bintang

Tertarik Dengan Zodiak? Simak Hubunganya Dengan Rasi Bintang Di sini!

Rasi bintang, atau yang juga sering disebut dengan konstelasi bintang, merupakan sebuah area di ruang angkasa yang menjadi tempat dimana bintang-bintang membentuk sebuah pola yang biasanya menyerupai hewan, tokoh mitologi atau benda mati.

Awal mula keberadaan rasi bintang bisa ditarik kembali dari zaman pra sejarah. Orang-orang terdahulu menghubungkan pola-pola bintang di langit dengan kepercayaan dan mitologi di daerah tersebut. Karenanya, masing-masing negara dan daerah memiliki penjelasan yang berbeda mengenai rasi bintang.

48 rasi bintang yang berasal dari kebudayaan barat bermula dari kepercayaan orang-orang Yunani. Rasi bintang yang berada di langit utara ditambahkan pada abad ke 15 hingga ke 18 pada saat penjelajah barat mengunjungi Southern Hemisphere. 12 rasi bintang kuno kini lebih dikenal sebagai zodiak. Awal mula zodiak tidak diketahui secara jelas. Ia mulai banyak dipercaya pada 400 SM di Chaldea, Babilonia.

Rasi Bintang, atau konstelasi, merupakan sekelompok bintang yang tampak berhubungan membentuk suatu pola gugus atau konfigurasi khusus. Dalam ruang tiga dimensi, kebanyakan bintang yang kita amati tidak memiliki hubungan satu dengan lainnya, tetapi dapat terlihat seperti berkelompok pada bola langit malam.

Manusia memiliki kemampuan yang sangat tinggi dalam mengenali pola, dan sepanjang sejarah telah mengelompokkan bintang-bintang yang tampak berdekatan menjadi rasi-rasi bintang.

Para pelaut Indonesia dahulu sebelum mengenal kompas telah menggunakan Rasi Bintang sebagai navigasi atau petunjuk arah dalam menjelajahi lautan, Rasi Bintang juga bisa sebagai penunjuk waktu atau musim dimana ada bintang-bintang yang hanya muncul hanya pada tertentu.

Berbagai Jenis Rasi Bintang

rasi bintang
Rasi bintang membentuk pola-pola yang didasari oleh kepercayaan beberapa budaya kuno

Di tahun 1922, the International Astronomical Union (IAU) secara resmi menetapkan 88 nama rasi bintang. Setiap titik koordinat di luar angkasa, terdapat salah satu rasi bintang tersebut. Ia didasari oleh konstelasi Yunani kuno yang terinspirasi oleh karya Ptolemy dan juga Aratus, dengan sedikit modifikasi modern oleh Petrus Plancius, Johannes Hevelius dan Nicolas Louis de Lacaille.

Di tahun 1922, Henry Norris Russell membuat daftar 88 konstelasi dan beberapa singkatannya. Namun konstelasi tersebut belum memiliki garis batas yang jelas. Baru di tahun 1928, IAU secara resmi menerima 88 konstelasi tersebut.

Dalam versi IAU, daftar tersebut telah ditambahkan batasan yang jelas beserta garis bujur vertikal dan horizontalnya yang dikembangkan oleh Eugene Delporte. Daftar tersebut baru dirilis pada tahun 1930. Sistem ini difungsikan untuk memetakan area. Dari keseluruhan rasi tersebut, 36 berada di langit utara dan 52 sisanya berada di selatan.

Terdapat pola rasi bintang lain yang disebut dengan Asterisme, namun ia tidak diakui secara resmi karena tidak masuk ke dalam definisi formal rasi bintang. Namun ia masih banyak digunakan oleh pengamat untuk menavigasi langit malam.

Asterisme bisa juga berisi beberapa bintang di dalam rasi bintang, atau bisa juga berbagi bintang dengan lebih dari satu rasi bintang. Salah satu contoh dari jenis rasi Asterisme yaitu Pleiades dan Hyades yang terdapat di dalam rasi bintang Taurus, lalu the False Cross yang terbagi antara rasi selatan Carina dan Vela; terakhir ada Venus’ Mirror di dalam rasi bintang Orion.

Baik rasi bintang yang diakui oleh IAU ataupun tidak, bermula dari pola yang dibayangkan dari hasil pengamatan bintang di langit. Banyak dari rasi tersebut yang didasari dari imajinasi mitologi kuno.

Berikut merupakan ke-88 nama rasi bintang yang diakui oleh IAU:

  1. Andromeda   (Putri Andromeda)
  2. Antlia   (Pompa Air)
  3. Apus   (Cendrawasih)
  4. Aquarius   (Pembawa Air)
  5. Aquila   (Elang)
  6. Ara   (Altar)
  7. Aries   (Domba Jantan)
  8. Auriga   (Sais Kereta Perang)
  9. Bootes   (Pengembala)
  10. Caelum   (Pahat)
  11. Camelopardalis   (Jerapah)
  12. Cancer   (Ketam)
  13. Canes Venatici   (Anjing-anjing Pemburu)
  14. Canis Major   (Anjing Besar)
  15. Canis Minor   (Anjing Kecil)
  16. Capricornus   (Kambing Laut)
  17. Carina   (Lunas Kapal Argo)
  18. Cassiopeia   (Ratu Ethiopia)
  19. Centaurus   (Centaur)
  20. Cepheus   (Raja Ethiopia)
  21. Cetus   (Ikan Paus)
  22. Chamaeleon   (Bunglon)
  23. Circinus   (Kompas)
  24. Columba   (Merpati)
  25. Coma Berenices   (Rambut Berenice)
  26. Corona Australis   (Mahkota Selatan; Yunani Kuno – Ptolemaeus)
  27. Corona Borealis   (Mahkota Utara)
  28. Corvus   (Burung Gagak)
  29. Crater  (Cangkir)
  30. Crux   (Salib Selatan)
  31. Cygnus   (Angsa)
  32. Delphinus   (Lumba-lumba)
  33. Dorado   (Ikan Todak)
  34. Draco   (Naga)
  35. Equuleus   (Kuda kecil)
  36. Eridanus   (Sungai)
  37. Fornax   (Tungku)
  38. Gemini   (Kembar)
  39. Grus   (Burung bangau)
  40. Hercules   (Hercules, anak Zeus)
  41. Horologium   (Jam)
  42. Hydra   (Naga laut)
  43. Hydrus   (Ular air)
  44. Indus   (Indian)
  45. Lacerta   (Kadal)
  46. Leo   (Singa)
  47. Leo minor   (Singa kecil)
  48. Lepus   (Kelinci)
  49. Libra   (Timbangan)
  50. Lupus   (Serigala)
  51. Lynx   ( Lynx)
  52. Lyra   (Harpa)
  53. Mensa   ( Meja)
  54. Microscopium   (Mikroskop)
  55. Monoceros   (Kuda Bertanduk)
  56. Musca   (Lalat)
  57. Norma   (Timabangan Datar)
  58. Octans   (Oktan)
  59. Ophiuchus   (Tangan Naga)
  60. Orion   (Pemburu)
  61. Pavo   (Merak)
  62. Pegasus   (Kuda bersayap)
  63. Perseus   (Perseus)
  64. Phoenix   (Phoenix)
  65. Pictor   (Kuda-kuda)
  66. Pisces   (Ikan)
  67. Piscis Austrinus   (Ikan Selatan)
  68. Puppis   (Buritan kapal Argo)
  69. Pyxis   (Kompas kapal Argo)
  70. Reticulum   (Jaring)
  71. Sagitta   (Anak Panah)
  72. Sagittarius   (Pemanah)
  73. Scorpius   (Kalajengking)
  74. Sculptor   (Alat Pemahat)
  75. Scutum   (Perisai)
  76. Serpens   (Ular)
  77. Sextans   (Sekstan)
  78. Taurus   (Lembu Jantan)
  79. Telescopium   (Teleskop)
  80. Triangulum   (Segitiga)
  81. Triangulum Australe   (Segitiga Selatan)
  82. Tucana   (Burung tukan)
  83. Ursa Major   (Beruang Besar)
  84. Ursa Minor   (Beruang Kecil)
  85. Vela   (Layar Kapal Argo)
  86. Virgo   (Sang Perawan)
  87. Volans   (Ikan Terbang)
  88. Vulpecula   (Rubah)

Malam Langit Gelap

LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional) Indonesia, telah menetapkan tanggal 6 Agustus sebagai hari keantariksaan seiring dengan disahkannya Undang-Undang Keantariksaan Nomor 21 tahun 2013.

Undang-Undang itu dianggap sebagai landasan untuk pengembangan kegiatan keantariksaan di Indonesia, seperti antariksa, penginderaan jauh, penguasaan teknologi roket satelit dan aeronautika, peluncuran roket, dan komersialisasi keantariksaan.

Seiring dengan diresmikannya hari keantariksaan, LAPAN mengkampanyekan gerakan sosial “Malam Langit Gelap”.  Kampanye ini mengajak masyarakat untuk turut bergerak mematikan lampu setiap tanggal 6 Agustus untuk meminimalisir polusi cahaya guna melihat benda-benda langit lebih jelas.

gerhana

Apa Yang Menyebabkan Gerhana Terjadi?

Apakah kamu pernah menyaksikan gerhana? Apa sebenarnya yang mengakibatkan gerhana terjadi? Dan mengapa ada beberapa jenis gerhana berbeda?

Gerhana adalah peristiwa yang terjadi di angkasa di mana sebuah objek tertutup sebagian atau seluruhnya oleh objek lain yang melintas di depannya. Dalam hal ini bulan, bumi, dan matahari. Objek tersebut akan menutup cahaya sehingga matahari atau bulan akan nampak gelap sebagian atau seluruhnya, atau yang sering disebut gerhana matahari dan gerhana bulan.

Gerhana matahari dan bulan sudah lama menarik perhatian masyarakat luas karena merupakan fenomena astronomi yang dapat disaksikan langsung dengan mata telanjang. Namun di zaman pra sejarah, orang-orang primitif takut akan kegelapan yang diakibatkan munculnya gerhana. Hal tersebut berkaitan dengan kepercayaan masyarakat pada zaman tersebut.

Peristiwa gerhana bulan dan matahari merupakan fenomena astronomi yang jarang terjadi, sehingga saat kemunculannya akan banyak mengundang orang-orang yang penasaran untuk sekadar melihat atau mempelajari kaitan fenomena ini dengan kehidupan dan alam. Dalam satu tahun, kurang lebih terjadi satu atau dua kali gerhana matahari dan bulan.

Gerhana Matahari

Gerhana matahari adalah gerhana yang terjadi saat posisi bulan terletak di antara bumi dan matahari. Posisi ini membuat sebagian atau seluruh cahaya matahari yang harusnya terpancar ke bumi terhalang oleh bulan. Tidak ada cahaya matahari yang memasuki umbra, yaitu bagian terdalam dari bayangan.

Akibatnya, daerah yang seharusnya terkena cahaya matahari jadi gelap gulita. Di langit akan nampak matahari seperti tertutup sebuah benda, menjadi hitam. Meski bulan lebih kecil dari matahari namun bayangan bulan akan membesar dan menutup sebagian muka bumi yang sehadap dengan bulan dan matahari.

Gerhana matahari terbagi menjadi 4 jenis berdasarkan posisi bayangan yang dihasilkan oleh posisi bulan. Pertama adalah gerhana matahari total, lalu gerhana matahari sebagian, gerhana matahari cincin dan yang terakhir gerhana matahari hibrida.

Gerhana Matahari Total

Gerhana matahari total terjadi saat matahari benar tertutup dengan sempurna oleh bayangan dari bulan. Di langit hanya ada matahari yang menjadi bulatan hitam tanpa ada celah cahaya sedikit pun. Bayangan umbra melewati tepat tengah matahari, dan memblokir semua cahaya yang seharusnya mengenai bumi. Saat terjadi gerhana matahari total, kita dapat melihat matahari di luar atmosfer yang biasa disebut dengan corona.

Karena umbra sempit pada bagian yang bersilangan dengan bumi, gerhana matahari total hanya dapat dilihat di beberapa area tertentu yang sangat terbatas, biasa disebut dengan totality zone.

Karena pergerakan relatif, bayangan bergerak secara cepat di permukaan terestrial, sehingga membuat gerhana matahari total hanya mampu bertahan selama beberapa saat (kurang dari 8 menit).

Gerhana Matahari Sebagian

Gerhana matahari sebagian terjadi saat bayangan dari bulan tidak benar-benar membuat permukaan bumi jadi gelap sempurna. Hal ini terjadi karena piringan bulan tidak menutup secara sempurna piringan matahari yang nampak dari bumi. Saat ini terjadi, bayangan penumbra yang mengenai bumi. Bukan bayangan utama seperti saat terjadi gerhana matahari.

Gerhana Matahari Cincin

Gerhana Matahari cincin terjadi karena ukuran bulan yang nampak dari bumi lebih kecil dari ukuran matahari. Hal ini mengakibatkan tidak semua cahaya dihalangi oleh permukaan bulan. Bayangan yang menimpa bumi hanya sebagian saja, dan di langit akan terlihat lingkaran seperti cincin cahaya dari permukaan matahari yang masih nampak dari bumi. 

Gerhana Matahari Hibrida

Gerhana ini relatif jarang terjadi sepanjang sejarah manusia mengobservasi gerhana. Gerhana matahari hibrida adalah gerhana yang bergeser dari gerhana matahari total ke gerhana matahari cincin. Pada titik tertentu di permukaan bumi akan terlihat gerhana matahari total dan pada titik yang lain akan terlihat gerhana matahari cincin.

Gerhana Bulan

Gerhana bulan adalah gerhana yang terjadi saat posisi bulan secara keseluruhan atau sebagian tertutup oleh bayangan bumi. Karena bulan memancarkan cahaya akibat matahari, maka saat matahari terblokir oleh bumi maka bulan nampak gelap tanpa ada cahaya yang bisa dipantulkan. Saat terjadi gerhana bulan, posisi bulan berada di belakang bumi.

Jika kita berada pada posisi malam di belahan bumi yang menghadap bulan, maka bulan akan nampak gelap meski seharusnya terjadi purnama. Gerhana bulan dibagi menjadi tiga jenis yang antara lain gerhana bulan total, gerhana bulan sebagian dan gerhana bulan penumbra. Gerhana bulan dapat dilihat dari berbagai wilayah di bumi dimana bulan berada di atas horizon.

Gerhana bulan biasanya terjadi dua kali di dalam setahun. Namun pada tahun tertentu, bisa saja tidak terjadi gerhana bulan sama sekali. Fenomena ini membantu para ilmuwan dalam meneliti material pada permukaan bulan karena saat itu tidak terdapat radiasi matahari.

Gerhana Bulan Total

Gerhana bulan total terjadi saat bayangan dari permukaan bumi tepat menutup sempurna permukaan bulan sehingga sama sekali tidak ada cahaya matahari yang dipantulkan ke bumi. Gerhana bulan total akan membuat bulan nampak menghilang perlahan dan akhirnya menjadi hitam sempurna. Saat terjadi gerhana bulan total, bulan berada pada daerah bayangan umbra.

Jika bulan melewati bagian tengah umbra bumi, maka akan terjadi gerhana bulan total. Pada saat terjadi, ia dapat berlangsung selama 100 menit, sementara keseluruhan gerhana yang terjadi berlangsung selama 3,5 jam.

Gerhana Bulan Sebagian

Tidak semua permukaan bulan tertutup bayangan dari penampang bumi. Gerhana bulan sebagian hanya dapat dilihat saat sebagian bulan memasuki umbra. Masih terlihat bulan di langit meski sebagian besar menjadi gelap karena sebagian permukaan bulan berada pada zona bayangan umbra dan sebagian lagi penumbra. Bulan yang berada pada penumbra akan nampak remang-remang tidak gelap sempurna.

Gerhana Bulan Penumbra

Seluruh permukaan bulan berada pada zona bayangan penumbra yang dihasilkan bumi saat menghalangi sinar matahari. Karena berada pada penumbra seutuhnya maka permukaan bulan tidak gelap sempurna, tetapi cenderung terlihat suram dan masih terlihat bentuk bulat dari bulan.

Apakah informasi di atas memberikan pengetahuan yang berguna untuk kamu? Tinggalkan pertanyaan dan pesanmu di kolom komentar, serta jangan lupa untuk membagikan tulisan ini kepada teman-temanmu, ya!

meteor

Kapan Kamu Dapat Melihat Hujan Meteor Dalam Setahun?

Kamu pasti pernah menyaksikan hujan meteor di dalam sebuah film, gambar atau video rekaman orang lain. Tapi apa kamu pernah menyaksikannya secara langsung? Bagaimana dan kapan kita dapat menyaksikan hujan meteor?

Meteor sendiri adalah partikel yang sangat kecil, bahkan seringkali hanya sebesar biji kacang. Yang membuatnya bercahaya adalah karena partikel ini jatuh dengan kecepatan tinggi, sekitar 35-70 km per detik. Gesekan dengan atmosfer juga membuat suhu partikel meningkat dan akhirnya terlihat seperti bercahaya.

Meteor terjadi setiap saat di langit, entah sendiri atau sporadik bersama-sama membentuk sebuah hujan meteor. Biasanya puncak dari hujan meteor terjadi mulai dari dini hari hingga menjelang pagi sebelum matahari terbit.

Jika ingin menyaksikan secara langsung, maka carilah tempat yang minim cahaya, misalnya tanah lapang atau pegunungan yang jauh dari pemukiman.

Kapan Waktu yang Tepat Untuk Melihat Hujan Meteor?

meteor
Sepanjang tahun terjadi beberapa kali hujan meteor di langit

Meskipun terjadi sepanjang tahun, hujan meteor tidak terjadi setiap saat. Lalu kapan waktu yang tepat untuk melihat hujan meteor? Berikut merupakan klasifikasi jenis hujan meteor berdasarkan waktu terjadinya.

Hujan Meteor Quadrantids (Minggu ke-1 di Bulan Januari)

Hujan meteor ini terjadi dari debu-debu komet yang sudah musnah dengan nama 2003 EH1 yang pertama kali ditemukan tahun 2003. Pada puncaknya, dalam satu jam akan terdapat sekitar 40 meteor dan akan terlihat jelas saat lewat tengah malam. Tahun 2015 diprediksi puncak dari hujan meteor quadrantids jatuh pada tanggal 4 Januari. Hujan meteor dapat terlihat di seluruh penjuru langit.

Hujan Meteor Lyrids (Minggu ke-3-4 di Bulan April)

Hujan meteor ini terjadi dari debu-debu sisa dari komet C/1861 G1 Thatcher yang pertama kali ditemukan pada tahun 1861. Puncak hujan meteor lyrids tahun ini diprediksi akan datang pada tanggal 22 April 2015 dengan 20 meteor per jam pada saat jam-jam terbaiknya. Meteor ini terkadang menghasilkan bekas goresan cahaya di langit dalam beberapa detik. Waktu terbaik melihatnya adalah setelah tengah malam dan terletak di dekat rasi bintang Lyra.

Hujan Meteor Eta Aquarids (Minggu ke-4 April hingga Minggu ke-1 Mei)

Hujan meteor ini diproduksi dari debu-debu sisa komet Halley. Pada puncaknya, dalam satu jam akan terdapat sekitar 60 hujan meteor. Hujan meteor Eta Aquarids akan lebih banyak terjadi dan terlihat pada belahan bumi bagian selatan  daripada belahan bumi bagian utara. Tahun 2015, puncak dari hujan meteor ini berlangsung pada tanggal 5-6 Mei. Meteor-meteor ini terletak di sekitar rasi bintang Aquarius.

Hujan Meteor Delta Aquarids (Minggu ke-3 Juli hingga Minggu Ke-3 Agustus)

Terbentuk dari sisa komet Marsden dan Kracht dengan 20 meteor per jam saat puncaknya yang tahun ini datang pada tanggal 28-29 Juli 2015. Cahaya terang akan sedikit membuat hujan meteor tak tampak, tapi jika kita sedikit sabar kita akan dapat melihat beberapa jatuhan meteor yang bagus. Hujan meteor ini paling baik dilihat dari belahan bumi selatan dengan posisi berdekatan rasi bintang Aquarius.

Hujan Meteor Perseids (Minggu ke-3 Juli hingga Minggu Ke-3 di Bulan Agustus)

Hujan meteor perseids adalah salah satu hujan meteor yang paling bagus untuk diamati. Menghasilkan sampai 60 meteor per jam saat puncaknya. Hujan meteor ini terjadi dari debu sisa komet Swift-Tuttle yang pertama kali ditemukan tahun 1862. Puncak hujan meteor perseids tahun ini jatuh pada tanggal 12-13 Agustus 2015. Karena hanya akan terjadi bulan sabit, maka kita bersiap untuk melihat pertunjukan menakjubkan dari hujan meteor yang terletak di sekitar rasi bintang Perseus. Seluruh belahan bumi akan dapat menyaksikan hujan meteor Perseids dengan baik.

Hujan Meteor Draconids (Minggu ke-2 di Bulan Oktober)

Hujan meteor ini hanya memproduksi sekitar 10 meteor dalam sejam dan berasal dari debu komet 21P Giacobini-Zinner yang pertama kali ditemukan pada tahun 1900. Hujan komet ini biasanya terlihat dengan baik saat menjelang malam menjelang pagi. Tahun ini puncaknya terjadi pada malam tanggal 8 Oktober dan terletak di sekitar rasi bintang Draco.

Hujan Meteor Orionids (BulanOktober-November)

Hujan meteor Orionids memproduksi 20 meteor saat puncaknya yang tahun ini jatuh pada tanggal 21-22 Oktober 2015. Komet ini juga berasal dari gugusan debu sisa komet Halley yang sudah diamati sejak zaman kuno. Baik dilihat setelah tengah malam di dekat rasi bintang Orion walaupun dapat terlihat hampir di seluruh permukaan langit.

Hujan Meteor Taurids (Bulan September-Desember)

Sama seperti Hujan meteor Draconids, hujan meteor Taurid juga hujan meteor kecil dengan hanya menghasilkan 5-10 meteor per jam saat puncaknya yang tahun ini jatuh pada tanggal 5-6 November 2015. Komet ini berasal dari sisa debu komet Asteroid 2004 TG10 dan 2P Encke. Lokasi dari hujan meteor ini terletak di sekitar rasi bintang Taurus.

Hujan Meteor Leonids (November)

Berbeda dengan hujan meteor yang lain, hujan meteor Leonid memiliki siklus 33 tahunan dengan puncaknya dapat menghasilkan hingga ratusan meteor per jam. Setiap tahun biasanya hujan meteor leonids hanya menghasilkan 15 meteor per jam. Meteor-meteor ini dihasilkan dari sisa butiran debu komet Tempel-Tuttle yang ditemukan pada tahun 1865. Tahun ini puncak dari hujan meteor ini datang pada tanggal 17-18 November 2015. Dan saat terbaik melihatnya adalah saat lewat tengah malam di sekitar rasi bintang Leo.

Hujan Meteor Geminids (Minggu ke-2-3 Desember)

Hujan meteor geminids adalah yang terbaik dari semua hujan meteor yang terjadi sepanjang tahun. Dalam sejam dapat menghasilkan 120 meteor dengan beragam warna saat puncaknya. Hujan meteor ini terjadi dari sisa komet 3200 Phaethon Yang ditemukan tahun 1982. Tahun ini puncak dari hujan meteor Geminids terjadi pada tanggal 13-14 Desember 2015 dengan waktu terbaik melihatnya setelah lepas tengah malam di setiap rasi bintang Gemini.

Rasi Bintang Ursids (Minggu ke-3-4 Desember)

Hujan meteor kecil dengan hanya menghasilkan sekitar 10 meteor per jam saat puncaknya yang tahun ini terjadi pada tanggal 22 Desember 2015 tengah malam. Hujan meteor ini terjadi dari sisa debu komet Tuttle yang ditemukan tahun 1790. Letak dari hujan meteor ini terjadi di sekitar rasi bintang Ursa Minor.

Apakah informasi di atas memberikan pengetahuan yang berguna untuk kamu? Tinggalkan pertanyaan dan pesanmu di kolom komentar, serta jangan lupa untuk membagikan tulisan ini kepada teman-temanmu, ya!