perubahan iklim

6 Dampak Perubahan Iklim Dunia Yang Mengancam

Perubahan iklim dan isu tentang lingkungan kini semakin sering diangkat dan digaungkan. Bumi dikatakan sedang mengalami perubahan iklim dan diprediksi oleh banyak pihak tidak akan sanggup menjadi rumah bagi makhluk hidup lagi beberapa puluh tahun yang akan datang.

Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan perubahan iklim itu?

Suhu rata-rata bumi adalah sekitar 15°C dan berdasarkan hasil penelitian bumi telah mengalami perubahan suhu menjadi lebih tinggi dan rendah. Perubahan iklim ini memang mungkin terjadi secara alamiah namun, para ilmuwan mengatakan beberapa tahun belakangan ini perubahan suhu telah terjadi secara signifikan dibandingkan dengan periode-periode sebelumnya yang disebabkan oleh aktivitas manusia.

Perubahan iklim adalah proses terjadinya perubahan suhu di bumi menjadi lebih panas atau lebih dingin, yang diakibatkan oleh pemanasan global. Pemanasan global itu sendiri terjadi akibat efek rumah kaca yang diakibatkan oleh gas-gas yang berada di bumi.

Bumi telah mengalami perubahan iklim secara alami sebelumnya, tepatnya pada saat zaman es dan periode interglasial.yang terjadi pada jutaan tahun lalu dan berlangsung selama 100.000 tahun.

Pada kala itu, perubahan iklim yang terjadi dipicu oleh meningkatnya cahaya matahari yang masuk ke permukaan bumi dan juga diperparah oleh karbon dioksida yang dihasilkan oleh laut pada saat gletser meleleh.

Faktor Penyebab Terjadinya Perubahan Iklim

polusi
Banyak faktor yang dapat mendorong terjadinya perubahan iklim di bumi

1. Efek Rumah Kaca

Dalam kehidupan sehari-hari, kamu pasti sering mendengar istilah efek rumah kaca atau yang dalam bahasa inggris disebut dengan greenhouse effect.

Apa yang dimaksud dengan efek rumah kaca itu? Apakah ini efek yang ditimbulkan dari rumah yang terbuat dari kaca?

Efek rumah kaca adalah proses terjadinya peningkatan suhu permukaan bumi yang sebenarnya merupakan fenomena alamiah yang memang biasa terjadi. Saat energi panas matahari mencapai atmosfer bumi, beberapa dari energi panas tersebut dipantulkan kembali ke luar angkasa dan sebagian lain diserap oleh apa yang disebut dengan gas rumah kaca (greenhouse gasses).

Istilah efek rumah kaca sendiri merupakan perumpamaan karena udara yang berada di dalam rumah kaca akan terus terperangkap di dalamnya mengingat kaca merupakan benda padat yang tidak memiliki celah. Seperti efek rumah kaca yang menangkap panas matahari dan menahannya di atmosfer bumi.

Visualisasi proses terjadinya efek rumah kaca (sumber: http://ditjenppi.menlhk.go.id)

Berikut merupakan daftar gas rumah kaca yang dapat memicu bumi mengalami perubahan iklim:

A. Uap Air (H₂O)

Gas penyumbang efek rumah kaca yang paling banyak ini berperan sebagai “feedback” atau umpan balik terhadap iklim. Uap air meningkat saat atmosfer bumi semakin menghangat, dan begitu juga awan & presipitasi, yang membuat uap air menjadi feedback yang paling penting terhadap terjadinya efek rumah kaca.

B. Gas Karbon Dioksida (CO2)

Gas ini juga berkontribusi besar pada pemanasan global, merupakan gas yang paling banyak dihasilkan oleh manusia melalui hasil pernapasan dan juga hasil dari pembakaran bahan bakar fosil.

Gas karbon dioksida dihasilkan dari berbagai macam aktivitas manusia, mulai dari bernapas, penggunaan kendaraan berbahan bakar fosil, sisa-sisa pembuatan barang industri, hingga hasil proses tambang apapun yang terus terjadi.

Manusia telah meningkatkan konsentrasi karbon dioksida di atmosfer sebesar lebih dari sepertiga semenjak revolusi industri dimulai. Aktivitas manusia yang meninggalkan carbon footprint inilah yang mendorong terjadinya perubahan iklim.

C. Gas Metana

Sebuah gas hydrocarbon yang dihasilkan dari kejadian alamiah dan juga aktivitas manusia, seperti dekomposisi limbah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA), pertanian, dan penanaman padi.

Gas metana merupakan gas yang lebih berdampak terhadap efek rumah kaca jika dibandingkan dengan karbon dioksida, namun juga gas yang paling sedikit berada di atmosfer.

D. Nitrus oksida (Dinitrogen Oksida)

Nitrus oksida (N2O), atau yang secara umum dikenal dengan nama gas tertawa ini, merupakan sebuah gas yang dihasilkan dari aktivitas pertanian, khususnya penggunaan penyubur organik dan pembakaran biomassa.

Selain penggunaannya dalam roket dan untuk meningkatkan performa mesin dalam pertandingan balap, gas tertawa juga digunakan untuk keperluan medis. Gas ini telah digunakan oleh dokter gigi dan pada saat operasi sebagai analgesik dan anestesi sejak tahun 1844.

Namun, gas ini ternyata memiliki dampak yang buruk bagi lingkungan jika lepas ke atmosfer. Gas ini dapat menahan panas untuk keluar dan kekuatannya melebihi karbon dioksida.

E. CFC

Gas yang dikenal dengan nama ilmiah Chlorofluorocarbon ini merupakan bahan sintetis yang digunakan pada banyak proses industri. Namun, sekarang penggunaannya untuk bahan produksi serta pelepasannya ke atmosfer telah diregulasi oleh pemerintah internasional karena dampaknya yang dapat merusak lapisan ozon.

Gas ini biasanya terdapat pada mesin pendingin seperti AC, Kulkas, Freezer. Ia juga terdapat pada hairspray, semprotan pembasmi serangga, dan pengharum ruangan.

2. Kerusakan Lapisan Ozon

Tahukah kamu bahwa lapisan ozon yang berfungsi melindungi bumi dari radiasi sinar matahari dapat menipis, rusak dan bahkan berlubang?

Menipisnya lapisan ozon terjadi saat gas chlorofluorocarbons (CFC) dan gas halon yang biasa ditemukan pada botol semprot aerosol dilepaskan ke atmosfer.

Ozon berada pada bagian atas lapisan stratosfer dan menyerap radiasi sinar ultraviolet (UV) yang berbahaya bagi makhluk hidup. Gas seperti CFC dan halon akan menyebabkan reaksi kimia yang dapat menghancurkan molekul ozon dan mengurangi kemampuannya dalam menyerap sinar UV. Saat dilepaskan ke udara, gas-gas tersebut bahkan dapat menetap di lapisan atmosfer hingga puluhan tahun.

Lalu bagaimana bisa rusaknya lapisan ozon mempengaruhi perubahan iklim?

Sejak tahun 1960-an, fluktuasi suhu udara semakin sering terjadi. Suhu udara menjadi semakin hangat di lapisan atmosfer rendah dan semakin dingin pada lapisan atmosfer tinggi. Dinamika perubahan temperatur ini menimbulkan kondisi yang dapat membuat ozon menjadi berkurang.

Saat lapisan ozon rusak, lapisan stratosfer di belahan bumi selatan menjadi lebih dingin. Hal ini menyebabkan angin yang berada di dekat kutub menjadi lebih cepat bergerak. Kemudian menimbulkan sirkulasi tropis dan hujan pada wilayah di garis lintang yang lebih rendah.

3. Pemanasan Global

Beberapa orang mungkin menyamakan fenomena perubahan iklim dengan pemanasan global. Meskipun berkaitan erat, mereka sebenarnya memiliki beberapa perbedaan.

Pemanasan global berarti suhu di permukaan bumi semakin naik, sedangkan perubahan iklim berarti terjadi pemanasan suhu dan juga efek lain dari pemanasan yang terjadi seperti melelehnya glasier, badai hujan yang semakin parah atau tanah longsor yang semakin sering terjadi. Jadi dapat dikatakan bahwa pemanasan global merupakan salah satu penyebab dari terjadinya perubahan iklim.

Agar kamu lebih mengerti dan memahami mengenai proses terjadinya pemanasan global, penjelasan melalui media visual mungkin akan memberikan gambaran lebih mudah.

4. Meningkatnya Emisi Gas Buang

Sudah menjadi rahasia umum bahwa perubahan iklim yang secara signifikan terjadi beberapa dekade ini merupakan akibat dari aktivitas manusia. Aktivitas manusia dapat menghasilkan gas efek rumah kaca yang dapat membuat permukaan atmosfer menjadi lebih panas dan kemudian memicu terjadinya perubahan iklim.

Beberapa aktivitas manusia yang dapat menghasilkan emisi gas buang diantaranya adalah:

A. Pembakaran batu bara

Pembakaran batu bara yang ditujukan sebagai bahan bakar kereta api, mesin industri dan berbagai macam mesin lainnya ini dapat menghasilkan karbon dioksida dan nitrus oksida, yang seperti kita ketahui merupakan salah satu gas rumah kaca yang berbahaya bagi lingkungan.

B. Penebangan hutan (Deforestasi)

Pohon bertugas membantu menstabilkan perubahan iklim dengan menyerap gas karbon dioksida. Saat pohon ditebang, ia akan kehilangan kemampuan menyerap karbon tersebut dan malah akan melepaskan karbon yang telah ia serap. Selain itu, jika jumlah pohon berkurang, jumlah karbon dioksida akan meningkat secara tidak terkendali.

C. Peternakan

Tahukah kamu bahwa kotoran hewan ternak, khususnya sapi, domba, atau kambing memproduksi emisi gas buang berbahaya dalam jumlah yang besar?

Food and Agriculture Organization (FAO) mengatakan bahwa 44% dari keseluruhan emisi yang dihasilkan oleh hewan ternak berbentuk gas metana (CH4), dan sisanya merupakan gabungan antara zat nitrus oksida (29%) dan karbon dioksida (27%).

D. Penggunaan pupuk urea

Pupuk urea merupakan pupuk penyubur tanaman yang mengandung nitrogen dengan kadar yang tinggi. Pupuk urea sendiri merupakan pupuk buatan (sintetis) yang digunakan karena dapat meningkatkan kadar kesuburan tanah dengan lebih cepat jika dibandingkan dengan pupuk organik, seperti pupuk kompos.

Lalu kenapa penggunaannya menjadi bermasalah?

Penggunaan pupuk urea banyak yang diberikan secara berlebihan kepada tanaman, bahkan melebihi kapasitas tanaman untuk menyerap pupuk tersebut. Sehingga saat proses pengairan, pupuk urea dan kandungannya terbuang ke saluran air atau menguap ke atmosfer dalam bentuk gas nitrus oksida.

Nitrus oksida merupakan gas berbahaya yang 265 kali lebih efektif dalam menahan panas di atmosfer jika dibandingkan dengan karbon dioksida.

Kandungan nitrogen dengan kadar tinggi di dalam pupuk urea juga berpotensi menghilangkan beberapa spesies tanaman, mengurangi nutrisi tanah, membunuh ikan dan organisme laut serta mengkontaminasi air tanah.

Dampak Perubahan Iklim Pada Kehidupan

pemanasan global
Topik perubahan iklim sangat penting karena berdampak langsung pada kehidupan makhluk hidup di bumi

Dampak dari perubahan iklim secara ekstrem yang terjadi pada bumi dapat mengancam keberlangsungan makhluk hidup, mulai dari organisme tumbuhan, hewan, hingga manusia.

Beberapa dampak mengerikan yang ditimbulkan di antaranya adalah:

1. Mencairnya Es Di Antartika

Antartika menjadi dua kali lebih hangat dibandingkan dengan tempat lain di bumi. Ketika es di sana meleleh dan mengalir ke laut, terjadi peningkatan permukaan air laut dan diprediksikan akan naik hingga 4 kaki pada tahun 2100.

Jika air laut naik, maka ekosistem makhluk hidup di sekitar pantai dan dataran rendah menjadi terancam. Yang paling terancam akan dampak ini adalah daerah kepulauan seperti Indonesia karena dikelilingi oleh laut.

2. Laut menjadi lebih hangat dan berasam

Laut menyerap sebanyak sepertiga dari emisi bahan bakar fosil dan kini laut menjadi 30% lebih asam (acidic) dibandingkan dengan saat pre-industrial. Peningkatan asam ini mengancam kehidupan bawah laut, khususnya makhluk laut bercangkang seperti tiram, koral dan kerang.

Dampaknya juga akan mengancam makhluk hidup lain seperti ikan, burung dan mamalia yang sumber makanannya bergantung pada makhluk bercangkang.

Temperatur laut yang meningkat juga mengubah spesies bawah laut dan berkontribusi terhadap fenomena coral bleaching yang dapat membunuh ekosistem terumbu karang— tempat hidup lebih dari 25% makhluk laut.

3. Ancaman kepunahan makhluk hidup

Perubahan iklim juga memaksa hewan liar untuk cepat beradaptasi dengan perubahan habitat. Banyak spesies yang mencari daerah yang lebih tinggi dan dingin, hingga merubah perilaku musiman dan mengubah pola migrasi alami.

4. Perubahan cuaca menjadi ekstrem

Perubahan ini berdampak pada gangguan pada ekosistem dan karenanya, banyak spesies yang kini menghadapi ancaman kepunahan karena perubahan iklim. Sebuah studi pada 2015 menunjukkan bahwa mamalia, ikan, burung, reptil, dan spesies vertebrata lain menghilang 114 kali lebih cepat dari yang seharusnya. Fenomena ini lantas dikaitkan dengan perubahan iklim, polusi, dan deforestasi—ancaman yang tentu saling terhubung.

Perubahan iklim yang terjadi dikatakan semakin memperparah frekuensi, intensitas dan dampak dari siklus cuaca. Misalnya seperti naiknya air laut yang semakin tinggi yang secara langsung akan berdampak pada badai laut.

Selain itu, intensitas musim kemarau di beberapa wilayah di dunia juga semakin meningkat hingga muncul apa yang dinamakan dengan heatwave yang dapat memakan korban jiwa. Dan saat musim hujan, intensitas curah hujan yang tinggi dapat menimbulkan banjir dan tanah longsor yang juga dapat menimbulkan korban jiwa dan kerusakan yang lebih besar.

5. Udara menjadi lebih kotor

Polusi udara dan perubahan iklim sangat berkaitan satu sama lain, di mana salah satu memperparah yang lainnya. Saat temperatur bumi naik, tidak hanya udara yang akan menjadi semakin kotor karena munculnya smog dan jelaga, namun juga polutan alergenik lain seperti jamur yang bertebaran karena kondisi lembab dan juga serbuk sari.

6. Meningkatkan resiko munculnya penyakit

Menurut WHO, perubahan iklim diprediksi akan menjadi penyebab sekitar 250.000 kematian setiap tahunnya, antara tahun 2030 dan 2050. Semakin naiknya temperatur secara global, terjadi peningkatan penyakit yang disebabkan oleh heat stress, heatstroke, penyakit jantung, dan ginjal.

Polusi udara yang semakin parah juga meningkatkan resiko penyakit pernapasan. Fenomena yang diakibatkan oleh cuaca ekstrem seperti badai dan banjir juga dapat mengancam keselamatan. Air yang terkontaminasi dan kerusakan akibat badai juga dapat memaksa terjadinya migrasi besar-besaran.

Selain itu, wilayah yang lembab dan lebih hangat juga dapat menjadi sarang bagi penyakit yang ditimbulkan oleh serangga, seperti demam berdarah, lyme dan infeksi virus west nile.

Usaha Mencegah Perubahan Iklim

rendah emisi

1. Penggunaan bahan bakar alternatif

Seperti diketahui, emisi bahan bakar fosil merupakan penyebab utama terjadinya perubahan iklim. Selain membahayakan lingkungan, persediaan bahan bakar fosil yang dapat digunakan juga kini terbatas jumlahnya di luar sana. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, penggunaan energi alternatif dan terbarukan (renewable energy) kini sering digaungkan, baik oleh aktivis lingkungan maupun pemerintah.

Dengan menggantikan penggunaan bahan bakar fosil dengan energi lain yang lebih ramah lingkungan, kamu telah berkontribusi memperlambat atau bahkan mencegah terjadinya dampak perubahan iklim yang lebih parah.

Beberapa contoh dari energi alternatif terbarukan yang dapat kamu gunakan adalah:

  1. Pembangkit listrik tenaga gelombang laut (Tidal energy)
  2. Pembangkit listrik tenaga biomassa (Biomass energy)
  3. Pembangkit listrik tenaga angin (Wind energy)
  4. Pembangkit listrik tenaga panas bumi (Geothermal energy)
  5. Pembangkit listrik tenaga biodiesel (Biofuels)
  6. Pembangkit listrik tenaga mikrohidro (Hydroelectric energy)
  7. Pembangkit listrik tenaga nuklir (Nuclear power)
  8. Pembangkit listrik tenaga surya (Solar power)

2. Penggunaan transportasi umum

Lebih dari jutaan orang di dunia bepergian setiap harinya. Mulai dari sekolah, bekerja atau sekadar rekreasi. Dan pada faktanya, mayoritas dari orang-orang yang bepergian tersebut pergi dengan menggunakan kendaraan pribadi yang menggunakan bahan bakar fosil. Bayangkan berapa banyak emisi gas rumah kaca yang dihasilkan setiap harinya.

Untuk itu, terdapat banyak alternatif lain yang dapat kamu lakukan jika ingin bepergian seperti menggunakan transportasi umum atau menggunakan kendaraan bertenaga alternatif (listrik dan surya).

3. Regulasi pemerintah

Selain kesadaran individu, peran pemerintah sebagai pihak yang memiliki otoritas dalam mengatur kehidupan masyarakat juga dibutuhkan dalam menjaga bumi dari perubahan iklim.

Beberapa poin di dalam Sustainable Development Goal’s yang dibuat oleh Persatuan Bangsa-Bangsa sudah memuat hal-hal yang berkaitan dengan menjaga kelestarian bumi dari perubahan iklim, misalnya:

  1. Poin ke-7 mengenai energi yang terjangkau & bersih (Affordable and clean energy)
  2. Poin ke-11 mengenai kota yang berkelanjutan (Sustainable cities and communities)
  3. Poin ke-12 konsumsi dan produksi yang bertanggungjawab (Responsible consumption and production)
  4. Poin ke-13 aksi perubahan iklim (Climate action)
  5. Poin ke-14 kehidupan bawah air (Life below water)
  6. Poin ke-15 kehidupan di darat (Life on land)

Dan banyak lagi perjanjian-perjanjian internasional lainnya yang memusatkan kepedulian kepada lingkungan, seperti Paris Agreement, Protocol Kyoto, Montreal Protocol, dan sebagainya.

4. Efisiendalam menggunakan energi

Menjadi lebih hemat dalam menggunakan energi dapat membantu mencegah munculnya polusi. Hal ini dapat menyebabkan pembangkit listrik mengeluarkan lebih sedikit energi dan hal ini akan berdampak pada berkurangnya produksi gas rumah kaca.

Untuk itu, kamu harus lebih bijak dalam menggunakan barang-barang yang membutuhkan energi. Pastikan kamu mematikan lampu saat meninggalkan ruangan, matikan peralatan elektronik yang tidak digunakan dan mengganti lampu rumah dengan lampu yang lebih hemat energi.

Perubahan iklim membawa dampak yang tidak hanya berbahaya bagi manusia, namun bagi makhluk hidup di bumi lainnya. Mari mulai sekarang kita lebih peduli pada lingkungan dan menjadi lebih aktif berkontribusi dalam perbaikan lingkungan.

Apakah sobat kitacerdas sekarang telah paham mengenai penyebab dan dampak yang dapat ditimbulkan dari perubahan iklim? Tinggalkan pesan dan pertanyaanmu di kolom komentar, serta jangan lupa untuk membagikan tulisan ini ke teman-temanmu,ya.

daging bersih

Apa Itu Daging Laboratorium Atau “Daging Bersih”?

Daging bersih merupakan solusi dari ancaman kelangkaan daging ternak di masa yang akan datang. Dengan menggunakan metode ilmiah, ilmuwan membuat daging tiruan atau daging laboratorium yang aman untuk dikonsumsi oleh manusia.

Daging bersih atau yang juga dikenal dengan sebutan daging laboratorium, daging budidaya, atau daging in-vitro, adalah sebutan bagi jenis daging tiruan yang dibuat melalui kultur sel dari bagian hewan sungguhan.

Meskipun merupakan daging tiruan, daging ini berasal dari bahan-bahan yang aman dan sudah dimodifikasi oleh para ilmuwan agar dapat dikonsumsi oleh manusia. Sebagai catatan, daging bersih berbeda dengan daging vegetarian (vegan meat), karena daging bersih masih menggunakan bagian tubuh hewan asli dalam pembuatannya.

Terdapat berbagai macam daging yang bisa dibuat oleh cara ini, misalnya seperti daging ikan, daging sapi, daging ayam, daging bebek, dan daging babi. Daging yang dibuat merupakan hasil biopsi dari jaringan yang diambil dari hewan aslinya.

Proses ini dikabarkan telah muncul dari tahun 1971, saat seorang ilmuwan berusaha membuat sel otot buatan yang didapat dari pembuluh darah babi guinea (tikus Belanda).

Lalu pada tahun 1990-an, NASA berusaha membuat makanan untuk para astronot yang dapat bertahan lama saat di luar angkasa namun tetap menyehatkan. Dan pada 2002 mereka memulai riset untuk memproduksi daging ikan yang didapat dari proses in-vitro otot ikan mas.

Pada tahun 2004, pemerintah Belanda memulai riset tentang daging budidaya (cultured meat).

Dan terus dilanjutkan oleh Mark Post hingga pada tahun 2013, Post dan rekannya menciptakan daging burger laboratorium pertama di dunia. Daging ini didapatkan dari proses in-vitro yang bahannya merupakan stem cell yang diambil dari otot pundak seekor sapi.

Perkembangan dan pembaharuan terus dilakukan oleh para ilmuwan hingga pada tahun 2016, perusahaan Memphis Meat memperkenalkan daging bakso laboratorium yang dijual seharga Rp. 2 Milyar  per 450 gram. Setahun setelahnya, perusahaan yang sama lalu mengeluarkan inovasi nugget ayam dan duck à l’orange laboratorium.

Harga tersebut kini sudah diturunkan hingga mencapai sekitar Rp. 800 juta. Wah, fantastis juga ya harganya? Karena alasan inilah perusahaan tersebut hanya mendistribusikan produk mereka secara terbatas kepada restoran-restoran elit.

Bagi kamu yang ingin merasakan bagaimana rasanya daging bersih ini, perusahaan tersebut telah menerima dana dari investor seperti Cargill dan Bill Gates yang diharapkan dapat mengurangi biaya manufaktur sehingga harga daging dapat lebih terjangkau.

Kenapa Disebut Daging Bersih?

daging laboratorium
Dari sekian banyak nama lain yang dimiliki, daging bersih dipilih karena dinilai lebih menarik

Daging bersih merupakan istilah yang lebih sering digunakan dalam penyebutan daging buatan laboratorium. Hal ini dikarenakan istilah-istilah lainnya, seperti “daging laboratorium”, “daging tiruan”, atau “daging buatan” dinilai kurang menarik untuk publik dan investor.

Istilah daging bersih juga dipilih karena daging jenis ini dinilai memiliki kebersihan sanitasi yang terjaga serta lebih ramah lingkungan. Beberapa pihak juga ada yang menggunakan istilah daging budidaya (cultured meat).

The Good Food Institute melakukan riset kepada publik mengenai istilah penyebutan daging bersih ini. Hasilnya, penggunaan kata “safe” dan “clean” membuat publik lebih tertarik untuk mencoba produk daging tersebut dibandingkan dengan penggunaan kata “cultured”, “meat 2.0”, “lab-grown meat”.

Bagaimana Mereka Membuatnya?

daging laboratorium
Visualisasi proses pembuatan daging bersih (Sumber: The Good Food Institute)

Meskipun setiap perusahaan & laboratorium memiliki tekniknya sendiri dalam memproduksi daging bersih, namun pada dasarnya prosesnya sama.

Pertama, ilmuwan akan mengambil stem cell (sel punca) dari salah satu bagian tubuh hewan melalui biopsi, kemudian baru dilakukan proses in-vitro. Sel yang digunakan adalah sel punca embrionik (embryonic stem cells) atau bisa juga menggunakan jaringan otot.

Setelah melakukan isolasi pada sel tersebut, ilmuwan lalu akan meletakannya pada sebuah media kultur, yaitu bioreaktor. Media tersebut akan memberikan nutrisi yang sangat dibutuhkan oleh sel untuk dapat berkembang.

Biasanya, ilmuwan akan menggunakan Fetal Bovine Serum (FBS) dalam proses kultur sel. FBS didapatkan dari janin sapi yang induknya dipotong. Namun, kini banyak perusahaan biomedik yang telah mengembangkan media tumbuh sintetis yang berasal dari tanaman untuk menghindari isu etikal.

Setelah itu, ilmuwan harus memberikan stimulus mekanik untuk memicu protein jaringan sintetis menjadi unit kontraktil dengan meletakan sel tersebut pada hidrogel berbahan dasar kolagen.

Untuk produk daging cincang seperti hamburger, jaringan otot yang sudah dewasa dipanen dan disatukan menjadi produk final. Namun untuk produk daging berstruktur, seperti steak atau dada ayam, ilmuwan menghadapi permasalahan yang lebih rumit. Ia bahkan harus mengadopsi teknik di bidang medis untuk menumbuhkan jaringan dan organ baru.

Apa Perbedaan Daging Bersih Dengan Daging Biasa?

daging bersih
Daging burger yang dibuat dari daging bersih (Sumber: David Parry/PA)

Kamu pasti penasaran tentang bagaimana daging yang dibuat di laboratorium dapat dikonsumsi, dan apakah benar rasanya dapat 100% meniru rasa daging konvensional.

Agar daging bersih dapat diterima oleh masyarakat luas, bukan hanya nilai aktivisme mengenai pelestarian lingkungan dan hak hewan yang harus digaungkan. Daging bersih juga harus dapat memenuhi ekspektasi dan permintaan masyarakat yang menginginkan daging alternatif ini menjadi semirip mungkin dengan daging aslinya. Hal ini bukan merupakan perkara mudah bagi para ilmuwan makanan.

Pada tahun 2013 saat daging bersih dibuat dalam bentuk burger untuk pertama kalinya, tekstur dari daging tersebut dikatakan merupakan kebalikan dari daging konvensional. Tekstur daging yang harusnya lembut dan juicy, malah terasa seperti kue yang padat.

Namun seiring dengan perkembangannya, beberapa perusahaan teknologi mampu menciptakan daging bersih yang rasa dan teksturnya mendekati daging sungguhan. Paul Shapiro, dalam bukunya yang berjudul “Clean Meat: How Growing Meat Without Animals Will Revolutionize Dinner and the World”, berkesempatan untuk merasakan langsung daging foie gras buatan lab. Ia mengatakan bahwa daging tersebut kaya akan rasa, gurih dan juga seperti harapannya.

Apa Saja Kelebihan “Daging Bersih”?

daging bersih
Daging bersih menjadi alternatif bagi beberapa orang karena memiliki kelebihan yang tidak dimiliki daging konvensional

1. Lebih Aman

Daging bersih dikatakan lebih aman untuk dikonsumsi daripada daging konvensional. Hal ini karena resiko kontaminasi mikroba lebih kecil karena lingkungan laboratorium yang secara ketat sangat dijaga kesterilannya. Daging laboratorium juga memiliki sedikit resiko untuk terekspos pada bakteri dan jamur.

Selain itu, karena proses produksinya yang dikontrol secara ketat oleh para ilmuwan, daging bersih dikatakan memiliki sedikit lemak jenuh berbahaya namun kaya akan asam lemak.

2. Bebas Animal Cruelty

Dari keseluruhan 70 juta hewan di dunia yang diternakan per tahunnya, sekitar 50 juta di antaranya diternakan oleh industri. Dikatakan bahwa banyak dari hewan yang diternakan oleh industri, diperlakukan dengan buruk seperti dipaksa makan agar memiliki lebih banyak lemak dan daging. Atau dipotong dengan cara-cara yang tidak etikal.

Dengan beralih ke daging bersih, diharapkan praktik-praktik penyiksaan terhadap hewan ternak dapat berkurang atau bahkan dihentikan selamanya.

3. Lebih Sustainable

Peralihan konsumsi ke daging bersih dikatakan dapat berpengaruh pada kesejahteraan manusia dalam jangka panjang karena daging bersih dinilai lebih ramah lingkungan. Di Indonesia sendiri, konsumsi daging pada masyarakat Indonesia pada tahun 2017 tercatat baru mencapai rata-rata 1,8 kg untuk daging sapi, 7 kg daging ayam, 2,3 kg daging babi, dan 0,4 kg daging kambing.

Angka tersebut masih jauh dibandingkan Amerika Serikat yang masyarakatnya mengkonsumsi sekitar 26 milyar pound daging per tahun. Bayangkan berapa banyak konsumsi daging jika dihitung secara global.

Karenanya, dibutuhkan sistem industrialisasi peternakan yang masif. Permasalahannya adalah, industri peternakan dapat membahayakan bagi bumi. Secara global, hewan ternak menyumbang sebesar 15% emisi gas rumah kaca.

Pada tahun 2050, diprediksikan oleh Food and Agriculture Organization bahwa konsumsi daging di seluruh dunia akan mengalami peningkatan hingga 73%. Peningkatan ini terjadi akibat populasi bumi yang semakin bertambah dan diiringi dengan peningkatan konsumsi daging di negara-negara berkembang.

Sektor peternakan sudah menempati sebanyak 70% dari lahan pertanian. Dengan munculnya ancaman hilangnya lahan di masa depan, daging tradisional tidak akan mampu memenuhi tingginya permintaan publik akan daging. Dampaknya, daging akan menjadi barang langka atau bahkan produk mewah.

Untuk itu, daging bersih menjadi solusi untuk menggantikan sumber protein yang bersumber dari tanaman maupun hewan.

4. Lebih Ramah Lingkungan

FAO mengatakan bahwa hewan ternak memproduksi sekitar 15% dari total keseluruhan emisi gas rumah kaca yang mencemari bumi. Sapi dapat memproduksi gas metana, yang mana merupakan gas berbahaya yang dapat menahan panas di bumi.

Sedangkan daging bersih memproduksi 96% lebih sedikit emisi gas rumah kaca. Hal ini sangat membantu dalam dalam upaya menghindari perubahan iklim.

Selain ancaman memperparah perubahan iklim, industri peternakan juga memiliki resiko lain terhadap lingkungan. Peternakan membutuhkan lahan pastura untuk memberi makan hewan. Hal ini berdampak pada tingginya angka deforestasi hutan yang diubah menjadi lahan peternakan. Dampak lainnya adalah hilangnya biodiversity karena kehilangan habitat.

Apa Saja Kekurangan “Daging Bersih”?

daging laboratorium
Masyarakat masih perlu ekstra hati-hati akan dampak mengkonsumsi daging bersih yang masih belum jelas

1. Munculnya Resiko Ancaman Baru

Meski menghilangkan resiko yang ditimbulkan dari memproduksi daging konvensional, menciptakan sel otot di dalam vat akan menimbulkan resiko baru.

Karena tergolong inovasi yang masih baru dan belum banyak dikembangkan, jaminan mengenai keamanan dan resiko daging bersih masih belum 100% dipastikan. Untuk itu, diperlukan studi menyeluruh yang dilakukan oleh pihak independen. 

Beberapa perusahaan pengembang daging bersih bahkan berargumen bahwa daging laboratorium harus diasumsikan aman sampai terbukti sebaliknya.

2. Ancaman Kontaminasi Patogen

Para ilmuwan yang paham mengenai sel kultur tahu bahwa bahkan di lingkungan yang paling steril pun, kontaminasi silang masih dapat terjadi. Ilmuwan masih belum menemukan cara untuk mengontrol dan benar-benar mencegah hal itu terjadi.

Tantangan Dalam Mempromosikan Konsumsi Daging Bersih Secara Luas

daging bersih
Perjalanan yang harus ditempuh daging bersih masih sangat jauh untuk dapat dikonsumsi secara masif oleh masyarakat dunia

Manusia telah mengkonsumsi daging hewan dari zaman dahulu kala, dan daging yang bersumber dari hewan juga telah berada dalam tradisi banyak kebudayaan di dunia. Untuk itu, akan menjadi pekerjaan yang tidak mudah untuk membuat masyarakat luas berhenti mengkonsumsi daging hewan.

Makanan vegetarian seperti burger dan bakso juga telah diperkenalkan di banyak tempat makan di dunia, namun sejauh ini mereka masih belum berhasil untuk meniru rasa dan tekstur dari daging asli.

Selain itu, regulasi yang telah didesain untuk melindungi industri peternakan dapat menghambat pertumbuhan dan inovasi agrikultur semacam daging bersih ini.

Meskipun memiliki banyak hambatan, daging bersih masih menjadi salah satu solusi terbaik dalam mengatasi ancaman kelangkaan daging di masa yang akan datang.

Tantangan lainnya dalam produksi daging bersih secara massal adalah harga molekul yang digunakan dalam proses kultur sangatlah mahal. Seperti dijelaskan sebelumnya, daging bersih pernah menyentuh harga Rp. 2 Miliar untuk beberapa gram. Meskipun harganya sudah turun jauh, daging bersih masihlah merupakan barang “mewah”.

Jika menginginkan masyarakat untuk dapat beralih mengkonsumsi daging bersih, yang harus dipastikan adalah produk ini dapat dijangkau oleh semua kalangan.

Apakah sekarang kamu paham mengenai apa itu daging bersih dan kelebihannya?

Tuliskan pesan dan pendapatmu di kolom komentar, serta jangan lupa untuk membagikan tulisan ini ke teman-temanmu, ya!

Apa Itu Karbon Dioksida?

Dampak Karbon Dioksida Yang Berlebih:

  • Menyebabkan hilangnya kesadaran, kejang-kejang atau kematian bagi manusia
  • Merusak janin di dalam kandungan ibu hamil

Dampak Kekurangan Karbon Dioksida:

  • Mengalami sesak napas, jantung berdebar, kelelahan, muntah, kejang hingga koma
  • Gejala penyakit ginjal, addison, keracunan aspirin dan ketoasidosis diabetes

Karbon dioksida atau yang dikenal dengan nama ilmiah CO2, merupakan senyawa kimia yang terdiri dari satu karbon dan dua atom oksigen. Karbon dioksida yang berbentuk padat biasa dikenal dengan sebutan biang es (dry ice). Ia merupakan gas yang dapat mengikat panas dan karenanya dapat menimbulkan apa yang disebut dengan efek rumah kaca (greenhouse effect).

Fungsi Gas Karbon Dioksida

karbondioksida
Karbon dioksida selain digunakan untuk fotosintesis tumbuhan juga dapat dimanfaatkan untuk dunia industri

Gas karbon dioksida merupakan salah satu gas yang paling esensial dan dibutuhkan di bumi. Mengapa demikian? Karena, jika manusia mengeluarkan gas ini sebagai hasil dari proses bernapas (respirasi), namun pada tumbuhan adalah sebaliknya.

Tumbuhan membutuhkan gas karbondioksida untuk melakukan proses yang biasa dikenal dengan nama fotosintesis. Bersama dengan cahaya matahari yang cukup dan gas karbondioksida, tumbuhan baru dapat melakukan proses tersebut.

Nah, dari hasil proses fotosintesis tersebut, tumbuhan lantas akan mengeluarkan gas yang sangat dibutuhkan manusia dan hewan untuk bernapas. Gas apakah itu? Apalagi kalau bukan oksigen (O2). Proses fotosintesis juga merupakan cara bagi tumbuhan untuk makan dan memperoleh nutrisi bagi dirinya sendiri. Karena selain menghasilkan oksigen bagi manusia, tumbuhan juga memproduksi makanannya sendiri melalui proses tersebut.

Karbondioksida adalah gas cair yang tidak memiliki warna atau bau, tidak beracun, tidak mudah terbakar dan bersifat sedikit asam. Gas ini lebih berat daripada udara dan dapat larut di dalam air. Karena sifatnya tersebut, gas ini sangat cocok untuk dijadikan bahan baku industri dan keperluan komersial.

Apa saja yang dapat dibuat dengan menggunakan karbon dioksida?

1. Bahan Baku Industri

Di dunia industri, karbon dioksida menjadi salah satu bahan baku mentah yang digunakan untuk memproduksi kimia, energi, maupun barang jadi.

Menurut laporan khusus mengenai karbon dioksida yang dikeluarkan oleh Intergovernmental Panel of Climate Change (IPCC), karbon dioksida telah lama dilibatkan dalam proses produksi sistem refrigerator, sistem perawatan air (dipakai untuk menstabilkan pH air), dan minuman berkarbonasi.

Ia juga digunakan pada industri pembuatan metal guna menambah tingkat kepadatan dan juga sebagai perekat. Karbon dioksida juga dapat ditemukan pada alat pemadam kebakaran. Gas ini berguna untuk menghambat oksigen semakin memperbesar api.

2. Bahan Baku Kimia Dan Farmasi

Gas karbon dioksida juga digunakan sebagai bahan untuk membuat urea, obat, methanol, karbonat organik dan non-organik, polyurethanes dan sodium salisilat. Karbon dioksida jika digabungkan dengan epoksida juga dapat digunakan untuk membuat plastik dan polymer.

3. Bahan Elektronik

Dalam industri pembuatan alat elektronik, gas karbon dioksida digunakan sebagai salah satu bahan untuk membuat circuit board, membersihkan permukaan dan manufaktur peralatan semikonduktor.

 4. Industri Minyak

Gas karbon dioksida digunakan pada proses Enhanced Oil Recovery (EOR). EOR merupakan sebuah teknik yang digunakan untuk meningkatkan kuantitas minyak mentah yang didapatkan dari hasil pertambangan. Teknik ini berguna untuk menaikan cadangan minyak pada suatu sumur persediaan minyak.

Karbon dioksida akan dimasukan dengan tekanan tinggi ke dalam cadangan minyak yang lantas akan mendorong minyak melalui pipa yang telah disiapkan menuju ke atas permukaan.

Meskipun dapat dimanfaatkan dalam berbagai kegiatan, namun gas karbon dioksida memiliki kekurangan. Gas karbon dioksida merupakan gas yang sangat stabil sehingga membutuhkan usaha yang lebih untuk mengaktifkan molekul agar ia dapat bereaksi.

Selain itu, konsekuensi yang didapatkan dari menggunakan gas ini adalah ia akan meninggalkan jejak karbon (carbon footprint) yang jika dilepas begitu saja ke atmosfer akan mengakibatkan percepatan pemanasan global dan perubahan iklim.

Dari Mana Gas Karbondioksida Berasal?

karbondioksida
Selain dari sisa proses pernapasan manusia, karbon dioksida juga dapat ditemukan dari berbagai sumber lain

Karbondioksida dihasilkan dari proses-proses alamiah yang biasa terjadi, seperti proses pernapasan (respirasi) makhluk hidup. Selain itu, juga terdapat sumber lain yang ternyata dapat menghasilkan gas karbon dioksida seperti:

1. Hasil Proses Natural

Karbon dioksida selain berasal dari proses respirasi juga dapat berasal dari proses alami lain, seperti contohnya erupsi dari gunung api.

2. Hasil Sisa Pembakaran Bahan Bakar Fosil

Gas karbon dioksida juga dapat dihasilkan dari sisa-sisa aktivitas manusia, seperti penggunaan bahan bakar fosil pada kendaraan dan mesin produksi.

3. Dekomposisi Makhluk Hidup

Saat organisme atau makhluk hidup mati, jasad mereka lantas akan dimakan oleh bakteri. Proses ini yang disebut dengan dekomposisi. Pada saat proses ini, tubuh yang dimakan bakteri tersebut akan mengeluarkan gas karbon dioksida.

4. Deforestasi

Selain dari pembakaran bahan bakar fosil, karbon dioksida juga dapat dihasilkan dari pembakaran hutan. Kegiatan deforestasi yang sengaja dilakukan manusia guna membuka lahan perkebunan ini dapat menghasilkan gas karbon dioksida yang bisa membahayakan bagi manusia.

Karbondioksida dan Bumi

karbondioksida
Karbon dioksida memegang peran yang cukup besar dalam perubahan iklim yang terjadi di bumi

Kamu pasti sering mendengar pemberitaan bahwa karbon dioksida merupakan penyumbang salah satu gas emisi yang mengakibatkan perubahan iklim dan pemanasan global.

Sisa-sisa pembakaran bahan bakar fosil menghasilkan gas CO2 yang kemudian akan mengumpul di atmosfer dan menimbulkan efek ‘pemanasan’.Dari situlah muncul istilah Pemanasan Global.

Tingkat karbondioksida di atmosfer yang semakin tinggi dapat berdampak pada perubahan iklim dan hal ini buruk bagi kelangsungan bumi dan umat manusia.

Steven Sherwood, seorang ilmuwan iklim dari University of New South Wales, Australia mengatakan bahwa perubahan temperatur yang terjadi, atau biasa dikenal dengan sensitivitas iklim, menunjukan bahwa bumi menjadi semakin sensitif akibat meningkatnya level karbon dioksida.

Perubahan iklim yang diakibatkan karena meningkatnya karbon dioksida di atmosfer bumi ini menimbulkan banyak masalah bagi keberlangsungan makhluk hidup. Untuk itu, mulailah lebih bijak dalam menggunakan peralatan yang dapat menghasilkan gas karbon dioksida.

Apa sekarang kamu menjadi lebih paham tentang apa itu karbon dioksida? Tinggalkan pertanyaan dan pesanmu di kolom komentar, serta jangan lupa untuk membagikan artikel ini ke teman-temanmu, ya!

hidrokarbon

Apa itu Hidrokarbon? Dan Apa Saja Kegunaannya Dalam Kehidupan?

Hidrokarbon di dalam bidang kimia merupakan senyawa yang terdiri dari unsur karbon (C) dan unsur hidrogen (H). Seluruh hidrokarbon memiliki rantai karbon atom-atom hidrogen yang berikatan dengan rantai tersebut. Istilah itu juga digunakan sebagai pengertian dari hidrokarbon alifatik.

Sebagai contoh, metana (gas rawa) adalah hidrokarbon dengan satu atom karbon dan empat atom hidrogen: CH4. Etana adalah hidrokarbon yang terdiri dari dua atom karbon bersatu dengan sebuah ikatan tunggal, masing-masing mengikat tiga atom karbon: C2H6. Propana memiliki tiga atom C (C3H8) dan seterusnya (CnH2·n+2).

Contoh benda yang bisa kamu lihat dari hasil olahan gas alam adalah plastik LPDE dan HDPE (polietilena) dan PP (polipropilena) yang terbuat dari gas etena dan propena. Senyawa etena dan propena termasuk ke dalam golongan senyawa hidrokarbon.

Klasifikasi Hidrokarbon

Dilihat dari jenis ikatan antar atom karbon, senyawa hidrokarbon dapat dibedakan menjadi hidrokarbon jenuh dan tidak jenuh. Senyawa hidrokarbon jenuh terdiri dari karbon yang hanya terikat dengan ikatan tunggal. Senyawa jenis ini juga disebut sebagai alkana atau parafin. Rumus umum senyawa ini adalah CnH2·n+2. Contohnya adalah metana (CH4) dan etana (C2H6).

Sedangkan, senyawa hidrokarbon tak jenuh dibagi dengan dua jenis, alkena dan alkuna. Senyawa jenis alkena atau Olefin, terikat dengan ikatan ganda. Rumus umum senyawa ini adalah CnH2n. Contohnya adalah etilena (C2H4). Dan salah satu karbon senyawa jenis alkuna, terikat dengan ikatan rangkap tiga. Rumus umum senyawa ini adalah CnH2·n-2. Contohnya adalah asetilena (C2H2)

Berdasarkan bentuk rantai karbon dan jenis ikatannya, senyawa hidrokarbon dikelompokkan menjadi:

1. Hidrokarbon alifatik

Adalah hidrokarbon dengan rantai terbuka dengan ikatan tunggal (jenuh) ataupun ikatan rangkap (tak jenuh). Senyawa hidrokarbon alifatik adalah senyawa karbon yang rantai C nya terbuka dan rantai C itu memungkinkan bercabang.

hidrokarbon alifatik
Bentuk hidrokarbon alifatik dalam rantai karbon (sumber: www.studiobelajar.com)

2. Hidrokarbon alisiklik

Adalah yaitu hidrokarbon dengan rantai tertutup atau melingkar. Senyawa alisiklik adalah senyawa organik berupa alifatik sekaligus siklik. Senyawa ini mengandung satu atau lebih cincin karbon, baik jenuh maupun tak jenuh, tetapi tidak memiliki karakter aromatik. Senyawa alisiklik dapat memiliki satu atau lebih rantai cabang alifatik.

Hidrokarbon alisiklik
Bentuk hidrokarbon alisiklik dalam rantai karbon (sumber: www.studiobelajar.com)

3. Hidrokarbon aromatik

Adalah hidrokarbon rantai melingkar dengan ikatan konjugasi, yaitu ikatan tunggal dan ikatan rangkap yang berselang-seling. Senyawa hidrokarbon aromatik terdiri dari 6 atom C yang membentuk rantai benzena.

Hidrokarbon aromatik
Bentuk hidrokarbon aromatik dalam rantai karbon (sumber: www.studiobelajar.com)

Kegunaan Senyawa Hidrokarbon

Kegunaan hidrokarbon secara umum dikelompokkan berdasarkan banyaknya atom C pada rantai hidrokarbon, yaitu:

Fraksi HidrokarbonWujud Zat (pada 25°C)Kegunaan Utama
C1-CGasBahan bakar gas (LNG dan LPG)
C5-C7Cair (titik didih rendah)Pelarut, bahan bakar (bensin)
C6-C18CairBahan bakar (bensin dan kerosin)
C12-C24CairBahan bakar jet
C18-C50Cair (titik didih tinggi)Bahan bakar diesel, pelumnas
C50+PadatPetroleum jelly, lilin parafin

Secara lebih spesifik, hidrokarbon adalah salah satu sumber energi paling penting yang terdapat di bumi. Penggunaan utamanya adalah sebagai sumber bahan bakar. Jika dalam bentuk padat, hidrokarbon adalah salah satu komposisi pembentuk aspal.

Hidrokarbon juga pernah digunakan untuk pembuatan klorofluorokarbon (CFC), zat yang digunakan sebagai propelan pada semprotan nyamuk. Jika kamu mengikuti isu pemanasan global, tentunya sudah tahu bahwa klorofluorokarbon (CFC) sudah dilarang karena memiliki efek buruk terhadap lapisan ozon.

Untuk penjelasan yang lebih rinci, berikut hidrokarbon sederhana dan variasinya:

hidrokarbon dan variasinya
Hidrokarbon sederhana beserta variasinya (sumber: sites.google.com)
  • Metana dan etana berbentuk gas dalam suhu ruangan dan tidak mudah dicairkan dengan tekanan begitu saja.
  • Propana lebih mudah untuk dicairkan, dan biasanya dijual di tabung-tabung dalam bentuk cair.
  • Sebagai contoh yang lebih sering dilihat, jika kamu melihat cairan dalam korek atau pemantik rokok, itu adalah butana, yang  sangat mudah dicairkan sehingga lebih aman digunakan.
  • Pentana berbentuk cairan bening pada suhu ruangan, digunakan di industri sebagai pelarut wax dan gemuk (pelumnas).
  • Heksana digunakan biasanya sebagai pelarut kimia dan termasuk dalam komposisi bensin.
  • Heksana, heptana, oktana, nonana, dekana, termasuk dengan alkena dan beberapa sikloalkana merupakan komponen penting pada bensin, nafta, bahan bakar jet, dan pelarut industri.

Untuk memudahkanmu dalam melihat contoh-contoh hidrokarbon dalam kehidupan sehari-hari, berikut contoh yang telah tim berkarir.id susun:

Sebagai Makanan

makanan
Hidrokarbon terdapat dalam glukosa pada nasi

Jika kamu memakan nasi, maka kandungan di dalam nasi itu terdapat kandungan karbohidrat yang merupakan salah satu senyawa hidrokarbon. Di dalam karbohidrat, tersusun oleh senyawa glukosa yang menjadi sumber energi bagi manusia dan hewan. Glukosa tersebut memiliki struktur hidrokarbon alkana dengan bentuk siklik yang saling berikatan.

Bahan Bakar

bahan bakar
Hidrokarbon terdapat dalam berbagai aktivitas sehari-hari manusia, termasuk pada bahan bakar bensin

Ketika kamu dalam perjalanan menggunakan transportasi darat, bensin yang kamu gunakan merupakan suatu senyawa hidrokarbon rantai panjang. Struktur dari bensin juga bervariasi yang bermula dari C7 hingga C11 sesuai dengan angka oktannya. Tentu bensin dapat diperoleh dari hasil panjang proses tambang minyak bumi yang dihasilkan oleh proses alami.

Hidrokarbon menjadi penyusun utama dari minyak bumi dan juga gas alam. Bahan-bahan ini tentunya dapat ditemukan dari hasil proses pertambangan dan dapat diolah dari permukaan bumi. Minyak bumi merupakan campuran dari hidrokarbon cair sedangkan gas alam terdiri dari senyawa metana. Fosil yang terpendam menjadi sumber utama dari hidrokarbon di dalam tanah.

Fosil yang telah melewati berbagai fase atau proses organik sehingga membentuk molekul yang lebih kompleks dan bervariasi disebut sebagai hidrokarbon. Dalam proses membentuk senyawa hidrokarbon di dalam tanah, fosil mengalami aktivitas biologis dan penataan ulang dalam definisi reaksi kimia.

Kilang minyak menjadi salah satu media pemrosesan hidrokarbon agar dapat digunakan. Dalam prosesnya, minyak mentah diproses dalam beberapa tahapan kemudian membentuk hidrokarbon tertentu yang kemudian dijadikan sebagai bahan bakar produk yang beragam.

Dalam proses pengambilannya, hidrokarbon telah melalui berbagai macam proses yang panjang untuk sampai terjadinya senyawa hidrokarbon yang diinginkan.Hasil tambang berupa bahan mentah akan melalui proses distilasi sehingga fraksi-fraksinya akan terpisah berdasarkan titik didihnya dan kemudian minyak mentah dapat disintesis menggunakan bahan tersebut.

Hidrokarbon juga merupakan sumber energi listrik dan panas utama dunia karena menghasilkan energi ketika dibakar. Energi hidrokarbon ini biasanya sering langsung digunakan sebagai pemanas di rumah-rumah, dalam bentuk minyak maupun gas alam.

Hidrokarbon dibakar dan panas yang dihasilkan digunakan untuk menguapkan air, yang kemudian uapnya disebarkan ke seluruh ruangan. Prinsip yang hampir sama digunakan di pembangkit-pembangkit listrik.

Berikut tabel kegunaan hidrokarbon sesuai fraksi dan titik didihnya:

No.FraksiJumlah Atom CTitik Didih (°C)Kegunaan
1. LPG1-4<20Bahan bakar kompor gas
2.Bensin5-1230-180Bahan bakar kendaraan
3.Kerosin11-16170-290Bahan bakar kompor minyak
4.Solar14-18260-350Bahan bakar mesin diesel
5.Minyak pelumas15-24300-370Pelumas dan lilin
6.Aspal>25ResiduPengerasan jalan

Bahan Plastik

sampah plastik
Hidrokarbon terdapat dalam plastik yang digunakan sehari-hari

Plastik yang sering kamu gunakan sehari-hari juga salah satu contoh dari senyawa hidrokarbon. Penjelasan sebelumnya telah menyebutkan bahwa hidrokarbon mampu membentuk polimer, yang salah satu aplikasinya pada plastik.

Plastik pada umumnya memiliki struktur utama yaitu polipropilena atau polietilena yang merupakan polimer atau rantai panjang dari propilena dan etilena. Kedua senyawa ini pun merupakan senyawa hidrokarbon rantai panjang yang berpolimerisasi.

Obat Bius dalam Dunia Medis

obat bius
Di dalam obat bius terdapat etana yang merupakan hidrokarbon

Senyawa karbon juga mencakup dunia medis, salah satunya etana. Etana yang merupakan hidrokarbon tidak jenuh dengan ikatan rangkap dua atau turunan dari alkena difungsikan sebagai obat bius dalam dunia medis.

Dampak Hidrokarbon Dalam Kehidupan

Kehadiran Hidrokarbon di dalam kehidupan menjadi sebuah dilema. Selain memiliki manfaat dalam perkembangan industri dan teknologi di dalam kehidupan, nyatanya hidrokarbon pun juga memiliki dampak negatif bagi lingkungan maupun kesehatan.

Hidrokarbon yang bertebaran di lingkungan dapat menjadi polutan primer maupun sekunder. Jika jumlahnya berlebih pada manusia, hewan, tumbuhan, ekosistem, maupun material lainnya, ia akan memberikan dampak yang negatif. Berikut dampak yang bisa diakibatkan bagi hidrokarbon yang berlebihan:

Kesehatan Manusia

kesehatan
Hidrokarbon yang terlalu banyak dapat mempengaruhi kesehatan tubuh manusia

Sebagian dari bahan pencemaran merupakan senyawa-senyawa yang bersifat karsinogenik dan mutagenik seperti, etilen, formaldehid, benzena, metil nitrit dan hidrokarbon poliaromatik (PAH).

Kendaran bermotor menghasilkan emisi yang mengandung senyawa karsinogen diperkirakan menimbulkan tumor pada organ manusia selain paru-paru. Terdapat berbagai pendapat tentang hal ini, apakah pembentukan tumor tersebut hanya diakibatkan karena asap solar atau gas lain yang bersifat sebagai iritan.

Untuk lebih jelasnya, berikut tabel tentang pengaruh konsentrasi hidrokarbon terhadap kesehatan manusia:

Konsentrasi Jenis Hidrokarbon (ppm)Dampak Kesehatan
Benzena (C6H6)Iritasi membran mukosa
100Lemas setelah ½ – 1 jam 
3000Pengaruh sangat berbahaya setelah pemaparan 1 jam
7500Kematian setelah pemaparan 5-10 menit
2000 Toluena (C7H8)Pusing lemah dan berkunang-kunang setelah pemaparan 8 jam
200Kehilangan koordinasi bola mata terbalik setelah pemaparan 8 jam
600

Lingkungan dan Ekosistem

alam
Hidrokarbon yang berlebihan dapat mempengaruhi lingkungan dan ekosistem

Reaksi pembakaran hidrokarbon yang melibatkan O2 akan menghasilkan panas yang tinggi. Panas yang tinggi ini menimbulkan peristiwa pemecahan (cracking) menghasilkan rantai hidrokarbon pendek atau partikel karbon. Gas hidrokarbon dapat bercampur dengan gas buangan lainnya.

Cairan hidrokarbon membentuk kabut minyak (droplet). Padatan hidrokarbon akan membentuk asap pekat dan menggumpal menjadi debu/partikel. Hidrokarbon bereaksi dengan NO2 dan O2 menghasilkan PAN (Peroxy Acetyl Nitrates) yang menyebabkan iritasi pada mata yang menyebabkan mata terasa pedih dan berair.

Hewan dan Tumbuhan

anjing
Hewan dan tumbuhan dapat tercemar oleh hidrokarbon yang tidak seimbang jumlahnya

Hidrogen yang bersifat mutagenik akan sangat rentan terhadap hewan. Hewan yang terpapar atau menghirup zat ini membuktikan adanya perubahan gen. Dengan kekekalan massa yang berlaku, konsumsi hewan yang tercemar oleh manusia akan memindahkan kandungan senyawa hidrokarbon itu ke manusia.

Sedangkan campuran PAN dengan gas CO dan O3 dikenal dengan Photo Chemistry Smog akan berdampak pada rusaknya tanaman. Dampak yang terjadi dapat dilihat dari daun yang menjadi pucat diakibatkan selnya mati. Toksisitas yang berdampak kepada  tanaman juga akan meningkat jika hidrokarbon bercampur bahan lain.

Material

ban mobil
Pengaruh pencemaran hidrokarbon dapat mempengaruhi struktur kimia dari material yang ada

Dampak hidrokarbon pada material disebabkan oleh sifat kimiawi dari senyawa hidrokarbon itu sendiri. Contohnya, karet gelang yang direndam dalam cairan bensin maka akan menambah volume dari gelang tersebut namun akan berkurang tingkat elastisitasnya. Hal ini menunjukkan bahwa hidrokarbon dapat melarutkan beberapa senyawa penting dalam sebuah material, tidak hanya fisik namun juga kimianya.

Kesimpulan

Hidrokarbon adalah senyawa dalam arti kimia organik yang tersusun atas atom hidrogen dan juga atom karbon yang saling berikatan. Molekul hidrokarbon secara alami terjadi dan ditemukan dalam minyak mentah, gas alam, batu bara, dan sumber energi penting lainnya.

Bagi kamu yang ingin tahu lebih banyak tentang hidrokarbon, terdapat banyak artikel dan video yang bisa kamu akses secara gratis.

Bagaimana sobat kitacerdas.com, apakah sudah paham? Jika kamu masih memiliki pertanyaan seputar hidrokarbon dan sejenisnya, kamu bisa tulis di kolom komentar ya, dan jangan lupa bagikan ke teman-temanmu!

pestisida

Pestisida: Jenis, Kegunaan dan Bahaya di Balik Penggunaannya

Pestisida merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut substansi yang dipakai untuk membunuh, mencegah atau mengendalikan hama tanaman atau binatang. Karena penggunaan pestisida berbahan kimia di dalam sektor pertanian, masyarakat kini terekspos dengan residu pestisida berkadar rendah.

Pestisida singkatnya adalah bahan kimia yang digunakan untuk membasmi hama. Secara umum, pestisida bisa dibuat dari bahan kimia maupun biologis, seperti virus, bakteri, antimikroba.

Penggunaan pestisida sudah semakin umum dan seringkali disamakan dengan produk pelindung tanaman. Padahal pada kenyataannya, ia hanya ditujukan untuk membasmi hama tanaman.

Tahukah kamu bahwa pestisida ternyata sudah digunakan dari zaman dahulu kala? Masyarakat pada zaman pemburu-pengumpul, biasa menggunakan pestisida untuk melindungi pertanian mereka dari serangga dan hama.

Bangsa Sumeria kuno memanfaatkan sulfur sebagai insektisida. Sedangkan bangsa medieval bereksperimen dengan menggunakan bahan arsenik.

Bangsa China juga menggunakan pestisida berbahan dasar arsenik dan juga merkuri untuk membasmi lintah dan hama lain. Sementara bangsa Yunani dan Romawi kuno menggunakan minyak, abu, sulfur dan material lain untuk melindungi persediaan makanan mereka.

Pada abad ke-19, para ilmuwan lebih fokus kepada pembuatan pestisida berbahan alami yang dibuat dari akar tanaman tropis dan krisantemum. Baru pada tahun 1939 lah Dichloro-Diphenyl-Trichloroethane (DDT) ditemukan.

Bahan ini sangat efektif untuk membasmi hama serangga dan karena itulah bahan tersebut banyak digunakan di berbagai dunia sebagai insektisida. Namun 20 tahun kemudian, penggunaan bahan ini telah dilarang di 86 negara karena diketahui memiliki efek biologis yang berbahaya bagi manusia dan makhluk hidup lain.

The Food and Agriculture Organization (FAO) mendefinisikan pestisida sebagai:

“Zat atau campuran zat yang bertujuan untuk mencegah, membunuh, atau mengendalikan hama tertentu, termasuk vektor penyakit bagi manusia dan hewan, spesies tanaman atau hewan yang tidak diinginkan yang dapat menyebabkan kerusakan selama produksi, pemrosesan, penyimpanan, transportasi, atau pemasaran bahan pertanian (termasuk hasil hutan, hasil perikanan, dan hasil peternakan).

Istilah ini juga mencakup zat yang mengendalikan pertumbuhan tanaman, merontokkan daun, mengeringkan tanaman, mencegah kerontokkan buah, dan sebagainya yang berguna untuk mengendalikan hama dan memitigasi efek dari keberadaan hama, baik sebelum maupun setelah panen.”

Jenis-jenis Pestisida

pestisida
Terdapat banyak macam dan jenis pestisida yang diciptakan untuk target hama tertentu

Jika diklasifikasikan berdasarkan target penggunaannya, pestisida dapat dibagi menjadi 4 macam, yaitu:

  1. Insektisida: Untuk membasmi hama serangga
  2. Herbisida: Untuk membasmi hama tumbuhan
  3. Rodentisida: Untuk membasmi hama pengerat
  4. Fungisida: Untuk mengontrol jumlah jamur dan lumut

Sementara berdasarkan bahan kandungannya, pestisida dapat dibagi menjadi:

  • Organophosphate: Banyak dari insektisida mengandung bahan ini. Ia bekerja pada sistem saraf dan mampu mengganggu enzim yang mengatur neurotransmitter.
  • Karbamat: Mirip dengan pestisida berbahan organophosphorus, pestisida dengan kandungan karbamat juga mempengaruhi sistem saraf dan mengganggu enzim. Namun efek pada enzim tersebut dapat dibalikan.
  • Insektisida Organoklorin: Pada zaman dulu bahan ini biasa digunakan, namun karena menimbulkan efek yang membahayakan kesehatan, penggunaannya kini dilarang (contoh: DDT, klordan, toksapen)
  • Pyrethroid: Ia merupakan bahan sintetis dari pyrethrin. Bahan ini lebih organik karena didapatkan dari krisantemum.
  • Sulfonylurea herbisida: Ia biasa digunakan untuk mengendalikan hama tanaman (rumput, lumut dan lainnya)
  • Biopestisida: Ia merupakan pestisida berbahan alami yang didapatkan dari hewan, tumbuhan, bakteri dan mineral.

Bahaya Di Dalam Pestisida

pestisida
Di balik fungsinya, pestisida memiliki efek samping lain yang dapat membahayakan kehidupan

Karena sifatnya, pestisida memang berbahaya bagi organisme hidup dan terkadang termasuk makhluk hidup lain yang bukan targetnya, seperti manusia. Inilah mengapa penggunaan pestisida harus dilakukan oleh orang yang tepat. Pada beberapa kasus, pestisida bahkan dapat mengakibatkan kematian akibat keracunan.

Seperti telah disebutkan sebelumnya, penggunaan bahan DDT telah dilarang di berbagai negara karena menimbulkan ancaman pada lingkungan dan kesehatan manusia.

Selain itu, bahan lain seperti lindane juga dipercaya dapat menyebabkan kanker dan kandungannya mampu bertahan di dalam tanah dan air untuk waktu yang lama. Bahan-bahan seperti ini lantas dapat memengaruhi ekosistem dan juga terakumulasi ke dalam rantai makanan.

Populasi manusia secara umum kini sudah terpapar kandungan pestisida melalui air dan makanan yang dikonsumsi meskipun dalam kadar rendah. Ancaman yang lebih serius dihadapi oleh mereka yang secara langsung terpapar oleh pestisida, seperti petani dan mereka yang berada di area pertanian tersebut.

  • Kandungan beracun di dalam pestisida didesain untuk dapat lepas ke udara dengan bebas. Dan meskipun pestisida dibuat untuk membasmi hama tertentu, banyak kasus dimana pestisida membahayakan makhluk hidup di luar targetnya. Pestisida juga mampu mengendap di dalam air, udara, sedimen dan terakumulasi di dalam makanan.
  • Pestisida telah dikaitkan pada gangguan kesehatan pada manusia, baik untuk jangka pendek seperti mual dan sakit kepala, maupun jangka panjang seperti kanker dan gangguan reproduksi.
  • Dapat mengurangi keanekaragaman hayati pada ekosistem tanah. Jika tidak terdapat bahan kimia di dalam tanah, maka kualitas tanah akan meningkat dan karenanya akan meningkatkan ketahanan air. Hal ini penting untuk menjaga tumbuhan agar tumbuh baik.

Di negara-negara berkembang, keracunan akut pestisida untuk jangka pendek adalah jenis keracunan yang paling mengkhawatirkan. Namun, di negara-negara maju, yang terjadi adalah kebalikannya.

Keracunan pestisida jangka pendek dapat dikendalikan, namun masalah utamanya adalah keracunan jangka panjang akibat paparan pestisida dalam jumlah sedikit namun berlangsung cukup lama.

Peraturan Penggunaan dan Opsi Alternatif Pestisida

pestisida
Terdapat metode lain yang lebih ramah lingkungan dan aman untuk membasmi hama

World Health Organization (WHO) merekomendasikan untuk mengurangi penggunaan pestisida jika memungkinkan. Tentukan sejauh mana penggunaan pestisida dibutuhkan kemudian carilah jalan alternatif non-kimia untuk menyelesaikan permasalahan pada pertanian. Jika penggunaan pestisida memang harus dilakukan dan tidak ada jalan alternatif, maka carilah produk yang memiliki resiko paling rendah terhadap kesehatan manusia dan lingkungan.

Saat menggunakan pestisida, patuhilah arahan dan instruksi manufaktur. Pada banyak kasus, personal protective equipment (PPE) turut digunakan untuk menghindari kontak langsung dengan pestisida serta mengurangi eksposur saat pengaplikasiannya.

Perjanjian internasional seperti Stockholm Convention on Persistent Organic Pollutants dan Rotterdam Convention on Prior Informed Consent memastikan negara pesertanya untuk taat dalam melindungi populasinya dari eksposur terhadap pestisida beracun.

Agar tepat sasaran dan menghasilkan hasil yang diinginkan, informasi terhadap penggunaan, insiden dan eksposur terhadap pestisida diperlukan. Namun sayangnya, di berbagai negara informasi seperti ini masih kurang.

Cara lain yang dapat digunakan untuk mencegah keracunan akibat pestisida adalah dengan menggunakan metode alternatif.

Beberapa metode alternatif yang bisa dicoba adalah kultivasi, penggunaan pengendali hama organik (seperti pheromone dan mikroba), teknik genetik dan pengendalian reproduksi hama itu sendiri. Penggunaan sampah domestik yang dikomposkan juga dapat digunakan untuk mengendalikan hama.

Metode kultivasi sendiri merupakan metode yang melibatkan polikultur, crop rotation, menanam makanan di area yang tidak terdapat hama, penanaman berdasarkan waktu di mana hama tidak aktif, menggunakan umpan yang akan menarik perhatian hama dari tanaman sebenarnya. Di Amerika, petani juga melakukan penyemprotan air panas untuk membasmi hama.

Penggunaan makhluk hidup yang secara alami merupakan predator dari hama juga dapat menjadi salah satu opsi alternatif. Pengendalian reproduksi hama dapat dilakukan dengan mensterilkan hama jantan lalu melepaskannya kembali. Hal ini dilakukan agar pada saat mereka bertemu dengan hama betina, mereka tidak akan bereproduksi.

Cara ini banyak digunakan terhadap medfly, tsetse fly dan ngengat gipsi. Namun kekurangan dari metode ini adalah memakan waktu dan biaya yang banyak. Selain itu, cara ini juga hanya dapat dilakukan pada beberapa spesies hama.

Penggunaan pestisida memang tidak secara eksplisit dilarang. Namun jika kamu ingin menghindari bahaya yang mungkin terjadi dalam jangka panjang maupun jangka pendek, pestisida organik dan metode pengendalian hama alternatif dapat menjadi opsimu.

Apakah kamu menyukai informasi di atas? Tinggalkan pertanyaan serta pesanmu pada kolom komentar, dan jangan lupa untuk membagikan artikel ini kepada teman-temanmu.

herbisida

Apa Itu Herbisida dan Apa Saja Fungsinya?

Herbisida (Inggris: herbicide) atau dikenal dengan penyiang gulma adalah senyawa atau material yang disebarkan pada lahan pertanian untuk menekan atau memberantas tumbuhan yang menyebabkan penurunan hasil panen.

Herbisida untuk Membasmi Gulma

Di dalam industri pertanian, lahan biasanya ditanami sejenis atau dua jenis tanaman utama. Namun, tidak dapat dipungkiri tanaman lainnya juga akan tumbuh di sekitar lahan tersebut. Di sekitaran lahan terjadi kompetisi dalam mendapatkan hara di tanah, perolehan cahaya matahari, dan atau keluarnya substansi alelopati, yang berarti tumbuhan lain tidak diingin untuk tumbuh.

Pada kasus ini para petani menggunakan herbisida sebagai senyawa untuk menekan tumbuhan yang menyebabkan penurunan kuantitas panen, tumbuhan yang tidak diinginkan keberadaannya itu disebut gulma.

Berbagai macam gulma jika dilihat dari karakteristiknya

Rumput

Panicum repens

panicium repens
Gulma berbentuk rumput Panicum repens (Sumber: Google picture)

Eleusine indica

eleusine indica
Gulma berbentuk rumput Eleusine indica (Sumber: Google picture)

Axonopus compressus

axonopus compressus
Gulma berbentuk rumput Axonopus compressus (Sumber: Google picture)

Teki ladang

Cyperus rotundus

cyperus rotundus
Gulma berbentuk teki ladang Cyperus rotundus (Sumber: Google picture)

Gulma daun lebar

Mikania spp

mikania spp
Gulma berbentuk daun lebar Mikania spp (Sumber: Google picture)

Ageratum conyzoides

ageratum conyzoides
Gulma berbentuk daun lebar Ageratum conyzoides (Sumber: Google picture)

Euparotum odoratum

eupatorium odoratum
Gulma berbentuk daun lebar Euparotum odoratum (Sumber: Google picture)

Jika dilihat dari habitat tumbuhnya, gulma bisa dibedakan dengan gulma darat dan gulma air. Gulma darat dapat hidup selama setahun, dua tahun, bahkan bisa beberapa tahun (tidak terbatas), penyebarannya pun dapat melalui biji atau dengan cara vegetatif.

gulma darat
Gulma yang tumbuh di darat (Sumber: Google picture)

Sedangkan gulma air dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:

Gulma air yang hidup terapung di atas permukaan air

Eichhorina crassipes

eichhorina crassipes
Gulma yang tumbuh terapung di permukaan air Eichhorina crassipes (Sumber: Google picture)

Salvinia spp

salvinia spp
Gulma yang tumbuh terapung di permukaan air Salvinia spp (Sumber: Google picture)

Gulma air yang berada di dalam air

Ceratophyllum demersum

ceratophyllum demersum
Gulma yang tumbuh di dalam air Ceratophyllum demersum (Sumber: Google picture)

Gulma air yang muncul ke permukaan namun tumbuh dari dasar

Nymphaea sp

nymphaea sp
Gulma yang muncul ke permukaan namun tumbuh dari dasar air Nymphaea sp (Sumber: Google picture)

Sagittaria spp

sagittaria sp
Gulma yang muncul ke permukaan namun tumbuh dari dasar air Sagitaria spp (Sumber: Google picture)

Cara Kerja Herbisida

Proses kerja herbisida pada umumnya ialah dengan mengganggu proses anabolisme senyawa penting seperti pati, asam lemak atau asam amino melalui kompetisi dengan senyawa yang normal dalam proses itu.

Alasan kenapa herbisida dapat dijadikan kompetitor, karena memiliki struktur yang mirip dan menjadi kosubstrat yang dikenali enzim yang menjadi sasarannya. Cara kerja yang lainnya adalah dengan mengganggu keseimbangan produksi bahan-bahan kimia yang diperlukan tumbuhan seperti:

Glifosat yang akan mengganggu sintesis asam amino aromatik karena berkompetisi dengan fosfoenol piruvat.

Fosfinositrin yang mengganggu asimilasi nitrat dan amonium karena menjadi substrat dari enzim dari glutamin sintase.

Penjelasan dengan visual bisa kamu simak di video berikut:

Tipe dan Klasifikasi Herbisida:

Penggunaan herbisida dengan benar dan tepat membutuhkan pengetahuan yang cukup memadai tentang tipe dan klasifikasi dari senyawa ini. Penggolongan herbisida ini memudahkan pengenalan dan mendalami masing-masing jenis yang beragam. Secara umum klasifikasi herbisida terbagi atas empat, antara lain:

Berdasarkan Waktu Aplikasi

Sebagaimana fungsinya, herbisida merupakan bahan kimia yang digunakan untuk mengendalikan tumbuhan penghambat (gulma), dalam klasifikasinya herbisida dapat dibedakan dari pengaplikasiannya. Aplikasi herbisida dapat ditentukan oleh tahapan pertumbuhan tanaman utama maupun gulma.

Dengan membaginya sesuai pertimbangan pertumbuhan gulma, herbisida terbagi menjadi:

Herbisida Pratumbuh

Herbisida ini diaplikasikan pada tanah sebelum gulma tumbuh. Semua herbisida jenis ini adalah soil acting herbicide atau herbisida yang diaplikasikan ke tanah dan bersifat sistematik.

Sebagai contoh herbisida jenis ini antara lain:

Herbisida Pascatumbuh

Herbisida ini diaplikasikan saat gulma sudah tumbuh. Herbisida jenis ini merupakan foliage applied herbicide atau herbisida yang diaplikasikan ke gulma dan dapat bersifat sistematik maupun non sistematik.

Contoh herbisida pascatumbuh seperti:

Berdasarkan aplikasi herbisida yang mempertimbangkan stadia pertumbuhan dari tanaman utama atau gulma, dapat dibagi menjadi:

Pre plant

Herbisida diaplikasikan pada saat tanaman belum ditanam, tetapi tanah sudah diolah.

Berikut penjelasannya yang bisa kamu simak:

Pre emergence

Herbisida diaplikasikan sebelum benih tanaman atau biji gulma berkecambah. Pada tahap ini, benih dari tanaman utama sudah ditanam, tetapi gulma belum tumbuh.

Agar lebih jelas, simak video berikut:

Post emergence

Herbisida diaplikasikan pada saat gulma dan tanaman sudah melewati fase perkecambahan. Aplikasi herbisida bisa dilakukan pada saat tanaman masih muda maupun sudah tua.

Simak video berikut untuk lebih jelasnya:

Berdasarkan Cara Aplikasi

Penggunaan herbisida bisa disesuaikan dengan cara pengaplikasiannya dalam tumbuhan utama dan gulma, yang dapat dibagi menjadi dua jenis:

Aplikasi melalui daun

Herbisida yang diaplikasikan melalui daun tumbuhan utama maupun gulma pun juga dibagi atas dua  yaitu:

Bersifat kontak:

Herbisida ini memiliki fungsi hanya membunuh bagian hijau tumbuhan yang terkena semprotan. Jenis herbisida semacam ini sangat tepat untuk mengendalikan gulma setahun, karena akan mematikan secara permanen gulma yang terkena semprotan.

Contohnya adalah, herbisida paraquat (Gromoxone). Cara kerjanya adalah menghambat proses photosistem 1 pada fotosintesis.

Berikut cara kerja herbisida dengan aplikasi bersifat kontak:

Dalam proses penyemprotan herbisida kontak terhadap gulma, kemudian bisa dapat dibedakan lagi menjadi dua jenis. Dua jenis ini dibedakan berdasarkan seberapa banyak jenis gulma yang akan mati jika terkena kontak secara langsung.

Herbisida kontak selektif: Herbisida ini hanya dapat membunuh satu dari beberapa jenis gulma.

Herbisida kontak non-selektif: herbisida yang dapat membunuh semua jenis tumbuhan yang terkena, terutama bagian yang berwarna hijau.

Bersifat Sistemik:

Herbisida ini diberikan kepada gulma setelah diserap oleh jaringan daun kemudian ditranslokasikan ke seluruh bagian tumbuhan tersebut (titik tumbuh, akar, rimpang, dan lain-lain) sehingga gulma akan mati total.

Contoh herbisida jenis ini adalah:

Glyphosate (Roundup) dengan cara kerjanya menghambat sintesa protein dan metabolisme asam amino.

Berikut cara kerja herbisida ini di dalam pengaplikasiannya:

Aplikasi melalui tanah

Herbisida yang diaplikasikan melalui medium tanah adalah herbisida yang bersifat sistemik. Setelah herbisida ini disemprotkan ke tanah, kemudian diserap oleh akar dan ditranslokasikan bersama aliran transpirasi sampai ke site of action pada jaringan daun dan menghambat proses pada photosystem II dalam fotosintesis.

Contoh herbisida ini adalah: Herbisida diuron, golongan Triazine, Uracil, Urea, dan Ioxynil.

Untuk lebih jelasnya mengenai hasil herbisida dengan aplikasi melalui tanah, dapat kamu simak melalui video berikut ini:

Berdasarkan Bentuk Molekul

Herbisida dapat diklasifikasikan berdasarkan bentuk molekulnya. Berdasarkan bentuk molekul, dapat dibagi menjadi dua bagian, herbisida organik dan herbisida anorganik.

Herbisida organik

Herbisida organik adalah herbisida yang tersusun secara organik dengan contohnya sebagai berikut:

Amida

Amida adalah penyusun herbisida yang digunakan untuk mengendalikan kecambah gulma semusim, khususnya dari golongan rumput-rumputan. Penyusun herbisida ini lebih aktif bila diaplikasikan pada permukaan tanah sebagai herbisida pratumbuh.

Mekanisme kerja utama herbisida yang termasuk dalam golongan kelas amida adalah dengan memengaruhi sintesa asam nukleat dan protein. Contoh herbisida yang masuk dalam kelas ini adalah, butaklor, pretilakor, alaklor, dan propanil.

Bipiridilium

Susunan herbisida ini umumnya adalah herbisida pasca tumbuh. Susunan ini juga tidak akan aktif bila diaplikasikan lewat tanah dan tidak selektif. Contoh herbisida yang termasuk dalam kelas ini adalah paraquat dan diquat.

Efek tumbuhan atau gulma yang terkena bipiridilium ini akan tampak semacam efek bakar dalam waktu yang relatif singkat dan diikuti dengan peluruhan daun. Agar fungsi dan efek racun dari herbisida ini terlihat, membutuhkan prasarana utama antara lain, cahaya, oksigen, dan klorofil.

Herbisida Gramoxone juga memiliki kandungan paraquat sebanyak 20%. Senyawa  paraquat dikenal sebagai racun kontak umum. Menurut formulasinya, semua tumbuhan hijau dapat mati jika terkena. Namun, beberapa lumut yang tumbuh di batu terbukti tahan meski terkena. Terdapat simpang siur mengenai totalitas keampuhannya tersebut.

Agar sobat kitacerdas paham melihat efek yang diberikan herbisida ini, simak video berikut:

https://www.youtube.com/watch?v=Wn4azTzQP6k
Dinitroanilin

Butralin dan pendimentalin merupakan bagian dari golongan herbisida dinitroanilin. Efektifitas herbisida ini akan bekerja bila diaplikasikan ke tanah sebelum gulma tumbuh atau berkecambah. Cara kerja dinitroanilin adalah sebagai racun mitotik yang menghambat perkembangan akar dan tajuk gulma yang baru berkecambah.

Jika kamu ingin melihat bagaimana penggunaan herbisida organik dalam membunuh gulma, simak video berikut:

Herbisida anorganik

Adalah herbisida yang tersusun secara anorganik. Contoh susunan anorganik seperti:

Ammonium sulfanat

Susunan herbisida anorganik ini akan memperpanjang masa dormansi sampai cadangan karbohidrat dan gula menjadi habis dan menyebabkan kematian.

Ammonium sulfat

Susunan herbisida ini menyebabkan peningkatan nilai PH pada cairan tubuh tumbuhan yang terkena ammonium, yang membuat tumbuhan mati. Ammonium juga beracun pada protoplasma sel.

Ammonium tiosianat

Ammonium tiosianat menyebabkan racun pada sel tumbuhan, menghambat enzim katalase dan mengkoagulasikan (menggumpalkan) protein.

Kalsium sianamida

Memiliki fungsi dapat mengkoagulasikan protein sel.

Tembaga sulfat, nitrat, dan fero sulfat

Dapat melemahkan kerja dan menyebabkan protein mengendap.

Berdasarkan Cara Kerja

Herbisida pun dapat dibedakan dari cara kerjanya, sebagai berikut:

Kontrak dan ditranslokasikan

Herbisida bagian ini dikenal juga sebagai caustis herbisides, dikarenakan adanya efek bakar yang terlihat ketika terkena. Efek bakar akan terlihat terutama pada konsentrasi yang tinggi seperti asam sulfat, besi sulfat, dan tembaga sulfat.

Reaksi sel ini tidak spesifik, biasanya memperlihatkan denaturasi dan pengendapan protein. Dengan larutnya membran sel maka seluruh konfigurasi sel dirusak karena membran dari kloroplas juga rusak dan sel itu akan mati.

Terdapat pula pembagian herbisida menurut mekanisme kerjanya. Herbisida yang memengaruhi metabolisme tanaman antara lain:

  • Herbisida yang menghambat fotosintesis
  • Penghambatan perkecambahan
  • Penghambatan pertumbuhan
  • Penghambatan respirasi/oksidasi

Penjelasan lainnya mengenai herbisida kontak dan sistematik dapat kamu simak dari video berikut:

Jenis-jenis Herbisida

Beberapa jenis herbisida yang bisa kamu jadikan referensi yang lebih rinci dan lengkap:

Argold

herbisida argold
Herbisida jenis argold (sumber: google picture)
Bahan aktif :Sinmetilin 100g/l + 2,4 D-IBE 400 g/l
Jenis formulasi :Cairan
Translokasi :Sistemik
Selektivitas :Selektivitas
Waktu aplikasi :Pra tumbuh
Tanaman sasaran :Padi
Gulma sasaran & dosis :daun lebar, teki-tekian, rumput
Volume semprot :100-200 l/ha

Mekanisme kerja:

Herbisida ini akan menembus kutikula dan dinding sel yang terdiri dari selulosa dan pektin maupun lapisan lilin

Gejala yang ditimbulkan gulma setelah diberi herbisida ini hanya mematikan bagian hijau tumbuhan yang terkena semprotan

Maron 500 SC

herbisida maron
Herbisida Maron 500SC (sumber: google picture)
Bahan aktif :Diuron 500 g/l
Jenis formulasi :Pekatan yang diemulsikan
Translokasi :Sistemik
Selektivitas :Selektif
Waktu aplikasi :Pra tumbuh dan Purna tumbuh
Tanaman sasaran :Tebu
Gulma sasaran & dosis :Borreria alata : 2-3 l/Ha
Mimosa indica : 2-3 l/ ha
Richardia brasiliensis : 2-3l/ ha
Digitaria citiaris : 2-3 l/ha.
Volume semprot :200L/Ha

Mekanisme kerja:

Memengaruhi dan menghambat aliran elektron  pada fotosistem II sehingga menghambat rantai transpor elektron pada fotosintesis.

Gejala yang ditimbulkan gulma setelah diberi herbisida yaitu daun menjadi  layu dan akhirnya mati.

Starlon 665 EC

herbisida starlon
Bentuk herbisida Starlon 665 EC (Sumber: google picture)
Bahan aktif :Triklopir Butoksi etil ester 665 g/l
(setara dengan triklopir 480 g/l)
Jenis formulasi :pekatan yang diemulsikan
Translokasi :Sistemik
Selektivitas :Selektif
Waktu aplikasi :purna tumbuh
Tanaman sasaran :Kelapa sawit
Gulma sasaran & dosis :Cromolaena odorata : 0,5-1 l/ha
Clidemia hirta : 0,5-1 l/Ha
Melastoma malabthrium : 0,5-1 l/ha
Mikania micrantha : 0,5-1 l/ha
Volume semprot :200-400L/Ha

Mekanisme kerja:

Herbisida ditranslokasikan ke seluruh bagian atau jaringan gulma dari daun sampai ke akar maupun sebaliknya.

Gejala yang ditimbulkan gulma setelah diberi herbisida yaitu mematikan titik tumbuh dari tunas sampai ke akar.

Touchdown 480 AS

herbisida touchdown
Contoh produk herbisida touchdown 480 AS (sumber: google picture)
Bahan aktif :Sulfosat 480 AS
Jenis formulasi :pekatan diemulsikan
Translokasi :Sistemik
Selektivitas :Non selektif
Waktu aplikasi :Puna tumbuh
Tanaman sasaran :Karet, kopi, teh
Gulma sasaran & dosis :Imperata cylindrical : 3-6 l/ha
Borreria alata : 0,75-1,5 l/ha
Axonopus compessus : 1-2 l/ha
Panicum repens : 1-2 l/ha
Paspalum conjugatum : 1-2 l/ha
Volume semprot :20-80 l/ha

Mekanisme kerja:

Mempengaruhi  metabolisme  asam  nukleat  dan sintesis protein.

Gejala yang ditimbulkan gulma setelah diberi herbisida yaitu  menguning dan mengering akhirnya mati.

Zaparis 240 AS

herbisida zaparis
Produk herbisida Zaparis 240 AS (sumber: google picture)
Bahan aktif :Isopropilamina glifosat 240 g/l
setara dengan asam glifosat 178 g/l
Jenis formulasi :Larutan dalam air
Translokasi :Sistemik
Selektivitas :Non selektif
Waktu aplikasi :Purna tumbuh
Tanaman sasaran :Karet dan Kelapa sawit
Gulma sasaran & dosis :

Karet: 

Borreria alata :4-6 l/ha
Ageratum conyzoides :2-4 l/ha
Ottochloa nodosa :6 l/ha

Sawit: 

Mikania micrantha :4-6 l/ha
Axonopus compessus :2-4 l/ha
Volume semprot :200-500L/Ha

Mekanisme kerja:

Mempengaruhi atau  menghambat kerja enzim 5-enolpyruvylshikimate-3-phosphate synthase (EPSPS), enzim yang terlibat dalam sintesa tiga asam amino.

Gejala yang ditimbulkan gulma setelah diberi herbisida yaitu  gulma layu dan akhirnya gulma mati.

Starane 200 EC

herbisida starane
Produk Starane 200 EC herbisida (sumber: google picture)
Bahan aktif :Fluroksipir 200 g/l
Jenis formulasi :Pekatan diemulsikan
Translokasi :Sistemik
Selektivitas :Non selektif
Waktu aplikasi :Purna tumbuh
Tanaman sasaran :Karet dan kelapa sawit
Gulma sasaran & dosis :Borreria latifera : 0,25-0,5 l/ha
Ageratum conyzoides : 0,25-0,5 l/ha
Poeraria javanica : 0,25-0,5 l/ha
Melastoma malabatrichum : 1 l/ha
Volume semprot :400-600 L/Ha

Mekanisme kerja:

Mempengaruhi sintesis lemak, metabolisme nitrogen dan produksi enzim.

Gejala yang ditimbulkan gulma setelah diberi herbisida yaitu pinasti,bengkok batang, dan daun keriting.

Galex 250/250 EC

herbisida galex
Produk galex 250/250 ec herbisida (sumber: google picture)
Bahan aktif :Metolaktor 250 g/l,  Metobromuron 250 g/l
Jenis formulasi :Pekatan diemulsikan
Translokasi :Sistemik
Selektivitas :Non selektif
Waktu aplikasi :Pra tumbuh
Tanaman sasaran :akedelai, kapas,
tanaman kacangan penutup karet
Gulma sasaran & dosis :Ageratum conyzoides : 3-6 ml/l
Mimosa incise : 3-6 ml/l
Echinocloa colonum : 3-6 ml/l
Synedrella nudiflora : 6-9 ml/l
Volume semprot :400-500 L/Ha

Mekanisme kerja:

Mempengaruhi dan  menghambat kerja enzim, rantai cabang asam amino valine, leucine tidak dihasilkan.

Gejala yang ditimbulkan gulma setelah diberi herbisida yaitu gulma dapat berhenti tumbuh dan akhirnya mati.

Boral 480 SC

herbisida boral
Produk herbisida Boral 480 SC (sumber: google picture)
Bahan aktif :Sulfentrazon 480 g/l
Jenis formulasi :Suspensi
Translokasi :Sistemik
Selektivitas :Non selektif
Waktu aplikasi :Pra tumbuh
Tanaman sasaran :Padi, tebu dan teh
Gulma sasaran & dosis :

Padi:

Marsilea crenata :100 ml/ha
Ludwigia hyssopifolia :100 ml/ha
Cyperus iria :100 ml/ha

Tebu:

Croton hirtus :0,5- 1 l/ha
Cleme rutidospermae :0,5- 1 l/ha

Teh:

Ageratum conyzoides :1 l/ha
Setaria plicata :1 l/ha

Mekanisme kerja:

Setelah diserap oleh  pada jaringan daun kemudian ditranslokasikan ke seluruh bagian tumbuhan misalnya titik tumbuh, akar rimpan.

Gejala yang ditimbulkan gulma setelah diberi herbisida yaitu  mengalami kematian total.

Fenomin 865 SL

herbisida fenonim
Produk herbisida yang berkaitan dengan Fenomin 865 SL (sumber: google picture)
Bahan aktif :2,4-D Dimetil Amina 865 g/l
setara dengan asam 2,4-D 720 g/l
Jenis formulasi :Pekatan larut dalam air
Translokasi :Sistemik
Selektivitas :Selektif
Waktu aplikasi :purna tumbuh
Tanaman sasaran :Padi
Gulma sasaran & dosis :Monochoria vaginalis : 1,5 l/ha
Scirpus junocoides : 1,5 l/ha
Volume semprot :500 l/ha

Mekanisme kerja :

Mempengaruhi bagian jaringan gulma, mulai dari daun sampai ke perakaran atau sebaliknya.

Gejala gulma setelah diberi herbisida membutuhkan waktu 1-2 hari untuk mati, karena tidak langsung mematikan jaringan tanaman yang terkena. Namun, bekerja dengan cara mengganggu proses fisiologi jaringan tersebut lalu dialirkan ke dalam jaringan tanaman gulma dan mematikan jaringan sasarannya seperti, daun, titik tumbuh, tunas, hingga ke perakarannya.

Pro Quat 276 SL

herbisida pro quat
Produk herbisida sejenis Pro Quat 276 SL (sumber: google picture)
Bahan aktif :Parakuat  Diklorida 276 g/l
setara dengan ion paraquat 200 g/l
Jenis formulasi :larutan dalam air
Translokasi :Kontak
Selektivitas :selektif
Waktu aplikasi :purna tumbuh
Tanaman sasaran :Kelapa sawit
Gulma sasaran & dosis :Ageratum conyzoides : 2-2,5 l/ha
Ischiema timorerse : 2-2,5 l/ha
Volume semprot :400-500 l/ha

Mekanisme kerja:

Mempengaruhi proses fotosintesis pada gulma dengan  menghambat fotosistem I.

Gejala yang ditimbulkan gulma setelah diberi herbisida yaitu  daunnya menguning dan kering karena fotosintesis yang terhambat.

Dampak Buruk Penggunaan Herbisida

Herbisida adalah bahan kimia yang sering dijumpai dengan mudah di dunia pertanian. Tidak sedikit terjadi kasus keracunan herbisida yang memberikan efek buruk pada kesehatan baik manusia maupun makhluk lain yang terkena. Keracunan dapat terjadi karena sengaja terhisap (inhalasi), menelan, atau melalui kulit.

Berikut beberapa catatan kejadian keracunan herbisida baik hewan maupun manusia:

  1. Keracunan Paraquat menyebabkan kematian setidaknya tujuh anjing di Portland, Amerika Serikat. Keracunan ini telah menjadi epidemi di mana terjadi dalam skala cukup besar.

Paraquat adalah senyawa beracun dipyridilium (herbisida non selektif) yang masih banyak digunakan  di Amerika Serikat karena efektif dalam lingkungan yang basah dan memiliki keterbatasan potensi pencemaran lingkungan.

Tingkat resistensi gulma pun rendah, sehingga banyak digunakan dalam sistem tanaman produksi. Namun, paraquat sangat beracun pada hewan domestik jika tertelan.

  1. Keracunan akibat herbisida juga pernah terjadi pada lima kuda. Perubahan signifikan diamati pada dua kuda setelah pengobatan awal dengan dekstrosa salin 5%, anti-bloat, pheneramine maleat dan tonik hati.

Sedangkan tiga kuda lainnya merespon setelah terapi kedua. Gejala hipersalivasi dan timpani menghilang dan hewan kembali normal (sembuh) pada hari ke-3 pengobatan.

Anamnese dari kejadian ini memberi petunjuk bahwa kuda-kuda tersebut memperlihatkan gejala-gejala klinis setelah meminum air di sawah yang terpapar dengan herbisida.

  1. Kejadian yang sering terjadi pada manusia yaitu menyebabkan dermatitis exfoliative, jaundice, peningkatan enzim hati, dan eosinofilia. Gejala ini timbul satu hari setelah kulit terpapar toksin butachlor.
  1. Kejadian pada manusia lainnya pernah terjadi pada tahun 2008.

Gejala yang ditimbulkan setelah terpapar herbisida secara oral yaitu muntah, depresi sistem saraf pusat, gangguan saraf dan kardiovaskuler parah dan bahkan kematian.

Masuknya bahan-bahan herbisida dan pestisida lain ke dalam tubuh manusia dapat melalui beberapa cara yaitu, mulut (terminum/diminum), hidung (terhirup/menghirup). Contoh kasus misalnya para petani menyemprot dengan tidak benar tanpa menggunakan alat pelindung diri. Juga dapat melalui kulit (melalui pori-pori), dan rambut ataupun mata.

Kontak dengan herbisida dapat memberikan efek bakar yang terlihat dalam hitungan menit, karena kandungan asam sulfat 70%, besi sulfat 30%, tembaga sulfat 40%, dan paraquat.

Keracunan herbisida pun menyebabkan rusaknya lapisan selaput lendir saluran pencernaan, rasa terbakar di saluran pencernaan, dehidrasi, terganggunya sistem pernapasan. Pada akhirnya menyebabkan korban kejang, muntah, koma akibat kekurangan oksigen, dan kematian mendadak jika tidak segera mendapatkan pertolongan.

Kesimpulan

Herbisida merupakan penemuan yang sangat bagus bagi industri pertanian. Hal ini menunjukkan kemampuan manusia untuk menemukan zat kimia yang dapat membunuh gulma dengan tujuan produksi tanaman utama yang sesuai harapan. Berbagai kelebihan, jenis, dan cara masing-masing herbisida bekerja menunjukkan tujuannya yang beragam dan disesuaikan.

Namun tidak semua yang menggunakan bantuan kimia itu 100% aman tanpa menimbulkan efek apapun. Herbisida dapat menimbulkan efek pada hama, khususnya gulma. Namun, herbisida pun dapat mempengaruhi mekanisme yang penting yang lebih tinggi seperti manusia dan hewan.

Herbisida tidak berbahaya bagi manusia maupun hewan, jika masih dalam dosis kecil, karena ukurannya yang jauh lebih besar dari hama tanaman pengganggu. Namun, apabila dosis kecil itu terakumulasi dalam jumlah tertentu, tentunya akan sangat membahayakan.

Bagaimana sobat kitacerdas, apakah sudah paham tentang apa itu herbisida dan dampaknya pada kehidupan? Jika kamu masih memiliki pertanyaan seputar ini, silakan tulis di kolom komentar, ya! Dan jangan lupa bagikan ke teman-temanmu yang ingin memulai di industri pertanian. Semoga bermanfaat!

fungisida

Serba-serbi Fungisida Beserta Fungsinya

Teknologi pertanian telah membawa perubahan yang cukup maju dalam meningkatkan kualitas panen pertanian, seperti penemuan herbisida, insektisida, akarisida, bakterisida, rodentisida, moluskisida dan fungisida. Di dalam dunia pertanian diperlukan pestisida untuk mengendalikan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), baik pestisida kimia maupun organik.

Cendawan atau fungi dalam dunia pertanian adalah sesuatu yang merugikan, merusak kualitas panen dan juga menurunkan hasil panen. Di sini, kita akan membahas secara lebih spesifik tentang apa itu fungisida dan manfaatnya.

Fungisida adalah zat kimia yang digunakan untuk mengendalikan cendawan (fungi). Zat kimia ini termasuk dalam pestisida yang secara spesifik membunuh, menghambat atau mencegah jamur atau cendawan patogen penyebab penyakit tanaman.

Fungisida di dalam dunia pertanian digunakan untuk mengendalikan cendawan yang terdapat pada benih, bibit, batang, akar, daun, bunga, dan buah. Pengaplikasiannya pun bisa dilakukan dengan penyemprotan langsung ke tanaman, injeksi batang, pengecoran pada akar, perendam benih, dan pengasapan atau penyemprotan gas (fumigan).

Terdapat berbagai macam klasifikasi fungisida, yaitu:

Klasifikasi Fungisida Berdasarkan Cara Kerja

Pada umumnya, fungisida dapat dibagi berdasarkan cara kerjanya di dalam tubuh tanaman sasaran yang diaplikasikan, sebagai berikut:

Fungisida Sistemik

Fungisida sistemik adalah jenis fungisida yang apabila disemprotkan ke tanaman akan diserap dan didistribusikan ke seluruh bagian tanaman melalui jaringan tanaman. Fungisida sistemik diabsorbsi oleh organ-organ tanaman dan ditranslokasikan ke bagian tanaman lainnya melalui pembuluh angkut maupun melalui jalur simplas (melalui dalam sel).

Pada umumnya fungisida sistemik ditranslokasikan ke bagian atas (akropetal), yakni dari organ akar ke daun. Beberapa fungisida sistemik juga dapat bergerak ke bawah, yakni dari daun ke akar (basipetal).

fungisida sistemik
Berbagai merek fungisida sistemik (sumber: google picture)

Fungisida Non Sistemik

Fungisida non sistemik tidak dapat diserap dan ditranslokasikan di dalam jaringan tanaman. Jenis fungisida ini hanya membentuk lapisan penghalang di permukaan tanaman (pada umumnya daun) tempat di mana ia disemprotkan.

Fungisida ini hanya berfungsi mencegah infeksi cendawan dengan cara menghambat perkecambahan spora atau miselium jamur yang menempel di permukaan tanaman. Hal inilah yang membuat fungisida kontak hanya berfungsi sebagai protektan dan efektif jika hanya digunakan sebelum tanaman terinfeksi oleh penyakit.

Oleh karena ini, fungisida non sistemik harus sering diaplikasikan agar tanaman terus terlindungi dari infeksi baru.

fungisida nonsitemik
Salah satu produk fungisida non sistemik merek Narkozeb (sumber: tokopedia.com)

Fungisida Sistemik Lokal

Terdapat jenis lain dari fungisida sistemik, yaitu fungisida sistemik lokal. Fungisida sistemik lokal dapat diabsorbsi oleh jaringan tanaman, tetapi tidak disebarkan ke bagian tanaman lainnya. Bahan aktif hanya akan terserap ke sel-sel jaringan yang tidak terlalu dalam dan tidak sampai masuk hingga pembuluh angkut.

fungisida sistemik lokal
Acrobat 50 WP salah satu merek fungisida dengan jenis sistemik lokal (sumber: petani-sejahtera.basf.co.id)

Fungisida Kontak

Fungisida kontak adalah fungisida yang hanya bekerja pada bagian yang terkena semprotan saja atau hanya pada bagian yang terkontak langsung dengan larutannya. Fungisida jenis ini tidak dapat menembus jaringan tanaman dan tidak dapat didistribusikan di dalam jaringan tanaman.

fungisida kontak
Berbagai jenis merek produk fungisida kontak (sumber: google picture)

Fungisida Translaminar

Fungisida translaminar adalah jenis fungisida yang dapat menembus jaringan tanaman namun tidak dapat didistribusikan di dalam jaringan tanaman. Fungisida translaminar mengalir dari bagian yang disemprot (daun dan bagian atas tanaman) ke bagian yang tidak disemprot (ke bawah).

fungisida translaminar
Salah satu produk fungisida translaminar merek Trivia 73 WP (sumber: tokopedia.com)

Fungisida Kontak dan Sistemik

Fungisida jenis ini memiliki kinerja ganda, yaitu bekerja secara kontak sekaligus bekerja secara sistemik.

fungisida kontak dan sistemik
Beberapa contoh produk fungisida kontak & sistemik (sumber: google picture)

Klasifikasi Fungisida Berdasarkan Mekanisme Kerja

Sesuai mekanisme kerjanya, fungisida dibagi menjadi dua kelompok:

Multisite Inhibitor

Multisite inhibitor adalah fungisida yang bekerja menghambat beberapa proses metabolisme cendawan. Dengan sifatnya ini, membuat cendawan menjadi lemah dan tumbuhan memiliki ketahanan terhadapnya. Fungisida yang bersifat multisite inhibitor (merusak di banyak proses metabolisme) ini umumnya berspektrum luas.

Contoh bahan aktif yang terdapat di dalam fungisida ini seperti: maneb, mankozeb, zineb, probineb, ziram, thiram.

fungisida multi-site inhibitors
Contoh cara kerja fungisida Multi-site Inhibitors (Burpee, 2006) (sumber: www.researchgate.net)

Monosite Inhibitor

Monosite inhibitor dikenal sebagai site specific, yang berarti fungisida bekerja dengan menghambat salah satu proses metabolisme cendawan. Salah satu proses metabolisme yang dihambat seperti hanya menghambat sintesis protein atau hanya menghambat respirasi.

Sebagai contoh bahan aktif di dalamnya adalah:

Klasifikasi Fungisida Berdasarkan Bahan

Berdasarkan bahan yang digunakan, fungisida digolongkan menjadi dua golongan, yaitu fungisida sintetis/kimia dan fungisida alami/organik.

Fungisida Kimia/Sintetis

Fungisida yang dibuat dari bahan sintetis atau kimia disebut dengan fungisida sintetis. Meskipun dapat diproduksi massal dengan kelebihan yang beragam, namun fungisida ini memiliki efek negatif bagi lingkungan, manusia, dan hewan. Efek negatif dapat bersifat jangka pendek maupun jangka panjang jika digunakan dalam waktu yang lama.

fungisida kimia
Salah satu produk fungisida kimia (sumber: shopee.co.id)

Lalu bagaimana fungisida memengaruhi kehidupan hewan? Berikut video yang bisa kamu simak:

Fungisida Alami/Organik/Nabati

Tumbuhan dan organisme lain telah berevolusi dan mengembangkan pertahanan dalam melawan fungi parasit. Fungisida alami atau organik terbuat dari bahan-bahan banyak tersedia di alam. Fungisida ini relatif lebih aman digunakan karena tidak mengandung bahan kimia berbahaya.

Beberapa senyawa alami atau organik yang dapat digunakan sebagai fungisida antara lain:

kulit randu
Bentuk kulit randu yang menjadi biofungisida beserta sosok Aprillyani Sofa, penemu dan pengembang fungisida organik tersebut (sumber: google picture)
  • Minyak rosemary
rosemary
Contoh produk minyak rosemary (sumber: google picture)
  • Minyak cengkeh
minyak cengkeh
Beberapa produk minyak cengkeh yang bisa digunakan sebagai bahan fungisida organik (sumber: google picture)
  • Minyak pohon teh (Tea tree oil)
tea tree oil
Produk minyak pohon teh yang bisa digunakan sebagai fungisida organik (sumber: google picture)
  • Minyak oregano
oregano
Minyak oregano yang bisa digunakan untuk fungisida organik (sumber: google picture)
  • Minyak jojoba
minyak jojoba
Produk minyak jojoba yang memungkinkan untuk membuat fungisida organik (sumber: google picture)
  • Dan lainnya

Jika sobat kitacerdas ingin membuat fungisida secara organik dengan mudah dan murah, bisa simak video tutorial berikut:

Klasifikasi Fungisida Berdasarkan Bentuk

Berdasarkan bentuknya fungisida dibedakan menjadi empat golongan:

Fungisida Berbentuk Tepung

fungisida tepung
Berbagai produk fungisida berbentuk tepung (sumber: google picture)

Berikut video ulasan tentang produk fungisida berbentuk tepung:

Fungisida Berbentuk Cair

fungisida cair
Produk-produk fungisida berbentuk cair (sumber: google picture)

Ulasan mengenai salah satu produk fungisida cair merek Score 250 EC bisa kamu simak di sini:

Fungisida Berbentuk Gas

fungisida gas
Beberapa produk fungisida berbentuk gas atau fumigan (sumber: google picture)

Fungisida Berbentuk Butiran

fungisida butiran
Salah satu produk fungisida berbentuk butiran merek Belvo 80 WG (sumber: kresna.co.id)

Klasifikasi Fungisida Berdasarkan Sifat

Berdasarkan sifatnya, fungisida dibedakan menjadi dua kelompok yaitu:

Fungisida Selektif

Adalah fungisida yang bersifat selektif, yaitu fungisida yang hanya dapat membunuh jenis cendawan tertentu namun tidak mengganggu cendawan jenis lainnya.

Fungisida ini bersifat toksik pada jamur targetnya. Biasanya yang termasuk dalam golongan ini adalah anti jamur dengan bahan aktif sulfur, quinon, tembaga, dan heterosilik.

fungisida selektif
Salah satu produk fungisida selektif merek MF C9H7N3S (sumber: agriculture-pesticides.com)

Sebagai contoh bagaimana fungisida selektif digunakan, kamu bisa lihat video berikut:

Fungisida Non Selektif

Merupakan fungisida yang bersifat tidak selektif yang dapat membunuh semua jenis cendawan, baik cendawan yang merugikan maupun cendawan yang menguntungkan. Fungisida non selektif cenderung memiliki target organisme luas karena tidak hanya beracun pada spesies fungi tertentu.

Kelompok ini biasanya terdiri dari fungisida dengan bahan aktif hidrokarbon aromatik, organofosfat, hingga oxathilin.

Klasifikasi Fungisida Berdasarkan Fungsinya

Terdapat tiga golongan fungisida jika dilihat dari fungsinya:

Fungisida Fungisidal

Adalah fungisida yang dapat membunuh cendawan dan menghambat pertumbuhan cendawan.

Fungisida Fungistatik

Adalah fungisida yang hanya dapat menghambat pertumbuhan cendawan.

Fungisida Genestatik

Adalah fungisida yang dapat mencegah terjadinya sporulasi.

Kesimpulan

fungisida
Ilustrasi persiapan penyemprotan fungisida pada tanaman

Berbagai fungisida hadir di pasaran untuk membantu mengatasi beragam masalah cendawan atau jamur pada tanaman. Fungisida nantinya akan disesuaikan sesuai kebutuhan dan jenis tanaman.

Kebanyakan fungisida berbagai merek di pasaran berbahan dasar sulfur dalam konsentrasi yang rendah antara 0.08 sampai 0.5% (jika dalam bentuk cair) hingga 90% (dalam wujud bubuk). Residu fungisida telah ditemukan di makanan manusia, kebanyakan dari aktivitas pasca panen untuk memperpanjang usia simpan hasil pertanian.

Fungisida seperti vinclozolin diketahui sangat berbahaya dan saat ini telah dilarang penggunaannya. Sejumlah fungisida pun telah diatur penggunaannya karena mempertimbangkan efek kesehatan.

Bagaimana sobat kitacerdas apakah sudah memahami beragam jenis fungisida serta fungsi-fungsinya? Perlu diingat meski sangat ampuh mengatasi masalah jamur pada tanaman, namun tetap memiliki efek jangka panjang karena menggunakan zat-zat kimia yang perlu dipertimbangkan.

Oleh karena itu, sobat kitacerdas harus mampu menggunakan fungisida dengan bijak, ya. Jika ada pertanyaan seputar fungisida, kamu bisa tulis di kolom komentar dan jangan lupa bagikan ke teman-temanmu, ya.

insektisida

Ragam Insektisida dan Manfaatnya Dalam Dunia Pertanian

Setelah sebelumnya kita telah membahas apa itu herbisida dan fungisida serta manfaatnya dalam dunia pertanian, kali ini sobat kitacerdas akan belajar tentang apa itu insektisida. Sederhananya, insektisida adalah bahan-bahan kimia yang bersifat racun dan dipakai untuk mematikan serangga (insect).

Insektisida termasuk salah satu jenis pestisida yang bekerja dengan efek memengaruhi pertumbuhan, perkembangan, tingkah laku, perkembangbiakan, kesehatan, sistem hormon, sistem pencernaan, hingga kematian pada serangga (segala aktivitas biologis serangga). Serangga yang dimaksud lebih spesifik pada serangga pengganggu tanaman.

Secara umum, zat-zat kimia yang terkandung dalam insektisida yang difungsikan untuk membunuh hama serangga dilakukan dalam dua mekanisme yaitu, meracuni makanannya (tanaman) dan meracuni serangga secara langsung. Salah satu jenis pestisida ini merupakan kolaborasi dari campuran zat kimia dan racun yang ampuh di kalangan petani kebanyakan.

Penggunaan insektisida yang termasuk dalam jenis pestisida ini, telah diatur dalam Undang-Undang yaitu No. 12 tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman. Merupakan zat pengatur dan perangsang tumbuh, bahan lain, dan organisme renik, atau virus yang digunakan untuk dapat melakukan perlindungan tanaman.

Penjelasan singkat mengenai apa itu insektisida bisa kamu simak dari video berikut:

Sejarah Singkat Penggunaan Insektisida

Beberapa sumber menjelaskan bagaimana manusia telah menggunakan insektisida beberapa ratus tahun dari sekarang. Para pekerja kebun diketahui telah menggunakan pelindung tanaman berzat kimia sejak awal tahun 1800-an.

Terdapat juga beberapa data sejarah tentang penggunaan sabun untuk melindungi tanaman dari ancaman serangga. Sabun yang terbuat dari minyak ikan paling banyak digunakan meski cara ini sering membuat tanaman mati. Beberapa orang menyebut bahwa cara itu cukup efektif, meski perlu penggunaan berkali-kali.

Beberapa sumber lain menyebutkan bahwa para petani saat itu juga menggunakan campuran bawang putih, bawang merah, lada, atau berbagai jenis rempah lainnya, namun sayangnya tidak begitu efektif membunuh serangga.

Catatan sejarah menyebutkan penggunaan insektisida sintetik pertama dimulai pada tahun 1930-an dan meluas setelah perang dunia II berakhir. Pada tahun 1945 hingga tahun 1965, insektisida golongan organoklorin dipakai secara meluas baik untuk pertanian hingga kehutanan.

Insektisida DDT menjadi salah satu produk yang paling terkenal dan dijual di pasaran pada tahun 1964. Setelah itu, pada tahun 1970-an mulailah bermunculan golongan insektisida sintetik lain seperti organofosfat, karbamat, dan pyrethroid.

Sejak tahun 1995, tanaman transgenik yang membawa gen resistensi terhadap serangga mulai digunakan.

konsep tanaman
Konsep tanaman transgenik (sumber: warstek.com)

Untuk lebih jelasnya mengenai sejarah bagaimana sejarah manusia menggunakan pestisida, kamu bisa simak video di bawah ini:

Kandungan dan Jenis Insektisida

Penggolongan insektisida dapat dibedakan dari beberapa klasifikasi antara lain:

Insektisida Organik

Merupakan insektisida dari bahan kimia yang dapat mengandung unsur karbon yang mampu membunuh serangga yang menurunkan kualitas tanaman. Insektisida ini juga dapat disebut sebagai insektisida hayati atau alami, karena diperoleh dari makhluk hidup.

Jika kamu ingin tahu bagaimana membuat insektisida organik dari rumah, video berikut mungkin bisa menjelaskannya dengan mudah:

Insektisida Anorganik

Bila insektisida organik bersifat alami dan dapat diproduksi secara rumahan, insektisida anorganik adalah kebalikannya. Insektisida anorganik adalah bahan kimia yang secara besar diproduksi perusahaan yang fokus pada penghancur hama, namun tetap harus sesuai takaran dan ketentuan dalam penggunaannya.

Video di bawah ini dapat menjelaskan bagaimana bentuk dari insektisida anorganik tersebut:

Insektisida Sintetik

Insektisida sintetik memiliki beberapa golongan besar dengan berbagai tujuan:

  • Senyawa Organofosfat

Golongan insektisida ini tersusun dan berasal dari molekul organik dengan penambahan fosfat. Ragam insektisida yang masuk dalam golongan ini, antara lain:

  • Chlorpyrifos
produk insektisida
Beberapa produk chlorpyrifos insecticide (sumber: google picture)
  • Chlorpyrifos-methyl
chlorpyrifos methyl
Salah satu produk chlorpyrifos-methyl (sumber: besiktasmarine.com)
  • Diazinon
diazinon
Beberapa produk diazinon insecticide (sumber: google picture)
  • Dichlorvos
dichlorvos
Beberapa produk Dichlorvos insecticide (sumber: google picture)
  • Pirimphos-methyl
pirimiphos
Beberapa produk Pirimphos-methyl insecticide (sumber: google picture)
  • Fenitrothion
fenitrothion
Salah satu produk Fenitrothion insecticide (sumber: barmac.com.au)
  • Malathion
malathion
Beberapa produk Malathion insecticide (sumber: google picture)
  • Senyawa Organoklorin

Insektisida golongan ini diciptakan dari molekul organik dengan penambahan klorin. Insektisida ini memiliki sifat sangat persisten, yaitu di mana ketika senyawa ini masih tetap aktif hingga bertahun-tahun lamanya. Hal inilah yang membuat penggunaannya kini dilarang karena memberikan dampak buruk pada lingkungan. Contoh dari insektisida ini adalah:

  • Lindane
lindane
Salah satu pemberitaan bahwa insektisida jenis lindane dicap berbahaya oleh WHO (sumber: arabnews.com)
  • Chlordane

Video berikut dapat menjelaskan bagaimana insektisida jenis chlordane digunakan pada tahun 1959. Sebelum akhirnya insektisida ini dilarang penggunaannya di Negara Amerika Serikat secara menyeluruh pada tahun 1988.

  • DTT

Sebuah klip video pada tahun 1946 ini menunjukkan bagaimana DDT dapat membunuh serangga lalat. Meskipun terbukti ampuh, namun para ahli kesehatan mencekal penggunaannya setelah terbukti dapat menyebabkan tumbuhnya sel kanker pada manusia. 

Negara Amerika Serikat telah mencekal penggunaannya sejak tahun 1973.

  • Karbamat

Golongan insektisida karbamat sangat efektif mematikan banyak jenis hama pada suhu tinggi dan meninggalkan residu dalam jumlah sedang. Meskipun demikian, insektisida karbamat akan terurai pada suasana yang terlalu basa.

Salah satu produk karbamat yang banyak digunakan adalah:

  • bendiokarbamat 
  • Pyrethrin/Pyrethroid Sintetik

Insektisida ini dibagi menjadi dua kategori, yaitu bersifat fotostabil dan bersifat tidak non fotostabil namun kemostabil.  Produknya sering dicampur dengan senyawa lain untuk menghasilkan efek yang lebih baik. Salah satu produk dari insektisida golongan ini adalah:

  • Permethrin
permethrin
Salah satu produk golongan insektisida Pyrethrin/Pyrethroid berlabel Permethrin (sumber: diypestwarehouse.com)
  • Pengatur Tumbuh Serangga

Insektisida golongan ini berisi hormon yang berperan dalam siklus pertumbuhan serangga, fungsinya seperti menghambat perkembangan normal dari serangga. Contoh produk dari golongan insektisida ini antara lain:

  • Methoprene

Video berikut menjelaskan bagaimana insektisida jenis methoprene berpengaruh pada lingkungan dan kesehatan pada manusia.

  • Hydramethylnon
hydramethylnon
Salah satu produk hydramethylnon (sumber: chemsales.en.made-in-china.com)
  • Pyriproxyfen
pyriproxyfen
Produk salah satu jenis Pyriproxyfen (sumber: indonesian.alibaba.com)
  • Flufenoxuron
flufenoxuron
Salah satu produk insektisida Flufenoxuron (sumber: sinoagro.en.made-in-china.com)
  • Fumigan

Fumigan merupakan gas-gas yang mudah menguap dan dapat membunuh hama serangga. Insektisida fumigan hanya diizinkan digunakan oleh orang-orang terlatih karena resiko dari tingkat toksisitasnya yang tinggi. Contoh insektisida ini seperti:

  • Metil Bromida (CH3Br)
metil bromida
Salah satu contoh produk insektisida Metil Bromida (sumber: fumigasi-antirayap.blogspot.com)
  • Aluminium Fosfit
alumunium fosfit
Salah satu produk insektisida yang mengandung Aluminium Fosfit (sumber: kingtech17.en.made-in-china.com)
  • Magnesium Fosfit
magnesium fosfit
Contoh produk magnesium fosfit (sumber: pestfogsales.com)
  • Kalsium Sianida
kalsium sianida
Salah satu produk kalsium sianida (sumber: bukalapak.com)
  • Hidrogen Sianida
hidrogen sianida
Salah satu produk hidrogen sianida (sumber: glsafety.com)

Insektisida Hayati

Insektisida sudah dikenal sebagai alat pembunuh serangga atau hama yang menggunakan senyawa sintetik, tetapi nyatanya juga terdapat insektisida alami yang menggunakan bahan dasar dari bakteri, pohon, hingga bunga.

Insektisida ini pun terbukti ampuh dan mengurangi dampak buruk kepada lingkungan dan kesehatan manusia. Berikut beberapa insektisida hayati yang menggunakan unsur-unsur alami:

Silica (SiO2)

silica
Bentuk produk dari insektisida silica (SiO2) (sumber: google picture)

Adalah insektisida anorganik yang memiliki sistem kerja dengan menghilangkan selubung lilin pada kutikula serangga sehingga menyebabkan mereka mati lemas. Insektisida jenis ini acap kali dibuat dari tanah diatom (kieselguhr), yang tersusun dari molekul diatom bacillariophyceae.

Asam Borat (H3BO3)

asam borat
Salah satu produk asam borat insektisida (sumber: tokopedia.com)

Membasmi hama semut, para petani cukup sering menggunakan asam borat sebagai insektisida anorganik yang dipakai untuk menarik perhatian semut.

Pyrethrum

Merupakan insektisida organik alami yang berasal dari kepala bunga tropis krisan. Senyawa yang dihasilkannya dapat menghambat serangga yang baik pada konsentrasi rendah. Senyawa ini sangat mahal karena berkaitan dengan proses ekstraksinya.

pyrethrum
Salah satu produk insektisida alami Pyrethrum (sumber: grownuphydroponics.com)

Retenon

Insektisida organik alami ini diperoleh dari pohon Derris. Senyawa ini berfungsi menyerang permukaan tubuh hama. Salah satu tanaman yang mengandung rotenon adalah daun kacang babi Tephrosia vogelii. Daun kacang babi efektif dalam mengendalikan hama Crocidolomia pavonana, Nilaparvata lugens, Myzus persicae.

retenon
Salah satu produk insektisida retenone (sumber: hygeia-analytics.com)

Neem

Insektisida organik ini berasal dari ekstrak pohon neem (azadirachta indica). Ekstrak dari pohon neem menyebabkan terganggunya aktivitas sistem pencernaan serangga, khususnya golongan Lepidoptera (ngengat dan kupu-kupu beserta larvanya).

Ekstrak neem juga berperan sebagai pengatur tumbuh yang menyebabkan beberapa jenis serangga terus berada pada kondisi larva dan tidak bisa tumbuh dewasa dan berkembang.

neem
Produk insektisida dari bahan organik ekstrak pohon neem (sumber: saferbrand.com)

Bakteri Bacillus thuringiensis

Bakteri ini memproduksi toksin Bt yang mampu mematikan serangga yang memakannya. Toksin Bt aktif pada pH basa dan menyebabkan saluran pencernaan serangga rusak (berlubang) hingga berujung pada kematian.

Para peneliti yang ahli di bidangnya telah berhasil memindahkan gen yang berperan dalam produksi toksin Bt dari B.thuringiensis ke tanaman kapas sehingga serangga yang memakan tanaman kapas tersebut akan mati.

Berikut video yang bisa kamu simak untuk penjelasan mengenai bakteri Bacillus thuringiensis:

Ragam Insektisida

Selain dari beberapa jenis insektisida yang telah terbagi dalam beberapa kategori, berikut terdapat beberapa contoh insektisida yang sering digunakan oleh para petani dalam memaksimalkan hasil pertanian, di antaranya:

Merek : CASCADE

cascade
Produk insektisida merek Cascade (sumber: primatani.com)

Nama bahan aktif : Flufenoksuron 50 gr/l

Formulasi : 50 EC

Bobot/volume : 300 ml

Jenis pestisida : Insektisida cair

Merek : FURADAN

furadan
Produk insektisida merek Furadan (sumber: tokopedia.com)

Nama bahan aktif : Karbofuran 3%

Formulasi : 3GR

Bobot/volume : 2 kg

Jenis pestisida : Sistemik

Merek : DECIS

decis
Produk insektisida merek Decil (Sumber: toko.sentratani.com)

Nama bahan aktif : Deltametrin 25 gr/l

Formulasi : 2,5 EC

Bobot/volume : 500 ml

Jenis pestisida : Insektisida cair

Merek : CURATERR

curater
Produk insektisida merek Curaterr (sumber: bukalapak.com)

Nama bahan aktif : Karbofuran 3%

Formulasi : –

Bobot/volume : 2 kg

Jenis pestisida : Insektisida

Merek : SEVIN

sevin
Insektisida merek sevin (sumber: shopee.co.id)

Nama bahan aktif : Karbani 85%

Formulasi : 85 S

Bobot/volume : 500 g

Jenis pestisida : Insektisida

Merek : MARSHAL

marshal
Produk insektisida merek Marshal (sumber: shopee.co.id)

Nama bahan aktif : Karbonsulfat 25,53%

Formulasi : 25 ST

Bobot/volume : 20 g

Jenis pestisida : Insektisida

Merek : BVR (Beauveria Bassiana)

BVR
Produk insektisida merek BVR (Beauveria Bassiana) (sumber: shopee.co.id)

Nama bahan aktif : –

Formulasi : –

Bobot/volume : 100 g

Jenis pestisida : Insektisida

Efek Buruk Insektisida

Penggunaan insektisida secara berlebihan dan tidak sesuai takaran akan membuat ketidakseimbangan bahkan efek buruk bagi lingkungan. Efek buruk penggunaan insektisida yang berlebihan dapat mengancam dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Insektisida yang dipakai sering kali menyerang organisme non target seperti burung dan makhluk hidup lainnya. Hal ini yang membuat kekhawatiran penggunaan insektisida berpotensi membahayakan makhluk hidup lainnya.

Kenyataannya dalam penerapan insektisida oleh petani sering kali digunakan melebihi dosis yang ditentukan. Beberapa petani beranggapan bahwa semakin banyak insektisida yang diaplikasikan maka akan semakin bagus hasil yang diperoleh. Hal ini tentu jelas salah, bahkan penggunaan insektisida yang terlalu banyak justru mengakibatkan tingginya jumlah residu pestisida pada hasil panen yang nantinya akan dikonsumsi manusia atau makhluk hidup lainnya.

UN atau PBB mengeluarkan data bahwa sebanyak 200 ribu orang meninggal dunia setiap tahunnya akibat keracunan pestisida atau insektisida. Insektisida sintetik yang digunakan juga menimbulkan masalah lingkungan, dikarenakan insektisida tertentu dapat tersimpan di dalam tanah selama bertahun-tahun, dapat merusak komposisi mikroba tanah, serta mengganggu ekosistem perairan.

Video berikut cukup bisa menjelaskan bagaimana insektisida dapat mengancam kesehatan manusia:

Selain pengaruh bahan insektisida sintetik yang mengancam kesehatan manusia, terdapat juga masalah selanjutnya yang diakibatkan oleh penggunaan bahan kimia ini secara berkelanjutan, yaitu, resistensi insektisida.

Resistensi insektisida adalah suatu kenaikan proporsi individu dalam populasi yang secara genetik memiliki kemampuan untuk tetap hidup meski terpapar satu atau lebih senyawa insektisida.

Peningkatan individu ini disebabkan karena matinya individu atau kelompok serangga yang sensitif terhadap insektisida, sehingga memberikan peluang bagi individu yang resisten untuk terus berkembang biak dan hidup meneruskan gen resistensi pada keturunannya. Hal ini secara sederhananya merupakan ketidakseimbangan yang terjadi karena matinya sekelompok serangga yang lemah terhadap insektisida dan memunculkan serangga yang lebih kuat.

Berikut penjelasan mengenai resistensi insektisida yang lebih mudah untuk kamu pahami:

Kesimpulan

serangga
Serangga yang terkadang menjadi hama

Hama masih menjadi hambatan dan tantangan yang mengancam petani. Penggunaan insektisida tentu memberikan pengaruh besar terhadap hasil panen. Perlunya pengendalian yang jelas dan ampuh adalah solusi yang singkat bagi para petani pada umumnya. Termasuk jika harus menggunakan insektisida sintetik secara berlebihan.

Meski terbilang ampuh, namun tetap memiliki dampak jangka pendek dan jangka panjang yang merugikan. Tantangan ini perlu dijawab ke depannya oleh para pengembang teknologi pertanian yang memiliki visi yang lebih baik lagi dalam menangani permasalahan hama.

Beberapa bahan insektisida telah dibatasi penggunaannya dan bahkan dilarang di beberapa negara, namun perlu solusi alternatif yang bisa digunakan oleh para petani untuk mengurangi insektisida kimia. Salah satu langkahnya dengan cara menggunakan insektisida nabati.

Insektisida nabati adalah bahan aktif tunggal atau majemuk yang berasal dari tumbuhan yang digunakan untuk mengendalikan hama. Insektisida nabati dapat berfungsi sebagai penolak, penarik, antifertilitas, pembunuh, dan lainnya. Sifat dari insektisida ini pun umumnya tidak berbahaya bagi manusia ataupun lingkungan, karena mudah terurai dibandingkan dengan insektisida sintetik (kimia).

Meskipun secara keseluruhan insektisida nabati tidak bisa bekerja secara cepat sebagai pengganti insektisida sintetik, namun insektisida nabati dapat mengurangi jumlah penggunaan insektisida sintetik, jika kedua insektisida tersebut digunakan secara bersamaan.

Penggunaan insektisida nabati memiliki tingkat keamanan yang lebih bagus jika dibandingkan dengan racun senyawa-senyawa anorganik. Hal ini dikarenakan molekul yang sebagian besar terdapat pada insektisida alami akan terurai menjadi senyawa-senyawa yang tidak membahayakan lingkungan.

Bagaimana sobat kitacerdas, apakah sudah memahami bagaimana fungsi insektisida dan ragamnya? Jika kamu masih memiliki pertanyaan terkait insektisida, kamu bisa menulisnya di kolom komentar dan bagikan tulisan ini ke teman-temanmu, ya.

tambang minyak

Gas Alam: Apa Saja Resiko Penggunaannya?

Gas alam, atau juga disebut sebagai gas bumi atau gas rawa, merupakan bahan bakar fosil berbentuk gas dengan kandungan utama metana (CH4). Ia berasal dari sisa-sisa tanaman, hewan dan mikroorganisme, yang tersimpan dalam bumi selama berjuta-juta tahun. Gas alam diperoleh dari hasil pertambangan di ladang minyak, ladang gas bumi dan juga pertambangan batu bara.

Gas Alam berperan penting sebagai sumber energi bahan bakar untuk pembangkit listrik, bahan bakar industri ringan, menengah dan berat, bahan bakar kendaraan bermotor dalam bentuk BBG/NGV, sebagai gas LPG untuk kebutuhan rumah tangga, hotel, restoran.

Ia juga digunakan sebagai bahan baku pupuk, petrokimia, metanol, dan bahan baku plastik. Kandungan CO2-nya juga dapat digunakan untuk soft drink dan dry ice yang difungsikan sebagai bahan pengawet makanan, hujan buatan, industri besi tuang, pengelasan dan bahan pemadam api ringan.

Beberapa komponen utama dalam gas bumi adalah metana 80%, etana 7%, propana 6%, butana 4%, isobutane, pentana dan juga mengandung helium, nitrogen, karbon dioksida, dan karbon-karbon lainnya.

Gas alam yang telah diproses itu sebenarnya tidak berbahaya, akan tetapi gas alam tanpa proses dapat mengganggu pernapasan karena ia dapat mengurangi kandungan oksigen di udara pada level yang membahayakan.

Gas alam yang telah diproses bersifat tidak berasa dan tidak berbau. Akan tetapi, sebelum gas tersebut dijual dan didistribusikan ke konsumen akhir, gas tersebut diberi bau dengan menambahkan Tiol, agar dapat terdeteksi bila terjadi kebocoran gas, karena gas alam dapat berbahaya karena sifatnya yang sangat mudah terbakar dan menimbulkan ledakan.

Gas alam lebih ringan dari udara, sehingga cenderung mudah tersebar di atmosfer. Akan tetapi bila ia berada dalam ruang tertutup, seperti dalam rumah, konsentrasi gas dapat mencapai titik campuran yang mudah meledak, yang jika tersulut api, dapat menyebabkan ledakan yang dapat menghancurkan bangunan.

Dalam pendistribusiannya, gas alam menggunakan beberapa metode transportasi, seperti:

  • Transportasi melalui saluran pipa.
  • Transportasi dalam tabung-tabung kecil (LPG) untuk kebutuhan rumah tangga dan industri kecil, menengah.
  • Transportasi dalam bentuk Liquefied Natural Gas (LNG) dengan kapal tanker LNG untuk pengangkutan jarak jauh.
  • Transportasi dalam bentuk Compressed Natural Gas (CNG), baik di daratan dengan road tanker maupun dengan kapal tanker CNG di laut, untuk jarak dekat dan menengah (antar pulau).

Gas bumi sebagai sumber energi utama dan sumber bahan baku memiliki peran penting di dunia. Potensi gas bumi yang dimiliki Indonesia sendiri berdasarkan status tahun 2008 mencapai 170 TSCF dan produksi per tahun mencapai 2,87 TSCF, dengan komposisi tersebut Indonesia memiliki reserve to production (R/P) mencapai 59 tahun.

Gas bumi masih memiliki potensi besar untuk dikembangkan, untuk itu pemerintah dalam rangka mendukung perencanaan pasokan gas untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri melakukan kajian dan menetapkan Neraca Gas Bumi Indonesia 2010-2025 dan menetapkan Rencana Induk Jaringan Transmisi dan Distribusi Gas Bumi Nasional serta memprioritaskan pemanfaatan melalui Kebijakan Penetapan Alokasi dan Pemanfaatan Gas Bumi dalam Negeri.

Terkait dengan pemanfaatan gas bumi untuk domestik, pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Menteri ESDM No.03 Tahun 2010 tentang Alokasi dan Pemanfaatan Gas Bumi Untuk Kebutuhan Dalam Negeri. Menteri ESDM menetapkan alokasi gas bumi untuk ini bertujuan untuk menjamin ketersediaan gas bumi untuk kebutuhan dalam negeri secara optimal dengan mempertimbangkan ketersediaan infrastruktur dan keekonomian pengembangan lapangan gas bumi.

Indonesia memiliki cadangan gas alam yang cukup besar hingga mampu berkontribusi 1,5% dari total cadangan gas dunia. Saat ini Indonesia memiliki cadangan gas terbesar ketiga di wilayah Asia Pasifik setelah Australia dan China (BP Statistical Review of World Energy 2015).

Beberapa pusat produksi gas alam di Indonesia berlokasi di lepas pantai. 4 terbesar di antaranya adalah:

  1. Arun, Aceh (Sumatra)
  2. Bontang (Kalimantan Timur)
  3. Tangguh (Papua)
  4. Pulau Natuna

Negara produsen gas alam terbesar di dunia data tahun 2015 (dalam milyar m³):

  1. Amerika Serikat 767.3
  2. Rusia 573.3
  3. Iran 192.5
  4. Qatar 181.4
  5. Kanada 163.5
  6. China 138.0
  7. Norwegia 117.2
  8. Saudi Arabia 106.4
  9. Aljazair 83.0
  10. Indonesia 75.0

Negara konsumen Gas Alam terbesar data tahun 2015 (dalam milyar m³):

  1. Amerika Serikat 778.0
  2. Rusia 391.5
  3. China 197.3
  4. Iran 191.2
  5. Jepang 113.4
  6. Saudi Arabia 106.4
  7. Kanada 102.5
  8. Meksiko 83.2
  9. German 74.6
  10. Indonesia 39.7

Untuk menyimpan gas bumi dalam skala besar, digunakan “Natural Gas Underground Storage”, yakni suatu ruangan raksasa di bawah tanah yang lazim disebut sebagai “salt dome”, yaitu kubah-kubah di bawah tanah sebagai waduk penampungan yang merupakan bekas sumber-sumber gas alam yang telah habis. Hal ini sangat efisien untuk negara yang memiliki 4 musim.

Pada musim panas saat pemakaian gas untuk pemanas jauh berkurang, gas alam diinjeksikan melalui kompresor-kompresor gas ke dalam kubah di dalam tanah tersebut dan pada musim dingin, di mana terjadi kebutuhan yang sangat banyak, gas bumi yang disimpan di dalam kubah bawah tanah dikeluarkan untuk disalurkan kepada konsumen yang membutuhkan. Hal ini sangat membantu penyedia gas alam yang cukup untuk menjaga stabilitas operasional pasokan gas alam melalui jaringan pipa gas alam.

Resiko Ancaman Penggunaan Gas Alam

Meskipun gas alam banyak dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari manusia, ketergantungan yang masif terhadap gas alam menimbulkan beberapa ancaman, seperti:

1. Menghasilkan Emisi yang Mengakibatkan Global Warming

Pembakaran gas alam dapat menghasilkan emisi, layaknya batu bara dan minyak. Namun, ia mengeluarkan 50-60% lebih sedikit karbon dioksida dibandingkan dengan pembakaran batu bara.

Meskipun demikian, kegiatan pengeboran dan ekstraksi gas alam, serta transportasinya melalui jalur pipa menyebabkan kebocoran gas metana, yang mana lebih berbahaya dibandingkan dengan karbon dioksida. Sebuah studi juga menunjukan bahwa gas metana memiliki 1 hingga 9 persen dari total siklus kehidupan emisi.

Jadi meskipun penggunaan gas alam memiliki lebih sedikit siklus kehidupan emisi dibandingkan batu bara, potensi global warming yang ditimbulkan gas metana lebih membahayakan.

Studi lain juga menunjukan bahwa bocornya gas metana harus dijaga untuk tetap di bawah 3.2% dalam kurun waktu 20 tahun atau kurang dari itu. Teknologi sebenarnya mampu untuk mengurangi kebocoran tersebut, namun dengan menggunakannya akan membutuhkan kebijakan serta investasi baru.

2. Polusi Udara

Pembakaran gas alam juga memproduksi polutan berbahaya seperti zat sulfur, merkuri dan partikel lain. Ia juga dapat memproduksi nitrogen oksida (NOx), yang merupakan penyebab munculnya smog.

Polutan-polutan tersebut beresiko memunculkan masalah kesehatan masal seperti asma, bronkitis, kanker paru-paru, dan penyakit jantung. Pengeboran gas alam dapat mengganggu kualitas udara di area sekitarnya. Di beberapa area tersebut, terjadi peningkatan konsentrasi polutan udara berbahaya. 

Sebuah studi juga menunjukan bahwa resiko penyakit akan lebih rentan terjadi kepada mereka yang tinggal berdekatan dengan area pengeboran gas alam dibandingkan mereka yang tinggal jauh dari area tersebut.

3. Ancaman Terhadap Keberadaan Hewan Liar

Pembangunan dan gangguan tanah yang diperlukan untuk pengeboran gas alam dapat mengganggu ekosistem lokal di sekitarnya dengan menyebabkan erosi, gangguan pola migrasi dan kerusakan habitat hewan liar.

Saat dilakukan pengeboran untuk membangun area pertambangan gas alam, prosesnya dapat menyebabkan erosi kotoran, mineral dan polutan lain yang akan berakhir di aliran air sekitarnya.

4. Polusi Air

Pengeboran gas alam dapat juga meningkatkan resiko kesehatan masyarakat melalui kontaminasi sumber air akibat terkena bahan kimia berbahaya. Bahan berbahaya seperti metana dan gas lain juga dapat bocor ke dalam persediaan air minum. Penggunaan air dalam pengembangan gas alam juga menimbulkan resiko kelangkaan air bersih di beberapa area.

5. Gempa Bumi

Salah satu proses dalam pengembangan gas alam, yaitu Hydraulic fracturing, dikaitkan dengan aktivitas seismik bermagnitudo rendah yang mana tidak terdeteksi di permukaan. Namun, pembuangan air sisa proses pengeboran dengan cara menginjeksinya dengan tekanan tinggi ke dalam lubang injeksi Kelas II, telah dikaitkan dengan munculnya gempa bumi di Amerika Serikat.

Meskipun gas alam memiliki peran yang cukup besar dalam kehidupan sehari-hari manusia, namun ketergantungan terhadap gas alam dapat mengakibatkan resiko ekonomi, lingkungan dan kesehatan yang signifikan.

Permintaan terhadap gas alam yang terus meningkat juga dapat mengakibatkan kelangkaan dan kenaikan harga di masa yang akan mendatang, seperti apa yang dialami Amerika Serikat di tahun 2000an. Dan dengan tidak adanya kebijakan nasional jangka panjang, gas alam yang murah akan terus menyaingi energi terbarukan.

Inilah mengapa keberagaman sumber energi listrik dan alternatif energi terbarukan dapat menjadi solusi bagi permasalahan ketergantungan tersebut.

Apakah informasi di atas memberikan pengetahuan yang berguna untuk kamu? Tinggalkan pertanyaan dan pesanmu di kolom komentar, serta jangan lupa untuk membagikan tulisan ini kepada teman-temanmu, ya!