candi

Kumpulan Candi-Candi Di Jawa Timur

Apa yang terlintas dalam pikiranmu saat mendengar kata candi? Apakah kamu memikirkan sebuah bangunan bersejarah tempat tujuan para turis yang menyimpan banyak cerita tentang kerajaan kuno?

Menurut KBBI sendiri, candi merupakan sebuah bangunan kuno yang menjadi tempat pemujaan atau penyimpanan abu para raja atau pendeta pada zaman kerajaan Hindu dan Budha, sekitar abad ke-4 dan 15. Arkeolog Indonesia mendeskripsikan candi sebagai sebuah bangunan suci peninggalan kerajaan Hindu dan Budha yang digunakan untuk upacara dan ritual keagamaan.

Namun, bangunan lain seperti reruntuhan kuno, pemandian hingga gerbang kuno yang tidak ada hubungannya dengan keagamaan juga sering disebut sebagai candi. Sementara tempat pemujaan yang secara khusus difungsikan sebagai tempat peristirahatan terakhir para raja kuno disebut dengan cungkup.

Pada arsitektur Hindu Bali, istilah candi merujuk kepada bangunan berbahan batu tempat pemujaan yang memiliki tangga, atap berbentuk piramida dan berlokasi di dalam pura. Bangunan tersebut banyak mendapatkan inspirasi dari candi yang terletak di Jawa Timur.

Pada perspektif kelompok Budha kontemporer di Indonesia, candi juga mengacu kepada sebuah kuil, baik yang kuno maupun yang baru. Terkadang ia memegang posisi yang serupa dengan Stupa, sebuah struktur kuno yang digunakan untuk abu pendeta Budha atau bangsawan yang dikremasi.

Candi di daerah Jawa, menurut peneliti, juga digunakan untuk menyimpan abu para raja atau bangsawan yang telah dikremasi. Patung para dewa yang disimpan di dalam garbhagriha (ruang utama) dibuat menyerupai raja yang telah meninggal dan dianggap sebagai perwujudan dewa Wisnu atau Siwa menurut konsep devaraja. Salah satu contohnya adalah patung Raja Airlangga di Candi Belahan yang digambarkan sebagai Dewa Wisnu yang sedang menunggangi Garuda.

Candi-candi yang banyak tersebar di daerah Indonesia adalah peninggalan kerajaan di masa lampau. Daerah yang paling terkenal dengan candinya adalah Jawa Tengah. Daerah ini memiliki Candi Borobudur dan Candi Prambanan yang terkenal ramai dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun mancanegara. Namun begitu, Jawa Timur memiliki candi peninggalan dari kerajaan yang terkenal, yaitu Kerajaan Majapahit.

Sejarah Persebaran Candi di Jawa Timur

Pada awal abad ke-10, Jawa Timur merupakan pusat kedaulatan di daerah Jawa. Mpu Sendok, yang merupakan keturunan raja Hindu Mataram, membangun kerajaan di Jawa Tengah. Pusat kerajaan tersebut terletak di Watugaluh, sebuah area yang kini dikenal sebagai Jombang.

Setelah itu, ia menurunkan kekuasaan kepada putrinya, Sri Isyana Tunggawijaya. Lalu cucunya, Mahendratta, menikahi seorang raja Bali, Udayana. Lalu mereka berdua memiliki anak yang bernama Airlangga. Keturunan dari Airlangga ini lah yang menginisiasi pembangunan mayoritas candi yang berada di Jawa Timur.

Seperti diceritakan di dalam prasasti Dinoyo (760SM), lokasi Kerajaan Kanjuruhan diperkirakan terletak di Dinoyo, Malang. Para ahli percaya bahwa kerajaan ini memegang peranan penting dalam pembangunan candi kerajaan Hindu, candi Badhut. Candi ini dan candi Songgoriti yang terletak di Batu, Malang, tidak begitu diketahui sejarahnya sampai era Dinasti Airlangga. 

Candi di daerah Jawa Timur memiliki karakteristik yang berbeda dibandingkan dengan candi lain yang terletak di Jawa Tengah, Bali, Yogyakarta dan lainnya. Bangunan besar seperti candi-candi di Jawa Tengah tidak banyak ditemui di Jawa Timur.

Candi yang berlokasi di Jawa Timur berukuran relatif lebih kecil dan juga lebih mengedepankan keseniannya. Atapnya berbentuk lapisan-lapisan horizontal yang ditambahkan dengan batu. Biasanya pada bagian sisi gerbang candi terdapat patung atau ukiran naga dan bukan Makara.

Objek yang ditampilkan pada ukiran relik biasanya hanya setengah wajah dan karakter yang digambarkan berasal dari ajaran Hindu dan merepresentasikan Trimurti. Candi di Jawa Timur memakan waktu pembangunan yang lebih lama dibandingkan dengan pembangunan candi di daerah Jawa Tengah yang memakan waktu 200-300 tahun. Pembangunan candi di Jawa Timur terus berlangsung hingga abad ke-15.

Di era Majapahit, kebanyakan dari candi yang dibangung menggunakan bahan batu dan ornamen sederhana. Pada saat itu banyak dari candi Hindu dan Budha yang terbengkalai dan tidak dilanjutkan karena banyak masyarakat yang menjadi mualaf. Area di sekitar candi tersebut lalu dijadikan tempat tinggal oleh warga, dan banyak warga yang mempreteli bagian-bagian candi tersebut.

Daftar Candi Yang Terletak di Jawa Timur

  1. Candi Bacem, terletak di Dusun Cungkup, Desa Bacem, Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar.
  2. Candi Badut, terletak di kawasan Tidar, di bagian barat kota Malang.
  3. Candi Bangkal, terletak di Desa Bangkal, kecamatan Ngoro, Mojokerto.
  4. Candi Boyolangu, terletak di Desa Boyolangu, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung.
  5. Candi Brahu, terletak di Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto.
  6. Candi Belahan, terletak di Wonosunyo, Kecamatan Gempol.
  7. Candi Deres, terletak di Desa Purwoasri, Kecamatan Gumukmas di Kabupaten Jember.
  8. Candi Dermo, terletak di Kabupaten Sidoarjo.
  9. Candi Medalem, terletak di Kecamatan Tulangan, dan Kabupaten Sidoarjo.
  10. Candi Pamotan, terletak di Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo.
  11. Candi Penampihan, terletak di kecamatan Sendang Kabupaten Tulungagung.
  12. Candi Sumur, terletak di Kabupaten Sidoarjo.
  13. Candi Tawangalun, terletak di Kabupaten Sidoarjo.
  14. Candi Wangkal, terletak di Desa Wangkal, Kecamatan Krembung, Kabupaten Sidoarjo.
  15. Candi Dadi, terletak di Desa Wajak Kidul, Boyolangu, Tulungagung.
  16. Candi Dorok, terletak di Desa Manggis, Kecamatan Puncu – Kabupaten Kediri.
  17. Candi Gambar Wetan, terletak di kabupaten Blitar.
  18. Candi Gayatri, berasa di kalurahan Boyolangu, kecamatan Boyolangu, kabupaten Tulungagung.
  19. Candi Gunung Gangsir, berada di Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan.
  20. Candi Jabung, berada di Desa Jabung, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo.
  21. Candi Jago, berada di Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang.
  22. Candi Jawi, berada di Kecamatan Prigen, Pasuruan.
  23. Candi Kalicilik, terletak di Desa Candirejo, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar.
  24. Candi Kedaton, terletak di Kecamatan Tiris, Kabupaten Probolinggo.
  25. Candi Kidal, terletak di desa Rejokidal, kecamatan Tumpang, kabupaten Malang.
  26. Candi Kotes, terletak di Desa Kotes, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar.
  27. Candi Kunir, terletak di Desa Kedungmoro, Kunir, kab Lumajang.
  28. Candi Lor, berada di kabupaten Nganjuk.
  29. Candi Meja, berada di Kabupaten Tulungagung.
  30. Candi Mirigambar, berada di desa Mirigambar, Sumbergempol, Tulungagung.
  31. Candi Ngetos, berada di Kecamatan Ngetos, kota Nganjuk.
  32. Candi Penataran, terletak di Desa Penataran, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar.
  33. Candi Pari, berada di Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo.
  34. Candi Plumbangan, terletak di Kecamatan Doko, Kabupaten Blitar.
  35. Candi Rambut Monte, berada di Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar.
  36. Candi Rimbi, berada di Kabupaten Jombang.
  37. Candi Sanggariti, terletak di Kota Batu.
  38. Candi Sanggrahan, berada di Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung.
  39. Candi Sawentar, terletak di Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar.
  40. Candi Selomangleng, terletak di Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung.
  41. Candi Simping, terletak di Desa Sumberjati, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar.
  42. Candi Singosari atau Singhasari, berada di Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang.
  43. Candi Sumberawan, berada di Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang.
  44. Candi Surawana, terletak di Desa Canggu, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri.
  45. Candi Tegowangi, berada di terletak di Desa Canggu, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri.
  46. Candi Tepas, berada di Tepas, Kesamben, kabupaten Blitar.
  47. Candi Tikus, berada di kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto.
  48. Candi Wringin Branjang, terletak di Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar
Majapahit

Sejarah Kejayaan Kerajaan Majapahit

Kerajaan Majapahit berdiri dari tahun 1293 sampai dengan 1500 M. Ia adalah kerajaan Hindu yang berpusat di Jawa Timur Indonesia. Didirikan oleh pemimpin pertamanya, Raden Wijaya, pada tahun 1293, Ia merupakan kerajaan Hindu terakhir yang menguasai Nusantara dan dianggap sebagai salah satu dari kerajaan terbesar dalam sejarah Indonesia.

10 November 1293 diperingati sebagai tanggal kelahiran Kerajaan Majapahit yang diambil dari hari penobatan Raden Wijaya Sebagai raja pada tanggal 15 bulan Kartika tahun 1215 Saka atau 10 November 1293 Masehi dengan nama resmi Kertarajasa Jayawardhana.

Letak Kerajaan Majapahit diperkirakan berada di wilayah kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, tetapi peninggalan-peninggalan kerajaan Majapahit juga banyak dijumpai tersebar di wilayah Mojokerto, Kediri dan Jombang.

Puncak masa kejayaan kerajaan Majapahit berlangsung pada saat kerajaan ini berada di bawah kekuasaan Hayam Wuruk dengan bantuan mahapatihnya, Gajah Mada, pada tahun 1350 sampai tahun 1389 M.

Di bawah perintah Gajah Mada (1313-1364), Majapahit menguasai lebih banyak wilayah bahkan hingga ke luar nusantara. Daerah kekuasaan Majapahit meliputi Sumatra, semenanjung Malaya, Kalimantan, Sulawesi, kepulauan Nusa Tenggara, Maluku, Papua, Tumasik (sekarang disebut Singapura) dan sebagian kepulauan Filipina.

Sebelum kerajaan Majapahit berdiri, saat itu kerajaan terkuat di Pulau Jawa adalah Kerajaan Singhasari (Singasari atau Singosari) yang didirikan oleh Ken Arok pada tahun 1922. Hal tersebut bahkan sampai menarik perhatian Kublai Khan, seorang raja Mongol yang juga penemu Dinasti Yuan di China. 

Kublai Khan mengirim utusan yang bernama Meng Chi ke Singhasari yang menuntut upeti. Kertanagara, penguasa kerajaan Singhasari yang berkuasa saat itu menolak untuk membayar upeti dan mempermalukan utusan tersebut dengan merusak wajah dan memotong telinganya. Kejadian ini membuat Kublai Khan marah dan lalu memberangkatkan ekspedisi besar ke Pulau Jawa pada tahun 1293. Ketika itu Kertanagara telah digulingkan dan di bunuh oleh Jayakatwang, Adipati Kediri.

Raden Wijaya, menantu Kertanagara, berhasil mengungsi ke Madura dan mendapat perlindungan Aria Wiraraja. Kemudian atas saran Aria Wiraraja, Jayakatwang memberi pengampunan kepada Raden Wijaya, yang menyerahkan diri dan mau mengabdi kepada Jayakatwang. Kemudian Jayakatwang memberi Raden Wijaya hutan Tarik.

Sejarah Lahirnya Kerajaan Majapahit

Raden Wijaya kemudian membuka hutan Tarik dan membangun desa baru dan memberi nama Majapahit, yang diambil dari nama buah “Maja” yang rasanya “Pahit”. 

Setelah pasukan Mongollia datang, Raden Wijaya bersekutu dengan mereka dan bertempur melawan Jayakatwang dan setelah berhasil mengalahkan dan menjatuhkan Jayakatwang, kemudian Raden Wijaya berbalik menyerang sekutunya, yaitu pasukan Mongol, dan membuat mereka kalang kabut dan akhirnya memaksa mereka untuk menarik pulang pasukannya.

Raden Wijaya lantas digantikan oleh putranya, Jayanagara (lahir: 1294 – wafat: 1328) yang menjadi raja kedua Kerajaan Majapahit dan memerintah pada tahun 1309-1328 dengan bergelar Sri Maharaja Wiralandagopala Sri Sundarapandya Dewa Adhiswara.

Pemerintahan Jayanagara terkenal sebagai masa pergolakan dalam sejarah awal Kerajaan Majapahit. Ia sendiri meninggal akibat dibunuh oleh tabib istananya, Tanca. Ibu tirinya yaitu Gayatri Rajapatni seharusnya menggantikannya, akan tetapi Rajapatni memilih mengundurkan diri dari istana dan menjadi bhiksuni. Rajapatni menunjuk anak perempuannya, Tribhuwana Wijayatunggadewi, untuk menjadi ratu Majapahit. 

Pada tahun 1336, Tribhuwana menunjuk Gajah Mada sebagai Mahapatih, pada saat pelantikannya Gajah Mada mengucapkan Sumpah Palapa yang menunjukkan rencananya untuk melebarkan kekuasaan Majapahit dan membangun sebuah kemaharajaan. Selama kekuasaan Tribhuwana, kerajaan Majapahit berkembang menjadi lebih besar dan terkenal di kepulauan Nusantara. Tribhuwana berkuasa di Majapahit sampai kematian ibunya pada tahun 1350. Setelahnya, Ia digantikan oleh putranya, Hayam Wuruk.

Masa Kejayaan Kerajaan Majapahit

Kerajaan Majapahit mengalami kejayaannya pada masa pemerintahan Hayam Wuruk yang juga disebut Rajasanagara. Ia memerintah pada tahun 1350 sampai 1389 Masehi dengan batuan Mahapatihnya Gajah Mada. Sesuai dengan sumpahnya, Gajah Mada berhasil memperluas Kerajaan Majapahit hingga menguasai lebih banyak wilayah.

Menurut Kakawin Nagarakretagama pupuh XIII-XV, daerah kekuasaan Kerajaan Majapahit meliputi Sumatera, semenanjung Malaya, Kalimantan, Sulawesi, kepulauan Nusa Tenggara, Maluku, Papua, Tumasik (Singapura) dan sebagian kepulauan Filipina. Sumber ini menunjukkan batas terluas sekaligus puncak kejayaan Kemaharajaan Majapahit.

Namun, batasan alam dan ekonomi menunjukkan bahwa daerah-daerah kekuasaan tersebut tampaknya tidaklah berada di bawah kekuasaan terpusat Majapahit, tetapi terhubungkan satu sama lain oleh perdagangan yang mungkin berupa monopoli oleh raja

 Majapahit juga memiliki hubungan dengan negara lain seperti Campa, Kamboja, Siam, Birma bagian selatan, dan Vietnam, dan bahkan mengirim duta-dutanya ke China. Selain melancarkan serangan dan ekspedisi militer, Majapahit juga menempuh jalan diplomasi dan menjalin persekutuan. Kemungkinan karena didorong alasan politik.

Kakawin Nagarakretagama yang disusun pada tahun 1365 menyebutkan budaya keraton yang adiluhung, anggun, dan canggih, dengan cita rasa seni dan sastra yang halus dan tinggi, serta sistem ritual keagamaan yang rumit. Sang pujangga menggambarkan Majapahit sebagai pusat mandala raksasa yang membentang dari Sumatera ke Papua, mencakup Semenanjung Malaya dan Maluku.

Tradisi lokal di berbagai daerah di Nusantara masih mencatat kisah legenda mengenai kekuasaan Majapahit. Administrasi pemerintahan langsung oleh kerajaan Majapahit hanya mencakup wilayah Jawa Timur dan Bali, di luar daerah itu hanya semacam pemerintahan otonomi luas, pembayaran upeti berkala, dan pengakuan kedaulatan Majapahit atas mereka.

Pada tahun 1377, beberapa tahun setelah kematian Gajah Mada, Majapahit melancarkan serangan laut untuk menumpas pemberontakan di Palembang.

Meskipun penguasa Majapahit memperluas kekuasaannya pada berbagai pulau dan kadang-kadang menyerang kerajaan tetangga, perhatian utama Majapahit nampaknya adalah mendapatkan porsi terbesar dan mengendalikan perdagangan di kepulauan Nusantara. Pada saat inilah pedagang muslim dan penyebar agama Islam mulai memasuki kawasan ini.

Jatuhnya Kerajaan Majapahit

Majapahit
Masuknya agama Islam dan semakin populernya kerajaan muslim merupakan salah satu penyebab runtuhnya kerajaan Majapahit

Sesudah mencapai puncak kejayaannya pada abad ke-14, kekuasaan Majapahit berangsur-angsur melemah. Setelah wafatnya Hayam Wuruk pada tahun 1389, Kerajaan Majapahit memasuki masa kemunduran akibat perebutan takhta.

Hayam Wuruk digantikan oleh putri mahkota Kusumawardhani yang menikahi sepupunya sendiri, pangeran Wikramawardhana. Hayam Wuruk juga memiliki seorang putra dari selirnya Wirabhumi juga menuntut haknya atas takhta.

Terjadi perang saudara yang disebut Perang Paregreg diperkirakan terjadi pada tahun 1405-1406, antara Wirabhumi melawan Wikramawardhana. Perang ini akhirnya dimenangi Wikramawardhana, akhirnya Wirabhumi ditangkap dan kemudian dipancung. Tampaknya perang saudara ini melemahkan kendali Majapahit atas daerah-daerah kekuasaannya di seberang.

Pada masa pemerintahan Wikramawardhana, serangkaian ekspedisi laut Dinasti Ming yang dipimpin oleh laksamana Cheng Ho, seorang jenderal muslim dari China, datang ke Jawa beberapa kali sekitar tahun 1405 sampai 1433.

Sejak tahun 1430 ekspedisi Cheng Ho ini telah menciptakan komunitas muslim China dan Arab di beberapa kota pelabuhan pantai utara Jawa, seperti di Semarang, Demak, Tuban, dan Ampel, maka Islam mulai memiliki pijakan di pantai utara Jawa.

Wikramawardhana memerintah hingga tahun 1426, dan digantikan oleh putrinya, Ratu Suhita, yang memerintah pada tahun 1426 sampai 1447. Ia adalah putri kedua Wikramawardhana dari seorang selir yang juga putri kedua Wirabhumi. Pada 1447, Suhita meninggal dan pemerintahan dilanjutkan oleh Kertawijaya, adik laki-lakinya. Ia memerintah hingga tahun 1451.

Setelah Kertawijaya wafat, Bhre Pamotan menjadi raja dengan gelar Rajasawardhana dan memerintah di Kahuripan. Ia wafat pada tahun 1453. Terjadi jeda waktu tiga tahun tanpa raja akibat krisis pewarisan takhta.

Girisawardhana, putra Kertawijaya, naik takhta pada 1456. Ia kemudian wafat pada 1466 dan digantikan oleh Singhawikramawardhana. Pada 1468 pangeran Kertabhumi memberontak terhadap Singhawikramawardhana dan mengangkat dirinya sebagai raja Majapahit.

Sejak Majapahit didirikan, para pedagang Muslim dan para penyebar agama sudah mulai memasuki Nusantara. Pada akhir abad ke-14 dan awal abad ke-15, pengaruh Majapahit di seluruh Nusantara mulai berkurang. Pada saat bersamaan, sebuah kerajaan perdagangan baru yang berdasarkan Islam, yaitu Kesultanan Malaka, mulai muncul di bagian barat Nusantara.

Di bagian barat kemaharajaan yang mulai runtuh ini, Majapahit tak kuasa lagi membendung kebangkitan Kesultanan Malaka yang pada pertengahan abad ke-15 mulai menguasai Selat Malaka dan melebarkan kekuasaannya ke Sumatera. Sementara itu beberapa jajahan dan daerah taklukan Majapahit di daerah lainnya di Nusantara, satu per satu mulai melepaskan diri dari kekuasaan Majapahit.

Kerajaan Majapahit berakhir pada tahun 1400 Saka atau 1478 M. Hal ini tampak pada candrasengkala (penanda tahun) yang berbunyi “sirna ilang kertaning bumi” yang berarti “sirna hilanglah kemakmuran bumi”.

Pada tahun tersebut digambarkan gugurnya Bhre Kertabumi, raja ke-11 Majapahit, oleh Girindrawardhana. Kemunduran Kerajaan Majapahit terjadi pada akhir abad ke-14 dan awal abad ke-15.

Pengaruh Majapahit di seluruh Nusantara mulai berkurang. Catatan sejarah dari Tiongkok, Portugis, dan Italia menjelaskan bahwa telah terjadi perpindahan kekuasaan Majapahit dari tangan penguasa Hindu ke tangan Adipati Unus, penguasa Kesultanan Demak, antara tahun 1518 dan 1521 M.

Daftar Raja Pemimpin Majapahit

  1. Raden Wijaya, dengan gelar Kertarajasa Jayawardhana.  tahun: 1293 – 1309.
  1. Kalagamet, dengan gelar Sri Jayanagara.  tahun: 1309 – 1328.
  1. Sri Gitarja, dengan gelar Tribhuwana Wijayatunggadewi. tahun: 1328 – 1350.
  1. Hayam Wuruk, dengan gelar Sri Rajasanagara. tahun: 1350 – 1389.
  1. Wikramawardhana. tahun: 1389 – 1429.
  1. Suhita, dengan gelar Dyah Ayu Kencana Wungu. tahun: 1429 – 1447.
  1. Kertawijaya, dengan gelar  Brawijaya I.  tahun: 1447 – 1451.
  1. Rajasawardhana, dengan gelar Brawijaya II. tahun: 1451 – 1453.
  1. Purwawisesa atau Girishawardhana, dengan gelar Brawijaya III. tahun: 1456 – 1466.
  1. Bhre Pandansalas, atau Suraprabhawa dengan gelar Brawijaya IV. tahun: 1466 – 1468.
  1. Bhre Kertabumi dengan gelar Brawijaya V tahun: 1468 – 1478.
  1. Girindrawardhana  dengan gelar Brawijaya VI. tahun: 1478 – 1498.
  1. Patih Udara, tahun: 1498 – 1518

Apakah informasi di atas memberikan pengetahuan yang berguna untuk kamu? Tinggalkan pertanyaan dan pesanmu di kolom komentar, serta jangan lupa untuk membagikan tulisan ini kepada teman-temanmu, ya!

kota hilang

Kota-Kota yang Hilang dan Telah Ditemukan Kembali

Pernahkah kamu mendengar sebuah cerita legenda atau mitos mengenai sebuah kota penduduk kuno yang telah hilang? Cerita tersebut biasanya juga diiringi oleh sebab akibat yang dilakukan oleh penduduk kota tersebut hingga sampai pada hilangnya seluruh isi kota.

Tim kitacerdas telah menyiapkan beberapa kota yang dulunya dinyatakan hilang namun telah ditemukan kembali, beberapa bahkan dikukuhkan menjadi situs bersejarah yang dilindungi.

Daftar Kota Hilang yang Telah Ditemukan

1. Machu Picchu

Machu Picchu
Kota ini dinyatakan ‘hilang’ karena tertutup oleh tumbuhan dan semak hingga mengubahnya menjadi seperti hutan belantara

Pada tahun 1911, seorang penjelajah bernama Hiram Bingham dari Yale University menjelajahi Peru, sebuah negara yang terletak di bagian barat Amerika Selatan. Ia datang dengan maksud untuk mencari kota Vilcabamba, sebuah kota hilang yang diyakini dulunya dihuni oleh suku Inca. Namun, yang ia temukan ternyata kota lain yang dikenal dengan nama Machu Picchu.

Diperlukan waktu selama 50 tahun hingga akhirnya pada 1964 diketahui bahwa kota tersebut merupakan kota Machu Picchu dan bukan Vilcabamba. Hal ini pun diketahui ketika penjelajah lain menemukan kota Vilcabamba yang asli. Ironisnya, Hiram Bingham sebelumnya telah menemukan Vilcabamba namun ia mengira itu bukanlah kota yang ia cari dikarenakan ukurannya yang lebih kecil dari yang ia harapkan.

Kota Machu Picchu sendiri merupakan sebuah kota kecil yang terletak di puncak pegunungan. Luasnya diperkirakan cukup untuk ditempati 500-750 orang. Dikabarkan bahwa kota tersebut merupakan kota pelarian bagi masyarakat Inca yang ingin tinggal di tempat yang lebih tenang.

Hiram Bingham sendiri bukan merupakan penjelajah Barat pertama yang menemukan kota tersebut. Masyarakat lokal pun dikatakan sudah tahu sebelumnya akan keberadaan kota yang kala tertutup tumbuhan dan semak hingga menjadi seperti hutan. Selain itu, terdapat bukti bahwa pada tahun 1867, seorang pebisnis dan insinyur asal Jerman telah tiba terlebih dahulu dibanding Bingham.

2. Angkor

Angkor
Angkor merupakan sebutan bagi kota yang berisi kompleks candi yang sangat luas di Kamboja

Pada tahun 2014, seorang arkeolog asal Australia telah menemukan penemuan yang sangat menakjubkan di Kamboja. Dengan menggunakan teknologi remote-sensing paling mutakhir, ia telah berhasil menemukan kompleks candi Angkor Wat yang sebelumnya telah dinyatakan hilang selama 1.200 tahun. Ia merupakan peninggalan kerajaan Khmer yang memerintah dari abad 9 hingga 15 di Kamboja. Periode dinasti Angkor berakhir pada tahun 1431 akibat serangan dari Ayutthaya.

Damian Evans, seorang direktur pusat arkeologi dari Universitas Sydney di Kamboja bersama dengan kelompok arkeolognya diizinkan untuk menggunakan teknologi Lidar laser untuk menjelajahi hutan belantara di Kamboja. Alat tersebut lantas menunjukan gambar sebuah kota yang tidak seorang pun tahu ada di sana sebelumnya.

Berkat teknologi tersebut, tim arkeolog tersebut juga berhasil menemukan 5 kuil tersembunyi, sebuah patung Buddha raksasa, bukti infrastruktur kuno dan ratusan gundukan misterius yang diduga sebagai makam. Sebuah gua dengan ukiran yang diduga dibuat oleh pertapa suci juga ditemukan.

3. Petra

Petra
Rose red city, half as old as time adalah bait sebuah puisi buatan John Burgon yang didedikasikan untuk kota Petra

Kota Petra yang terletak tepat di tebing curam Yordania ini dinyatakan hilang selama ratusan tahun. Berlokasi di antara area tebing padang pasir dan pegunungan yang sekarang dikenal dengan Kerajaan Hashemite Yordania, Petra dulunya merupakan pusat perdagangan dan juga ibu kota kerajaan Nabatean antara tahun 400 SM hingga 106 M.

Petra adalah jalur penting pertemuan perdagangan rempah-rempah dan sutra yang menghubungkan China, India dan Bagian selatan Arab dengan Mesir, Yunani dan Roma. Setelah beberapa kali terkena gempa bumi yang kuat, sistem perairan di Petra mulai rusak lalu perlahan-lahan kota ini mulai diabaikan pada abad ke-6. Setelah Perang Salib, Petra benar-benar telah dilupakan hingga akhirnya ditemukan oleh seorang penjelajah bernama Ludwig Burckhardt tahun 1812.

Pada tahun 1800an kota ini ditemukan oleh penjelajah asal Eropa. Namun baru di tahun 1985 kota yang kini dinamakan Petra Archaeological Park dikukuhkan oleh UNESCO menjadi situs bersejarah dunia. Kemudian pada tahun 2007 ia dinamakan menjadi salah satu dari 7 keajaiban dunia oleh UNESCO.

Pengunjung kini dapat melihat perpaduan gaya arsitektur Nabatean dan Greco-Roman di makam yang ditemukan di kota ini, meskipun banyak dari isinya yang telah dicuri.

4. Pompeii

Pompeii
Tragedi gunung meletus yang menghilangkan Kota Pompeii dilegendakan sebagai karma akibat perilaku buruk warga di Kota tersebut

Pada tanggal 24 Agustus tahun 79, gunung api Vesuvius meletus dan menutupi sebagian kota Pompeii dengan abu dan tanah yang kemudian mengawetkan seluruh isi kota. Semua hal mulai dari peralatan dapur hingga penduduknya dibekukan oleh waktu.

Pompeii masih satu masa dengan Herculaneum yang ditelantarkan dan akhirnya dilupakan. Pompeii ditemukan kembali pada abad ke-18. Kota hilang ini masih berisi detail-detail peradaban dari kehidupan dua ribu tahun lalu melalui fosil-fosil manusia yang masih terlihat utuh setelah ribuan tahun terbekukan oleh gunung api yang meletus.

Pompeii adalah salah satu kota kuno peninggalan Kekaisaran Romawi yang terletak di Italia. Kota ini telah hancur dan terkubur di bawah lapisan abu vulkanik akibat letusan gunung Vesuvius pada tahun 79 M.

Saat situs kota tersebut akhirnya ditemukan, objek-objek yang terdapat di kota ini banyak yang masih dalam kondisi awet akibat kondisi yang kering di bawah lapisan abu vulkanik. Kota ini hancur bersama dengan Herculaneum,Torre Annunziata dan komuniti situs lainnya. Mereka pun secara kolektif dijadikan situs peninggalan sejarah oleh UNESCO pada tahun 1997.

Puing-puing kota Pompeii pertama kali ditemukan pada akhir abad ke-16 oleh seorang arsitek bernama Domenico Fontana. Herculaneum ditemukan pada tahun 1709 dan penggalian pun dimulai dari sana pada tahun 1738. Lalu di tahun 1763 ditemukan sebuah prasasti bertuliskan “Rei publicae Pompeianorum” yang membuktikan situs tersebut benar merupakan kota Pompeii.

5. Memphis

Memphis
Kota Memphis dipercaya telah memiliki sistem masyarakat yang tertata sejak ribuan tahun lalu

Memphis merupakan sebuah kota kuno yang juga merupakan ibu kota dari Inebu-hedj, sebuah provinsi pertama di daerah Lower Egypt kuno. Kota ini dibangun oleh Menes, seorang Firaun yang berkuasa di awal era kedinastian. Salah satu struktur bangunan terbesar di kota ini adalah kuil Hut-ka-Ptah. Pada reruntuhan Memphis ditemukan piramida dan juga sphinx, patung singa dengan kepala manusia.

Seiring dengan perkembangan zaman, kota Memphis akhirnya ditelantarkan karena semakin majunya Thebes dan Alexandria. Diperkirakan ada sekitar 30.000 penduduk yang mendiami Memphis kala itu sehingga mendapat julukan kota kuno terbesar. Kota ini dibiarkan terlantar hingga akhirnya ditemukan lagi untuk yang pertama kali melalui ekspedisi Napoleonic tahun 1700-an.

Reruntuhan kota ini terletak 12 mil dari utara Giza, dekat dengan kota Mit Rahina. Ia juga dikukuhkan oleh UNESCO sebagai situs peninggalan bersejarah bersama dengan Piramida Giza.

6. Troy

Troy
Kisah pengepungan kota Troy yang dilakukan bangsa Sparta dan Achaean dari Yunani dipopulerkan oleh Homer

Kota Troy dan Perang Troya dulunya hanya dikenal melalui legenda Yunani hingga akhirnya kota tersebut benar-benar ditemukan pada akhir abad ke-19. Ia dikenal luas melalui karya penulis Homer yang menceritakan mengenai mitologi Yunani beserta kota Troya.

Homer, seorang penulis puisi asal Yunani, mempopulerkan bangsa Troya dan kotanya dalam bukunya berjudul The Iliad dan The Odyssey yang ditulis pada abad ke 8 SM. Buku tersebut menceritakan kisah perang antara Yunani dan bangsa Troya. Namun kini telah terbukti bahwa kota yang diceritakan dalam buku tersebut, Troy, benar-benar ada.

Kota Troy, yang diduduki bangsa troya selama 4000 tahun lalu, merupakan salah satu situs arkeologi terkenal di dunia. Penggalian pertama dilakukan oleh seorang arkeolog terkenal bernama Heinrich Schielmann pada tahun 1870. Penemuan di kota tersebut merupakan bukti penting yang membuktikan kontak antara penduduk Anatolia dan Mediterania.

Masih banyak lagi kota-kota di dunia yang dulunya dinyatakan hilang namun kini telah ditemukan kembali. Dan masih banyak lagi kota-kota hilang di luar sana yang belum ditemukan. Dengan semakin berkembangnya kecanggihan teknologi di bidang arkeologi, semoga semakin banyak lagi kota yang dapat ditemukan dan dapat kita pelajari.

Apakah tulisan di atas memberikan fakta-fakta yang menarik untukmu? Tinggalkan pertanyaan dan pendapatmu di kolom komentar, serta jangan lupa untuk membagikan tulisan ini kepada teman-temanmu jika kamu menyukainya.

Candi Borobudur

Mengenal Candi Borobudur Dan Sejarahnya

Siapa yang tidak kenal Candi Borobudur? Candi paling terkenal di Indonesia yang pasti pernah dikunjungi oleh sebagian besar masyarakat Indonesia.

Candi borobudur merupakan salah satu candi Budha terbesar di dunia yang merupakan warisan budaya Indonesia yang sudah terkenal di seluruh dunia. Ia bahkan sudah ditetapkan oleh UNESCO pada tahun 1991 sebagai salah satu warisan budaya dunia. Candi ini terletak di Kota Kecamatan Borobudur, sekitar 3 km dari Kota Mungkid (ibukota Kabupaten Magelang, Jawa Tengah).

Candi borobudur diyakini merupakan peninggalan kerajaan Dinasti Syailendra pada masa pemerintahan raja Samaratungga dari Kerajaan Mataram Kuno dan selesai dibangun pada abad ke-8. Banyak sekali misteri yang meliputi Candi Borobudur yang hingga kini belum terkuak. Karena tidak ada prasasti atau buku yang dapat menjelaskan dengan pasti tentang pembangunan Candi Borobudur.

Dalam Bahasa Indonesia, bangunan keagamaan purbakala disebut dengan istilah candi. Istilah candi juga digunakan secara lebih luas untuk merujuk kepada semua bangunan purbakala yang berasal dari masa Hindu-Buddha di Nusantara, misalnya gerbang, gapura, dan petirtaan (kolam dan pancuran pemandian). 

Sejarah Berdirinya Candi Borobudur

Tidak seperti candi lainnya yang dibangun di atas tanah datar, Borobudur dibangun di atas bukit dengan ketinggian 265 m (869 ft) dari permukaan laut dan 15 m (49 ft) di atas dasar danau purba yang telah mengering. Keberadaan danau purba ini menjadi bahan perdebatan yang hangat di kalangan arkeolog pada abad ke-20; dan menimbulkan dugaan bahwa Borobudur dibangun di tepi atau bahkan di tengah danau.

Pada 1931, seorang seniman dan pakar arsitektur Hindu Buddha, W.O.J. Nieuwenkamp, mengajukan teori bahwa Dataran Kedu dulunya adalah sebuah danau, dan Borobudur dibangun melambangkan bunga teratai yang mengapung di atas permukaan danau. Bunga teratai baik dalam bentuk padma (teratai merah), utpala (teratai biru), ataupun kumuda (teratai putih) dapat ditemukan dalam semua ikonografi seni keagamaan Buddha.

Seringkali digenggam oleh Boddhisatwa sebagai laksana (lambang regalia), menjadi alas duduk singgasana Buddha atau sebagai lapik stupa. Bentuk arsitektur Borobudur sendiri menyerupai bunga teratai, dan postur Budha di Borobudur melambangkan Sutra Teratai yang kebanyakan ditemui dalam naskah keagamaan Buddha mazhab Mahayana (aliran Buddha yang kemudian menyebar ke Asia Timur).

Tiga pelataran melingkar di puncak Borobudur juga diduga melambangkan kelopak bunga teratai. Akan tetapi teori Nieuwenkamp yang terdengar luar biasa dan fantastis ini banyak menuai bantahan dari para arkeolog. pada daratan di sekitar monumen ini telah ditemukan bukti-bukti arkeologi yang membuktikan bahwa kawasan sekitar Borobudur pada masa pembangunan candi ini adalah daratan kering, bukan dasar danau purba.

Sementara itu, pakar geologi justru mendukung pandangan Nieuwenkamp dengan menunjukkan bukti adanya endapan sedimen lumpur di dekat situs ini. Sebuah penelitian stratigrafi, sedimen dan analisis sampel serbuk sari yang dilakukan tahun 2000 mendukung keberadaan danau purba di lingkungan sekitar Borobudur, yang memperkuat gagasan Nieuwenkamp.

Ketinggian permukaan danau purba ini naik-turun berubah-ubah dari waktu ke waktu, dan bukti menunjukkan bahwa dasar bukit dekat Borobudur pernah kembali terendam air dan menjadi tepian danau sekitar abad ke-13 dan ke-14. Aliran sungai dan aktivitas vulkanik diduga memiliki andil turut mengubah bentang alam dan topografi lingkungan sekitar Borobudur termasuk danau nya. Salah satu gunung berapi paling aktif di Indonesia adalah Gunung Merapi yang terletak cukup dekat dengan Borobudur dan telah aktif sejak masa Pleistosen.

Candi Borobudur diperkirakan dibangun pada tahun 750 masehi atau abad ke-8 oleh Kerajaan Syailendra yang kala itu merupakan kerajaan beraliran Budha. Pembangunan itu sangat misterius karena manusia pada kala itu belum mengenal perhitungan arsitektur yang tinggi.

Tetapi borobudur dibangun dengan perhitungan arsitektur yang canggih, hingga kini pun tidak ada yang dapat menjelaskan bagaimana masyarakat pada masa tersebut mampu membangun Candi Borobudur.

Sudah banyak ilmuwan dari seluruh penjuru dunia yang datang untuk meneliti bangunan ini, namun tidak ada satupun yang berhasil mengungkapkan misteri pembangunan Candi Borobudur. Salah satu pertanyaan yang membuat para peneliti penasaran adalah dari mana asal batu-batu besar yang ada di candi borobudur dan bagaimana masyarakat pada kala itu menyusunnya dengan presisi.

Ada teori yang memperkirakan batu itu berasal dari gunung merapi, namun bagaimana orang terdahulu membawanya dari gunung merapi menuju lokasi candi mengingat lokasinya berada di atas bukit masih menjadi pertanyaan besar.

Nama Borobudur pertama kali ditulis dalam buku “Sejarah Pulau Jawa” karya Sir Thomas Raffles. Raffles menulis mengenai monumen bernama borobudur, akan tetapi tidak ada dokumen yang lebih tua yang menyebutkan nama yang sama persis.

Satu-satunya naskah Jawa kuno yang memberi petunjuk mengenai adanya bangunan suci Buddha yang mungkin merujuk kepada Borobudur adalah Negarakertagama, yang ditulis oleh Mpu Prapanca pada 1365.

Nama Bore-Budur, yang kemudian ditulis BoroBudur, kemungkinan ditulis Raffles dalam tata bahasa Inggris untuk menyebut desa terdekat dengan candi itu yaitu desa Bore (Boro). Kebanyakan candi memang seringkali dinamai berdasarkan desa tempat candi itu berdiri.

Raffles juga menduga bahwa istilah ‘Budur’ mungkin berkaitan dengan istilah Buda dalam bahasa Jawa yang berarti “purba”– maka bermakna, “Boro purba”. Akan tetapi arkeolog lain beranggapan bahwa nama Budur berasal dari istilah bhudhara yang berarti gunung.

Banyak teori yang berusaha menjelaskan nama candi ini. Salah satunya menyatakan bahwa nama ini kemungkinan berasal dari kata Sambharabudhara, yang artinya “gunung” (bhudara) di mana di lereng-lerengnya terletak teras-teras. Selain itu terdapat beberapa etimologi rakyat lainnya. Misalkan kata borobudur berasal dari ucapan “para Budha” yang karena pergeseran bunyi menjadi borobudur.

Penjelasan lain ialah bahwa nama ini berasal dari dua kata “bara” dan “beduhur”. Kata bara konon berasal dari kata vihara, sementara ada pula penjelasan lain di mana bara berasal dari bahasa Sanskerta yang artinya kompleks candi atau biara dan beduhur artinya ialah “tinggi”, atau mengingatkan dalam bahasa Bali yang berarti “di atas”. Jadi maksudnya ialah sebuah biara atau asrama yang berada di tanah tinggi.

Monumen ini terdiri atas enam teras berbentuk bujur sangkar yang diatasnya terdapat tiga pelataran melingkar. Dindingnya dihiasi dengan 2.672 panel relief dan aslinya terdapat 504 arca Buddha. Borobudur memiliki koleksi relief Buddha terlengkap dan terbanyak di dunia.

Stupa utama terbesar terletak di tengah sekaligus memahkotai bangunan ini, dikelilingi oleh tiga barisan melingkar 72 stupa berlubang yang di dalamnya terdapat arca buddha tengah duduk bersila dalam posisi teratai sempurna dengan mudra (sikap tangan) Dharmachakra mudra (memutar roda dharma).

Monumen ini merupakan model alam semesta dan dibangun sebagai tempat suci untuk memuliakan Buddha, sekaligus berfungsi sebagai tempat ziarah untuk menuntun umat manusia beralih dari alam nafsu duniawi menuju pencerahan dan kebijaksanaan.

Para peziarah akan masuk melalui sisi timur dan memulai ritual di dasar candi dengan berjalan melingkari bangunan suci ini searah jarum jam, sambil terus naik ke undakan berikutnya melalui tiga tingkatan ranah dalam kosmologi Buddha.

Ketiga tingkatan itu adalah Kāmadhātu (ranah hawa nafsu), Rupadhatu (ranah berwujud), dan Arupadhatu (ranah tak berwujud). Dalam perjalanannya ini peziarah berjalan melalui serangkaian lorong dan tangga dengan menyaksikan tak kurang dari 1.460 panel relief indah yang terukir pada dinding dan pagar langkan.

Candi Borobudur di Masa Modern

Menurut bukti-bukti sejarah, Borobudur ditinggalkan pada abad ke-14 seiring melemahnya pengaruh kerajaan Hindu dan Budha di Jawa serta mulai masuknya ajaran Islam di nusantara. Dunia mulai menyadari keberadaan bangunan ini sejak ditemukan pada tahun 1814 oleh Sir Thomas Stamford Raffles, yang saat itu menjabat sebagai Gubernur Jenderal Inggris atas Jawa.

Sejak saat itu Borobudur telah mengalami serangkaian upaya penyelamatan dan pemugaran. Proyek pemugaran terbesar digelar pada kurun 1975 hingga 1982 atas upaya Pemerintah Republik Indonesia dan UNESCO, kemudian situs bersejarah ini masuk dalam daftar Situs Warisan Dunia.

Borobudur kini masih digunakan sebagai tempat ziarah keagamaan, tiap tahun umat Buddha yang datang dari seluruh Indonesia dan mancanegara berkumpul di Borobudur untuk memperingati Trisuci Waisak. Dalam dunia pariwisata, Borobudur adalah objek wisata tunggal di Indonesia yang paling banyak dikunjungi wisatawan.

Pembugaran Candi Borobudur

  1. 1814 – Sir Thomas Stamford Raffles, Gubernur Jenderal Britania Raya di Jawa, mendengar adanya penemuan benda purbakala di desa Borobudur. Raffles memerintahkan H.C. Cornelius untuk menyelidiki lokasi penemuan, berupa bukit yang dipenuhi semak belukar.
  2. 1873 – monografi pertama tentang candi diterbitkan.
  3. 1900 – pemerintahan Hindia Belanda menetapkan sebuah panitia pemugaran dan perawatan candi Borobudur.
  4. 1907 – Theodoor van Erp memimpin pemugaran hingga tahun 1911.
  5. 1926 – Borobudur dipugar kembali, tapi terhenti pada tahun 1940 akibat krisis malaise dan Perang Dunia II.
  6. 1956 – Pemerintah Indonesia meminta bantuan UNESCO. Prof. Dr. C. Coremans datang ke Indonesia dari Belgia untuk meneliti sebab-sebab kerusakan Borobudur.
  7. 1963 – Pemerintah Indonesia mengeluarkan surat keputusan untuk memugar Borobudur, tapi berantakan setelah terjadi peristiwa G-30-S.
  8. 1968 – Pada konferensi-15 di Perancis, UNESCO setuju untuk memberi bantuan untuk menyelamatkan Borobudur.
  9. 1971 – Pemerintah Indonesia membentuk badan pemugaran Borobudur yang diketuai Prof.Ir.Roosseno.
  10. 1972 – International Consultative Committee dibentuk dengan melibatkan berbagai negara dan Roosseno sebagai ketuanya. Komite yang disponsori UNESCO menyediakan 5 juta dolar Amerika Serikat dari biaya pemugaran 7.750 juta dolar Amerika Serikat. Sisanya ditanggung Indonesia.
  11. 10 Agustus 1973 – Presiden Soeharto meresmikan dimulainya pemugaran Borobudur; pemugaran selesai pada tahun 1984
  12. 21 Januari 1985 – terjadi serangan bom yang merusakkan beberapa stupa pada Candi Borobudur yang kemudian segera diperbaiki kembali. Serangan dilakukan oleh kelompok Islam ekstrimis yang dipimpin oleh Husein Ali Al Habsyi.
  13. 1991 – Borobudur ditetapkan sebagai Warisan Dunia oleh UNESCO.

Apakah informasi di atas memberikan pengetahuan yang bermanfaat untukmu? Tinggalkan pertanyaan dan pesanmu di kolom komentar, serta jangan lupa untuk membagikan tulisan ini kepada teman-temanmu, ya!

candi di Indonesia

Candi-Candi di Indonesia Yang Wajib Menjadi Destinasi Wisata

Sebelum masuknya Islam ke Indonesia, Kerajaan Hindu dan Buddha di masa lampau pernah berkuasa hingga berabad-abad. Bukti dari eksistensi kebudayaan Hindu dan Budha di masa lalu adalah dengan ditemukannya peninggalan sejarah berupa candi-candi di Indonesia. Selain itu, candi juga merupakan bentuk eksistensi dari suatu dinasti kerajaan.

Hampir di setiap wilayah yang dulunya dikuasai kerajaan Hindu dan Budha di Indonesia memiliki bangunan candi yang kini masih berdiri dan beberapa bahkan digunakan sebagai tempat upacara dan dianggap sakral. Bangunan candi banyak sekali ditemukan di area pegunungan dan dekat dengan sumber air. Hal ini agar dapat melakukan ritual ibadah lebih dekat dengan gunung yang dinilai sebagai sumber bencana, lantas mereka akan berdoa agar terhindar dari bencana yang mungkin akan terjadi.

Tim kitacerdas telah merangkum beberapa candi di Indonesia yang wajib menjadi tempat destinasi wisatamu.

Daftar Candi Yang Wajib Kamu Kunjungi

1. Candi Borobudur

Candi Borobudur
Candi Borobudur merupakan candi beraliran Budha terbesar di dunia

Salah satu candi yang paling terkenal di Indonesia dan paling banyak dikunjungi turis lokal maupun asing yaitu Candi Borobudur. Bahkan candi ini juga dikenal oleh seluruh dunia sebagai candi Budha terbesar.

Candi Borobudur bahkan sudah ditetapkan oleh UNESCO pada tahun 1991 sebagai salah satu warisan budaya dunia. Candi ini terletak di Kota Kecamatan Borobudur, sekitar 3 km dari Kota Mungkid (ibukota Kabupaten Magelang, Jawa Tengah).

Candi borobudur diyakini merupakan peninggalan kerajaan Dinasti Syailendra pada masa pemerintahan raja Samaratungga dari Kerajaan Mataram Kuno dan selesai dibangun pada abad ke-8. Banyak sekali misteri yang meliputi Candi Borobudur yang hingga kini belum terkuak. Karena tidak ada prasasti atau buku yang dapat menjelaskan dengan pasti tentang pembangunan Candi Borobudur.

Selain sebagai candi atau kuil, candi Borobudur juga merupakan sebuah monumen yang terdiri dari enam teras bujur sangkar. Di seluruh permukaan candi dihiasi oleh 2.672 panel relief dan aslinya terdapat 504 arca Budha.

Borobudur kini masih digunakan sebagai tempat ziarah keagamaan, tiap tahun umat Buddha yang datang dari seluruh Indonesia dan mancanegara berkumpul di Borobudur untuk memperingati Trisuci Waisak. Dalam dunia pariwisata, Borobudur adalah objek wisata tunggal di Indonesia yang paling banyak dikunjungi wisatawan.

2. Candi Prambanan

Candi Prambanan
Candi Prambanan sering disebut sebagai rumah bagi Dewa Siwa

Candi ini sering disebut sebagai Candi Roro Jonggrang karena memiliki legenda yang berkaitan dengan patung candi. Candi Prambanan diperkirakan dibangun pada abad ke-9 masehi. Candi ini adalah candi beraliran Hindu yang diciptakan sebagai persembahan kepada Dewa Trimurti. Trimurti sendiri adalah tiga dewa utama yang meliputi Brahma, Wisnu, dan Siwa. Berdasar prasasti Siwagrha, nama asli candi Prambanan adalah Siwagrha yang artinya rumah Siwa.

Kompleks candi ini terletak di kecamatan Prambanan, Sleman dan Kecamatan Prambanan, Klaten. Candi Prambanan juga termasuk salah satu Situs Warisan Budaya Dunia UNESCO. Dengan Candi Siwa terletak di tengah candi-candi kecil lainnya dan paling menjulang tinggi. Menurut prasasti Siwagrha, candi ini mulai dibangun pada tahun 850 masehi oleh Rakai Pikatan dan terus berlanjut hingga Balitung Maha Sambu di masa Kerajaan Medang Mataram.

Sebagai candi yang megah, sering sekali diadakan pertunjukan kolosal seperti sendratari Ramayana hingga kegiatan lain yang bernafaskan Hindu. Candi ini juga menjadi daya tarik yang besar bagi banyak wisatawan mancanegara dan domestik.

3. Candi Penataran

Candi Penataran terletak di kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Terletak di lereng Gunung Kelud pada ketinggian 450 meter dari permukaan air laut. Nama asli candi ini sebenarnya adalah Candi Palah. Candi ini merupakan sebuah gugusan candi dari kerajaan penganut kepercayaan Hindu aliran Siwa. Kompleks candi Penataran adalah yang paling besar dan megah dari keseluruhan candi di Jawa Timur.

Dari prasasti yang ditemukan pada candi, diperkirakan candi ini dibangun pada masa Raja Srenggana dari kerajaan Kediri pada tahun 1200 masehi, dan terus berlanjut sampai pemerintahan Wikramawardhana dari Kerajaan Majapahit pada tahun 1415.

Berdasar Kitab Negarakertagama yang ditulis pada tahun 1365, candi ini dikunjungi oleh Raja Hayam Wuruk dalam perjalanan berkeliling Jawa Timur. Pada tahun 1995 UNESCO memberi gelar candi Penataran sebagai Warisan Budaya Dunia.

Relief candi di candi ini bercerita tentang legenda Anoman Obong dan beberapa menampakan gambar orang dari suku di luar Indonesia, seperti suku Maya. Dari situ diprediksi jika jaman dahulu Majapahit telah melakukan perdagangan dengan bangsa seluruh dunia.

Berbeda dengan Prambanan dan Borobudur yang ramai, candi ini hanya ramai oleh kunjungan anak-anak sekolahan dan wisatawan asing sesekali. Setiap empat bulan sekali diadakan festival budaya yang mengundang seniman asing di candi Penataran. Pertunjukan itu bertajuk Purnama Seruling Penataran. Karena acara dilakukan saat bulan purnama empat bulan sekali.

4. Situs Trowulan

Situs Trowulan

Situs Trowulan adalah kawasan pra-sejarah yang berisi banyak sekali peninggalan bersejarah. Mulai dari prasasti, simbol dan kronik yang ditemukan dan diteliti oleh sejarawan dan arkeolog diduga candi ini erat hubungannya dengan kerajaan Majapahit. Situs Trowulan terletak di Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.

Di dalam kawasan situs terdapat juga peninggalan bangunan besar seperti candi, makam dan kolam. Termasuk juga di antaranya Candi Tikus, Gapura Bajang Ratu, Gapura Wringin Lawang, Candi Brahu, Makam Putri Cempa, Candi Menak Jingga, Makam Troloyo, dan masih banyak lagi.

Kawasan ini mencakup wilayah seluas 5 x 5 km, dipotong jalan negara arah Surabaya dan Jombang. Situs Trowulan juga ditetapkan sebagai Situs Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO pada tahun 2009.

5. Candi Singosari

Candi Singosari

Berbeda dengan candi-candi sebelumnya yang beraliran satu kepercayaan saja, yaitu Hindu atau Budha, Candi Singosari merupakan candi perpaduan antara aliran Hindu dan Budha. Candi ini terletak di Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Candi ini dibuat dengan menumpuk batu lalu dilanjutkan dengan mengukir batunya. Bangunan ini dipercaya masih berbentuk setengah jadi. Berdasar kitab Negarakertagama serta Prasasti Gajah Mada yang dibuat pada 1351 masehi, candi ini adalah pendharmaan bagi Kerajaan Singasari terakhir, Kertanegara, yang mangkat pada tahun 1292 masehi.

Beberapa patung di dalam bangunan candi ada yang dibawa ke museum sejarah di Belanda karena pada masa itu candi mengalami kerusakan berat. Kini, hanya ada satu patung asli yang berada di dalam candi ini.

Apakah informasi di atas memberikan pengetahuan yang berguna untuk kamu? Tinggalkan pertanyaan dan pesanmu di kolom komentar, serta jangan lupa untuk membagikan tulisan ini kepada teman-temanmu, ya!