hidroponik

Tahukah kamu bahwa tumbuhan dapat tumbuh tanpa tanah? Wah, kok bisa ya? Bagaimana caranya?

Tumbuhan berkembang melalui proses yang disebut dengan fotosintesis, dimana tumbuhan menggunakan cahaya dan klorofil dari dalam daunnya untuk membuat karbon dioksida dan merubah air menjadi glukosa dan oksigen. Atau jika dijabarkan menggunakan rumus kimia menjadi:

6CO2 + 6H2O → C6H12O6 + 6O2

Di dalam proses tersebut disebutkan bahwa tanah bukan merupakan media yang wajib digunakan, inilah mengapa tumbuhan dapat tumbuh tanpa adanya tanah. Yang mereka butuhkan adalah nutrisi dan air, yang mana bisa mereka dapatkan dari tanah. Namun nutrisi dan air tidak hanya bersumber dari tanah, bukan?

Inilah prinsip dasar dari hidroponik. Hidroponik atau dalam bahasa Inggris hydroponic yang berasal dari bahasa Yunani, hydro berarti air dan ponos berarti daya atau sering disebut budidaya tanaman tanpa tanah. Secara teori, kata “Hidroponik” itu sendiri berarti menumbuhkan tanaman menggunakan air.

Namun karena kamu juga dapat mengembangkan tumbuhan tanpa harus memasukannya ke dalam air, banyak orang yang mendefinisikan kata ini menjadi menumbuhkan tumbuhan tanpa menggunakan tanah.

Dalam metode hidroponik, semua kebutuhan nutrisi tanaman dipenuhi melalui air dan untuk menyangga tanaman, dipakai beberapa media yang tidak mengandung hara atau nutrisi seperti: spons, sabut, batu apung, arang sekam, rockwool, pasir, kerikil, expanded clay, perlite, serbuk gergaji, vermiculite dan lain-lain.

Teknik hidroponik mulai banyak dilakukan oleh masyarakat perkotaan baik dalam skala menengah sebagai sumber penghasilan yang cukup menguntungkan atau skala kecil sebagai hobi di kalangan masyarakat Indonesia. Dalam skala besar atau komersil, pemilihan jenis tanaman harus betul-betul diperhatikan, hanya tanaman yang bernilai ekonomis yang biasanya ditumbuhkan.

Beberapa jenis tanaman hidroponik yang sering dilakukan adalah: Melon, tomat, selada, paprika, timun jepang dan terong jepang.

Sistem-sistem Yang Ada Dalam Hidroponik

hidroponik
Terdapat berbagai macam sistem dalam penerapan hidroponik

Terdapat berbagai macam cara untuk mengembangkan tumbuhan melalui hidroponik. Metode yang populer adalah NFT (Nutrient Film Technique), yaitu dengan mendirikan tumbuhan di dalam plastik dan membiarkan larutan nutrisi terserap ke dalam akarnya dengan bantuan gaya gravitasi.

Dalam sistem hidroponik terdapat 6 cara lain yang dapat diterapkan. Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangannya tergantung bagaimana kita merasa lebih sesuai dan memungkinkan untuk diterapkan.

1. Wick system

Merupakan teknik yang paling sederhana dan paling banyak digunakan untuk memulai dan belajar cara bertanam tanpa tanah, dimana nutrisi yang masuk ke media tanam melalui sumbu dibawah wadah tanam.

Teknik ini tidak memerlukan pompa untuk mengalirkan air nutrisi hanya perlu diperhatikan supaya meletakkan sumbu sedekat mungkin dengan akar tanaman supaya penyerapan nutrisi oleh akar dapat semaksimal mungkin, sumbu dapat terbuat dari kain bekas atau sumbu kompor dan lain-lain.

2. Ebb & Flow System

Teknik ini menggunakan sebuah wadah yang berisi media tanam dan penampungan larutan nutrisi di bawahnya, kemudian larutan nutrisi dipompakan secara berkala dengan pengaturan timer ke media tanam dan mengalir kembali turun ke wadah penampungan untuk dipompakan kembali dan seterusnya. Kelebihannya, wadah tanam bisa lebih besar dan kebutuhan nutrisi bisa diatur sesuai kebutuhan.

3. NFT (Nutrient Film Technique) System

Sistem ini yang paling banyak digunakan, terutama dalam penanaman sayuran berdaun seperti selada. Teknik ini memakai pipa paralon atau talang yang atasnya berjejer wadah tanam yang dimana akar tanaman nanti masuk kedalam larutan nutrisi yang dialirkan dengan pompa secara terus menerus, teknik ini cukup sederhana dan ternyata memberi hasil yang panen yang baik sehingga menjadi teknik yang terbanyak digunakan.

4. Water Culture System

Di Indonesia dikenal dengan sistem apung, dimana tanaman berada di atas rakit yang biasanya terbuat dari styrofoam yang dilubangi untuk tempat wadah bersama media tanam mengapung dalam larutan nutrisi.

Jadi akar dan sebagian media terendam dalam larutan, kemudian dalam larutan diberi pompa udara atau pompa akuarium untuk membuat gelembung-gelembung udara. Gelembung-gelembung membantu akar menyerap nutrisi dan oksigen, sehingga tanaman tumbuh lebih cepat dan subur.

5. Drip System

Dalam sistem drip atau yang sering disebut sistem irigasi tetes dimana cairan nutrisi dialirkan secara perlahan dengan bantuan pompa dan selang-selang kecil secara berkala langsung ke akar tanaman dengan demikian sangat menghemat air dan nutrisi. Dalam skala komersial, sistem drip banyak diterapkan pada tanaman tomat, melon, lombok, paprika dan terong.

6. Aeroponic System

Teknik ini menggunakan cara akar tanaman yang bergelantungan disemprotkan larutan nutrisi yang halus seperti kabut, dengan pompa bertekanan tinggi secara berkala, ternyata teknik ini memberi hasil terbaik dari semua teknik yang ada, karena beberapa telah terbukti secara komersial baik untuk tanaman tomat, tanaman kentang maupun tanaman daun.

Peralatan Yang Kamu Butuhkan Untuk Hidroponik

Untuk menjaga sistem hidroponik agar tetap berjalan dengan semestinya, kamu membutuhkan beberapa peralatan pendukung, seperti:

1. Media Tanam

Tumbuhan hidroponik biasa tumbuh menggunakan media yang stagnan yang mampu menopang berat tumbuhan dan menahan struktur akar. Media tanam inilah yang menggantikan tanah, namun ia tidak menyediakan nutrisi independen bagi tanaman sebagaimana tanah. Media tanam hanya mampu menjaga kelembapan dan menjadi media bagi larutan nutrisi agar terserap tanaman.

Banyak dari media tanam juga memiliki kandungan pH netral, jadi mereka tidak akan mengganggu keseimbangan larutan nutrisi. Banyak opsi media tanam yang dapat kamu pilih, tergantung dari jenis tanaman dan sistem hidroponik yang kamu gunakan.

2. Air stone & Pompa udara

Tanaman yang terendam di dalam air dapat dengan cepat tenggelam jika air tersebut tidak dianginkan dengan baik. Air stone, atau alat penganginan air mampu memecah gelembung oksigen agar dapat menyebar ke seluruh larutan nutrisi dan tanaman.

Air stone tidak mampu membuat oksigennya sendiri. Ia harus dikaitkan dengan pompa udara eksternal. Kedua komponen ini merupakan peralatan yang banyak ditemukan pada aquarium, jadi akan mudah untuk didapatkan.

3. Net pot (Pot berlubang)

Net pot merupakan sebutan bagi pot tanaman yang digunakan dalam hidroponik. Bentuknya layaknya pot tanaman biasa, namun pada bagian bawahnya berlubang. Hal ini agar memudahkan akar tanaman untuk bergerak bebas dan air mampu masuk untuk memberikan nutrisi.

Kelebihan Dari Hidroponik

hidroponik

Beberapa orang yang menanam tumbuhan melalui cara hidroponik mengatakan bahwa mereka mendapatkan hasil pertanian yang lebih banyak dibandingkan dengan cara konvensional. Hal ini karena akar tumbuhan yang ditanam menggunakan metode hidroponik menyerap larutan kaya nutrisi secara langsung.

Karena tumbuhan tersebut mendapatkan nutrisi lebih mudah, sistem akarnya put menjadi lebih kecil dan energi tumbuhan dialihkan kepada pertumbuhan daun dan batang. Dengan akar yang lebih kecil, kamu dapat menumbuhkan lebih banyak tanaman di area yang sama sehingga mendapatkan hasil yang lebih banyak.

Tumbuhan hidroponik juga tumbuh dengan lebih cepat. Banyak dari hama tumbuhan berasal dari tanah. Dengan tanpa adanya tanah, akan menguntungkan bagi sistem pertumbuhan tanaman dan menghindarkannya dari penyakit.

Hidroponik juga dapat dilakukan tanpa memandang musim. Hal ini karena ia dapat dilakukan di di dalam ruangan (indoor).

Apakah informasi di atas memberikan pengetahuan baru bagimu? Tinggalkan pertanyaan dan pesan di kolom komentar serta jangan lupa untuk membagikan tulisan ini jika kamu menyukainya!

Leave a Reply

Your email address will not be published.