gunung berapi

Gunung berapi di Indonesia masuk terbanyak di dunia. Hal ini terjadi karena Indonesia dilalui oleh jalur gunung api dunia yang disebut Ring of Fire. Namun apa yang dimaksud dengan gunung berapi itu sendiri?

Gunung berapi berbeda dengan Gunung Merapi. Gunung berapi adalah sebuah jenis gunung yang dapat mengeluarkan lava, debu vulkanik, dan gas dari ruang magma di dalamnya. Sedangkan Gunung Merapi adalah nama dari sebuah gunung berapi.

Di atas bumi, gunung berapi seringkali ditemukan di tempat di mana lempeng tektonik saling bertabrakan atau berkumpul, namun mereka lebih banyak ditemukan di bawah air. Gunung berapi juga dapat terbentuk di tempat yang terjadi peregangan dan penipisan kerak bumi, seperti yang terjadi pada the East African Rift dan the Wells Gray-Clearwater volcanic and Rio Grande Rift.

Saat gunung berapi meletus, erupsi (ledakan) yang dihasilkan dapat memengaruhi temperatur di atmosfer karena debu dan tetesan asam sulfat yang dikeluarkannya dapat menghalangi cahaya matahari untuk masuk, sehingga suhu di troposfer bumi menjadi dingin. Sejarah pun mencatat bahwa setiap terjadi erupsi besar oleh gunung berapi, setelahnya akan terjadi apa yang dinamakan dengan volcanic winter, yang dapat menyebabkan paceklik di sekitarnya.

Lalu ada apa saja jenis gunung berapi yang ada? Berikut pemaparan masing-masing jenis gunung berapi berdasarkan kategorinya.

Gunung Berapi Berdasarkan Keaktifannya

Gunung berapi dapat dibedakan berdasarkan tingkat keaktifannya. Dalam hal ini berarti ada gunung berapi yang sering meletus, sudah jarang meletus dan sudah tidak dapat meletus. Berikut penjelasan selengkapnya.

1. Gunung Berapi Aktif

Gunung berapi memiliki “umur” keaktifan yang dapat bertahan selama beberapa bulan hingga bahkan jutaan tahun. Inilah mengapa sulit untuk mendefinisikan gunung berapi aktif. Contohnya, banyak dari gunung berapi yang ribuan tahun lalu sering kali meletus namun kini ia tidak lagi menunjukan tanda-tanda erupsi. 

The Smithsonian Global Volcanism Program dan begitu juga kebanyakan dari peneliti, mendefinisikan gunung berapi aktif sebagai gunung yang telah bererupsi dalam 10.000 tahun terakhir (Zaman Holosen). Dari definisi tersebut, hingga tahun 2020 program ini mencatat masih ada 1.420 gunung berapi yang aktif.

Namun, umur gunung berapi juga dapat berbeda berdasarkan lokasinya. Misalnya di China dan Mediterania, gunung berapi dapat aktif selama 3.000 tahun, namun di Amerika dan Kanada, ia hanya dapat aktif selama 300 tahun.

2. Gunung Berapi Tidur (Dormant)

Sangat sulit untuk membedakan gunung berapi yang sudah tidak aktif dan gunung berapi tidur. Gunung berapi yang tidur layaknya gunung berapi yang mati suri. Ia tidak meletus selama ribuan tahun, namun sewaktu-waktu dapat meletus kembali.

Banyak yang berasumsi bahwa jika sebuah gunung berapi tidak pernah meletus selama bertahun-tahun maka ia sudah tidak aktif. Namun ada gunung berapi yang “tidur” selama periode waktu yang sangat lama. Misalnya gunung berapi Yellowstone. Dikatakan bahwa ia tertidur karena setiap kali meletus, ia membutuhkan waktu 700.000 tahun untuk dapat kembali meletus. Begitupun dengan gunung di Danau Toba yang butuh 380.000 tahun untuk dapat meletus kembali.

3. Gunung Berapi Mati (Extinct)

Gunung berapi yang telah mati atau tidak aktif merupakan gunung berapi yang sudah dipastikan tidak dapat meletus kembali dikarenakan ia tidak lagi memiliki pasokan magma. Misalnya gunung Hohentwiel di Jerman, Gunung Shiprock di New Mexico, Gunung Zuidwal di Belanda dan masih banyak lagi.

Tipe Erupsi Gunung Berapi

Gaya dan bentuk erupsi yang dikeluarkan oleh gunung berapi dapat berbeda-beda. Hal ini ditentukan oleh komposisi lava yang dikeluarkannya. Berikut merupakan jenis-jenis gunung berapi berdasarkan erupsinya.

1. Erupsi Eksplosif

Erupsi eksplosif terjadi karena adanya tekanan gas magmatis yang sangat besar dari perut bumi. Hal ini mengakibatkan ledakan yang sangat besar saat terjadi letusan. Erupsi Eksplosif dapat mengakibatkan munculnya kawah yang sangat besar dan akhirnya mengalir dan sebagian terlempar ke daerah sekitar gunung. Jenis material yang dilontarkan gunung saat letusan ini adalah berupa material panas berbentuk padat maupun cair. Salah satu contoh yang pernah terjadi di Indonesia adalah letusan Gunung yang membentuk Danau Batur di Bali.

2. Erupsi Elusif

Pada erupsi elusif, tekanan gas magmatis pada perut bumi tidaklah begitu besar sehingga terjadi ledakan nya kecil atau bahkan tidak terjadi ledakan sama sekali. Namun meskipun begitu letusan tipe ini juga sama berbahayanya dengan Erupsi Eksplosif karena masih mengandung banyak sekali material cair panas yang meluber dan tumpah di sekitar gunung. Contoh gunung dengan tipe letusan seperti ini adalah Gunung Mauna Loa di Hawaii.

Letusan Gunung Berapi Berdasarkan Tingkat Kekentalan Magma

1. Letusan Tipe Hawaii

Letusan tipe Hawaii adalah letusan dengan lava yang keluar berbentuk cair dan akhirnya tumpah ke sekitar gunung. Hal ini terjadi karena sifat benda cair yang gampang sekali mengalir dari tempat tinggi ke rendah. Contoh gunung dengan letusan tipe Hawaii adalah Gunung Mauna Loa, Mauna Kea dan Kilauea di Hawaii.

2. Letusan Tipe Stromboli

Gunung dengan letusan tipe Stromboli meletus dengan interval waktu tertentu. Misal setiap seperempat jam sekali atau sejam sekali. Letusan akan terjadi secara berkala hingga akhirnya kandungan material yang berupa abu vulkanik dan lava habis dikeluarkan. Contoh gunung dengan tipe ini adalah Gunung Stromboli di Kepulauan Lipari dan Gunung Raung di Pulau Jawa.

3. Letusan Tipe Vulkano

Letusan gunung berapi dengan tipe Vulkano akan mengeluarkan banyak sekali material berupa abu, batu dan juga lava cair yang akhirnya mengalir atau terlempar akibat ledakan. Tapi kekuatan erupsi gunung tipe ini juga bergantung pada kedalaman dapur magma dan seberapa banyak kandungan material yang akan dikeluarkan. Gunung dengan tipe ledakan seperti ini adalah Gunung Vesuvius dan Etna di Italia serta Gunung Semeru di Jawa Timur.

4. Letusan Tipe Merapi

Tipe letusan Merapi adalah gunung berapi yang saat meletus mengeluarkan banyak sekali lava kental dari dalam perut bumi. Lava yang kental ini cepat mengering hingga akhirnya akan menyumbat lubang gunung. Karena sumbatan inilah maka material yang belum keluar dari gunung akan mencoba menekan keluar hingga akhirnya terjadi ledakan disertai lemparan material panas dari gunung yang banyak. Selain itu tipe ini juga menghasilkan awan panas yang turun gunung atau dalam bahasa setempat disebut wedhus gembel. Contoh gunung dengan tipe ledakan ini adalah Gunung Merapi di Yogyakarta.

5. Letusan Perret atau Plinian

Letusan tipe ini sangat berbahaya karena kekuatan lembaran material hingga setinggi 80 km di udara. Dan akan langsung menghancurkan puncak gunung dalam sekejap. Contoh gunung dengan tipe letusan ini adalah Gunung St. Helens.

6. Letusan Tipe Pelee

Gunung dengan tipe letusan pelee ini terjadi karena ada sumbatan seperti jarum pada puncak gunung sehingga mengakibatkan tekanan besar dari dalam. Setelah tak kuat menahan tekanan maka gunung akan meletus dengan kekuatan yang besar.

7. Letusan Tipe Saint Vincent

Letusan gunung tipe ini akan menyebabkan danau kawah tumpah bersama lava sehingga daerah di sekitar gunung akan diterjang lahar panas yang sangat berbahaya. Gunung dengan letusan tipe ini adalah Gunung Saint Vincent.

Apakah informasi di atas memberikan pengetahuan yang berguna untuk kamu? Tinggalkan pertanyaan dan pesanmu di kolom komentar, serta jangan lupa untuk membagikan tulisan ini kepada teman-temanmu, ya!

Leave a Reply

Your email address will not be published.