awan altostratus yang sedang naik atau awan kumulonimbus yang sedang menyebar.

Awan Sedang (2-6 km dari permukaan tanah)

1. Altokumulus

awan altocumulus
Jika kamu melihat awan altokumulus di pagi hari, maka besar kemungkinan akan ada badai di sore harinya

Awan altokumulus berbentuk bulatan kecil-kecil seperti kapas yang menyebar luas di langit. Satu antara yang lain seperti terikat. Awan altokumulus memiliki warna putih hingga abu-abu. Persebaran awan ini sangat teratur di langit dan dapat menyelimuti sebagian besar permukaan langit. Munculnya awan altokumulus terkadang menandakan akan terjadinya hujan deras disertai petir (badai).

Awan ini terbentuk di ketinggian rendah sehingga tercipta dari butiran air. Namun pada saat naik ke udara, kristal es juga ikut membentuk awan ini. Awan altrokumulus biasanya muncul di antara awan cirrus dan awan stratus. Saat awan ini muncul bersamaan dengan awan jenis lain, biasanya akan diikuti oleh badai.

2. Altostratus

awan altostratus
Awan ini dapat berubah menjadi awan nimbostratus pada saat mencapai kelembapan yang tinggi hingga dapat menciptakan hujan deras

Awan altostratus banyak sekali mengandung butiran air. Oleh karena itu awan ini dapat menghasilkan hujan ringan dan virga (hujan yang tidak sampai ke tanah). Secara fisik, awan ini berbentuk lembaran-lembaran tipis dan membentuk jalur-jalur berwarna keabu-abuan. Inilah mengapa ia kerap juga disebut dengan “boring cloud”.

Awan ini menutup sebagian besar permukaan langit, meski beberapa bagian masih dapat ditembus oleh cahaya matahari. Terbentuknya awan ini biasanya saat senja dan malam hari lalu akan perlahan hilang jika siang datang dengan matahari yang terik. Awan altostratus dapat membentang bermil-mil jauhnya dan biasa dikaitkan dengan munculnya hujan ringan atau salju.

Awan tinggi (6-12 km dari permukaan tanah)

1. Cirrus

awan cirrus
Kemunculan awan ini merupakan pertanda bagi cuaca baik dan hari yang cerah

Awan ini memiliki struktur yang sangat halus seperti serat dan berbentuk seperti bulu burung. Selain itu awan cirrus juga sering berbentuk seperti pita yang melengkung di langit seakan-akan bertemu pada beberapa titik di ufuk. Awan cirrus sering mengandung kristal es sehingga awan ini sangat jarang sekali menghasilkan hujan.

Awan ini kerap menghalau cahaya matahari atau bulan sehingga menimbulkan fenomena alam halo. Fenomena ini terjadi akibat kristal es dalam awan cirrus yang membiaskan sinar matahari sehingga membentuk lingkaran cincin yang mengelilingi matahari.

Awan ini dapat dengan mudah dibedakan dari awan lainnya karena memiliki warna kuning terang atau merah sebelum matahari terbit dan setelah matahari terbenam.

2. Cirrostratus

awan cirrostratus
Awan cirrostratus dapat berubah menjadi awan altostratus pada saat terbentuk di ketinggian rendah

Awan cirrostratus memiliki warna agak kelabu dan bertekstur sangat halus saat berada di atmosfer. Bentuknya kadang menyerupai anyaman tidak teratur. Awan ini memiliki serabut-serabut tipis dan dapat menutup sebagian isi langit. Awan cirrostratus mengandung kristal es yang banyak karena letaknya yang sangat tinggi di atmosfer. Pada keadaan tertentu, awan cirrostratus akan menebal dan membuat fenomena halo (lingkaran pada matahari atau bulan).

Awan ini bersifat translusen sehingga memudahkan cahaya matahari atau bulan untuk tembus. Ia memiliki warna yang beragam, mulai dari abu-abu cerah hingga putih, tergantung kepada ketebalannya. Awan cirrostratus yang berwarna putih berarti ia menyimpan banyak cairan, pertanda kemunculan warm front system.

Awan ini hampir selalu bergerak ke arah barat. Kemunculan awan ini dikaitkan dengan akan turunnya hujan di hari berikutnya.

3. Cirrokumulus

awan cirrocumulus
Awan ini memiliki garis panjang berstruktur yang berbentuk seperti gerombolan ikan mackerel

Jenis awan cirrocumulus memiliki bentuk putus-putus teratur seperti gerombolan domba atau sisik ikan yang sangat tipis di langit. Karena letaknya yang sangat tinggi, awan ini menyimpan banyak sekali kristal es dan tetesan air yang sangat dingin. Karena susunan yang teratur ini para pelaut menyebut awan ini sebagai “gerombolan ikan mackerel di langit”.

Ia tidak pernah memproduksi hujan meskipun dapat menjadi pertanda cuaca dingin, dan juga tidak pernah berinteraksi dengan awan lain guna membentuk jenis awan yang lebih besar.

Awan vertikal (450 m –  km dari permukaan tanah)

1. Kumulus

awan cumulus
Awan ini merupakan pertanda bahwa cuaca pada hari tersebut akan normal

Awan ini berbentuk memanjang ke atas dan tebal. Nama awan ini berasal dari kata latin “cumulo” yang berarti tumpukan. Awan kumulus terjadi karena tekanan udara di atmosfer sedang labil. Jika keadaan ini terus berlanjut, maka awan ini bisa tumbuh dan berubah menjadi awan cumulonimbus. Kandungan awan kumulus adalah butiran air serta es yang sangat dingin.

Pada bagian yang terkena cahaya matahari akan terlihat kilauan berwarna putih. Jenis awan ini merupakan awan yang paling sering dilihat dan dapat memproduksi hujan ringan. Ia dapat ditemukan di berbagai dunia bahkan di daerah kutub.

2. Kumulonimbus

awan cumulonimbus
Ia merupakan satu-satunya jenis awan yang masuk ke dalam dua kategori sekaligus

Awan ini adalah perkembangan dari awan kumulus dengan bentuk yang lebih besar serta menjulang ke atas seperti kubah dan berwarna abu-abu hingga gelap. Awan ini erat hubungannya dengan hujan deras yang disertai angin dan petir. Awan kumulonimbus kerap disebut awan yang berbahaya karena di dalamnya terdapat banyak sekali muatan-muatan listrik.

Ia berbentuk vertikal dan memanjang dari 1 hingga 8 km, inilah mengapa ia juga kadang disebut sebagai “tower cloud”. Karena itulah juga masuk ke dalam dua kategori, yaitu awan rendah dan awan tinggi. Pada ketinggian rendah, awan ini terbentuk dari butiran air, sementara pada ketinggian di atas 6 km ia terbentuk dari kristal es.

Ia biasa terlihat pada saat sore hari di musim panas dan semi, pada saat permukaan bumi melepaskan energi panas. Kemunculan awan ini dikaitkan dengan munculnya badai di suatu tempat.

Apa sekarang kamu menjadi lebih paham mengenai pengklasifikasian awan berdasarkan ketinggiannya? Tinggalkan pertanyaan dan pendapatmu di kolom komentar, serta jangan lupa untuk membagikan tulisan ini kepada teman-temanmu, ya!