capung

Semua Fakta Menarik yang Wajib Kamu Tahu Seputar Capung

Apa yang terlintas di benakmu saat mendengar kata capung? Pasti kamu membayangkan seekor serangga terbang yang memiliki bentuk wajah seperti lalat namun bertubuh panjang, bukan?

Capung merupakan jenis serangga yang termasuk ke dalam ordo Odonata dan sub-ordo Anisoptera. Hewan ini juga ternyata termasuk hewan purba yang sudah ada sejak tiga ratus juta tahun yang lalu. Capung dewasa memiliki ciri-ciri fisik berbadan panjang, memiliki mata yang multifacet, sayap transparan.

Ia sering disamakan dengan damselflies (capung jarum) karena kesamaan fisiknya. Keduanya memang berasal dari ordo yang sama, namun berbeda sub-ordo. Capung jarum berasal dari ordo Zygoptera.

Capung mempunyai ciri bertubuh relatif besar. Bila hinggap, sayapnya akan terbuka atau membentang. Ia dapat terbang jauh dan kuat menjelajahi wilayah luas. Sedangkan capung jarum bertubuh kecil, memiliki perut yang kurus ramping mirip jarum, bila hinggap sayap tertutup, tegak menyatu di atas punggung, terbang dengan lemah dan tidak terlalu jauh.

Capung ciwet, atau yang lebih dikenal dengan Wandering glider, merupakan jenis capung migrasi yang mampu menempuh jarak hingga 18.000 km untuk bermigrasi. Secara individu, jenis ini mampu terbang hingga jarak 6.000 km, salah satu jarak terjauh yang mampu ditempuh oleh serangga.

Capung merupakan hewan predator yang ulung, tingkat keberhasilan dalam memburu mangsanya bisa mencapai 95 persen. Dengan kemampuan terbang di udara, menyelam di air, terbang mundur, berputar 360 derajat dan berbalik 180 derajat, kemampuan terbangnya bahkan dapat mencapai 30 mil per jam.

Terdapat sekitar 3012 spesies capung yang diketahui per tahun 2010. Mereka diklasifikasikan ke dalam 348 genus dan 11 famili. Capung dapat ditemukan di berbagai benua di dunia kecuali benua Antartika.

Hewan ini dapat ditemukan mulai dari tepi pantai sampai dataran tinggi. Dalam keseharianmu, pasti kamu pernah menemukan kumpulannya beterbangan di pekarangan rumah, sawah, hutan, danau, sungai bahkan di lingkungan perkotaan.

Siklus Berkembang Biak Capung

capung
Capung merupakan salah satu hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna

Capung menyukai lingkungan berair untuk bertelur. Mereka meletakkan telurnya pada tumbuhan di air menggenang atau air mengalir. Capung jantan memiliki sifat yang lebih teritorial dan akan membela wilayah tempat larvanya ditelurkan.

Telur yang menetas mengeluarkan larva atau tempayak akan hidup dan berkembang di dasar air dan mengalami metamorfosis. Capung merupakan serangga hemimetabola, yang berarti ia tidak melewati tahap pupa dan memiliki metamorfosis tidak sempurna.

Kemudian berkembang menjadi larva/nimfa dan kemudian keluar dari air menjadi capung dewasa. Siklus hidup capung bervariasi, sejak dari telur, menetas sampai dewasa berkisar dari 6 bulan sampai 6 atau 7 tahun.

Beberapa spesies capung menelurkan telurnya di dalam jaringan tumbuhan, dan beberapa lainnya bertelur tepat di atas permukaan air. Larva akan menyerap oksigen dari air tersebut menggunakan insang yang terdapat pada bagian rektumnya. Perutnya akan memompa air masuk dan keluar melalui anus.

Sejak dalam air dalam bentuk larva dan nimfa hidup sebagai hewan karnivora yang ganas, sebagai larva memakan plankton dan  sebagai nimfa memburu dan memangsa anak-anak ikan dan berudu. Sedangkan capung dewasa memangsa nyamuk, lalat dan serangga lainnya.

Habitat hewan ini bisa sebagai indikator alami untuk mendeteksi kualitas air di lingkungan sekitar ia berada. Jika kita masih bisa menemui hewan ini, berarti menandakan perairan kita cukup bersih dari pencemaran. Hal ini dikarenakan telur dan larva hanya bisa berkembang biak dan bertahan hidup di perairan yang tak tercemar.

Larva yang belum memiliki sayap itu biasanya berwarna gelap dan berbintik, menyerupai sedimen atau tumbuhan dimana ia menempel. Matanya menonjol keluar layaknya capung dewasa, namun memiliki struktur yang lebih kuat.

Terdapat bagian tubuh yang disebut dengan “topeng” yang merupakan sebutan untuk bagian mulut ketiga larva. Ukurannya lebar dan harus terlipat di antara kepala dan thorax saat sedang tidak digunakan. Di ujung topeng tersebut terdapat penjepit berbentuk taring yang digunakan untuk menangkap mangsa, seperti cacing, berudu, dan ikan kecil.

Apakah informasi di atas memberikan pengetahuan yang berguna untuk kamu? Tinggalkan pertanyaan dan pesanmu di kolom komentar, serta jangan lupa untuk membagikan tulisan ini kepada teman-temanmu, ya!

hewan reptil

Fakta Unik Reptil: Hewan Vertebrata Berdarah Dingin

Reptil merupakan kelompok hewan vertebrata dengan ciri fisik yaitu memiliki kulit bersisik atau bercangkang, beberapa hewan bahkan memiliki keduanya.

Tidak seperti jenis hewan lain seperti burung dan mamalia, reptil merupakan hewan berdarah dingin yang secara konstan tidak menjaga temperatur dalam tubuhnya. Tanpa bulu atau rambut yang dapat berfungsi sebagai insulasi, mereka tidak dapat menjaga suhu hangat saat cuaca dingin. Dan karena mereka juga tidak memiliki kelenjar keringat, mereka pun tidak dapat mendinginkan badan mereka saat cuaca panas. Saat terjadi peningkatan atau penurunan temperatur secara drastis, hewan reptil hanya akan mencoba bergerak ke arah tempat yang lebih teduh atau hangat.

Mereka memiliki metabolisme yang lambat dan cenderung lebih menyukai tempat hangat. Saat musim dingin, mereka akan berhibernasi. Hewan reptil juga mengandalkan temperatur untuk bereproduksi. Kebanyakan dari hewan reptil juga merupakan Ovipar atau bertelur dan sebagian kecil Ovovivipar (bertelur dan menetas dalam dalam tubuh kemudian dilahirkan) seperti pada ular dan sebagian kadal. Ular boa dan piton merupakan satu-satunya hewan reptil yang melahirkan. Spesies reptil lainnya bereproduksi dengan bertelur. Telur tersebut lantas akan menetas setelah beberapa hari atau bulan setelahnya. Temperatur tanah memegang peranan penting dalam masa-masa tersebut karena ia akan menentukan jenis kelamin hewan tersebut.

Reptilia juga termasuk hewan Tetrapoda atau hewan berkaki empat walaupun tidak semuanya. Hewan reptil sendiri tercatat telah ada sejak 315 juta tahun yang lalu dan juga merupakan hewan yang mendominasi dunia saat periode Mesozoikum. Periode tersebut hanya bertahan selama 270 juta tahun hingga akhirnya mencapai kepunahan dinosaurus.

Kelompok hewan reptil yang kini masih hidup adalah kura-kura (ordo Testudinata), tuatara (ordo Rhynchocephalia [Sphenodontia]), kadal dan ular (ordo Squamata), dan buaya (ordo Crocodilia). Secara keseluruhan, terdapat sekitar 8.700 spesies reptil yang masih hidup di dunia.

Hewan reptil yang telah punah bahkan memiliki spesies yang lebih beragam lagi mulai dari plesiosaurus laut, pliosaurus, dan ichthyosaurus. Secara taksonomi, reptilia dan synapsida (kelompok mamalia yang serupa dengan hewan reptil) merupakan kelompok yang masih bersaudara dan memiliki nenek moyang yang sama. Selama jutaan tahun lamanya, beberapa spesies dari kedua kelompok ini memiliki kemiripan dari segala aspek. Namun seiring perubahan zaman, gaya hidup mereka pun berubah dan dari garis keturunan synapsid munculah hewan mamalia yang memiliki rambut, berdarah hangat (endothermic), serta memiliki kelenjar susu.

Semua spesies burung dan beberapa jenis reptil yang telah punah seperti dinosaurus juga berevolusi hingga memiliki fisiologi endothermic. Namun, mayoritas dari reptil yang kini hidup memiliki fisiologi ectothermic (berdarah dingin).

Banyak dari spesies reptil memiliki sisik epidermal yang berguna melindungi tubuh mereka dari kekeringan dan juga dapat melakukan regenerasi ketika terjadi kerusakan. Sisik ini terbuat dari salah satu jenis keratin yaitu beta keratine. Keratin merupakan komponen utama pembentuk sisik hewan reptil. Sisik dan interscalar yang dimiliki juga mengandung alpha keratin.

Ukuran sisik yang dimiliki hewan reptil beragam. Mulai dari yang berukuran mikroskopik seperti yang dimiliki dwarf gecko (Sphaerodactylus), hingga yang berukuran relatif besar seperti sisik yang dimiliki kadal dan ular. Ukuran paling besar berada pada sisik yang menutupi cangkang kura-kura dan juga sisik buaya.

Habitat Hewan Reptil

Reptil merupakan jenis hewan yang mayoritas berada di daerah tropis dan kebanyakan dari mereka berada di antara garis lintang 30° utara dan garis bujur 30° selatan. Meskipun ada beberapa hewan yang hidup berdekatan dengan lingkar arktik, yaitu ular viper eropa (Vipera berus) dan Kadal vivipar (Lacerta vivipara/Zootoca vivipara).

Spesies reptil seperti ular, kadal, dan kura-kura juga tinggal di wilayah dingin, dan karenanya gaya hidup mereka telah berevolusi agar mampu bertahan dan bereproduksi hanya dengan beraktivitas selama kurang lebih tiga bulan setiap tahunnya.

Banyak dari hewan reptil, khususnya spesies kadal, yang memiliki temperatur tubuh favorit. Mereka hanya akan beraktivitas jika temperatur tubuh mereka berada di atas 28 °C dan akan berada di bawah cahaya matahari demi mendapatkan temperatur tinggi tersebut.

Habitat hidup hewan reptil sangatlah beragam, mulai dari pegunungan hingga laut. Ular perut kuning (Pelamis platurus) memiliki habitat di sekitar laut. Ia makan dan bereproduksi jauh dari garis pantai sementara jenis ular laut lain tinggal di daerah pesisir pantai. Penyu juga salah satu hewan reptil lain yang beraktivitas di daerah laut dan kebanyakan dari spesiesnya memiliki fase pelagic yang dialami dari saat mereka menetas hingga menjadi penyu kecil.

Banyak dari spesies ular, buaya dan kadal yang merupakan hewan akuatik dan memiliki habitat di daerah sungai atau danau. Sementara beberapa spesies ular dan kadal lainnya berhabitat di hutan, padang rumput hingga padang pasir.

Pengelompokan Hewan Reptil

Reptil yang hidup di jaman ini merupakan representasi dari sedikit kelompok reptil yang ada secara keseluruhan, untuk itu, pengelompokan hewan reptil tergantung kepada sisa fosilnya. Misalnya, tertinggi klasifikasi reptil ditentukan oleh karakter kerangka spesies tersebut.

Reptil (dari kelas Reptilia) dan mamalia (dari kelas Mamalia) merupakan dua jenis hewan yang masih hidup dari kelompok Amniota, sebuah kelompok hewan dengan karakter memiliki membran amniotik. Struktur embrionik ini memang tidak dapat ditemukan dari jejak fosil, namun mereka dari tampilannya di masa ini, dapat diketahui bahwa reptil dan synapsids memiliki nenek moyang yang sama.

Berdasarkan ordonya, hewan reptil dapat diklasifikasikan menjadi 4 kelompok, yaitu:

Ordo Crocodilia

buaya
Semua spesies buaya merupakan anggota dari ordo crocodilia

Ordo crocodilia mempunyai sisik yang tebal terbentuk dari keratin yang diperkuat dengan lempengan tulang yang disebut skuta sebagai pelindung. Ciri fisiknya adalah berkaki empat dan berkuku pada setiap jarinya, lalu memiliki otot yang kuat pada ekornya dan berkembang biak secara Ovipar.

Kepala pada ordo crocodilia berbentuk piramida, keras dan kuat disertai dengan gigi yang runcing untuk mencabik-cabik mangsanya. Habitat alaminya adalah di perairan air tawar maupun air asin.

Contoh hewan ordo Crocodilia: Buaya Air Tawar, Buaya Air Asin dan berbagai jenis bangsa buaya lainnya.

Ordo Chelonia

penyu
Anggota dari ordo ini merupakan hewan-hewan reptil bercangkang keras seperti kura-kura dan penyu

Ordo chelonia merupakan hewan reptilia yang memiliki cangkang dalam bentuk lempengan serta tulang belakang dan rusuk yang saling menyatu. Tubuhnya yang pendek dan lebar dilindungi oleh karapaks (cangkang bagian atas) dan plastron (cangkang bagian bawah). Ciri khas hewan dari ordo ini adalah mereka tidak bergigi dan lidahnya tidak dapat menjulur.

Hewan dari ordo ini biasa hidup di daerah air asin dan air tawar. Mereka berkembang biak dengan bertelur dan sang induk biasanya akan menanam telurnya di dalam lubang.

Contoh hewan Ordo Chelonia: yaitu Kura-kura dan penyu.

Ordo Rhinchochepalia

tuatara
Tuatara memiliki kemiripan dengan spesies iguana atau kadal, namun mereka merupakan hewan dari ordo yang berbeda

Ordo Rhinchochepalia merupakan jenis reptil yang telah ada sejak zaman prasejarah dan masih bertahan hidup hingga saat ini. Satu-satunya spesies ordo Rhinchochepalia yang masih ada yaitu Tuatara, ia memiliki kemiripan dengan kadal.

Tuatara hanya terdapat di Selandia Baru dan merupakan satu-satunya spesies Ordo Rhinchochepalia yang masih hidup dan diyakini telah hidup sejak zaman Dinosaurus. Reptil ini memiliki mata ke-3 di dahinya yang berfungsi untuk mengenali gelap dan terang serta memiliki duri yang berderet sepanjang tulang belakang.

Ia berkembang biak dengan bertelur dan hanya satu butir saja dalam satu kali masa bertelur. Pertumbuhan tuatara sangat lama, paling lama diantara reptil yang lain. Ia memerlukan waktu antara 10-20 tahun untuk mencapai usia dewasa. Tuatara adalah hewan pemalu dan penyendiri. Ia juga merupakan hewan nokturnal yang aktif di malam hari. Makanan utama mereka adalah burung, kadal, katak, serangga, dan laba-laba.

Tuatara dewasa mencapai panjang hingga 80 cm dengan berat sampai 1,3 kg. Warna tubuhnya biasanya kelabu kehijauan atau kelabu kecokelatan.

Ordo Squamata

Ordo Squamata merupakan ordo terbesar dalam kelompok reptil. Hewan-hewan yang termasuk ke dalam ordo ini adalah kadal, iguana, ular dan hewan amfibi yang secara keseluruhan dikenal dengan reptil bersisik atau squamates.

Terdapat sebanyak 10.000 spesies hewan di dalam ordo ini yang membuatnya ordo dengan hewan vertebrata terbanyak kedua setelah perciformes. Hewan dari ordo ini dikenal memiliki kulit sisik berduri atau menyerupai tameng.

Apakah penjelasan mengenai hewan reptil di atas memberikan pengetahuan yang bermanfaat untukmu? Tinggalkan pertanyaan dan pesanmu di kolom komentar, serta jangan lupa untuk membagikan tulisan ini ke teman-temanmu, ya!

katak dan kodok

Apa Bedanya Katak Dan Kodok? Berikut 10 Fakta Menariknya

Mungkin masih banyak dari kamu yang beranggapan bahwa katak dan kodok merupakan hewan yang sama. Pada kenyataannya, kodok dan katak adalah hewan dengan karakteristik dan kelompok famili yang berbeda.

Katak, atau dalam bahasa inggris disebut frog, merupakan hewan amfibi dari ordo Anura. Sedangkan kodok (bangkong), atau dalam bahasa inggris disebut toad, juga merupakan anggota ordo Anura namun, termasuk juga dalam famili Bufonidae.

Jadi, katak dan kodok merupakan bagian dari ordo Anura namun, hanya kodok yang merupakan anggota famili Bufonidae.

Jika dilihat secara sepintas, kamu mungkin akan merasa sulit membedakan keduanya. Berikut beberapa hal yang harus kamu tahu agar lebih mudah melihat perbedaan antara katak dan kodok:

  1. Mayoritas dari katak memiliki kaki panjang dan kulit halus yang dibalut oleh mukus yang membuat mereka selalu terlihat basah meskipun sedang tidak berada di air. Sedangkan kodok memiliki kaki yang lebih pendek dan kulit yang lebih kasar, waterproof & tebal.
  1. Kodok lebih sering berada di darat karena didukung oleh kulitnya yang mampu bertahan di kondisi kering. Sedangkan katak lebih sering terlihat di air, karena kulitnya dapat dengan mudah kehilangan kelembapan jika berada di tempat kering.
  1. Karena memiliki kaki yang panjang, katak biasanya akan melompat. Sedangkan kodok biasanya lebih sering merangkak karena memiliki kaki yang lebih pendek.
  1. Kedua hewan tersebut juga memiliki wajah yang berbeda. Katak memiliki hidung yang lebih mancung, sedangkan kodok memiliki hidung yang lebih lebar.
  1. Saat masih berbentuk kecebong, katak memiliki tampilan yang lebih ramping dibandingkan dengan kecebong kodok yang memiliki tampilan lebih gempal. Kecebong katak juga memiliki bintik keemasan, sedangkan kecebong kodok berwarna hitam.

Untuk lebih lengkapnya, berikut 10 fakta menarik dari katak dan kodok yang wajib kamu ketahui.

Fakta Menarik Katak

katak
Kaki katak merupakan bagian yang paling banyak dikonsumsi oleh manusia

Menurut sebuah penelitian, ada sekitar 4.810 jenis atau spesies katak di muka bumi ini. Yang membedakan katak satu dengan yang lainnya adalah tempat katak hidup, warna kulit, bentuk tubuh,dan ada atau tidaknya racun pada selaput kulitnya. Berikut merupakan beberapa fakta unik mengenai katak:

  1. Katak Dapat Dijadikan Indikator Pencemaran Air

Berbeda dengan hewan lain yang kebanyakan minum melalui mulutnya, katak minum melalui kulitnya yang bisa menyerap cairan. Sedangkan mulut katak hanya digunakan untuk menelan makanannya.

Katak memiliki kulit yang permeabel atau bisa ditembus. Karena itulah, apapun bisa masuk ke dalam tubuh katak. Mulai dari air, udara, bahkan racun dari air yang tercemar. Untuk itu katak membutuhkan lingkungan yang bersih. Sedikit saja lingkungan tercemar maka katak akan terkena dampaknya secara langsung, karena limbah tersebut dapat terserap ke dalam kulitnya.

Selain itu, katak bertelur di dalam air. Telur katak hanya berlapis lendir, tidak bercangkang. Sehingga jika air tercemar, maka bakal anakan katak juga akan mati. Inilah mengapa katak merupakan indikator pencemaran air yang baik.

  1. Memiliki Gelembung Pada Lehernya

Gelembung yang terletak di leher katak atau kodok disebut dengan vocal sac. Ia mampu membesar hingga 3 kali lebih besar dari kepala katak itu sendiri saat dikembangkan secara maksimal dan berisi air.

Mayoritas spesies katak memiliki vocal sac namun, gelembung ini lebih banyak ditemukan pada katak jantan dari pada betina. Pada beberapa spesies, baik jantan atau betina keduanya memiliki vocal sac. Untuk jenis katak yang dapat dimakan, mereka memiliki dua vocal sac di setiap sisi mulutnya.

Pada katak jantan, gelembung ini digunakan pada saat memanggil katak betina saat musim kawin. Pada saat vocal sac mengembang, suara katak tersebut pun akan ikut berubah menjadi lebih nyaring. Hal ini berguna agar katak betina yang berada jauh dapat mendengar panggilan tersebut. Suara panggilan ini dapat terdengar hingga sejauh 1 mil (1.609 km). 

Pada saat seekor katak mengeluarkan suara panggilan tersebut, katak jantan lain di sekitarnya pasti akan turut melakukan hal yang sama demi berkompetisi untuk mendapatkan katak betina. Setiap jenis katak memiliki suara khasnya sendiri dan katak betina didesain untuk dapat membedakan suara panggilan dari spesiesnya sendiri. Suara tersebut juga digunakan pada saat katak jantan melindungi teritori mereka dari pejantan lain. 

Katak dapat mengembangkan vocal sac-nya dengan cara menghirup udara sebanyak-banyaknya dan menyalurkannya ke dalam vocal sac, layaknya balon. Jika kamu penasaran dan ingin melihat langsung saat katak melakukan hal tersebut, pastikan kamu melakukannya pada saat malam. Karena katak hanya melakukan panggilan dan mengembangkan vocal sac-nya pada malam hari. Berikut merupakan cuplikannya:

  1. Katak Hanya Memiliki Gigi di Satu Rahang

Kita harus tahu jika katak juga memiliki gigi yang hanya terletak di rahang atasnya yang disebut Vomerine Teeth. Gigi ini berfungsi untuk membuat mangsa tak berdaya hingga akhirnya katak bisa menelannya perlahan-lahan. Lalu, terdapat juga Maxillary teeth yang terletak di rahang atasnya. Mereka tidak memiliki gigi di rahang bawah sehingga biasanya mereka memakan mangsanya dengan cara ditelan utuh. Gigi di rahang atas hanya berfungsi menekan mangsanya agar lebih mudah ditelan.

  1. Ini Perbedaan Katak Jantan Dan Betina

Bisakah kita membedakan katak jantan dan betina hanya dalam sekali pandang? Jawabannya tentu bisa! Katak memiliki telinga yang disebut tympanum. Terletak di belakang mata. Jika telinga lebih besar dari mata maka katak itu jantan. Jika lebih kecil maka katak itu betina. Selain itu, biasanya katak betina berbadan lebih besar dari jantan.

  1. Katak Dapat Dimakan Manusia

Beberapa jenis katak dan kodok bisa dikonsumsi dagingnya oleh manusia. Alternatif makanan protein pengganti daging ayam dan daging sapi yang sering dikonsumsi. Jenis seperti katak hijau (Rana macrodon) dan katak sawah (Rana cancrivora) sering diolah oleh masyarakat Indonesia sebagai makanan yang lezat.

Pada tahun 1970-an hingga 1980-an Indonesia pernah menjadi negara pengekspor katak terbesar di dunia bersama dengan India dan Bangladesh. Sebelum akhirnya ekspor katak dilarang karena bisa merusak ekosistem.

Akhirnya, Indonesia mendatangkan katak jenis baru yang disebut Bullfrog dari Amerika Utara untuk dibudidaya. Kodok yang merupakan jenis kodok sejati (true frog) ini memiliki banyak kelebihan, yaitu sangat besar (500 gram saat dewasa) dan mampu beradaptasi dengan baik pada lingkungan Indonesia.

Kodok jenis ini memiliki gizi yang tinggi terutama kandungan protein hingga nyaris 20 gram per 100 gram berat daging. Hampir mendekati protein dada ayam yang memiliki kandungan protein 30 gram per 100 gram daging.

Jenis katak lain yang dapat dikonsumsi adalah jenis Pig Frog atau lagoon frog dan Bronze Frog. Jika kamu tertarik untuk mencobanya, konsumsilah dengan bijak. Karena ternyata populasi katak dan kodok kini terancam punah karena perburuan manusia.

Fakta Menarik Kodok

kodok
Kodok jenis bullfrog merupakan kodok yang paling banyak dikonsumsi oleh manusia karena ukurannya yang besar

Hewan yang dapat berpura-pura mati atau mengembangkan tubuh mereka sendiri agar tampak lebih besar saat mereka merasa terancam ini memiliki harapan hidup 3 hingga 5 tahun di alam liar. Sedangkan kodok yang tumbuh di penangkaran dapat hidup hingga 39 tahun. Berikut merupakan beberapa fakta menarik lainnya tentang kodok:

  1. Mereka Tidak Mengeluarkan Suara “Ribbit” Seperti Yang Kita Kira

Saat kalian melihat kodok, kalian pasti berharap ia mengeluarkan suara “ribbit” seakan itu suara khasnya, bukan? Namun, pada kenyataannya bukan begitu suara asli seekor kodok.

Penasaran bagaimana sebenarnya suara seekor kodok? Simak video di bawah ini:

  1. Kodok Ternyata Beracun

Beberapa kodok, seperti kodok yang berada di wilayah Amerika dan memiliki bintik berwarna merah atau kuning ternyata beracun. Kodok memiliki dua kelenjar parotid di belakang kepala mereka. Kelenjar inilah yang akan mengeluarkan racun pada saat mereka merasa stres atau terancam.

Racun tersebut memiliki reaksi yang berbeda pada setiap hewan dikarenakan setiap hewan memiliki imun dan pertahanan diri yang berbeda. Efek yang diberikan adalah iritasi pada mata dan mulut, hingga bisa juga berakibat fatal bagi beberapa hewan lain. Beberapa jenis kodok seperti jenis cane toad memiliki racun yang lebih berbahaya dibanding kodok jenis lain.

Namun jangan khawatir, racun tersebut tidak berbahaya jika kamu sekadar menyentuhnya. Namun meski begitu, tetaplah berjaga-jaga dengan mencuci tanganmu setelah memegangnya. Hal ini dilakukan agar kamu terhindar dari iritasi atau alergi yang mungkin terjadi.

Racun yang memiliki tekstur seperti susu itu berfungsi untuk membuat tubuh mereka terasa tidak enak saat dimangsa oleh predator dan menjadi berbahaya saat tertelan. Namun untuk beberapa hewan yang imun terhadap racun kodok, seperti ular besar, kodok akan mengganti pertahanan tubuhnya dengan mengeluarkan urin atau membuat tubuhnya lebih keras agar sulit ditelan.

  1. Mereka Memakan Kulitnya Sendiri

Saat bertumbuh dewasa, kodok berganti kulit setiap beberapa minggu sekali. Kodok dewasa berganti kulit sebanyak 4 kali selama setahun. Kulit yang terkelupas lalu dikumpulkan di bawah lidahnya untuk lantas dimakan.

Katak juga berganti kulit, namun bedanya adalah katak hampir setiap minggu berganti kulit. Itulah kenapa kulit katak selalu terlihat lembab dan cenderung berlendir. Beberapa jenis bahkan hampir setiap hari berganti kulit. Seperti kodok, kulit lama yang terkelupas juga akan dimakan sendiri oleh katak.

  1. Kodok Tidak Memiliki Gigi

Jika katak setidaknya memiliki gigi di rahang atas yang berfungsi untuk menahan mangsanya saat akan ditelan, kodok tidak memiliki satupun gigi sama sekali.

Kebanyakan dari kodok berburu dengan cara menunggu mangsanya lewat untuk kemudian diterkam. Kodok hanya dapat menjulurkan lidahnya yang lengket untuk menangkap mangsa. Seekor kodok dapat memakan hingga 1000 serangga per harinya.

  1. Kodok Dapat Ditemukan Di Semua Benua Kecuali Antartika

Di seluruh benua yang ada di dunia ternyata terdapat berbagai jenis kodok. Namun ada satu benua yang tidak dihuni oleh satupun kodok, yaitu Antartika. Namun tidak itu saja, di beberapa negara kepulauan yang terisolasi seperti Selandia Baru, Papua Nugini dan Madagaskar, juga tidak terdapat satupun kodok.

Spesies kodok besar merupakan jenis kodok Eropa yang tersebar di seluruh daratannya. Jenis cane toad yang  merupakan jenis kodok asal Amerika Selatan dan Tengah, dibawa ke Australia untuk membasmi hama beetles di ladang tebu. Namun, kini jenis kodok tersebut dianggap sebagai hama di Australia.

Apakah fakta-fakta tersebut telah menambah pengetahuanmu? Tinggalkan pertanyaanmu terkait katak dan kodok pada kolom komentar, serta jangan lupa untuk membagikan tulisan ini ke teman-temanmu jika kamu menyukainya.

kucing

Kumpulan Fakta Unik dan Mengagumkan Kucing

Definisi

Kucing yang sering dipelihara oleh banyak orang, atau dikenal dengan nama latin Felis catus, merupakan spesies hewan domestik yang termasuk ke dalam golongan mamalia dan karnivora. Ia merupakan satu-satunya hewan dari keluarga felidae yang didomestikasi (dijinakan) dan sering disebut sebagai kucing domestik untuk membedakannya dari jenis hewan liar di keluarganya. Secara anatomi, kucing domestik tidak memiliki banyak perbedaan dengan spesies kucing lain.

Kucing domestik banyak dijadikan sebagai peliharaan oleh manusia karena selain berguna sebagai teman, ia juga diharapkan dapat memburu tikus. Kucing biasanya lebih suka untuk berburu mangsanya secara individu, namun tetap termasuk jenis hewan sosial.

Kucing pertama kali didomestikasi pada 7500 SM di Near East. Dikatakan bahwa Mesir merupakan negara pertama yang menginisiasi domestikasi kucing di zaman Mesir kuno mengingat banyaknya pemujaan terhadap kucing di zaman itu.

Klasifikasi Kucing

kucing
Kucing masih merupakan kerabat dari kucing besar seperti macan, harimau, singa dan kucing besar lainnya

Pada tahun 2003, the International Commission on Zoological Nomenclature menyatakan bahwa kucing domestik merupakan spesies yang berbeda dengan kucing lainnya (Felis Catus). Nama Felis Catus diinisiasi oleh Carl Linnaeus pada tahun 1758 yang dimaksudkan untuk kucing domestik. Lalu pada 2007, jenis kucing domestik dimasukan ke dalam sub spesies Felis silvestris catus, yang merupakan turunan dari European wildcat (Felis silvestris) berdasarkan hasil temuan phylogenetic.

Kucing domestik merupakan anggota dari keluarga Felidae, sebuah keluarga yang nenek moyangnya ada sejak 10 hingga 15 juta tahun lalu. Genus Felis muncul dari keluarga Felidae sejak 6-7 juta tahun lalu. Hasil penelitian phylogenetic menunjukan bahwa spesies Felis liar berevolusi melalui spesiasi simpatrik dan parapatrik. Sedangkan kucing domestik berevolusi melalui seleksi artifisial.

Fakta Unik Kucing

Bagi kalian yang memiliki peliharaan kucing atau senang dengan hewan yang menggemaskan ini, berikut kitacerdas telah menyiapkan beberapa fakta unik seputar kucing yang dapat menambah pengetahuanmu!

Perilaku “Menggila” Akibat Catnip

Apa kamu penasaran mengapa kucing selalu dibuat heboh jika diberikan catnip? Tapi apa sih catnip itu?

Catnip (Nepeta) merupakan keluarga dari tumbuhan Mint (Labiatae) dan memiliki kandungan minyak, sterols, asam dan tannins. Ia merupakan tumbuhan yang berasal dari daerah Eropa, Asia dan Afrika. Sekarang ini ia tumbuh liar bagai rumput dan biasa digunakan sebagai rempah untuk masakan.

Lalu apa yang terjadi saat kucing diberikan tumbuhan ini?

Kandungan aktif nepetalactone yang ada di dalamnya merupakan essential oil yang mampu mengubah perilaku kucing. Dan bukan hanya kucing domestik, spesies kucing liar lain seperti singa, macan dan harimau mampu dibuat “gila” oleh tumbuhan ini. Namun, hanya kucing dewasa yang akan memberikan respon demikian dan bukan anak kucing.

Respon yang biasanya dilakukan kucing jika diberi tanaman ini adalah mengendus-endus, mengunyah, menjilat, serta menggosokkan wajahnya. Kadang juga diikuti oleh sifat yang berubah menjadi hiperaktif. Efek ini biasanya akan bertahan sekitar 5-10 menit.

Namun tidak semua spesies kucing domestik dapat memberikan respon demikian loh. Dikatakan bahwa lebih dari setengah jenis kucing yang ada di dunia tidak bereaksi saat diberikan catnip. Ilmuwan pun belum menemukan alasan di balik fenomena tersebut.

Namun mereka menduga hal ini berkaitan dengan kesensitifan kucing yang diturunkan dari masing-masing induknya. Jika mereka dilahirkan dari orang tua yang sensitif terhadap catnip, maka terdapat kemungkinan besar kucing tersebut akan sensitif pula terhadap catnip.

Untuk lebih jelasnya, berikut merupakan gambaran kucing yang terkena efek dari tanaman catnip:

Tidak Semua Kucing Membenci Air

Para ahli menduga bahwa alasan di balik kucing yang benci untuk terkena air adalah karena mereka merasa tidak nyaman saat bulu mereka basah dan hal tersebut dapat membuat kucing kehilangan kendali.

Namun ternyata tidak semua jenis kucing membenci air, beberapa jenis diketahui suka sekali berendam di air, loh! Seperti contohnya jenis Turkish van, Maine coon, dan Bengal.

Kemampuan Mata

Kucing memiliki penglihatan yang sangat baik pada malam hari. Hal ini dikarenakan mata kucing memiliki apa yang disebut dengan tapetum lucidum, yang mampu memantulkan cahaya yang melewati retina kembali ke mata dan karenanya meningkatkan sensitivitas mata.

Kucing domestik memiliki pupil berbentuk pipih yang membuat mereka mampu untuk fokus terhadap cahaya tanpa chromatic aberration. Namun, mereka memiliki kemampuan mengenali warna yang buruk. Mereka tidak mampu untuk membedakan antara warna merah dan hijau.

Kucing yang Hilang Mampu Pulang Dengan Psi-traveling

Apakah kamu pernah mendengar cerita seekor kucing yang tiba-tiba hilang namun beberapa hari kemudian ia muncul lagi entah dari mana? Kok bisa ya?

Dikatakan bahwa kucing memiliki apa yang disebut dengan “home instinct”, sebuah insting yang dapat membuat mereka mampu untuk mengingat jalan pulang meskipun telah pergi ke tempat yang jauh. Hal ini dipercaya karena kucing memiliki sensitivitas terhadap ladang magnetik yang mampu berperan sebagai kompas internal. Dr. Joseph Rhine, seorang profesor dari Duke University memberikan istilah “Psi-traveling” terhadap kemampuan ini.

Tidak Dapat Merasakan Manis

Kucing tidak dapat merasakan manis. Jika kita memberikan permen atau pun susu manis maka kucing hanya merasakannya sebagai makanan tawar atau jika ada rasa asin maka hanya rasa itu yang diketahui oleh otak kucing.

Kucing hanya memiliki sedikit pengecap pada lidahnya jika dibandingkan dengan manusia. Jika manusia memiliki 9000, maka kucing hanya memiliki 470an pengecap. Semua spesies kucing mengalami mutasi genetik yang membuat pengecap rasa manis mereka tidak bisa merasakan rasa manis. Namun, pengecap mereka mampu merasakan asam, seperti asam amino dan rasa pahit.

Menandai Teritori Saat Memijat

Para ahli belum tahu betul mengapa kucing senang memijat (menginjak-injak), namun mereka menduga bahwa hal tersebut merupakan pertanda bahwa kucing sedang menandai teritorinya menggunakan kelenjar pada tangan & kakinya yang dapat mengeluarkan bau.

Jadi, saat kucing peliharaanmu gemar melakukan hal tersebut pada badanmu, itu berarti mereka sedang menandaimu sebagai miliknya.

Anak kucing yang senang memijat bagian perut induknya untuk menstimulasi air susu juga dikatakan membawa perilaku ini hingga dewasa. Fenomena ini disebut dengan neotenic behavior.

Apakah informasi di atas memberikanmu pengetahuan baru tentang kucing? Tinggalkan pertanyaan dan pesanmu di kolom komentar, serta jangan lupa untuk membagikan tulisan ini ke teman-temanmu, ya!

hewan terbesar di dunia

Daftar Hewan Terbesar di Dunia

Pernahkan kamu bertanya-tanya hewan apa yang paling besar di dunia? Apakah itu badak? Gajah? Atau mungkin kamu bertanya-tanya hewan apa yang paling tinggi dan berat di dunia?

Hewan terbesar yang ada di bumi dapat ditentukan berdasarkan ukurannya, panjangnya, tingginya, massanya atau bahkan ukuran genomnya.

Di antara organisme hewan, spesies terbesar kebanyakan merupakan mamalia laut, khususnya paus. Hewan terbesar yang hidup di darat juga didominasi oleh mamalia.

Sering kita mendengar binatang atau hewan terbesar di dunia yang ditemukan, di alam bebas masih terdapat banyak binatang atau hewan yang mempunyai ukuran yang cukup besar dibandingkan dengan hewan lainnya di sekitar mereka.

Tim kitacerdas telah menyiapkan daftar hewan-hewan terbesar di dunia berdasarkan klasifikasinya di bawah ini.

Paus Biru Merupakan Hewan Terbesar di Dunia

hewan terbesar di dunia
Meskipun bertubuh paling besar di lautan, paus biru hanya memangsa organisme kecil

Paus Biru, yang memiliki nama latin Balaenoptera musculus, dinobatkan menjadi hewan yang paling besar di dunia. Tidak ada hewan atau makhluk jenis lain yang menandingi kebesaran mamalia laut ini. Paus ini memiliki panjang paling tidak 30 meter dan berat 180 ton. Berat lidah paus biru bahkan lebih besar dari gajah, yaitu sekitar panjang 2,7 ton, sedangkan gajah asia yang terbesar hanya memiliki berat 600 kg. Anggota dari infra ordo Cetacea ini diestimasikan memiliki berat keseluruhan sebesar 250 ton.

Paus biru hanya memangsa beberapa hewan khusus seperti udang yang bernama Krill. Pada masa makan di musim panas, dalam sehari seekor paus biru dapat memangsa sekitar 3,6 ton makanan. Atau dapat diperkirakan ada sekitar 40 juta Krill yang dimakan perharinya.

Gajah Afrika Merupakan Hewan Paling Besar Yang Hidup di Daratan

hewan terbesar di dunia
Gajah dapat mengenali spesies berbeda melalui kupingnya

Gajah Afrika, atau biasa dikenal dengan sebutan The African bush elephant (Loxodonta africana), adalah hewan paling besar di daratan. Sesuai dengan namanya, ia memiliki habitat di daerah sub-sahara Afrika. Hewan yang berasal dari ordo Proboscidea ini memiliki tinggi 6-7,5 meter dan berat mencapai 6,5 ton untuk pejantannya. Sedangkan untuk betina, bisa mencapai tinggi 5,5-6,9 meter dengan berat hingga 3 ton. Saat baru lahir ia sudah berbobot 100 kg.

Gajah afrika terbesar yang pernah tercatat hidup pada tahun 1974 di Angola. Gajah jantan tersebut memiliki panjang 10.67 meter dari gading hingga ekornya dan berbobot hingga 12.25 ton.Karena ukuran dan kekuatannya, hewan ini tidak memiliki predator alami tapi gajah yang masih kecil biasanya menjadi incaran singa, buaya ataupun macan kumbang.

Gajah Laut Adalah Hewan Karnivora Terbesar di Dunia

hewan terbesar di dunia
Bayi gajah laut dapat langsung bertambah berat setelah menyusui karena susu gajah laut mengandung banyak lemak

Gajah Laut, atau biasa dikenal dengan sebutan elephant seal, adalah hewan pemakan daging (karnivora)  terbesar di dunia yang masih hidup sampai sekarang ini. Gajah laut memiliki perbedaan yang besar antara jantan dan betina. Sang jantan bisa memiliki besar 5-6 kali melebihi dari betinanya. Rata-rata seekor betina dari gajah laut memiliki berat 400-900 kg dengan panjang tubuh 2.6-3 meter. Sedangkan pejantan gajah laut bisa memiliki berat 2,2-4 ton dengan panjang bisa mencapai 5,8 meter.

Rekor jantan terbesar yang pernah tercatat ditemukan di Possession Bay, Amerika Serikat, yang memiliki berat 5 ton dan panjang nyaris 7 meter. Mamalia ini mencari makan dengan menyelam ke dalam laut. Sekali selam bisa memakan waktu 20 menit pada kedalaman hingga 1000 meter.

 Buaya Air Asin Merupakan Reptil Terbesar di Dunia

hewan terbesar di dunia
Hewan karnivora ini mampu hidup selama 70 tahun, loh!

Buaya air asin atau yang memiliki nama latin Crocodylus porosus adalah reptil paling besar di dunia saat ini. Buaya ini ditemukan di bagian selatan Australia sampai Asia Tenggara dan di pesisir timur India. Buaya air asin jantan dewasa memiliki berat antara 400-1000 kg dan dengan panjang antara 4-5.5 meter. Buaya air asin adalah predator besar yang memiliki kemampuan memangsa hewan apa saja yang mendekat ke wilayah kekuasaannya, baik di daratan atau di dalam air asin.

Kapibara Merupakan Pengerat Terbesar di Dunia

Binatang pengerat yang paling besar di dunia ini adalah Kapibara. Hewan asli daerah yang memiliki iklim tropis dan banyak ditemukan di Amerika Selatan hingga sampai pegunungan Andes. Kapibara dewasa dengan tumbuh sempurna bisa mencapai panjang hingga 1,5 meter dan berat 105 kg. Kapibara selalu hidup dengan berkelompok, kelompok kecil terdiri hingga 20 Kapibara dan kelompok besar hingga 100 Kapibara.

Anakonda Hijau Adalah Ular Terbesar di Dunia

Kamu pasti pernah melihat film tentang anakonda bukan? Tubuhnya yang amat besar merupakan pembeda dari ular jenis lainnya. Di film ia bahkan digambarkan mampu menelan manusia dewasa secara utuh. Wah, ngeri sekali ya?

Kategori reptil terbesar di dunia jatuh kepada jenis Anakonda Hijau. Hewan yang memiliki nama latin Eunectes murinus ini hidup di sekitar sungai di hutan hujan tropis, khususnya di Amerika Latin. Panjang maksimum ular ini bisa mencapai 7,5 meter dengan berat mencapai 250 kg.

 Burung Unta Merupakan Burung Terbesar di Dunia

hewan terbesar di dunia
Burung unta akan menyembunyikan kepalanya di dalam lubang bawah tanah saat merasa takut

Unggas atau burung terbesar di dunia adalah burung unta atau Struthio camelus yang berasal dari daratan Afrika dan Arab. Burung unta jantan dewasa bisa memiliki ketinggian mencapai 2,8 meter dengan berat mencapai 156 kg. Telur dari burung unta bisa memiliki berat hingga 1,3 kg dan merupakan telur terbesar di dunia. Burung unta juga dikenal memiliki kecepatan dalam berlari. Mereka dapat berlari hingga 97,5 km/jam dan membuatnya menjadi burung tercepat di dunia.

Jerapa Merupakan Binatang Paling Tinggi di Seluruh Daratan

hewan terbesar di dunia
Leher jerapah yang membuatnya jadi makhluk tertinggi di dunia itu ternyata terlalu pendek untuknya menyentuh tanah

Jerapah adalah satu-satunya hewan tertinggi di daratan yang hingga kini masih hidup. Mamalia ini memiliki tinggi hingga 6 meter dengan berat mencapai 1,6 ton untuk jantan dan 850 kg untuk jerapah betina. Jerapah sangat mudah dikenali karena memiliki leher yang sangat panjang. Bahkan seekor jerapah bisa memiliki leher hingga lebih dari 2 meter.

Apakah informasi di atas memberikan pengetahuan yang berguna untuk kamu? Tinggalkan pertanyaan dan pesanmu di kolom komentar, serta jangan lupa untuk membagikan tulisan ini kepada teman-temanmu, ya!

hewan dilindungi

Daftar Hewan Langka yang Dilindungi di Indonesia

Hewan yang termasuk ke dalam kategori terancam (endangered), berarti memiliki jumlah spesies yang tinggal sedikit sekali sehingga terancam punah (extinct).

The International Union for the Conservation of Nature (IUCN) merupakan otoritas global yang berperan memberikan status terhadap flora dan fauna guna menentukan perlu atau tidaknya suatu spesies mendapat perlindungan.

Lembaga ini memiliki apa yang disebut dengan “Red List” yang merupakan daftar ribuan spesies hewan dan juga tumbuhan yang kini terancam kepunahan. Setiap empat tahun, IUCN akan melakukan evaluasi terhadap populasi suatu spesies dan menentukan apakah mereka terancam punah atau tidak.

Sebelum mencapai tahap terancam punah (endangered), IUCN juga menetapkan kategori lain, yaitu:

StatusPenjelasan
Extinct (EX) Spesies tidak pernah terlihat lagi
Extinct in the wild (EW)Diketahui hanya terdapat spesies yang hidup di penangkaran/selain di alam liar
Critically endangered (CE)Beresiko tinggi punah di alam liar
Endangered (EN)Terancam punah di alam liar
Vulnerable (VU)Beresiko terancam punah di alam liar
Near threatened (NT)Akan terancam punah dalam waktu dekat
Least concern (LC)Spesies yang tidak memenuhi kategori terancam punah (berdasarkan persebaran dan banyaknya taksonomi)
Data deficient (DD)Kurangnya data untuk membuat penilaian 
Not evaluated (NE)Belum dilakukan evaluasi

Daftar Hewan Yang Dilindungi di Indonesia

Tim kitacerdas.com telah merangkum beberapa spesies hewan yang statusnya kini terancam punah dan termasuk ke dalam hewan yang dilindungi di Indonesia.

Rusa Khas Indonesia

kijang
Kijang merupakan salah satu dari empat spesies rusa yang dilindungi di Indonesia

Terdapat 4 jenis rusa khas Indonesia yang kini masih hidup namun keadaannya sudah hampir punah, di antaranya Kijang (Muntiacus muntjak), Rusa Sambar (Cervus unicolor), Rusa Timor (Cervus timorensis), dan Rusa Bawean (Axis kuhli). Semua jenis rusa ini dilindungi karena spesiesnya yang mulai habis akibat perburuan yang berlebihan.

Telah banyak usaha yang dilakukan untuk melindungi keberlangsungan hidup spesies ini, seperti misalnya menciptakan penangkaran-penangkaran rusa yang dapat membantu proses reproduksi rusa. Hukum perlindungan terhadap hewan ini juga membuat perburuan dan perjualan-belian spesies ini menjadi ilegal.

Paus

ikan paus
Banyak masyarakat yang memburu paus secara ilegal untuk dijual belikan

Paus merupakan salah satu jenis hewan laut yang paling banyak diburu di dunia. Seperti sudah menjadi budaya, banyak masyarakat yang menjadikan anggota tubuhnya sebagai bahan makanan ataupun bahan pembuatan barang tertentu. Karena perburuan liar inilah maka jumlah beberapa spesies paus semakin berkurang. Untuk itu, pemerintah melakukan upaya perlindungan dengan menetapkan beberapa jenis paus sebagai hewan yang dilindungi.

Beberapa dari spesies paus yang dilindungi misalnya paus bryde kerdil, paus gembala laut, paus pembunuh kerdil, paus sperma, paus biru, paus sei, paus edeni dan masih banyak lagi.

Lumba-lumba

lumba-lumba

Di Indonesia, lumba-lumba merupakan hewan yang terbilang mudah untuk ditemukan di tempat hiburan seperti Sea World. Ia kerap dijadikan atraksi untuk menghibur pengunjung. Namun, tidak semua jenis lumba-lumba dapat dengan mudah kita temui. Beberapa terancam punah akibat populasinya yang semakin menurun.

Jenis spesies lumba-lumba yang dilindungi di Indonesia adalah lumba-lumba moncong pendek, lumba-lumba moncong panjang, dan lumba-lumba riso, lumba-lumba fraser, lumba-lumba tanpa sirip, lumba-lumba bungkuk indo-pasifik, Lumba – lumba pemintal, Lumba – lumba garis, Lumba – lumba pemintal Kerdil, Lumba – Lumba bercak, Lumba – lumba gigi kasar, Lumba – lumba hidung botol Indo-Pasifik, Lumba – lumba hidung

Kanguru Pohon

kanguru pohon
Keberadaan kanguru pohon kini menjadi kian langka sehingga membutuhkan upaya perlindungan pemerintah

Jenis kanguru pohon (Dendrolagus) banyak sekali terdapat di hutan-hutan Papua. Spesies ini merupakan spesies endemik Indonesia, sehingga keberadaannya dipertahankan agar tidak sampai punah. Jenis kanguru pohon yang dilindungi oleh pemerintah antara lain Kanguru Pohon Goodfellow, Kanguru Pohon Wakera, Kanguru Pohon Mantel Emas, Seri’s Tree-kangaroo, dan Kanguru Pohon Nemena.

Owa Jawa

owa
Owa biasa hidup di hutan hujan dan hanya dapat ditemukan di daerah Jawa

Owa adalah salah satu jenis kera dengan warna rambut cenderung gelap. Di Indonesia ada beberapa jenis owa yang terancam punah. Salah satunya yang paling terkenal adalah Owa Jawa (Hylobates moloch), yang merupakan hewan endemik Indonesia.

Di seluruh Indonesia kini diperkirakan hanya terdapat sekitar 1000 ekor owa jawa. Owa ini banyak tersebar di hutan-hutan Jawa Barat. Segala jenis Owa dilindungi di Indonesia karena populasinya yang semakin menurun akibat perburuan dan perusakan hutan. Owa betina hanya melahirkan sekali dalam 2-3 tahun, hal ini menambah buruk proses penambahan populasi Owa.

Kuskus

kuskus
Banyak masyarakat yang menjadikan hewan dilindungi ini sebagai peliharaan dan diperjualbelikan secara ilegal

Kukus adalah salah satu mamalia berkantung seperti kanguru. Hewan ini akan melahirkan anak dalam ukuran kecil dan merawatnya dalam kantong pada bagian depan tubuhnya. Hewan ini merupakan hewan endemik daerah Sulawesi, namun kini keberadaannya semakin jarang ditemui.

Kuskus adalah hewan yang menggunakan ekornya untuk menggantung dan membantunya untuk memanjat dari satu dahan ke dahan lain. Beberapa jenis kuskus yang dilindungi pemerintah antara lain Kuskus Gunung, Kuskus Mata Biru, Kuskus Sutera dan Kuskus Tanah.

Tarsius

tarsius
Hewan ini banyak menghabiskan hidupnya di pohon

Tarsius adalah sejenis primata kecil yang hanya muncul dan beraktivitas saat malam. Mata dari tarsius berbentuk bulat besar yang berguna membantunya untuk melihat di keadaan gelap gulita.

Spesies tarsius merupakan hewan endemik di Sulawesi dan sekitarnya, termasuk wilayah Filipina. yang tidak ditemukan di wilayah lain. Di Indonesia sendiri semua spesies tarsius dimasukkan ke dalam hewan yang dilindungi karena rawan punah. Jenis-jenis tarsius itu antara lain: Tarsius Pigmy, Tarsius Peleng, dan Tarsius Lariang.

Faktor Penyebab Kelangkaan Spesies Hewan

tumbuhan dilindungi
Spesies hewan kini semakin terancam keberadaannya karena ulah manusia yang semakin tidak terkendali

Lebih dari 99% spesies yang pernah hidup di bumi telah punah. Terdapat total 5 kepunahan yang tercatat pernah terjadi berdasarkan penelitian fosil. Kepunahan tersebut disebabkan oleh kejadian geologi dan iklim yang tidak dapat dihindari. Ilmuwan percaya bahwa sekarang ini bumi sedang mengalami kepunahan massal ke-6, yang dilatarbelakangi oleh ulah manusia.

Beberapa ilmuwan mengatakan bahwa kepunahan ke-6 ini telah dimulai sejak awal kemunculan manusia purba pada periode pleistocene. Dikatakan bahwa mereka bertanggung jawab karena telah memburu secara berlebihan mamalia besar seperti mamot. Dari sana, aktivitas manusia semakin mempengaruhi kehidupan spesies lain. Diprediksikan bahwa dalam 100 tahun, kita akan kehilangan setengah dari seluruh spesies yang sekarang masih ada.

Tim kitacerdas telah merangkum beberapa kegiatan manusia yang menjadi faktor penyebab kepunahan hewan yang dapat kamu simak di bawah ini:

1. Degradasi Habitat

Faktor ini merupakan penyebab utama dan yang paling memengaruhi hilangnya beberapa spesies hewan secara signifikan. Deforestasi, penebangan liar, dan kebakaran hutan yang semakin sering terjadi telah menghilangkan ekosistem, habitat, sumber makanan dan bahkan spesies organisme itu sendiri.

Diprediksikan bahwa hutan hujan yang ada sekarang ini akan hilang dalam 100 tahun jika kita tidak menghentikan deforestasi dan kebakaran hutan sesegera mungkin. Tercatat ada 13 hektar hutan telah dikonversi atau dihancurkan. Bayangkan berapa banyak organisme flora dan fauna yang ikut musnah di dalamnya.

Ini akibat ulah manusia yang banyak melakukan deforestasi dengan sengaja untuk tujuan komersial, seperti membuka lahan perkebunan sawit, peternakan, perumahan, hingga jalan tol. Akibatnya, habitat bagi banyak spesies tanaman tersebut hilang.

2. Overharvesting Oleh Manusia

Manusia memanfaatkan hewan untuk kebutuhan pangan, obat-obatan maupun bahan industri. Yang menjadi masalah adalah saat pemanfaatan ini tidak dibarengi oleh rehabilitasi populasi yang dapat menstabilkan jumlah hewan yang diambil. Sehingga beberapa spesies hewan menjadi terancam punah atau bahkan benar-benar punah.

Beberapa spesies yang diburu langsung dari alam bebas juga tidak dapat bereproduksi secara cepat untuk mengembalikan populasi mereka. Sehingga jumlah keberadaannya di alam kian menurun.

3. Polusi

Saat manusia memproduksi zat berbahaya yang dapat mengkontaminasi udara, air dan tanah, ia akan mengganggu metabolisme organisme hidup sehingga mereka tidak mampu untuk beradaptasi dan bertahan hidup.

Polusi air dan tanah seperti merkuri, kadmium, dan pestisida dapat berakibat pada musnahnya jenis tanaman tertentu. Hujan asam akibat polusi udara yang terjadi juga dapat menghancurkan hutan. Tumpahan minyak di laut dapat membunuh hewan dan tumbuhan. Polusi merupakan masalah utama yang mengancam keragaman hayati.

4. Ancaman Spesies Invasif

Manusia seringkali memindahkan spesies suatu organisme dari habitatnya ke tempat lain yang merupakan habitat bagi spesies lain. Memperkenalkan spesies yang bukan native atau spesies invasif bagi ekosistem tersebut akan mengganggu keseimbangan antar spesies di suatu ekosistem.

Akan muncul ancaman pemangsa baru yang nantinya akan berkompetisi dengan pemangsa alami di ekosistem tersebut. Hal ini akan berakibat semakin berkurangnya sumber makanan atau ia malah akan memangsa spesies alami di ekosistem tersebut yang akan berakibat pada terganggunya rantai makanan.

Semakin jauh manusia berusaha untuk mengakses tempat-tempat terpencil, semakin kita membiarkan spesies lain melakukan hal yang sama karena jalan yang kita bangun tadinya merupakan hutan, ekosistem bagi makhluk hidup lain.

5. Perubahan Iklim

Pemanasan global merupakan salah satu faktor lainnya yang meningkatkan ancaman terhadap keberlangsungan hidup hewan. Fenomena ini merupakan peningkatan terhadap temperatur atmosfer dan laut yang lantas menciptakan efek rumah kaca.

Kenaikan suhu bahkan hanya 1 derajat pun dapat berdampak pada kehidupan makhluk hidup. 

Semua faktor di atas bersinergi satu sama lain dalam menyebabkan kenaikan jumlah musnahnya populasi hewan. Seluruh pihak harusnya menganggap serius dan menangani isu ini. Karena kepunahan terhadap makhluk hidup lain dapat mengganggu proses ekologi seperti hancurnya rantai makanan yang juga dapat mengakibatkan kepunahan bagi spesies lainnya.

Apakah artikel di atas memberikan pengetahuan yang berguna bagimu? Tinggalkan pertanyaan dan pesanmu di kolom komentar, serta jangan lupa untuk membagikan tulisan ini ke teman-temanmu, ya!

kukang

Fakta-fakta Unik Tentang Kukang: Hewan Menggemaskan Yang Terancam Punah

Kukang (Nycticebus), atau yang dalam bahasa Inggris disebut dengan Loris, merupakan salah satu jenis primata yang ada di dalam famili Lorisidae, bersama dengan lemur. Ciri khasnya adalah berjalan dengan lambat, bermata besar berbinar, dan biasanya terdapat garis di tubuhnya. Hewan ini memiliki kisaran berat antara 0,375 hingga 0,9 kg dengan panjang tubuh saat dewasa sekitar 19 cm hingga 30 cm.

Secara keseluruhan, terdapat 8 spesies kukang dari genus Nycticebus (slow loris) di seluruh dunia dan 6 di antaranya dapat ditemukan di pulau-pulau Indonesia. Berikut adalah daftar spesies kukang beserta habitatnya:

  1. Nycticebus bancanus (kukang bangka), menyebar di Pulau Bangka dan Kalimantan barat daya.
  2. Nycticebus bengalensis (kukang benggala), menyebar di wilayah India hingga Thailand.
  3. Nycticebus borneanus (kukang kalimantan), menyebar terbatas (endemik) di Pulau Kalimantan bagian tengah hingga barat daya.
  4. Nycticebus coucang (kukang sunda), menyebar di Semenanjung Malaya, Sumatra dan kepulauan sekitarnya.
  5. Nycticebus kayan (kukang kayan), menyebar terbatas di Pulau Kalimantan bagian tengah utara, yakni di sebelah utara hulu sungai Mahakam dan Sungai Rajang, hingga di selatan Gunung Kinabalu.
  6. Nycticebus javanicus (kukang jawa), menyebar terbatas di Pulau Jawa (bagian barat hingga tengah).
  7. Nycticebus menagensis (kukang filipina), menyebar di Pulau Kalimantan bagian utara, termasuk sebagian Kalimantan Timur, hingga ke Kepulauan Sulu di Filipina.
  8. Nycticebus pygmaeus (kukang kerdil), menyebar di Indocina sebelah timur Sungai Mekong: Yunnan, Laos, Vietnam, dan Kamboja.

Jenis kukang dari genus ini memiliki tubuh yang lebih terlihat kekar dan pendek, mata serta telinga yang lebih kecil. Ia juga memiliki corak warna kulit yang berbeda tergantung dari spesiesnya. Jenis ini disebut dengan slow loris karena mereka berjalan lebih lambat dari kerabat mereka, slender loris.

Sedangkan dari genus Loris (slender loris), beberapa spesies di antaranya adalah:

  1. Gray slender loris (Loris lydekkerianus)
  • Highland slender loris (Loris lydekkerianus grandis)
  • Mysore slender loris (Loris lydekkerianus lydekkerianus)
  • Malabar slender loris, (Loris lydekkerianus malabaricus)
  • Northern slender loris, (Loris lydekkerianus nordicus)
  1. Red slender loris (Loris tardigradus)
  • Dry Zone slender loris (Loris tardigradus tardigradus)
  • Horton Plains slender loris (Loris tardigradus nyctoceboides)

Kukang dari spesies gray slender loris memiliki perbedaan perilaku dari red slender loris karena jika gray slender loris lebih suka menyendiri, red slender loris merupakan spesies yang cukup suka berkumpul dengan jenisnya. Di siang hari mereka akan tidur secara komunal di ranting-ranting pohon dan mereka juga gemar melakukan grooming kepada satu sama lain.

Dapat dilihat dari daerah persebarannya bahwa kukang memiliki habitat di tempat beriklim tropis. Di alam liar, ia biasanya dapat ditemukan di hutan hujan ataupun hutan mangrove, beberapa spesies juga dapat ditemukan di perkebunan dan rawa.

Seperti hewan dengan pupil besar lainnya, kukang merupakan hewan nokturnal. Ia akan pergi di malam hari untuk mencari mangsa berupa serangga, cacing, dan hewan kecil lainnya. Sedangkan di siang hari ia akan menghabiskan waktunya untuk tidur.

Fakta Tentang Kukang Yang Tidak Banyak Diketahui

1. Memiliki racun pada gigitannya

Don’t judge a book by its cover” istilah ini mungkin tepat diterapkan kepada hewan kukang. Banyak orang yang menganggapnya hewan lucu, menggemaskan, dan bahkan jinak karena tertipu oleh mata besarnya yang memelas dan tubuhnya yang mungil.

Pada kenyataannya, kukang jenis slow loris merupakan makhluk karnivora pemakan daging yang memiliki racun pada gigitannya, loh! Sebuah hal yang unik dan juga jarang ditemukan pada hewan primata lainnya. Racun di giginya ini sebenarnya berasal dari kelenjar yang berada di lengannya.

Saat ia merasa terancam, ia akan mengangkat kedua lengannya dan menjilat kelenjar tersebut. Lantas cairan dari kelenjar tersebut aktif menjadi racun saat tercampur dengan saliva-nya. Racun ini akan dimasukan ke dalam luka saat kukang slow loris menggigit targetnya. Racun ini juga digunakan saat kukang menjilat (grooming) sesamanya dengan tujuan untuk melindungi mereka dari predator seperti ular, elang, dan bahkan orangutan.

Cairan atau sekresi ini mengandung bahan-bahan yang juga ditemukan pada alergen kuncing namun dapat berubah menjadi berbahaya jika yang terkena gigitannya memiliki alergi terhadap kandungan tersebut. Ilmuwan juga mengatakan bahwa racun ini bekerja seperti anticoagulant yang dapat mencegah luka untuk sembuh lebih cepat atau bahkan menyebabkannya menjadi busuk.

2. Mengeluarkan Bau Untuk Menandakan Teritori

Tidak banyak yang diketahui mengenai struktur sosial di antara spesies ini, namun diketahui bahwa mereka berkomunikasi dengan cara mengeluarkan bau. Kukang merupakan makhluk teritorial, khususnya pada kukang jantan.

Bukan hanya mematikan, dikatakan juga racunnya dapat mengeluarkan bau menyengat yang tidak sedap sebagai salah satu bentuk pertahanan diri. Bau ini sebagai peringatan kepada predator bahwa rasa tubuh mereka tidak enak.

Bau juga digunakan oleh kukang kecil untuk mencari makanan. Biasanya kukang dewasa akan menandai makanan dengan bau mereka agar kukang kecil dapat menemukan makanan yang aman untuk dimakan.

3. Kukang Merupakan Hewan Yang Hampir Punah

Kukang merupakan hewan yang sering diburu untuk dijadikan santapan, obat tradisional, atau dipelihara dan dijadikan koleksi pribadi. Banyak dari spesies kukang yang terancam kepunahan karena perburuan manusia dan perusakan habitatnya.

Hutan yang merupakan habitat bagi banyak spesies kukang kini semakin banyak yang dialihfungsikan menjadi lahan pertanian dan peternakan. Menurut International Union for Conservation of Nature (IUCN), semua spesies kukang kecuali gray slender loris, telah masuk dalam kategori terancam punah.

Bahkan kedua subspesies red slender loris telah diklasifikasikan sebagai hampir punah (endangered) sejak tahun 2004, sedangkan spesies slow loris jawa masuk dalam kategori critically endangered yang artinya beresiko tinggi akan punah sejak tahun 2013.

Di Indonesia sendiri, kukang telah dilindungi oleh hukum Indonesia sehingga memperdagangkannya tergolong perbuatan yang melanggar hukum (ilegal) dan tidakan kriminal.

Di Indonesia kukang sudah dilindungi sejak tahun 1973 dengan Keputusan Menteri Pertanian tanggal 14 Februari 1973 No. 66/ Kpts /Um/2/1973. Perlindungan ini dipertegas lagi dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 7 tahun 1999 Tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa, yang memasukan kukang dalam lampiran jenis-jenis tumbuhan dan satwa yang dilindungi.

Menurut Undang-Undang RI Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya pasal 21 ayat 2, perdagangan dan pemeliharaan satwa dilindungi termasuk kukang adalah dilarang. Pelanggar dari ketentuan ini dapat dikenakan hukuman pidana penjara 5 tahun dan denda Rp 100 juta.

Sedangkan CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of wild fauna and flora) telah memasukan kukang ke dalam appendix I dalam status CITES yang berarti hanya diperbolehkan memperdagangkan kukang yang didapatkan dari penangkaran, dan bukan dari alam liar. Sebelumnya, kukang masuk dalam appendix II CITES yang berarti perdagangan internasionalnya diperbolehkan, termasuk penangkapan kukang dari alam.

Bukan hanya diperjualbelikan, kukang juga seringkali mendapatkan perilaku buruk dari oknum yang gemar memperdagangkan kukang. Untuk menampilkan kesan bahwa kukang itu satwa yang jinak, lucu dan tidak menggigit, seringkali gigi kukang tersebut dicabut dengan menggunakan tang (pengait), tanpa anestesi. Dalam proses pencabutan tersebut gigi kukang sering patah atau remuk dan bahkan menimbulkan luka di mulut yang dapat berpotensi menimbulkan infeksi.

4. Kukang Berbeda Dengan Kuskus

Banyak orang yang masih sulit membedakan antara kukang, lemur, dan kuskus. Meskipun sesama mamalia, mereka merupakan hewan dari famili, genus dan spesies berbeda.

Kukang memiliki bentuk wajah membulat sementara kuskus memiliki ujung hidung meruncing ke depan. Kuskus merupakan hewan berkantung sementara kukang bukan.

Selain itu, tangan dan jari kukang lebih panjang ketimbang kuskus. Ini dikarenakan, kukang merupakan satwa yang menghabiskan hidupnya di atas pohon (arboreal). Sementara, kuskus memiliki ekor yang panjang dan kuat yang berfungsi sebagai alat untuk bergelantungan ketika pindah dari satu dahan pohon ke dahan yang lain.

Berikut merupakan video penjelasan perbedaan antara kukang dan kuskus yang lebih rinci:

Apakah informasi di atas bermanfaat untukmu? Tinggalkan pesan dan pertanyaanmu di kolom komentar, serta jangan lupa untuk membagikan artikel ini ke teman-temanmu, ya!

hewan amfibi

Semua Yang Harus Kamu Ketahui Tentang Hewan Amfibi

Apa yang muncul di pikiranmu saat mendengar kata “amfibi”? Apakah kamu langsung memikirkan spesies hewan tertentu?

Kata amfibi atau yang dalam bahasa Inggris disebut dengan amphibian, berasal dari bahasa Yunani yang merupakan gabungan dari kata “amphi” yang berarti dual, dan “bio” yang berarti kehidupan. Untuk itu, kata amfibi merujuk kepada istilah yang diberikan kepada makhluk hidup yang dapat tinggal di dua lingkungan yang berbeda, air dan darat.

Namun tahukah kamu bahwa ternyata tidak semua amfibi memiliki gaya hidup ini?

Pada kenyataannya, beberapa hewan amfibi ada yang lebih banyak menghabiskan waktu di air atau bahkan 100% akuatik karena tidak melalui proses metamorfosis menjadi hewan dewasa, contohnya adalah axolotls.

Jika mereka dapat hidup di air dan darat, lalu bagaimana caranya mereka bernapas?

Beberapa hewan amfibi ada yang bernapas melalui kulitnya dan beberapa ada yang bernapas dengan paru-paru. Kulit mereka harus tetap basah dan terjaga kelembapannya agar kulitnya dapat menyerap oksigen. Untuk itulah mereka mengeluarkan mukus pada permukaan kulitnya agar tetap lembap. Karena jika kulit mereka kering, mereka tidak akan bisa bernapas dan kemudian mati. Sedangkan kecebong dan beberapa amfibi akuatik memiliki insang layaknya ikan yang mereka gunakan untuk bernapas.

Hewan amfibi memiliki dua jenis kelenjar, yaitu kelenjar mukosa dan kelenjar racun. Kelenjar mukosa berisikan cairan protein yang berfungsi membuat kulit hewan tersebut tetap lembap. Sedangkan kelenjar racun, berfungsi sebagai wadah racun yang digunakan sebagai pertahanan diri.

Seperti halnya reptil, hewan amfibi merupakan hewan berdarah dingin. Karena karakteristik kulitnya, mereka rentan terhadap perubahan cuaca. Jika berada di cuaca yang terlalu panas, sel di tubuh mereka akan rusak. Sedangkan jika berada di cuaca yang terlalu berangin, kulit mereka akan kering lalu mengalami dehidrasi. Karena itulah amfibi merupakan hewan pertama yang terancam mati bila terdapat kerusakan lingkungan. Ini juga alasan mengapa beberapa spesies katak kini telah punah.

Hewan amfibi tidak suka cuaca ekstrem. Pada saat musim dingin terjadi di daerah non-tropis, kebanyakan dari hewan amfibi akan berhibernasi di balik lumpur yang terletak di dasar perairan atau menggali tanah untuk berhibernasi. Beberapa hewan amfibi ada juga yang bersembunyi di antara bebatuan pada musim dingin.

Pada saat-saat tersebut, mereka akan memperlambat metabolisme mereka dan detak jantung mereka juga akan melambat. Mereka bertahan hidup dari persediaan lemak hasil sisa makanan yang telah sebelumnya mereka makan. Bahkan ada beberapa spesies kodok yang dapat bertahan di cuaca beku sekalipun dengan menjaga kadar glukosa di dalam darah mereka agar tetap tinggi. Hal tersebut berfungsi sebagai antifreeze alami.

Beberapa dari bagian tubuh mereka, seperti saluran urinnya, dapat benar-benar membeku. Namun, darah dan organ vital mereka tidak. Jantung mereka dapat berhenti berdetak dan mereka dapat berhenti bernapas, namun saat mereka mencair, organ tersebut akan kembali berfungsi dan mereka akan tetap hidup.

Hewan amfibi memiliki external nares yang terletak di langit-langit mulut mereka yang berguna sebagai indera penciuman. Bagian tubuh ini juga dapat berfungsi untuk membantu bernapas.

Beberapa spesies amfibi, seperti salamander, dapat mengeluarkan feromon yang berfungsi sebagai panggilan saat musim kawin.

Banyak dari hewan amfibi memiliki gigi. Namun, jangan bayangkan kalau gigi mereka sama seperti gigi yang kita punya. Mereka hanya memiliki gigi yang disebut dengan Vomerine yang terletak pada rahang atas mereka. Gigi ini berfungsi untuk menahan mangsa yang mereka tangkap agar tidak dapat lepas dan juga untuk mengoyaknya. Saat makan, hewan amfibi menelan mangsanya secara utuh, inilah kenapa mereka tidak memiliki gigi untuk mengunyah.

Beberapa hewan amfibi juga ternyata beracun, lho! Namun biasanya hanya hewan-hewan dengan warna kulit cerah yang memiliki racun. Hal ini merupakan alat pertahanan diri untuk memperingatkan predator bahwa mereka beracun.

Pengelompokan Hewan Amfibi

Menurut phylogenesis tradisional, hewan amfibi terbagi ke dalam 3 sub-kelas, yaitu:

1. Labyrinthodontia

Hewan-hewan di kelas labyrinthodontia merupakan hewan amfibi yang telah punah sejak 350 hingga 190 juta tahun lalu pada era Paleozoic dan Mesozoic. Fitur unik mereka terletak pada enamel giginya yang memiliki pola seperti labirin.

2. Lepospondyli

Hewan di kelas ini merupakan kelompok kecil dari beragam spesies yang hidup 340 hingga 270 juta tahun lalu pada era Carboniferous hingga awal periode Permian.

3. Lissamphibia

Semua spesies amfibi yang kini masih hidup termasuk ke dalam sub-kelas ini. Karakteristik hewan lissamphibia terletak pada struktur giginya, kulit, dan tempat menyimpan cadangan lemaknya. Secara umum, sub-kelas ini juga memiliki ordo berbeda, yaitu:

Anura (Salientia)

Ordo Anura adalah sekelompok hewan yang saat masih berbentuk larva memiliki ekor dan saat sudah dewasa ekornya perlahan hilang. Terdapat lebih dari 3.400 spesies hewan yang tergolong ke dalam ordo Anura.

Hewan yang masuk kategori ini adalah jenis katak dan kodok. Katak memiliki kulit yang selalu lembap dan saat kecil hidup di air namun saat dewasa bisa hidup di air dan di daratan. Kodok yang mirip dengan katak juga termasuk ke dalam kelompok Anura meski memiliki golongan sendiri dalam sistematika penamaan ilmiahnya.

Apoda

Salah satu jenis hewan Apoda adalah Cecilia, hewan amfibi yang tidak memiliki ekor maupun kaki. Bentuknya mirip dengan cacing, belut, dan ular. Tekstur kulit pada cecilia sangat lembut dan berwarna gelap, namun beberapa jenis dari cecilia ditemukan dengan warna kulit sangat cerah seperti merah dan kuning.

Pada kulit cecilia terdapat sisik-sisik kecil seperti ular yang menutupi tubuhnya yang beruas-ruas. Kulit dari hewan ini dapat menghasilkan racun yang dapat membantunya dalam bertahan hidup dari pemangsanya.

Cecilia memiliki pembuahan internal, berbeda dengan jenis katak yang pembuahannya berada di luar tubuh. Cecilia jantan memiliki organ mirip penis yang disebut Phallodeum. Organ ini akan masuk ke tubuh betina melalui kloaka hingga 3 jam lamanya. Hewan ini banyak sekali ditemukan pada area lembap seperti parit atau pinggir sungai.

Hewan ini termasuk ke dalam ordo Gymnophiona dan tersebar di Asia Tenggara, Amerika Tengah dan Selatan, dan Afrika. Mereka adalah hewan fossorial yang memiliki tentacle sensor yang berfungsi sebagai indera karena ia memiliki kemampuan penglihatan yang lemah.

Caudata

Hewan amfibi jenis ini adalah salamander. Hewan salamander berbentuk menyerupai kadal yang biasanya hidup di darat. Tapi salamander dapat hidup dan bernapas di dalam air. Tubuh salamander memanjang dengan ekor yang cukup panjang tapi kaki yang pendek.

Hewan ini memiliki 550 jenis dan tersebar di seluruh dunia, namun sayang di Indonesia tidak memiliki hewan salamander ini. Hanya jenis katak dan cecilia yang ada. Meskipun jenis ini amfibi namun, beberapa jenis dari salamander ada yang sejak kecil hingga dewasa dominan hidup di air, bahkan tidak pernah ke darat sama sekali. Salamander memiliki keunikan dalam hal regenerasi. Bagian tubuh yang putus pada salamander bisa perlahan-lahan tumbuh lagi menjadi organ yang baru, kemampuan sama seperti yang dimiliki oleh kadal dan cicak.

Metamorfosis Pada Hewan Amfibi

hewan amfibi
Hewan amfibi mengalami apa yang dinamakan dengan proses metamorfosis dalam perkembangannya

Hal menarik lainnya yang dapat diperhatikan dari hewan amfibi adalah siklus perkembangannya mulai dari telur-larva-hewan dewasa.

Larva merupakan tahap di mana hewan amfibi sepenuhnya hidup di air. Mereka bergerak dengan cara berenang. Larva katak dan kodok disebut dengan kecebong. Pada saat kecebong mencapai ukuran tertentu, bagian tubuh dan paru-paru akan mulai tumbuh dan ekor perlahan mulai menghilang. Setelah itu mereka akan mulai melompat atau merangkak keluar dari air pada saat dewasa untuk menghabiskan hidup mereka di darat. Proses inilah yang dinamakan dengan metamorfosis.

Metamorfosis merupakan proses biologis di mana hewan amfibi secara fisik berkembang setelah menetas dari telur. Namun proses ini tidak terjadi pada reptil. Perubahan yang terjadi meliputi struktur pada tubuh hewan melalui pertumbuhan sel dan diferensiasi. Proses metamorfosis biasanya akan diikuti dengan perubahan sumber nutrisi atau perilaku. Sangat sedikit vertebrata yang mengalami proses metamorfosis, namun semua hewan amfibi mengalaminya hingga taraf tertentu.

Pada hewan amfibi, metamorfosis diatur oleh jumlah thyroxine di dalam darah yang dapat membantu menstimulasi terjadinya metamorfosis, dan prolactin yang dapat mencegah efeknya.

Tidak semua hewan melalui tahapan metamorfosis yang sama. Beberapa ada yang mengalami proses metamorfosis sempurna, dan sisanya mengalami proses metamorfosis tidak sempurna.

Metamorfosis sempurna merujuk pada proses perubahan yang terjadi selama hidup hewan tersebut di mana perubahan fisik terjadi secara drastis. Sebagai contohnya katak dan kodok yang melalui fase berupa telur, kecebong, dan katak dewasa yang berbeda antara satu dan lainnya.

Sementara itu, metamorfosis tidak sempurna mengacu kepada perkembangan pada suatu hewan di mana perubahan fisik tidak banyak terjadi. Contohnya adalah pada beberapa serangga seperti nyamuk dan belalang. Tidak banyak perbedaan ditemukan antara bentuk nimfa belalang dan belalang dewasa. Pun demikian dengan kecoa, yang tidak banyak berubah bentuk antara saat masih berupa nimfa dengan kecoa setelah dewasa.

Apa sekarang kamu jadi lebih paham mengenai kehidupan hewan amfibi? Tinggalkan pesan dan pertanyaanmu di kolom komentar serta jangan lupa untuk membagikan tulisan ini ke teman-temanmu, ya!

hewan listrik

Kumpulan Hewan yang Mampu Menghasilkan Listrik

Tahukah kamu banyak hewan di luar sana yang mampu menghasilkan listrik dari dalam tubuhnya? Kebanyakan hewan tersebut memanfaatkan hal itu sebagai mekanisme pertahanan diri dari serangan predator, alat pendeteksi atau alat melumpuhkan mangsa. Lalu apa saja hewan-hewan tersebut dan bagaimana bisa mereka menghasilkan listrik? Simak penjelasan selengkapnya di bawah ini.

Hewan-Hewan yang Dapat Menghasilkan Listrik

1. Belut listrik

belut lsitrik
Meskipun disebut belut listrik, sebenarnya hewan ini bukanlah termasuk belut

Belut listrik, atau Sidat listrik, biasa ditemukan di Sungai Amazon dan Sungai Orinoko dan daerah-daerah sekitar aliran sungai Amerika Selatan. Belut listrik mampu menghasilkan aliran listrik yang cukup kuat hingga membuat mangsanya, biasanya ikan lain, tersengat.

Di dalam tubuh belut listrik, terdapat organ yang memiliki 6000 sel elektrolisis yang dapat menyimpan tenaga listrik layaknya baterai. Saat mereka merasa terancam atau memangsa ikan, sel-sel tersebut akan mengeluarkan listrik secara bersamaan.

Seekor belut listrik dewasa mampu melepaskan kejutan listrik hingga bertegangan 660 volt. Kelebihan dari Sidat Listrik dapat menghasilkan kejutan tanpa lelah selama satu jam dan kemampuannya untuk mengontrol intensitas guncangan atau tegangan listrik mereka.

Kematian manusia yang diakibatkan oleh sengatan belut listrik jarang sekali terjadi. Namun, sengatan tersebut dapat menyebabkan gagal jantung dan kesulitan bernapas yang kemudian dapat beresiko tenggelam. Kejutan seekor belut listrik yang 660 volt itu diyakini sanggup membuat seekor kuda mengalami gagal nafas dan gagal jantung, apalagi manusia.

2. Echidna

echidna
Hewan ini masih berkerabat dengan platypus

Echidna, atau juga biasa disebut babi duri, merupakan hewan yang hanya dapat ditemukan di Australia dan Papua. Echidna dikenal karena keunikannya sebagai salah satu dari sedikit binatang mamalia yang bereproduksi dengan cara bertelur. Namun tidak banyak orang awam yang tau kalau mereka juga memiliki kemampuan mendeteksi medan listrik.

Dengan menggunakan elektroseptor yang terletak di moncongnya, ia mampu mendeteksi medan listrik yang dihasilkan oleh mangsanya (serangga dan cacing), mereka dapat dengan mudah menemukan mangsa di dalam air atau di dalam tanah, sekalipun dalam gelap gulita.

3. Ikan Hidung Gajah

ikan hidung gajah
Ikan hidung gajah hanya ditemukan di Afrika bagian barat dan tengah

Hidung dari ikan ini sebenarnya adalah perpanjangan dari dagu yang memanjang terlihat seolah-olah seperti belalai gajah. Ikan ini dapat hidup di lingkungan air yang gelap dan sangat pekat kandungan tanahnya. Karena kondisi lingkungan hidupnya tersebut, ikan hidung gajah memiliki indra penglihatan yang lemah, akan tetapi ia dapat dengan mudah mencari makan dan bernavigasi dengan kemampuan listriknya.

Kemampuan listrik ikan hidung gajah sangatlah unik dan luar biasa, selain menghasilkan listrik, mereka juga dapat menangkap dan mendeteksi kembali medan listrik yang mereka hasilkan, kombinasi ini menghasilkan kemampuan semacam radar. Secara ilmiah “hidung gajah” yang dimiliki ikan ini disebut Schnauzer Organ. Organ ini sangatlah sensitif.

Dengan bantuan organ tersebut, ikan hidung gajah dapat membedakan antara mangsa hidup atau mati yang bahkan terpendam 2 centimeter di dalam tanah. Mereka juga dapat menggunakan organ Schnauzer Organ ini untuk menentukan jarak dan membedakan berbagai jenis materi, bentuk serta ukuran objek-objek yang ada sekitar mereka.

4. Ikan Pari Elektrik (Stingray)

ikan pari elektrik
Selain sebagai bentuk mekanisme pertahanan, ikan pari elektrik menggunakan listrik untuk melumpuhkan mangsanya

Semua jenis ikan pari memiliki kemampuan untuk mendeteksi medan listrik. Namun ikan pari elektrik tidak hanya dapat mendeteksi medan listrik, melainkan juga dapat menghasilkan listrik melalui sebuah organ berbentuk seperti ginjal yang ada pada ikan pari elektrik.

Mereka menghasilkan listrik utamanya sebagai bentuk perlindungan diri. Jika ada predator yang coba-coba mendekat, di saat itulah ikan pari elektrik akan mengejutkan listriknya. Mereka dapat mengontrol kekuatan kejutan listriknya, mulai dari kejutan kecil hingga kejutan yang cukup besar yang dapat menyebabkan manusia pingsan.

Walaupun jarang, para peneliti sempat menyaksikan bahwa mereka juga menggunakan kemampuan kejutan listrik ini untuk melumpuhkan mangsa, mencari pasangan, hingga berkomunikasi dengan sesama ikan pari listrik.

5. Stargazer

Hewan laut yang tidak banyak diketahui ini memiliki otot mata yang dimodifikasi agar dapat mengalirkan listrik. Aliran tersebut lantas dapat membuat mangsanya terkejut dan tidak dapat bergerak. Selain itu, hal ini juga dijadikan sebagai mekanisme pertahanan.

6. Lebah

Warna dan wangi bunga yang memikat bukan satu-satunya hal yang membuat lebah senang hinggap di bunga. Bunga mampu mengalami perubahan aliran elektrik setelah ada makhluk lain yang menghinggapinya. Jadi dengan mendeteksi medan elektrik tersebut, lebah dapat menentukan apakah sebuah bunga layak dihinggapi atau tidak.

7. Oriental Hornet

Hal ini mungkin akan terdengar aneh, namun oriental hornet mendapatkan kekuatan elektriknya dari matahari. Serangga ini memiliki jaringan kuning khusus yang mampu menyerap cahaya matahari. Ia juga memiliki jaringan cokelat yang dapat membuat tenaga listrik. Serangga ini menggunakan aliran elektrik tersebut sebagai sumber kekuatan.

8. Laba-laba

Laba-laba melapisi jaringnya dengan semacam lem yang mampu menarik partikel yang memiliki medan magnet seperti serangga lain. Daya tarik ini begitu kuat hingga jaring tersebut mampu bergerak maju mengikuti mangsa. Selain itu, jaring tersebut juga mampu menarik polutan, loh. Jadi secara tidak langsung laba-laba dapat membantumu membersihkan ruangan dari debu yang ada.

9. Hiu

Tahukah kamu bahwa hiu memiliki reseptor di moncongnya yang disebut dengan ampullae of Lorenzini? Lalu apa gunanya? Reseptor ini mampu mendeteksi medan elektrik yang dikeluarkan oleh tubuh mangsanya sehingga hiu dapat dengan cepat mendeteksi mereka. Hal ini sangat berguna saat berada di kedalaman laut. Karena mangsa biasanya berada jauh atau dapat berkamuflase dengan lingkungannya.

10. Lumba-lumba Guiana

Lumba-lumba Guiana mungkin terlihat seperti lumba-lumba lainnya yang ramah, lucu dan menggemaskan. Namun jika kamu teliti lebih jauh, kamu akan dapat melihat sisi lain dari lumba-lumba ini.

Hewan ini memiliki semacam kumis di moncongnya yang ternyata mampu mendeteksi medan magnet yang dikeluarkan oleh mangsanya. Seperti halnya hiu, reseptor pada hewan ini memiliki semacam gel yang dapat membuatnya mendeteksi keberadaan mangsa. 

Setiap ujung kumis tersebut dikelilingi oleh pembuluh darah yang terhubung ke saraf trigeminal.

Apakah informasi di atas memberikan pengetahuan yang berguna untuk kamu? Tinggalkan pertanyaan dan pesanmu di kolom komentar, serta jangan lupa untuk membagikan tulisan ini kepada teman-temanmu, ya!