Kukang (Nycticebus), atau yang dalam bahasa Inggris disebut dengan Loris, merupakan salah satu jenis primata yang ada di dalam famili Lorisidae, bersama dengan lemur. Ciri khasnya adalah berjalan dengan lambat, bermata besar berbinar, dan biasanya terdapat garis di tubuhnya. Hewan ini memiliki kisaran berat antara 0,375 hingga 0,9 kg dengan panjang tubuh saat dewasa sekitar 19 cm hingga 30 cm.
Secara keseluruhan, terdapat 8 spesies kukang dari genus Nycticebus (slow loris) di seluruh dunia dan 6 di antaranya dapat ditemukan di pulau-pulau Indonesia. Berikut adalah daftar spesies kukang beserta habitatnya:
- Nycticebus bancanus (kukang bangka), menyebar di Pulau Bangka dan Kalimantan barat daya.
- Nycticebus bengalensis (kukang benggala), menyebar di wilayah India hingga Thailand.
- Nycticebus borneanus (kukang kalimantan), menyebar terbatas (endemik) di Pulau Kalimantan bagian tengah hingga barat daya.
- Nycticebus coucang (kukang sunda), menyebar di Semenanjung Malaya, Sumatra dan kepulauan sekitarnya.
- Nycticebus kayan (kukang kayan), menyebar terbatas di Pulau Kalimantan bagian tengah utara, yakni di sebelah utara hulu sungai Mahakam dan Sungai Rajang, hingga di selatan Gunung Kinabalu.
- Nycticebus javanicus (kukang jawa), menyebar terbatas di Pulau Jawa (bagian barat hingga tengah).
- Nycticebus menagensis (kukang filipina), menyebar di Pulau Kalimantan bagian utara, termasuk sebagian Kalimantan Timur, hingga ke Kepulauan Sulu di Filipina.
- Nycticebus pygmaeus (kukang kerdil), menyebar di Indocina sebelah timur Sungai Mekong: Yunnan, Laos, Vietnam, dan Kamboja.
Jenis kukang dari genus ini memiliki tubuh yang lebih terlihat kekar dan pendek, mata serta telinga yang lebih kecil. Ia juga memiliki corak warna kulit yang berbeda tergantung dari spesiesnya. Jenis ini disebut dengan slow loris karena mereka berjalan lebih lambat dari kerabat mereka, slender loris.
Sedangkan dari genus Loris (slender loris), beberapa spesies di antaranya adalah:
- Gray slender loris (Loris lydekkerianus)
- Highland slender loris (Loris lydekkerianus grandis)
- Mysore slender loris (Loris lydekkerianus lydekkerianus)
- Malabar slender loris, (Loris lydekkerianus malabaricus)
- Northern slender loris, (Loris lydekkerianus nordicus)
- Red slender loris (Loris tardigradus)
- Dry Zone slender loris (Loris tardigradus tardigradus)
- Horton Plains slender loris (Loris tardigradus nyctoceboides)
Kukang dari spesies gray slender loris memiliki perbedaan perilaku dari red slender loris karena jika gray slender loris lebih suka menyendiri, red slender loris merupakan spesies yang cukup suka berkumpul dengan jenisnya. Di siang hari mereka akan tidur secara komunal di ranting-ranting pohon dan mereka juga gemar melakukan grooming kepada satu sama lain.
Dapat dilihat dari daerah persebarannya bahwa kukang memiliki habitat di tempat beriklim tropis. Di alam liar, ia biasanya dapat ditemukan di hutan hujan ataupun hutan mangrove, beberapa spesies juga dapat ditemukan di perkebunan dan rawa.
Seperti hewan dengan pupil besar lainnya, kukang merupakan hewan nokturnal. Ia akan pergi di malam hari untuk mencari mangsa berupa serangga, cacing, dan hewan kecil lainnya. Sedangkan di siang hari ia akan menghabiskan waktunya untuk tidur.
Fakta Tentang Kukang Yang Tidak Banyak Diketahui
1. Memiliki racun pada gigitannya
“Don’t judge a book by its cover” istilah ini mungkin tepat diterapkan kepada hewan kukang. Banyak orang yang menganggapnya hewan lucu, menggemaskan, dan bahkan jinak karena tertipu oleh mata besarnya yang memelas dan tubuhnya yang mungil.
Pada kenyataannya, kukang jenis slow loris merupakan makhluk karnivora pemakan daging yang memiliki racun pada gigitannya, loh! Sebuah hal yang unik dan juga jarang ditemukan pada hewan primata lainnya. Racun di giginya ini sebenarnya berasal dari kelenjar yang berada di lengannya.
Saat ia merasa terancam, ia akan mengangkat kedua lengannya dan menjilat kelenjar tersebut. Lantas cairan dari kelenjar tersebut aktif menjadi racun saat tercampur dengan saliva-nya. Racun ini akan dimasukan ke dalam luka saat kukang slow loris menggigit targetnya. Racun ini juga digunakan saat kukang menjilat (grooming) sesamanya dengan tujuan untuk melindungi mereka dari predator seperti ular, elang, dan bahkan orangutan.
Cairan atau sekresi ini mengandung bahan-bahan yang juga ditemukan pada alergen kuncing namun dapat berubah menjadi berbahaya jika yang terkena gigitannya memiliki alergi terhadap kandungan tersebut. Ilmuwan juga mengatakan bahwa racun ini bekerja seperti anticoagulant yang dapat mencegah luka untuk sembuh lebih cepat atau bahkan menyebabkannya menjadi busuk.
2. Mengeluarkan Bau Untuk Menandakan Teritori
Tidak banyak yang diketahui mengenai struktur sosial di antara spesies ini, namun diketahui bahwa mereka berkomunikasi dengan cara mengeluarkan bau. Kukang merupakan makhluk teritorial, khususnya pada kukang jantan.
Bukan hanya mematikan, dikatakan juga racunnya dapat mengeluarkan bau menyengat yang tidak sedap sebagai salah satu bentuk pertahanan diri. Bau ini sebagai peringatan kepada predator bahwa rasa tubuh mereka tidak enak.
Bau juga digunakan oleh kukang kecil untuk mencari makanan. Biasanya kukang dewasa akan menandai makanan dengan bau mereka agar kukang kecil dapat menemukan makanan yang aman untuk dimakan.
3. Kukang Merupakan Hewan Yang Hampir Punah
Kukang merupakan hewan yang sering diburu untuk dijadikan santapan, obat tradisional, atau dipelihara dan dijadikan koleksi pribadi. Banyak dari spesies kukang yang terancam kepunahan karena perburuan manusia dan perusakan habitatnya.
Hutan yang merupakan habitat bagi banyak spesies kukang kini semakin banyak yang dialihfungsikan menjadi lahan pertanian dan peternakan. Menurut International Union for Conservation of Nature (IUCN), semua spesies kukang kecuali gray slender loris, telah masuk dalam kategori terancam punah.
Bahkan kedua subspesies red slender loris telah diklasifikasikan sebagai hampir punah (endangered) sejak tahun 2004, sedangkan spesies slow loris jawa masuk dalam kategori critically endangered yang artinya beresiko tinggi akan punah sejak tahun 2013.
Di Indonesia sendiri, kukang telah dilindungi oleh hukum Indonesia sehingga memperdagangkannya tergolong perbuatan yang melanggar hukum (ilegal) dan tidakan kriminal.
Di Indonesia kukang sudah dilindungi sejak tahun 1973 dengan Keputusan Menteri Pertanian tanggal 14 Februari 1973 No. 66/ Kpts /Um/2/1973. Perlindungan ini dipertegas lagi dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 7 tahun 1999 Tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa, yang memasukan kukang dalam lampiran jenis-jenis tumbuhan dan satwa yang dilindungi.
Menurut Undang-Undang RI Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya pasal 21 ayat 2, perdagangan dan pemeliharaan satwa dilindungi termasuk kukang adalah dilarang. Pelanggar dari ketentuan ini dapat dikenakan hukuman pidana penjara 5 tahun dan denda Rp 100 juta.
Sedangkan CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of wild fauna and flora) telah memasukan kukang ke dalam appendix I dalam status CITES yang berarti hanya diperbolehkan memperdagangkan kukang yang didapatkan dari penangkaran, dan bukan dari alam liar. Sebelumnya, kukang masuk dalam appendix II CITES yang berarti perdagangan internasionalnya diperbolehkan, termasuk penangkapan kukang dari alam.
Bukan hanya diperjualbelikan, kukang juga seringkali mendapatkan perilaku buruk dari oknum yang gemar memperdagangkan kukang. Untuk menampilkan kesan bahwa kukang itu satwa yang jinak, lucu dan tidak menggigit, seringkali gigi kukang tersebut dicabut dengan menggunakan tang (pengait), tanpa anestesi. Dalam proses pencabutan tersebut gigi kukang sering patah atau remuk dan bahkan menimbulkan luka di mulut yang dapat berpotensi menimbulkan infeksi.
4. Kukang Berbeda Dengan Kuskus
Banyak orang yang masih sulit membedakan antara kukang, lemur, dan kuskus. Meskipun sesama mamalia, mereka merupakan hewan dari famili, genus dan spesies berbeda.
Kukang memiliki bentuk wajah membulat sementara kuskus memiliki ujung hidung meruncing ke depan. Kuskus merupakan hewan berkantung sementara kukang bukan.
Selain itu, tangan dan jari kukang lebih panjang ketimbang kuskus. Ini dikarenakan, kukang merupakan satwa yang menghabiskan hidupnya di atas pohon (arboreal). Sementara, kuskus memiliki ekor yang panjang dan kuat yang berfungsi sebagai alat untuk bergelantungan ketika pindah dari satu dahan pohon ke dahan yang lain.
Berikut merupakan video penjelasan perbedaan antara kukang dan kuskus yang lebih rinci:
Apakah informasi di atas bermanfaat untukmu? Tinggalkan pesan dan pertanyaanmu di kolom komentar, serta jangan lupa untuk membagikan artikel ini ke teman-temanmu, ya!